Tiba-tiba pernikahan Raka dan Arumi berakhir setelah 1001 malam berlalu.
“Aku sudah menjalani tugas sebagai suamimu selama 1000 hari bahkan lebih dua hari. Sekarang waktunya mengakhiri pernikahan palsu ini.”
Arumi yang sedang merapikan selimut tertegun, berbalik badan lalu menatap lekat kepada Raka yang tengah berjalan ke arahnya.
“Tidak adakah sedikit pun percikan cinta selama kita bersama ?” tanya Arumi dengan wajah sendu.
Raka tidak menjawab hanya menyerahkan amplop cokelat kepada Arumi yang bergetar menerimanya.
“Jangan mempersulit !” tegas Raka dengan tatapan tajam yang menyakitkan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bareta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menambah Kebohongan
“Perempuan bodoh !” bentak Yongki membuat Thalia makin ciut.
Dengan jantung yang semakin berdebar, Thalia mendekati meja, matanya langsung membelalak saat melihat foto-foto yang dilempar Yongki.
“Darimana Daddy dapatkan semua ini ?”
“4 tahun yang lalu kamu sudah berjanji bukan hanya meninggalkan laki-laki itu tapi selamanya tidak akan pernah punya hubungan apa-apa lagi dengan dia !”
“Aku menepati janjiku Dad.”
Yongki memilih beberapa foto dan menyodorkan kepada Thalia.
“Lalu ini apa ? Kamu berubah pikiran gara-gara kasihan melihatnya tidak berdaya di atas kursi roda ?”
“Aku tidak sengaja bertemu dengannya waktu membesuk Dita di rumah sakit,” bohong Thalia dengan wajah serius.
Yongki tersenyum sinis, “Kamu selalu tambah pintar berbohong setiap kali bersamanya.”
“Aku tidak bohong Dad,” protes Thalia. “Daddy bisa tanya sama Dita.”
“Lalu untuk apa kamu tinggal satu rumah dengan dia ?”
Thalia terdiam, sulit berkelit atau menyangkal karena tahu kalau ayahnya pasti sudah menyelidiki kebenaran foto-foto Thalia di rumah Raka.
“Tidak usah buang waktu dan tenaga untuk memikirkan laki-laki itu apalagi sampai harus berbohong !” tegur Yongki yang sudah hafal dengan sifat puterinya.
“Maakan aku Dad,” ujar Thalia dengan wajah sedih dan kepala tertunduk.
“Aku terpaksa melakukannya karena tidak tega pada istri Raka.”
“Istri ?” Yongki mengernyit. “Dia sudah menikah ?”
Kepala Thalia mengangguk. Melihat ada celah, Thalia memberanikan diri mendekati Yongki dan mengeluarkan jurus manis manjanya untuk meluruhkan hati sang ayah.
Dirangkulnya lengan kekar Yongki lalu dijadikan sandaran kepala sementara wajah Thalia perlahan berubah sedih.
“Aku juga tidak menyangka Raka akan menikah secepat itu Dad. Istrinya bilang usia pernikahan mereka sudah 3 tahun, berarti kurang dari setahun setelah aku pergi, Raka sudah melupakanku.”
Akting Thalia benar-benar sempurna karena sampai mengeluarkan air mata membuat sikap keras Yongki pelan-pelan melunak.
Meski tahu kebiasaan Thalia, pria berbadan tinggi besar itu tidak bisa menahan rasa iba setiap kali melihat airmata putrinya.
“Raka belum lama mengalami kecelakaan Dad, bukan hanya kakinya yang lumpuh tapi ingatannya juga terganggu. Dokter menyarankan supaya Raka ditemani orang-orang yang cukup dekat dengannya di masa lalu.”
“Lalu istrinya minta kamu tinggal bersama mereka ? Apa laki-laki itu masih mengingatmu ? Atau jangan-jangan istrinya berniat menjadikanmu gundik suaminya,” sinis Yongki.
“Aku bersedia membantu bukan demi Raka tapi kasihan pada istrinya.”
“Yakin ? Firasat daddy mengatakan kamu masih mencintai dia.”
Thalia menggeleng sambil bergelayut manja.
“Untung daddy memaksaku pergi ke Perancis. Di sana pikiranku akhirnya terbuka dan aku punya banyak kesempatan untuk belajar tentang sifat banyak laki-laki dan kesulitanku hanya satu.”
Yongki menoleh dengan alis berkerut. “Kesulitan apa ?”
“Menemukan calon suami yang sempurna seperti daddy,” sahut Thalia sambil mengerling membuat Yongki tertawa lalu mencium kening putrinya.
“Kamu selalu bisa meluruhkan hati Daddy yang keras jadi tidak akan ada laki-laki yang bisa menolak pesonamu, sayang.”
“Daddy is the best !”
Ruang kerja Thalia kembali terbuka setelah terdengar ketukan 3 kali.
Via, asisten Thalia mempersilakan pria tampan yang berdiri di belakangnya untuk masuk.
“Selamat siang Om Yongki,” sapa Roni dengan sopan.
Siang ini pria itu tidak mengenakan setelan jas malah terlihat lebih santai karena pakaiannya hanya celana jeans dan kaos polo berwarna krem, sangat kontras dengan kulitnya yang putih bersih.
