NovelToon NovelToon
Kaisar: Dewa Immortal

Kaisar: Dewa Immortal

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi / Fantasi Timur / Kisah cinta masa kecil / Kelahiran kembali menjadi kuat / Epik Petualangan / Romansa
Popularitas:7.2k
Nilai: 5
Nama Author: Sang_Imajinasi

Langit senja berwarna jingga keemasan, perlahan memudar menjadi ungu lembut. Burung-burung kembali ke sarang, sementara kabut tipis turun dari gunung di kejauhan, menyelimuti desa kecil bernama Qinghe. Di ujung jalan berdebu, seorang anak laki-laki berusia dua belas tahun berjalan tertatih, memanggul seikat kayu bakar yang nyaris dua kali lebih besar dari tubuhnya.

Bajunya lusuh penuh tambalan, rambut hitamnya kusut, dan wajahnya dipenuhi keringat. Namun, di balik penampilan sederhananya, sepasang mata hitam berkilau seolah menyimpan sesuatu yang lebih besar daripada tubuh kurusnya.

“Xiao Feng! Jangan lamban, nanti api dapur padam!” teriak seorang wanita tua dari rumah reyot di pinggir desa. Suaranya serak tapi penuh kasih. Dialah Nenek Lan, satu-satunya keluarga yang tersisa bagi bocah itu.

Xiao Feng menyeringai meski peluh bercucuran.
“Ya, Nenek! Sedikit lagi! Kayu ini lebih keras kepala dari banteng gunung, tapi aku akan menaklukkannya!”

Nenek Lan hanya mendengus.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sang_Imajinasi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 17 – Kedatangan Pengawas Darah

Malam di kota Hongya terasa berbeda. Bukan sekadar malam biasa—udara dipenuhi tekanan, seolah langit sendiri menekan bumi. Orang-orang menutup pintu rumah, memadamkan lampu minyak, dan bersembunyi di balik tirai.

Langkah berat terdengar di jalan utama. Pengawas Darah datang.

Tubuhnya menjulang tinggi, otot-otot menegang bagai baja. Bekas luka melintang di wajahnya, menambah kesan buas. Di punggungnya tergantung pedang besar berwarna hitam, memancarkan aura berdarah. Matanya merah, berkilat seperti serigala lapar.

Setiap langkahnya membuat batu jalan retak. Darah kering masih menempel di pakaiannya, bau amis menyebar, memicu ketakutan di hati setiap orang yang mendengar namanya.

“Xiao Feng!”

Suaranya menggema, dalam dan penuh amarah.

“Beraninya bocah hina sepertimu mencemarkan nama Sekte Naga Merah! Malam ini, aku akan cabik-cabik tubuhmu, dan gantungkan kepalamu di gerbang kota!”

Warga kota hanya bisa bersembunyi. Dari balik celah jendela, mereka menyaksikan sosok raksasa itu berjalan menuju penginapan yang porak-poranda.

Seorang kakek berbisik pada cucunya, “Itu… itu Pengawas Darah. Tidak ada yang bisa melawan dia. Bocah itu… sudah mati.”

Namun, jauh di dalam hati sebagian warga, ada percikan harapan. Xiao Feng telah menantang sekte itu semalam. Apa mungkin… ia bisa lagi.

Di lantai dua penginapan, Xiao Feng berdiri. Wajahnya pucat, tubuhnya masih terluka, tapi tatapannya tajam. Ling’er berada di sampingnya, tangan mungilnya menggenggam lengan Xiao Feng erat, bergetar.

“Feng-ge… kau belum pulih. Jangan turun… tolong jangan!” bisik Ling’er, matanya dipenuhi air mata.

Xiao Feng tersenyum tipis, meski hatinya gemetar. “Jika aku lari sekarang, aku akan selamanya jadi pengecut. Aku tidak bisa. Bukan hanya untukku… tapi untukmu juga.”

Ia menepuk kepala Ling’er pelan, lalu melompat turun ke jalan.

Pengawas Darah tertawa keras ketika melihat sosok kurus itu berdiri di hadapannya. “Hahaha! Jadi ini bocah yang membuat kacau? Aku hampir tak percaya! Seorang bocah kurus, berani melawan sekteku?”

Xiao Feng mengepalkan tinju. “Aku tidak peduli siapa kau. Kau datang untuk membunuhku, maka aku hanya punya satu pilihan: melawan.”

