NovelToon NovelToon
Heroes

Heroes

Status: sedang berlangsung
Genre:Identitas Tersembunyi
Popularitas:44.5k
Nilai: 5
Nama Author: Ichageul

Agam menyusup ke dalam organisasi rahasia bernama Oscuro. Sebuah organisasi yang banyak menyimpan rahasia negara-negara dan juga memiliki bisnis perdagangan senjata.

Pria itu harus berpacu dengan waktu untuk menemukan senjata pemusnah masal yang membahayakan dunia. Apalagi salah satu target penyerangan adalah negaranya sendiri.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ichageul, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Dokter Arogan

“Dia adalah teroris. Dia yang sudah menyebabkan semua kekacauan di sini. Kamu tidak perlu menolongnya. Lebih baik kamu tolong anggota ku yang terluka,” ujar Ortega seraya menunjuk Rene.

“Aku tidak peduli dia teroris atau pahlawan. Selagi masih ada peluang, aku akan berusaha menyelamatkannya. Aku ini dokter, tugas ku menyelamatkan nyawa. Tenang saja, luka anggota mu tidak parah.”

Ortega terdiam sambil memendam kekesalan. Liam mulai menangani pria yang mulai kehilangan kesadarannya. Dokter itu menepuk pelan pipi pria yang tertembak.

“Hei.. sadarlah, siapa nama mu?”

“Kwame,” jawab pria itu dengan suara lemah.

“Kamu harus tetap sadar. Aku akan berusaha menghentikan pendarahan mu.”

Liam menuangkan cairan saline ke luka tembak pria itu. Dia menaruh kasa untuk menutup luka tersebut. Kemudian melihat pada Agam.

“Tekan luka orang ini. Tapi pakai dulu sarung tangan.”

Agam mengenakan sarung tangan lalu menggantikan tangan Liam yang sejak tadi menekan luka. Kemudian pria itu mulai memasangkan infusan ke tangan teroris tersebut.

“Apa kamu bisa membawanya ke rumah sakit?” Liam melihat pada Agam,

“Ya.”

“Oke, bawa dia. Aku akan ikut bersama mu. Dan bawa dia juga,” Liam menunjuk pada Rene.

Max dan Ilsa langsung membantu tanpa diminta. Max menghentikan kendaraan di dekat Agam. Bersama dengan Liam, pria itu mengangkat tubuh teroris itu lalu memasukkannya ke bak belakang mobil. Sementara Ilsa membantu Rene berjalan menuju mobil. Liam ikut naik ke belakang mobil bersama Agam.

“Kwame, apa golongan darah mu?”

“B.”

“Oke. Bertahanlah.”

Liam mengambil ponselnya lalu menghubungi perawat wanita yang tadi bersamanya. Tak butuh waktu lama, panggilannya langsung terjawab.

“Ais, apa kalian sudah sampai?”

“Sudah, dok.”

“Siapkan darah A positif untuk Fahad, lalu siapkan darah B untuk pasien yang sedang dalam perjalanan bersama ku. Apa ruang operasi sudah siap?”

“Sudah, dokter. Dokter anestesi sudah standby. Tapi dokter Nasir sedang tidak bertugas.”

“Ada dokter siapa di sana?”

“Tidak ada, dok. Tidak ada dokter bedah lagi yang bertugas.”

“Oke, aku akan menangani keduanya. Minta Jalal untuk bersiap.”

“Baik, dok.”

Panggilan di antara keduanya berakhir. Liam menyugar rambutnya kasar. Ada tiga pasien yang membutuhkan operasi segera, namun dokter bedah hanya ada dirinya seorang. Tanpa sengaja pandangannya terarah pada Kwame. Pria itu sudah tidak sadarkan diri.

“Hei Kwame, bangunlah!”

Liam menepuk-nepuk pipi Kwame, namun pria itu tetap bergeming. Liam menempelkan dua jarinya di leher Kwame kemudian menempelkan telinganya ke dada pria itu.

“Sh*t, jantungnya berhenti berdetak.”

Dokter beda itu segera berdiri dengan lututnya tepat di samping Kwame, dia menaruh kedua tangannya dengan posisi bertumpu di atas dada Kwame, kemudian menekannya secara berirama, untuk memberikan kompresi.

“Tolong ambil defibrillator dari tas ku,” titah Liam pada Agam.

Bergegas Agam mengeluarkan sebuah alat kejut jantung berukuran kecil dengan warna merah. Liam memang kerap membawa AED atau Automated External Defibrilator di tasnya. Pria itu membuka pakaian Kwame kemudian memasangkan bantalan ke tubuh pria itu. Semua diminta menjauhkan tangan dari Kwame, lalu pria itu memijat tombol shock.