Dilihat dari sisi manapun Roni lebih unggul dibandingkan Raka. Selain tubuh idealnya, ketampanan dan penampilan Roni yang selalu dibalut merek ternama membuat pria itu bagaikan gula yang dikerubuti wanita-wanita cantik dari kalangan atas.
Thalia adalah salah satu penggemarnya tapi sayang Roni tidak tertarik menjalin hubungan dengan kaum hawa.
Perkenalan Thalia dan Roni terjadi 7 tahun yang lalu. Waktu itu perusahaan Yongki mengelar acara untuk para dealer dan Roni dipercaya sebagai penanggungjawabnya.
Roni yang baru beberapa bulan bekerja memang memiliki kemampuan di atas rata-rata. Bukan hanya kepintaran dan prestasi di atas kertas, latar belakang keluarga Roni yang berasal dari keluarga berada membuat Yongki langsung memberikan tempat spesial bahkan berniat menjodohkannya dengan Thalia.
Dua tahun menjadi pegawai tetap, Roni diberi posisi cukup penting sebagai wakil direktur marketing dan membantu Anggara, kakak kandung Thalia.
Bukan hanya membantu anak tertua Yongki, beberapa kali Roni pernah ditugaskan untuk mengunjungi Thalia di Perancis dan menjadi satu-satunya pria yang diperbolehkan Yongki dekat dengan putri semata wayangnya.
Sayangnya setahun lalu Roni mengundurkan diri dari perusahaan karena diminta membantu mengembangkan usaha milik keluarganya sendiri tapi hubungan dengan Yongki dan anak-anaknya masih terjalin dengan baik.
“Ada janji kencan dengan Thalia ?” ledek Yongki yang masih berharap Roni bisa jadi menantunya.
“Kalau diijinkan sama Om,” sahut Roni sambil tertawa.
“Kalau begitu Om pulang dulu, titip bocah nakal yang sukanya merepotkan kamu,” ujar Yongki sambil menepuk bahu Roni saat mereka bersisian.
“Aku sudah bukan bocah lagi !” protes Thalia dengan wajah cemberut.
Yongki malah tertawa dan mengangkat tangannya sebelum menghilang di balik pintu.
“Tumben banget siang begini kamu kemari,” cibir Thalia pada Roni yang mengikutinya ke arah meja kerja.
“Foto-foto apa ini ?”
Bukannya menjawab pertanyaan Thalia, Roni mengambil beberapa foto yang masih berserakan di atas meja dan mengamatinya dengan seksama.
“Sudah kuduga kalau om Yongki tidak akan membiarkanmu lepas dari pengawasannya. Bicaranya boleh keras tapi hati kecilnya tidak akan membiarkan putri kecilnya susah mencari uang untuk menghidupi dirinya sendiri.”
“Bukan orang suruhan daddy yang mengambil foto/foto itu. Ada yang mengawasiku diam-diam dan sengaja mengirimkannya pada daddy.”
“Darimana kamu tahu ?” cibir Roni sambil tertawa pelan.
“Daddy bukan orang yang pintar bersandiwara. Kemarahannya tidak dibuat-buat apalagi wajahnya sampai merah karena terlalu marah.”
“Kalau begitu segera tinggalkan rumah itu dan lupakan semua keinginanmu soal Arumi.”
“Tapi Arumi tidak mengijinkan aku pergi begitu saja. Dia bilang aku akan berurusan dengan hukum kalau pergi sebelum ingatan Raka kembali.”
Roni menghela nafas, wajahnya mulai kelihatan kesal. “Aku bisa membantumu kalau mau. Aku pastikan Arumi akan melepaskanmu tanpa syarat apa-apa.”
Thalia diam sejenak seperti sedang berpikir, mungkin sedang mempertimbangkan saran Roni.
“Aku tidak akan menyerah secepat ini. Setidakny a tunggu sampai 3 atau 4 bulan lagi.”
“Terlalu lama ! Sepertinya kamu masih cinta sama Raka.”
Thalia malah menyeringai licik, tidak peduli dengan kekesalan Roni.
“Tiba-tiba ide brilian muncul di kepalaku yang pintar ini,” ujar Thalia dengan wajah bangga.
Roni mencebik lalu mengangkat kedua bahunya sebagai pernyataan kalau ia tidak yakin dengan ide Thalia.
“Aku akan menjalankan peranku sebagai istri yang baik di mata Raka hingga membuatnya kembali jatuh cinta dan tergila-gila padaku setengah mati.”
“Lalu apa efeknya buat Arumi.”
“Aku akan buat Arumi menyesal karena sudah melibatkan aku. Sepertinya dia belum sadar kalau aku bisa menjadi musuh dalam selimut baginya.”
Roni hanya menggeleng-gelengkan kepala sambil menghela nafas panjang.
raka msih shat tp udh d blng mninggal....mndingn blik lg deh kl msih sling cnta,jgn gngsi yg d gdein...
stlh psah,bru mrsa khilangn....cma bs "s'andainya"....tp ingt,dlu kn raka bnci bgt sm arumi....mlah lbh mlih s ulat bulu drpd istrinya....kl skrng mnysal,nkmti aja....😝😝😝
ga sbr nunggu mreka dpt hkumn stimpal....
Arumi msih pduli trnyta....enth krna msh punya prsaan atw krna hti nurani....
bkannya tnggung jwb,mlah kbur...
enk bgt dia bs bbas skian thn,sdngkn kluarga krban mndrta krna khilngn orng2 yg d cntainya......mga dia jg mrasakn skit yg sma....