NovelToon NovelToon
Batas Kesabaran Seorang Istri

Batas Kesabaran Seorang Istri

Status: sedang berlangsung
Genre:Selingkuh / Penyesalan Suami
Popularitas:3k
Nilai: 5
Nama Author: Hilma Naura

Sebuah perjodohan tanpa cinta, membuat Rosalina harus menelan pil pahit, karena ia sama sekali tidak dihargai oleh suaminya.

Belum lagi ia harus mendapat desakan dari Ibu mertuanya, yang menginginkan agar dirinya cepat hamil.

Disaat itu pula, ia malah menemukan sebuah fakta, jika suaminya itu memiliki wanita idaman lain.
Yang membuat suaminya tidak pernah menyentuhnya sekalipun, bahkan diusia pernikahan mereka yang sudah berjalan satu tahun.

Akankah Rosalina sanggup mempertahankan rumah tangganya dengan sang suami, atau malah sebaliknya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hilma Naura, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bahagia pada berita yang tak seharusnya.

"Siapa itu yang menelpon, Handrian?" tanya Bu Norma, dengan suaranya yang terdengar kesal. Ia masih menatap pada Handrian, dengan tatapan yang dipenuhi oleh rasa curiga.

Namun rasa penasaran dihatinya juga semakin memuncak, apalagi ketika ia melihat wajah Handrian yang sedikit pucat, saat menatap layar ponsel yang ada ditangannya.

Mendengar hal itu, Handrian menunduk sejenak dengan jemarinya yang terlihat sedikit bergetar, saat menggenggam ponsel. Namun tanpa menjawab pertanyaan ibunya, ia justru berdiri dan berjalan menjauh.

Wajah pria itu terlihat gusar, nafasnya juga menjadi tidak beraturan. Setelah sedikit menjauh dari sang Ibu, Handrian pun menekan tombol hijau yang ada dilayar ponsel, kemudian ia menempelkan benda pipih itu ke telinganya.

"Iya Adelina, ada apa?" tanya Handrian dengan suara yang rendah, dan berusaha untuk tetap tenang.

Namun jawaban dari seberang telepon membuat jantungnya berdegup lebih kencang. Apalagi saat ia mendengar suara Adelina yang gugup sekaligus tergesa-gesa.

"Handrian… tolong kamu datang ke rumahku sekarang juga. Papa sama Mamaku ingin bertemu denganmu!" ucapnya dengan nada suara yang hampir bergetar.

Handrian menjadi tertegun sejenak. Lalu ia menunduk dan menatap kosong kearah lantai rumah sakit, kemudian ia pun menjawab dengan suara yang terdengar lirih.

"Maaf Adelina, aku tidak mungkin datang ke rumahmu sekarang. Karena saat ini aku sedang berada di rumah sakit… istriku mendapat musibah, Del. Rosalina berdarah parah. Jadi aku tidak bisa meninggalkannya dalam keadaan begini. Aku..."

Namun belum sempat ia menyelesaikan kalimatnya, suara Adelina kembali terdengar dari seberang. Dan kali ini lebih keras dan juga penuh penekanan. Seolah-olah ia tidak ingin jika Handrian menolak keinginannya.

"Kalau kamu tidak datang sekarang, maka kamu akan dipecat oleh Papa! Kamu juga tidak akan boleh lagi bekerja di perusahaan Papa. Karena… karena saat ini aku hamil, Handrian. Dan kedua orang tuaku sudah tahu tentang hal itu."

Bola mata Handrian langsung membelalak. Dan tubuhnya tiba-tiba menjadi kaku, seolah darah yang ada didalam tubuhnya itu berhenti mengalir disaat itu juga.

Ponsel yang ada didalam genggamannya juga hampir terlepas, akibat keterkejutan yang ia rasakan.

"A… apa?" suara yang keluar dari mulutnya pun terdengar bergetar.

"H-hamil? Bagaimana bisa, Adelina? Bukankah selama ini kamu selalu menggunakan alat kontrasepsi setiap kali kita… berhubungan?"

Kalimat itu keluar begitu saja dari mulut Handrian, dan tanpa sepengetahuannya, Bu Norma malah mendengar pembicaraannya. Perempuan paruh baya tersebut terlihat berdiri dibalik dinding rumah sakit.

Dan saat itu juga, ia reflek menutup mulutnya dengan telapak tangan.

"Ya Tuhan… A-astaga… S-siapa… siapa yang telah dihamili oleh Handrian…?"

Sedangkan Handrian yang tidak menyadari keberadaan Ibunya itu, malah kembali berbicara pada Adelina.

"Adel. Kenapa kamu bisa seceroboh ini, sih? Kenapa kamu sampai hamil? bukankah dulu kamu bilang tidak mau jika hubungan kita dilanjutkan kepernikahan, karena kamu tidak mau menikah dan juga tidak ingin memiliki seorang anak? Tapi sekarang, kenapa kejadiannya malah jadi seperti ini...?"

Handrian menyugar rambutnya dengan tangan. Dan ia juga terlihat begitu frustasi.