Aura dari tubuh Pengawas Darah meledak seperti ombak ganas. Batu jalan bergetar, debu berterbangan. Xiao Feng merasakan jantungnya berdetak cepat, hampir sesak oleh tekanan itu.

Saat Pengawas Darah maju, Xiao Feng merasakan giok di lehernya berdenyut lagi. Panas mengalir ke dalam tubuhnya, memenuhi nadinya.

Sekarang atau tidak sama sekali.

Ia mengatupkan kedua tangan, mengatur napas, lalu berteriak,

“Roh naga! Bangkitlah!”

Bayangan naga api melesat keluar, melingkar di atas kepalanya. Cahaya merah menyinari jalan gelap, membuat warga kota yang mengintip dari balik jendela menahan napas.

“N-Naga… itu bukan legenda?! Bocah itu sungguh bisa memanggil naga!” bisik seseorang dengan suara gemetar.

Pengawas Darah meludah ke tanah, wajahnya marah bercampur serakah.

“Hmph! Jadi rumor itu benar. Batu giok naga ada padamu. Bagus! Kalau begitu, aku akan ambil milikmu setelah meremukkan tubuhmu!”

Pedang hitam di punggungnya terhunus. Suara logam berat bergema ketika ia mengayunkannya. Aura pedang itu bagai gelombang darah, mengiris udara.

Xiao Feng menahan dengan bayangan naga. Api bertabrakan dengan darah, ledakan besar mengguncang jalan kota. Batu beterbangan, dinding penginapan retak.

Ling’er menjerit dari balkon, hatinya seperti ditusuk setiap kali melihat tubuh Xiao Feng terdorong mundur.

Pengawas Darah menyerang tanpa henti, tiap tebasannya seperti badai. Xiao Feng hanya bisa bertahan dengan giok, tubuhnya sudah penuh luka baru.

Dia terlalu kuat… tapi aku tidak boleh jatuh! Jika aku kalah, semua orang akan tahu bahwa melawan sekte adalah mustahil! pikir Xiao Feng, darah menetes dari sudut bibirnya.

Ketika hampir tumbang, Xiao Feng mendengar suara samar di telinganya. Bukan suara Ling’er, melainkan suara jauh, dalam, seolah berasal dari dalam giok.

“Anak kecil… darahmu sudah mengalir di jalan ini. Jika kau ingin hidup… serahkan dirimu pada naga.”

Mata Xiao Feng melebar. Api merah di tubuhnya membesar, seolah ada sesuatu yang lebih besar mencoba keluar.

Pengawas Darah terkejut, mundur setengah langkah. “Apa… apa yang bocah ini lakukan?!”

Warga kota yang menyaksikan pun ternganga. Langit malam bergetar, cahaya merah menyinari seluruh kota Hongya.

Xiao Feng berdiri lagi, meski tubuhnya penuh darah. Tatapannya tak lagi gemetar—kini matanya menyala bagai bara naga.

“Pengawas Darah…” suaranya serak tapi lantang.

“Aku tidak tahu seberapa besar kekuatanmu. Tapi malam ini, jika aku jatuh… aku akan jatuh melawan langit, bukan merangkak di hadapanmu!”

Bayangan naga di belakangnya meraung keras, suaranya mengguncang dinding kota.

1
Nanik S
Lanjutkan dan Gas Poool
Nanik S
Warisan Darah... apakah Xiao Feng bisa menyelamatkan Ling er
Nanik S
Lanjutkan
Nanik S
Bikin cerita lebih hidup Tor
Nanik S
GO Liang ternyata punya niat jahat
Nanik S
Benarkah Ling er bukan manusia
Nanik S
siapa sebenarnya Ling er
Nanik S
Cengeng sekali Lin er
Nanik S
Gagal membuat pil pertama 🤣🤣🤣
Nanik S
Kapan selesai petirnya
Nanik S
Lanjutkan
Nanik S
Harusnya Mcnya Masuk Gua sendiri
Nanik S
Ceritanya kurang hidup dan hanya berkutat didesa saja
Nanik S
Oewaris Naga...
Nanik S
Ling er harusnya tdk mengekor... biar tidak jadi sasaran
Nanik S
Harusnya Xiao Feng secepatnya pergi dari penginapan
Nanik S
Maaantaaap
Nanik S
kenapa Shen Lao tidak membawa Xiao Feng pergi
Nanik S
NEXT
Nanik S
Orang2 sekte tidak malu mengeroyok anak kevil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!