NovelToon NovelToon
Takdir Rahim Pengganti

Takdir Rahim Pengganti

Status: sedang berlangsung
Genre:One Night Stand / Ibu Pengganti / Percintaan Konglomerat / Crazy Rich/Konglomerat
Popularitas:8.8k
Nilai: 5
Nama Author: Larass Ciki

Julia (20) adalah definisi dari pengorbanan. Di usianya yang masih belia, ia memikul beban sebagai mahasiswi sekaligus merawat adik laki-lakinya yang baru berusia tujuh tahun, yang tengah berjuang melawan kanker paru-paru. Waktu terus berdetak, dan harapan sang adik untuk sembuh bergantung pada sebuah operasi mahal—biaya yang tak mampu ia bayar.

Terdesak keadaan dan hanya memiliki satu pilihan, Julia mengambil keputusan paling drastis dalam hidupnya: menjadi ibu pengganti bagi Ryan (24).

Ryan, si miliarder muda yang tampan, terkenal akan sikapnya yang dingin dan tak tersentuh. Hatinya mungkin beku, tetapi ia terpaksa mencari jalan pintas untuk memiliki keturunan. Ini semua demi memenuhi permintaan terakhir kakek-neneknya yang amat mendesak, yang ingin melihat cicit sebelum ajal menjemput.

Di bawah tekanan keluarga, Ryan hanya melihat Julia sebagai sebuah transaksi bisnis. Namun, takdir punya rencana lain. Perjalanan Julia sebagai ibu pengganti perlahan mulai meluluhkan dinding es di

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Larass Ciki, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 25

Sudah tiga minggu berlalu, dan Ryan belum juga datang bersama Noel. Setelah hari itu, dia hanya mengirimkan barang-barang dan pakaianku agar aku bisa menetap di sini. Aku merasa seolah-olah waktu berjalan begitu lambat, menunggu sesuatu yang tak kunjung datang. Aku terus bertanya-tanya apa yang sedang terjadi. Dia tidak memberi penjelasan atau memberiku nomornya. Aku hanya duduk menunggu di sini, dengan pikiran yang semakin kacau. Aku tidak tahu harus menunggu berapa lama lagi, atau apakah aku akan pernah mendapat penjelasan darinya. Dia menghilang begitu saja seperti tiga tahun lalu.

Aku merasakan kebodohanku semakin besar. Aku yang percaya padanya dan memutuskan untuk tinggal, menunggu kepulangannya. Bahkan anakku, Noel, tidak pernah kutemui selama berbulan-bulan. Aku menatap foto-fotonya di rumah ini, mengingat saat-saat ketika dia masih kecil, dan aku merasa ada yang hilang. Seharusnya aku pergi saja dari sini. Mengapa aku harus tinggal menunggu seseorang yang mungkin sudah tidak peduli lagi? Mungkin dia sibuk dengan pekerjaannya, atau malah ada alasan lain yang tidak kuketahui. Tetapi, tiga minggu penuh tanpa kabar darinya, itu terasa terlalu lama. Itu sudah lebih dari sekadar kesibukan pekerjaan. Dia jelas menahan diriku di sini, tanpa alasan yang jelas.

Aku menarik napas dalam-dalam, berusaha menenangkan diri. “Urgh… jangan pikirkan itu,” gumamku pada diri sendiri. Aku lalu meraih tas dan mulai bersiap-siap meninggalkan apartemen ini. Langkahku terasa berat, namun aku tahu aku harus keluar dari sini, meski tidak tahu ke mana harus pergi.

Begitu keluar dari gedung, aku berjalan menuju jalan raya, berharap bisa mendapatkan taksi yang akan membawaku pulang. Tetapi, ketika langkahku baru beberapa meter, sebuah mobil berhenti tepat di depanku. Seorang pria dengan setelan rapi keluar dari mobil tersebut dan mendekat ke arahku.

“Nona Kennedy. Nyonya kami ingin bertemu dengan Anda. Silakan masuk ke mobil,” kata pria itu dengan nada sopan, matanya yang tajam memandangi diriku. Tapi aku merasa tidak ada yang aman tentang tawaran ini. Aku bahkan tidak mengenal nyonya yang dimaksud.