Namun ternyata Adelina tidak memperdulikan ucapannya, karena ia terus memaksa pria itu untuk mendatangi rumahnya, dan bertemu dengan kedua orang tuanya.

"Aku tidak perduli ya, Handrian! Pokoknya sekarang juga kamu harus datang untuk menemui kedua orang tuaku, kalau tidak, maka mulai besok kamu harus bersiap untuk mengangkat kaki dari perusahaan."

Mendengar ancaman dari Adelina, fikiran Handrian menjadi semakin kacau. Ia pun terlihat mengusap wajahnya beberapa kali, lalu tangannya bergerak untuk menjambak kecil rambutnya, yang memang sudah terlihat berantakan.

Saat ia masih berdiri kaku dengan ponsel yang menempel di telinganya, tiba-tiba saja sebuah tepukan ringan mendarat di bahunya, membuat Handrian terlonjak kaget, dan ia langsung menoleh kebelakang.

Handrian merasa sangat terkejut saat melihat Bu Norma kini berdiri tidak jauh darinya.

"I… Ibu?" serunya. Ia bahkan hampir saja menjatuhkan ponselnya dari genggaman tangannya, dan menatap pada Ibu kandungnya itu lekat-lekat.

"Sejak kapan Ibu ada di sini?" tanya Handrian kemudian, membuat Bu Norma tersenyum kecil.

Dan dibalik senyumannya itu, wajah Bu Norma terlihat begitu berbeda dari sebelumnya.

Raut wajah perempuan paruh baya itu terlihat menyimpan sebuah kebahagian, yang berpadu dengan rasa puas yang sulit untuk disembunyikan.

Ditengah-tengah hal itu, ia pun menjawab pertanyaan Handrian.

"Sudah sejak tadi, Nak. Dari awal kamu mengangkat telepon itu, Ibu sudah berdiri di sini. Dan Ibu juga sudah mendengar cukup banyak tentang pembicaraanmu tadi." ucap Bu Norma.

Handrian semakin terperangah, tubuhnya menjadi kaku mendengar jawaban yang keluar dari mulut Ibunya.

Bu… I-itu tidak seperti yang Ibu fikirkan, aku bisa menjelaskan…"

Namun sebelum Handrian sempat melanjutkan perkataan, Bu Norma sudah lebih dulu meraih ponsel yang ada ditangannya.

Bahkan tanpa perduli jika Handrian akan memprotes kelakuannya, dengan gerakan santai ia pun menempelkan benda pipih tersebut ditelinganya.

"Halo, Nak?" ujar Bu Norma dengan suara yang terdengar manis, dan sangat berbeda jauh dengan nada ketus yang biasanya terlontar dari mulutnya.

"Ibu tidak sengaja mendengar pembicaraanmu dengan Handrian tadi. Jadi, Ibu mau tanya… apa benar kamu sedang hamil anak Handrian?"

Sejenak terdengar keheningan dari seberang sana. Dan saat itu hanya ada suara nafas Adelina yang berderu ditelinganya. Tapi beberapa saat kemudian, wanita itu menjawab dengan nada ragu sekaligus tertekan.

"I-iya, Bu… saya memang hamil. Hamil anaknya Handrian."

Mata Bu Norma langsung berbinar mendengar hal tersebut. Bahkan jemarinya terlihat meremas ponsel milik Handrian dengan kuat, seakan-akan ia telah menemukan secercah harapan baru. Dan dengan reflek, bibirnya pun melengkung membentuk senyuman yang begitu manis.

"Syukurlah… akhirnya." ucapnya dengan suara lirih, tapi penuh dengan rasa puas.

"Akhirnya Ibu bisa melihat masa depan untuk Handrian. Jadi kamu betul-betul sedang mengandung cucu Ibu?"

Dari seberang, Adelina hanya menjawab pertanyaan itu dengan jawaban yang pendek. Karena ia masih begitu canggung, pada perempuan paruh baya yang belum pernah dilihatnya itu.

"Iya, Bu…"

Bu Norma sampai menutup mulutnya sesaat, karena menahan gelombang rasa bahagia yang mulai meluap dihatinya. Ia bahkan tidak menyadari kalau di sampingnya, Handrian masih berdiri dengan mulut yang ternganga, karena tidak percaya dengan apa yang dilakukan oleh orang tuanya itu.

Pria tersebut tidak menyangka jika Ibunya akan menyambut berita kehamilan Adelina, dengan wajah yang sangat berseri-seri. Padahal diantara mereka belum pernah saling mengenal satu sama lain.

"Ibu… jangan bilang kalau…" suara Handrian terasa tercekat dikerongkongannya.

Namun Bu Norma hanya melirik sekilas kearah Handrian, lalu ia pun menepuk-nepuk bahu putranya itu sambil tersenyum lebar.

Bersambung...

