NovelToon NovelToon
Menguasai Petir Dari Hogwarts

Menguasai Petir Dari Hogwarts

Status: sedang berlangsung
Genre:Akademi Sihir / Fantasi / Slice of Life / Action
Popularitas:6.3k
Nilai: 5
Nama Author: Zikisri

Nama Ethan Cross dikenal di seluruh dunia sihir sebagai legenda hidup.

Profesor pelatihan taktis di Hogwarts, mantan juara Duel Sihir Internasional, dan penerima Medali Ksatria Merlin Kelas Satu — penyihir yang mampu mengendalikan petir hanya dengan satu gerakan tongkatnya.

Bagi para murid, ia bukan sekadar guru. Ethan adalah sosok yang menakutkan dan menginspirasi sekaligus, pria yang setiap tahun memimpin latihan perang di lapangan Hogwarts, mengajarkan arti kekuatan dan pengendalian diri.

Namun jauh sebelum menjadi legenda, Ethan hanyalah penyihir muda dari Godric’s Hollow yang ingin hidup damai di tengah dunia yang diliputi ketakutan. Hingga suatu malam, petir menjawab panggilannya — dan takdir pun mulai berputar.

“Aku tidak mencari pertempuran,” katanya menatap langit yang bergemuruh.

“Tapi jika harus bertarung… aku tidak akan kalah dari siapa pun.”

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zikisri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 35 — Kentang dan Iga Babi

Sore itu, Hagrid mengajak Ethan berkeliling ke kebun kecil di sekitar gubuknya. Di sana, berbagai jenis sayuran tumbuh subur — tomat, brokoli, kentang, labu, hingga kubis sebesar kepala manusia. Tanahnya lembap dan subur, aroma daun segar memenuhi udara.

“Sebagian dari hasil panen ini akan kukirim ke dapur Hogwarts,” kata Hagrid sambil menunjuk deretan tanaman hijau. “Tapi sebagian besar pasokan makanan tetap dari rumah kaca Profesor Sprout. Kau tahu, dia punya rumah kaca besar dengan Mantra Ekstensi Tak Terdeteksi — kelihatannya kecil dari luar, tapi di dalamnya seperti ladang raksasa.”

Ethan mengangguk, mendengarkan sambil memandangi tanaman yang tumbuh rapi.

“Setiap tahun aku menanam banyak labu untuk pesta Halloween,” lanjut Hagrid dengan bangga. “Kalau sudah besar, tinggal kugunakan Mantra Pembengkakan supaya ukurannya pas untuk perayaan.” Ia menunjuk sederet tanaman dengan wajah puas. “Lihatlah brokoli, tomat, kentang, jahe, dan kubis ini — semua tumbuh dengan sangat bagus!”

Ethan tersenyum, meski dalam hati ia berpikir bahwa kebun Hagrid lebih mirip kebun Eropa daripada kebun penyihir. Tak ada satu pun tanaman herbal yang ia kenali dari buku ramuan. Ia pun bertanya pelan, “Hagrid, apa di sini tidak ada tanaman herbal?”

“Herbal? Maksudmu bahan untuk ramuan?” tanya Hagrid sambil menoleh. “Ah, kebanyakan ada di rumah kaca. Banyak tanaman yang berbahaya, Ethan. Kalau kau bukan penanam berpengalaman, beberapa bisa membunuhmu hanya dengan sentuhan.”

Ethan terdiam sejenak, lalu menatap ke arah tepi Hutan Terlarang yang terlihat dari kejauhan. “Bagaimana dengan Hutan Terlarang? Apakah di sana banyak tumbuhan ajaib?”

“Banyak sekali,” jawab Hagrid, nada suaranya berubah sedikit waspada. “Aku sempat melihat buah Mandrake yang hampir matang beberapa waktu lalu. Tapi, Ethan, jangan coba-coba masuk terlalu jauh. Ada makhluk berbahaya di sana — serigala raksasa, laba-laba Akromantula, bahkan koloni Hippogriff. Hogwarts memang sengaja memelihara sebagian dari mereka untuk penelitian. Tapi mendekati mereka tanpa izin… itu cari mati.”

Ethan tersenyum kecil. “Tenang saja, aku hanya penasaran.” Ia kemudian beralih, suaranya lebih ringan. “Sudahlah, ayo kita ambil tomat, jahe, dan… kentang. Aku ingin menunjukkan padamu sesuatu. Sudah lama aku tidak makan enak.”

Hagrid tertawa keras. “Kau dan masakanmu, Ethan. Ayo!”

Keduanya pun memetik beberapa sayuran segar dan kembali ke gubuk. Ethan memutuskan memasak iga babi rebus kentang. Untung saja, panci milik Hagrid cukup besar — ukurannya bisa menampung kuali ramuan sekaligus.

Ia memperhatikan potongan besar daging Babi Hutan Teebo yang dibekukan oleh Hagrid. Warna dagingnya agak gelap, dan di sela tulangnya masih tampak noda darah beku.

“Daging makhluk ajaib ini pasti alot,” gumam Ethan sambil meneliti seratnya. “Mirip daging naga, padat tapi tahan lama. Tidak bisa digoreng biasa — butuh teknik khusus.”

