nyasar ke zaman kuno

Dengan jalan yang penuh dengan tergesa-gesa, akhirnya mereka sampai di kediaman pengasingan. tak menunggu lama, jendral Richard langsung masuk kedalam kamar istrinya. Disana ia melihat tabib lino dan pelayan Rita serta pengawal Astra sedang duduk menunggu kesadaran nyonya Catrine. mereka tercengang melihat kedatangan jendral Richard dengan wajah yang penuh dengan kecemasan.

"Tuan...." Ucap mereka serempak dan membungkukkan badannya.

"Mmmm...." Jendral Richard mengibas-ngibaskan tangannya tanda ia menerima hormat mereka. jendral Richard melihat kearah istrinya, ia ingin sekali mendekat. Namun ia harus tahan agar ia bisa melakukan yang terbaik untuk istrinya.

"Bagaimana, apakah terjadi sesuatu pada istriku...?" Tanya jendral Richard. Tabib lino memandang para pengawal Dan pelayan yang ada disana. Mereka paham dan mereka pun segera pamit undur diri. Selepas kepergian para pengawal itu, tabib lino memberikan secarik kertas yang mereka temukan di samping nyonya Catrine.

" Kami menemukan kertas ini disamping nyonya tuan. Di sana mengatakan bahwa nyonya tidak mengidap penyakit menular, tapi sakitnya ini disebabkan oleh racun yang bersarang dalam tubuhnya." Jelas tabib lino. Jendral Ricard mengambil surat itu dan membacanya. Ia cukup terkejut.

"Bagaimana mungkin, tabib karli mengatakan bahwa penyakit nya menular." Bantah Jendra Ricardo. Sementara Jelita tersenyum mendengar penuturan ayahnya. Jelita mendekat kearah ibunya. Ia mengambil koyo yang dilepaskan pada ibunya.

" Ayah, lihat lah koyo ini, bentuk nya hitam pekat setelah digunakan. Maka dapat disimpulkan bahwa ibu memang keracunan." Jelas Jelita sambil memperlihatkan koyo hitam itu pada ayahnya.

"Jelita menemui ayah kemari. karena jeliTa ingin meminta izin kepada ayahnya untuk menjenguk ibu. Karena Jelita sudah lama tidak bertemu dengan ibu." Ucap Jelita, pura-pura merasa sedih agar keinginan nya nanti di penuhi oleh ayahnya.

"Bagaimana kamu yakin nak, kalau ibumu keracunan ?" Tanya jendral Richard.

" Mudah saja ayah. Coba ayah perhatikan ujung jari ibu, baik itu jari tangan maupun kaki. Warnanya hitam kebiru-biruan. Jikalau ibu mengidap penyakit menular. Maka gejala seperti ini tidak akan muncul." Jelasnya pada ayahnya, dan di balas anggukan kepala oleh tabib lino.

"Mohon maaf tuan menyela. Saya setuju dengan apa yang dikatakan oleh nona Jelita. Saya memang dari awal sudah mencurigai bahwa itu bukan penyakit menular. Hanya saja tingkat alkemis saya, Mash rendah. Jauh dibawah tabib karli. jadi saya tidak berani menyangkal" Jelas tabib lino membungkuk.

Tingkat alkemis

Tingkat 1  level  rendah, menengah, tinggi.

Tingkat 2 level rendah, menengah, tinggi.

Tingkat 3 level rendah, menengah, tinggi

Tingkat 4 perunggu

Tingkat 5 perak

Tingkat 6 emas

Tingkat ilahi (tak terhingga).

"Ayah.. aku juga ingin mengatakan, kalau jelita ingin ibu. Dipindahkan ke kediaman nya. Masalah perawatan nya, ayah tidak perlu khawatir. Aku yang akan merawat ibu sampai sembuh. " Ujar Jelita dengan tegas namun sedikit permohonan didalamnya.

Jendral Ricard terkejut dengan ketegasan putri nya. Ia bertanya-tanya mengapa putrinya berubah menjadi seorang gadis yang tegas dan berwibawa. namun tidak bisa dipungkiri bahwa jendral Richard sangat senang dengan perubahan putrinya.

"Apakah kamu yakin nak...? AYah tidak ingin terjadi apa-apa dengan mu.." ucap jendral Richard sambil menatap wajah putrinya dengan penuh kasih sayang.

"Ayah percaya lah padaku. Aku akan melakukan yang terbaik." Ucapnya meyakinkan ayahnya.  tampa pikir panjang lagi, dan tanpa sepengetahuan yang lain. Jendral Richard memenuhi permintaan putrinya.

Dengan izin jendral Richard, nyonya Catrine dipindahkan ke kediaman nya, sementara yang akan merawat nya adalah jelita sendiri dan dibantu oleh tabib lino. di kediaman nyonya Catrine penjagaan di perketat. Tidak ada yang boleh masuk, kecuali jelita dan tabib lino.

***

Ke esoK hari nya.

Pelayan xixi Yuyu dan masuk kedalam kamar  Jelita. TerLihat tokoh utama nya masih setia dibawah selimutnya. Mereka masuk dengan kotak yang mereka bawa ditangan mereka.

Xixi menyiapkan air mandi untuk jelita, setelah itu, ia membangunkannya

"Nona, bangunlah ini sudah pagi. Air mandinya sudah saya siapkan." Ucap xixi sambil menggoyang-goyangkan badan jelita.

🌞🌞🌞