Detakan jantung Kwame belum kembali. Liam meminta Agam melakukan kompresi, sementara dia mengatur kembali AED. Dia memasukkan angka 150 joule. Setelah daya terisi, dia meminta Agam menghentikan kompresi dan pria itu menekan tombol shock. Upaya kali ini masih belum membuahkan hasil.

Agam kembali melakukan RJP, Liam menaikkan volume ke 200 joule. Setelah daya terisi, pria itu kembali menekan tombol shock. Dia menempelkan telinganya ke dada Kwame. Sekarang Liam yang mengambil alih melakukan RJP.

Keringat sudah bercucuran di kening Liam, namun pria itu tidak berhenti melakukan kompresi. Ketika mobil sampai di depan rumah sakit, barulah pria itu menghentikan kompresi. Dia terduduk dulu sebentar untuk memulihkan tenaganya.

“Waktu kematian pukul 14.26,” ujar Liam pelan.

Pria itu segera turun dari mobil lalu bergegas memasuki rumah sakit. Dia sudah kehilangan satu pasien dan tidak mau kehilangan lagi. Agam membantu Ilsa memapah Rene. Pria itu segera dibawa ke UGD. Seorang dokter yang bertugas segera mendekat kemudian memeriksa luka Rene.

“Aku akan membersihkan luka mu. Tapi selanjutnya kamu akan masuk ruang operasi. Aku tidak bisa mengeluarkan peluru mu. Hanya dokter bedah yang boleh melakukannya.”

“Kalau begitu bawa aku ke ruang operasi.”

“Hanya ada dua ruang operasi di rumah sakit ini, dan dua-duanya sedang dipakai. Dan hanya ada dokter Liam saat ini. Jadi kamu harus menunggu.”

“Apa?”

“Tenanglah, peluru mu itu masih jauh dari jantung. Kamu tidak akan mati,” ceplos Agam.

Dokter yang menangani Rene tidak bisa menahan senyumnya mendengar ucapan Agam, begitu pula dengan Ilsa. Sementara Rene hanya mendengus kesal. Dia terpaksa harus menahan sakit lebih lama karena harus menunggu Liam selesai mengoperasi dua pasien lainnya.

***

Hampir empat jam lamanya Liam berkutat di ruang operasi. Dia harus bolak-balik dari ruang operasi satu ke ruang operasi dua. Akhirnya pria itu bisa menyelamatkan Fahad dan anak yang tertembak. Usai mengoperasi dua pasien, Liam juga menangani Rene. Peluru di paha pria itu sudah dikeluarkan dan lukanya dijahit. Sekarang Rene sedang beristirahat di ruang rawat.

Sambil membawa botol minuman dingin di tangannya, Liam mendudukkan dirinya di kursi yang ada di lobi rumah sakit. Pria itu menghabiskan minumannya, kemudian melempar botol bekas ke tempat sampah.

“Nice shot,” ujar Ortega ketika melihat botol masuk tepat ke dalam tempat sampah.

Pria itu berjalan mendekati Liam lalu mengambil kursi di depan pria itu. Dipandanginya sejenak pria di depannya. Dilihat sekilas, Liam seperti bukan seorang dokter. Kulitnya sedikit gelap, mungkin karena paparan matahari di daerah panas ini. Jambang tipis juga memenuhi rahangnya. Wajahnya tampan, tapi sifatnya gahar, lebih mirip seorang anggota militer dibanding dokter.

“Siapa nama mu?” tanya Ortega.

“Liam.”

“Dokter Liam, terima kasih sudah menyelamatkan anggota tim ku.”

“Itu sudah kewajiban ku. Tidak perlu berterima kasih.”

“Apa kamu bertugas di sini?”

“Secara resmi tidak. Aku adalah dokter relawan. Aku sering berkeliling di kota Sudan, memberikan perawatan pada yang membutuhkan.”

“Tapi staf di sini sepertinya mengenal mu.”

“Aku sering bertugas di sini.”

“Apa kamu tahu Oscuro?”

“Tidak. Apa aku harus tahu?”

“Tidak.”

Ortega menggelengkan kepalanya pelan. Setelah Mario alias Agam, sekarang dia kembali berhadapan dengan orang arogan lainnya. Sialnya kedua orang itu memang memiliki kemampuan yang membuat mereka bersikap arogan.

“Oscuro adalah organisasi yang kubangun. Kami menyediakan jasa tentara bayaran untuk membantu orang yang membutuhkan. Kami juga yang menjaga keamanan kota ini. Belum lama ini, dokter bedah yang bekerja dengan ku terbunuh oleh teroris. Apa kamu bersedia bekerja dengan Oscuro?”