“Maafkan aku,” jawabku, mencoba menahan langkah untuk pergi. Tetapi begitu aku berbalik, aku mendengar suara pintu mobil terbuka, dan langkah kaki mendekat.

“Julianna. Sudah hampir empat tahun,” suara seorang wanita yang sangat kukenal, membuatku berhenti seketika. Aku tidak percaya, tapi begitu aku menoleh, aku melihat sosok wanita yang selalu membuatku merasa tidak nyaman. Jadi dia adalah nyonya yang dimaksud. Aku tersenyum dingin dan berbalik menghadapnya. Wanita yang selalu menaruh hinaan di kata-katanya.

“Kenapa kau masih di sini, Julianna? Kamu cantik sekali. Pantas saja perhatian cucuku tertuju padamu,” katanya dengan senyum licik, matanya mengamati tubuhku dari atas hingga bawah, seperti mengevaluasi barang dagangan. Aku tidak tahu harus merasa marah atau jijik dengan tatapannya.

“Jadi, Nyonya Winston, Anda memuji saya karena berhasil menarik perhatian cucu Anda?” balasku dengan sengaja menggigit lidah. Senyumnya perlahan menghilang, berganti dengan ekspresi dingin yang semakin menunjukkan kebenciannya.

“Kau pikir wanita kotor sepertimu pantas bersama tuan muda keluarga Winston?” kata wanita itu, matanya berbinar penuh kebencian saat melangkah mendekat. Aku tidak bisa lagi menahan diri untuk tidak membalas.

“Kalau begitu, mengapa Anda tidak memberitahu cucu Anda bahwa saya ini kotor?” jawabku, mengangkat alis, melihatnya terhenti di hadapanku.

Dia tersenyum sinis, dan nada suaranya semakin tajam. “Julianna. Kau tahu Ryan hanya mempermainkanmu, kan? Dia tidak pernah menganggapmu serius. Apakah kau jatuh cinta padanya?” serangnya.

Apakah aku mencintainya? Tidak, aku berusaha menepis perasaan itu. Tapi kata-katanya membuat hatiku terhimpit, mengingat kembali semuanya—semua kenangan yang tak kunjung terlupakan. Benarkah dia hanya mempermainkanku?

“Kurasa kau sudah jatuh cinta padanya. Kasihan sekali kamu, Julianna. Kau tahu, Ryan sudah bersiap untuk pernikahannya. Dia akan menikah dengan wanita yang lebih layak untuk menjadi ibu Noel. Bukan wanita kotor sepertimu,” katanya dengan tawa kecil, seolah menunggu reaksiku.

Hatiku terasa terhimpit mendengar kata-katanya. Apakah itu benar? Tidak, itu tidak bisa terjadi. Ryan pernah berkata padaku bahwa kita akan hidup bersama, kita akan membesarkan Noel bersama-sama. Bagaimana mungkin dia berubah begitu saja?

Wanita itu membuka tablet di tangannya, memperlihatkan sebuah foto yang membuat dadaku terasa sesak. Di dalam foto itu, Noel digendong oleh seorang wanita, dan Ryan tersenyum bahagia di sampingnya. Aku bisa melihat betapa bahagianya mereka, tetapi hatiku terasa robek. Apa yang salah dengan semuanya? Seharusnya aku ada di sana, bukan wanita itu.

“Kecewa? Oh, pasti sakit melihat anakmu menerima wanita lain sebagai ibunya, kan? Aku turut berduka cita, Julianna. Kau sudah menderita saat melahirkan Noel, tetapi inilah yang kau dapatkan,” ujar wanita itu dengan pura-pura simpatik, namun senyumannya menyeringai penuh kebanggaan.

Aku berusaha menahan air mata yang hampir menetes. “Tidak, Nyonya Winston. Saya yakin, Noel akan selalu mengenali wajah ibunya. Itu darah daging saya, dan tak ada yang bisa mengubah itu. Selamat tinggal,” ujarku dengan suara penuh tekad, berbalik pergi tanpa menoleh lagi.

Setelah itu, aku kembali naik taksi menuju rumahku. Begitu sampai, aku mengunci pintu dan melangkah ke dalam rumah dengan hati yang penuh keraguan. Rumah ini, yang dulu penuh dengan kenangan indah, kini terasa seperti penjara. Kenangan-kenangan yang ada di setiap sudut rumah ini semakin membebani pikiranku. Aku melangkah ke kamar Noah, berbaring di tempat tidurnya yang masih tertata rapi, dan mengambil buku catatannya dari tas. Aku membukanya dan membaca catatan-catatan yang dia tulis untukku, satu per satu.