Iga itu terdiri dari delapan tulang besar, masing-masing setebal lengan orang dewasa. Ia meminta bantuan Hagrid untuk memotong dua bagian saja. Dengan beberapa kali gerakan Mantra Pemotong — Diffindo — Ethan membagi iga itu menjadi potongan kecil. Setelah dicuci bersih, ia menyiapkan bumbu rendaman: saus asin, pasta wijen, lada hitam, dan sedikit rempah kering dari simpanannya.

Begitu aroma bumbu mulai menyatu, Ethan menuangkan minyak ke panci besar, menumis bawang putih dan jahe hingga harum, lalu menambahkan potongan iga. Suara mendesis memenuhi ruangan. “Sempurna,” gumamnya puas.

Hagrid memperhatikan dari dekat, matanya berbinar seperti anak kecil. Aroma gurih memenuhi gubuk, membuat air liurnya menetes tanpa sadar.

“Aku tak sabar mencobanya,” katanya sambil mengupas kentang di meja.

Ethan tertawa. “Sabar, butuh waktu. Kau tahu, rasa enak datang dari kesabaran.”

Keduanya mengobrol ringan sambil menunggu. Ethan sempat menatap kebun di luar dan berkata, “Hagrid, bolehkah aku menanam sesuatu di dekat kebunmu? Mungkin sebidang kecil saja.”

“Tentu saja!” jawab Hagrid cepat. “Ambil lahan mana pun yang kau mau. Aku bahkan bisa bantu menanam. Tapi dengan satu syarat — kau harus janji akan sering datang ke sini dan masak lagi!”

Ethan terkekeh. “Deal.”

Setelah lebih dari satu jam, aroma gurih memenuhi seluruh gubuk. Ethan menambahkan kentang, bawang bombai, dan sedikit air, lalu menutup panci dengan mantra Sealing Charm sederhana agar panasnya merata. Setelah tiga puluh menit, ia membuka tutup panci — uap panas naik disertai aroma yang luar biasa.

Saus bening berkilau di antara potongan iga lembut dan kentang empuk.

“Wah…” Hagrid menelan ludah keras-keras.

“Sudah matang. Ayo makan,” kata Ethan sambil menyendok dua mangkuk besar.

Keduanya makan lahap. Iga itu lembut, bumbunya meresap sempurna, dan kentangnya manis gurih. Ethan menghela napas lega setelah suapan terakhir. “Ah, rasanya luar biasa.”

“Ini… ini masakan terbaik yang pernah kumakan!” seru Hagrid, suaranya penuh kekaguman. Ia terus mengunyah dengan mata berbinar, sesekali memuji Ethan tanpa berhenti.

Ethan tertawa kecil, merasa puas. Sudah lama ia tak melihat orang menikmati masakannya seperti itu.

Setelah makan, Hagrid masih menyesap supnya perlahan, sementara Ethan meminjam selembar perkamen dan pena bulu. Ia menulis sesuatu, sesekali menggambar bentuk kuali besar. Ketika Hagrid selesai makan, Ethan menyerahkan perkamen itu padanya.

“Hagrid, kau bilang akan pergi ke Hogsmeade dalam beberapa hari?”

“Iya, ada beberapa barang yang harus kubeli. Kenapa?”

“Kalau begitu, aku ingin menitip sesuatu,” kata Ethan, nada suaranya serius. “Tolong cari tahu harga jual bahan ramuan di sana — terutama herbal dan bahan dasar. Dan satu hal lagi… bisa tolong bantu carikan pengrajin untuk membuat ini?”

Hagrid mengambil perkamen dan menatap gambar di atasnya: panci besi besar dengan spatula panjang. Ada catatan ukuran dan diameter terperinci di tepinya.

“Apa ini, Ethan?”

“Peralatan masak,” jawab Ethan sambil tersenyum. “Kalau benda ini jadi, aku bisa memasak hidangan yang lebih baik lagi. Kau pasti suka hasilnya.”

Hagrid tertawa lebar. “Kau ini luar biasa. Baiklah, aku bantu. Soal harga ramuan juga, akan kutanyakan sekalian.”

“Terima kasih, Hagrid.”

Cahaya api dari perapian memantul di wajah keduanya. Di luar, langit sudah mulai gelap; bintang-bintang muncul di atas Hutan Terlarang yang sunyi. Ethan menatap keluar jendela, merasa tenang.

Malam itu, ia meninggalkan gubuk dengan perut kenyang dan hati yang hangat — tak hanya karena makanan, tapi juga karena ia tahu: hubungan kecil dengan Hagrid ini akan menjadi awal dari sesuatu yang lebih besar di masa depan.

1
Mike Shrye❀∂я
wiiih tulisan nya rapi..... semangat
Zikisri: makasih atas penyemangat nya kk🤭
total 1 replies
Opety Quot's
di tunggu chapter selanjutnya thor
Sertia
Mantap/Good/ lanjutkan
Iqsan Maulana
lumayan bagus ni😁
Iqsan Maulana
next Thor
Hani Andini
next..
king_s1mbaaa s1mbaa
tambahin chapter nya thor...
Reyhan Ramdhan
lanjut thor👍
Zikisri: siap💪
total 1 replies
Reyhan Ramdhan
Bagus, Sangat Rekomen/Good/
Zikisri: thanks 👍
total 1 replies
I Fine
lebih banyak chapter nya thor/Shy/
I Fine
next chapter nya thor💪
Zikisri: Oke 👍
total 1 replies
Niat Pemulihan
nice
Evan Setyawan
Lanjutannya thor👍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!