“Tidak,” jawab Liam cepat tanpa berpikir lebih dulu.

“Jangan langsung menolak. Aku akan memberikan gaji tinggi untuk mu.”

“Aku tidak suka terikat dengan instansi atau organisasi. Kamu tahu kenapa? Karena mereka terlalu banyak aturan dan yang paling membuat ku muak, mereka membuat aturan yang terkadang bisa membahayakan nyawa orang. Lebih baik kamu cari dokter lain.”

“Tidak ada aturan di Oscuro. Kamu bebas melakukan apapun. Bahkan kamu bisa tetap mengobati pasien yang kamu mau. Kami akan menyediakan semua kebutuhan mu, peralatan medis, obat-obatan untuk mendukung tugas mu. Dan kamu bisa menggunakannya untuk menolong semua orang yang mau kamu bantu. Kamu tidak harus selalu berada di Oscuro, tapi ketika kami sedang menjalankan misi penting, kamu harus siap sedia.”

“Bagaimana kalau aku sedang berada di kota lain?”

“Kami akan menjemput mu dengan helikopter.”

“Berapa gaji yang kamu tawarkan?”

“US$15.000.”

***

Diterima ngga ya sama Liam?

Ini penampakan dokter Liam versi ku

1
Ria alia
Waah waah ada c rewel ga dmna2 ya ngeselin bngt 🤦‍♀️
dewi rofiqoh
Wah belum apa-apa sudah ada yg mau menghabisi anggota baru
sakura hanae @ mimie liyana❤️
Wah wah.... Ada drama Palestine dan Israel ini
choowie
liam tuh perawat kamu bantuin
choowie
diih siapa elu
choowie
bagus gak ada kata senior junior...tapi skill
☠ᵏᵋᶜᶟAnnelieseᵇᵃˢᵉ
nah loh 😂 selalu menganggap remeh kemampuan orang lain hanya karena lebih senior 😂
choowie
berati teman agam juga ya
choowie
kirain Ortega yg sudah membunuhnya
☠ᵏᵋᶜᶟAnnelieseᵇᵃˢᵉ
siapa ya teman Ayumi yg sudah membantunya
☠ᵏᵋᶜᶟAnnelieseᵇᵃˢᵉ
kode imma buat Ayumi nih 😂
☠ᵏᵋᶜᶟAnnelieseᵇᵃˢᵉ
tapi semoga saja masih hidup ya dan ada yg menolongnya
☠ᵏᵋᶜᶟAnnelieseᵇᵃˢᵉ
klo iya Ferdy tuh Duta kasihan banget ya dia meninggal tanpa keluarganya tahu dia dimana kuburannya
@◌ᷟ⑅⃝ͩ●ꨄIႶძiჁმᦗ●⑅⃝ᷟ◌ͩ☘𝓡𝓳
kesan pertama jd member Oscuro di-re-meh-kan sama member lama🤭
𝕸𝖆𝖗𝖞𝖆𝖒🌹🌹💐💐
waduh...
🇮🇩2Z◌ᷟ⑅⃝ͩ●🤎⃟dí́ժαհᄂ⃟ᙚ🥑⃟𝐐⃟
AQ rasa sesuai Bun....pemeran Ippe dan Imma.....cocok dgn peran yg di bawakannya .....cok curocokk👍🏻🙏🏻
🇮🇩2Z◌ᷟ⑅⃝ͩ●🤎⃟dí́ժαհᄂ⃟ᙚ🥑⃟𝐐⃟
hadeuhhh ...Lavi harus di tatar P4 sama Agam biar gk semena mena sama kaum muslim.....Agam tolong Aisyah....si Lavi kasih kultum nohh biar gk gangguin Aisyah 🤔
🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦⒋ⷨ͢⚤ʝυͥтͫєͣкᷤᏦ͢ᮉ᳟❀∂я
gantengan nuelle dibandingkan ipe🤣🤣
🇮🇩2Z◌ᷟ⑅⃝ͩ●🤎⃟dí́ժαհᄂ⃟ᙚ🥑⃟𝐐⃟
wleee 😜
tepat apa yg di katakan dr Liam..... emangnya ajang pencarian bakat .....disini gk ada senior atw junior.....yg penting sigap , siaga dlm nanganin korban dgn cekatan.....menolong nyawanya biar selamat itu aja .....percuma kalo tingkatannya udah tinggi tp hanya di panjang untuk di banggakan buat apa ...gkda guna /Proud/
🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦⒋ⷨ͢⚤ʝυͥтͫєͣкᷤᏦ͢ᮉ᳟❀∂я
emang nya Aisyah suka kamu kayaknya enggak deh
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!