‘Juli, bangunkan aku lain kali kau datang menemuiku. Jangan pergi tanpa membiarkanku menemuimu.’

Aku menatap kalimat itu dengan mata yang berkaca-kaca, merasakan betapa beratnya perasaan yang kutahan selama ini. Aku mengenang kembali saat-saat terakhir melihatnya—waktu yang terasa begitu singkat. Aku menyesal tidak bisa berada di sana untuknya, tidak bisa menghabiskan lebih banyak waktu bersama anakku. Semua ini terjadi karena aku. Aku merasa seperti telah mengecewakan setiap orang yang aku cintai, terutama Noah. Aku menghela napas panjang, lalu menutup buku itu perlahan, merasakan betapa sakitnya meninggalkan semuanya di belakang.

Ryan

Sial. Tiga minggu sudah berlalu, dan aku belum juga bisa menemui Julianna. Noel terus menangis, memintaku untuk membawanya ke ibunya. Tetapi aku terhalang oleh nenek. Dia seperti mengawasi setiap langkahku, bahkan menyuruh orang untuk mengikutiku. Aku tahu ada sesuatu yang aneh, dan aku merasa sudah saatnya mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi.

Aku meminta Chris untuk menyelidiki apa yang nenek lakukan padanya empat tahun lalu, karena ada sesuatu yang tidak beres. Mengapa Julianna takut pada nenekku? Mengapa dia berusaha menyembunyikan hubungannya denganku?

“Ayah...” Noel memanggilku, suaranya bergetar. Aku menatap wajahnya yang penuh harap.

“Kapan aku bisa bertemu ibu? Aku sangat merindukannya.”

Hati kecilku teriris mendengarnya. “Sebentar lagi, Sayang. Ayah janji akan membawamu menemui ibu.” Aku mencium keningnya, berusaha menenangkan hatinya.

Namun, pertanyaan berikutnya membuat darahku mendidih. “Ayah, benarkah yang dikatakan nenek? Ayah akan menikah dengan bibi Natasha, dan dia akan menjadi ibuku?”

Kata-kata itu membuatku marah, lebih dari yang bisa kubayangkan. Aku sudah menjelaskan berkali-kali padanya, tetapi nenek terus menyebarkan kebohongan.

Tidak, Natasha tidak akan pernah menjadi ibu Noel. Aku harus bicara dengan nenek dan bertanya apa yang sebenarnya terjadi.

Aku membawa Noel ke kamarnya untuk tidur, menunggu sampai dia terlelap sebelum akhirnya menuju ke ruang nenek.

“Nenek,” panggilku dengan suara berat. Kakek dan nenek menatapku tanpa berkata apa-apa. Aku tidak peduli lagi dengan apa yang mereka pikirkan. “Apakah nenek memberitahu Noel bahwa Natasha akan menjadi ibunya?”

Wajah nenek langsung berubah pucat, dan aku bisa merasakan ketegangan di udara.

1
Blu Lovfres
mf y thor jangan bikin pembaca bingung
julian demi adiknya, kadang athor bilang demi kakaknya🤦‍♀️🤦‍♀️🤦‍♀️🤦‍♀️🤦‍♀️
y illahi
Blu Lovfres
sedikit bingung bacanya
dialog sma provnya
dn cerita, susah di mengerti jdi bingung bacanya
Blu Lovfres
kejam sangat kleuarga nenek iblis
ga mau kasih duit, boro" bantuan
duit bayaran aja, aja g mau ngasih
,mati aja kalian keluarga nenek bejad
dn semoga anaknya yg baru lair ,hilang dn di temukan ibunya sendiri
sungguh sangat sakit dn jengkel.dn kepergian noa hanya karna uang, tk bisa di tangani😭😭😭
Aono Morimiya
Baca ceritamu bikin nagih thor, update aja terus dong!
Muhammad Fatih
Terharu sedih bercampur aduk.
Luke fon Fabre
Beberapa hari sudah bersabar, tolong update sekarang ya thor!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!