1
Ma Em
Bagus pak Surya kamu ancam Handrian agar menceraikan Rosalina emang itu yg hrs Handrian lakukan daripada Rosalina hdp nya menderita lbh baik berpisah dgn lelaki yg tukang selingkuh .
Sunaryati
Jalanmu dimudahkan Rossalina untuk bercerai dengan Handrian. Dan Handrian selamat menikmati hidup dengan istri baru dan calon anakmu, semoga hidupmu penuh tekanan karena kamu tidak punya melawan. Bukan kebahagiaan yang kau dapat tapi hidup atas kendali istri dan mertua yang punya kekuasaan
Ma Em
Semoga kamu kuat Rosalina dan bertemu dgn lelaki yg baik hati yg mencintai Rosalina dgn tulus , semoga Handrian menyesal karena sdh menyakiti Rosalina juga untuk Bu Norma semoga dapat karma karena menantu pilihannya tdk sebaik yg bu Norma kira karena Adelina perempuan sombong biar Bu Norma sadar dan menyesal karena sdh jahat pada Rosalina
Sunaryati
Kau kuat Lina, benar kini saatnya kamu pergi, karena tak ada yang menghalangi lagi. Aku di luar sana aka ada orang yang akan mengangkat kamu dari jurang penderitaan, yang diciptakan mertuamu dan Handrian suamimu, Kamu bisa dan sukses.
Ma Em
Dasar Norma manusia kejam Rosalina baru sadar langsung disuruh pergi menjauh dari Handrian , semoga anak yg dikandung Adelina bkn darah daging Handrian serta Rosalina setelah pergi meninggalkan Handrian ada orang yg menolong Rosalina lelaki kaya raya yg sukses .
Hilma Naura: 🙂🙂🙂🙂🙂
total 1 replies
Sunaryati
Segera pergi Rosalina mumpung tidak ada yang menghalangi, kau harus bersyukur belum disentuh Handrian, apalagi yang kau tangisi? Hapus air matamu, bangkit untuk menata diri. Air matamu jangan kau sia- silakan untuk lelaki yang tidak menjaga amanat ayahnya dan ibu mertua yang tidak menginginkan kamu. Sekarang kau sudah tahu Handrian menghamili perempuan lain. Maka kuatkan hati semangat tanpa air mata pergilah songsong kehidupan baru dan tekat baru untuk hidup bahagia dengan caramu sendiri. Semangat Thoor kutunggu kelanjutannya.
Hilma Naura: Oke kakak🙂🙂🙂
total 1 replies
Sunaryati
Segera sembuh Rosalina, kebebasan kamu sudah di depan mata, Handrian akan bertanggungjawab atas kehamilan Adelia. Jadi itu sebagai jalan perceraian kamu.
Ma Em
Semoga Rosalina selamat dan cepat sehat kembali biarkan Handrian berpisah dgn Rosalina , dan Rosalina bisa mendapatkan pengganti Handrian lelaki baik dan cinta pada Rosalina
Sunaryati
Selingkuhan Handrian hamil , Rosallina. cepat sembuh dan pergi dari rumah Handrian, Handrian pasti menurut ibunya segera menceraikan kamu, karena ancaman Adelia pekerjaan.
Sunaryati
Selingkuhan kamu yang menghubungi Handrian, setelah sembuh. Teguhkan hatimu tetap pergi dari Handrian Hana.
Ma Em
Semoga Lina baik2 saja jgn sampai terjadi hal yg tdk diinginkan , Handrian sdh lepaskan Rosalina jgn kamu paksakan biarkan Lina bahagia tanpamu lbh baik kamu urus saja perempuan selingkuhan tercintamu itu
Hilma Naura: 🤣🤣🤣🤣🤣
total 1 replies
Sunaryati
Jangan sampai terjjadi sesuatu yang fatal pada Lina dan Handrian mau melepaskan, karena dia belum selesai dengan masa lalunya
Hilma Naura: 🙂🙂🙂🙂🙂🙂
total 1 replies
Sunaryati
Nah gitu Rosalina untuk apa kamu bertahan pada suami yang mengabaikan kamu. Jangan goyah tetap melangkah tegak dan elegan. Mungkin kamu segera menemukan kebahagiaan dengan laki-laki yang menerimamu apa adanya.
Hilma Naura: 😄😄🥰🥰🥰🥰
total 1 replies
Ma Em
Bagus Rosalina lbh baik kamu keluar dari rumah yg seperti neraka itu kamu msh muda cantik pasti kamu akan bertemu dgn lelaki yg baik dan mencintaimu dgn tulus Rosalina , untuk Handrian kamu sdh terlambat untuk memperbaikinya karena Rosalina sdh muak dgn kamu , selamat menyesal saja Handrian .
Ma Em
Rosalina lebih baik menyerah untuk apa kamu bertahan dgn suami yg tdk pernah menginginkanmu dan mertua yg mulut nya pedas level 10 bahkan mungkin level 20 , tinggalkan Handrian mungkin emang bkn jodohmu juga pergilah cari kebahagiaanmu sendiri tdk baik menyiksa dirimu sendiri Rosalina .
Hilma Naura: 🤣🤣🤣🤣🥰🥰🥰
total 1 replies
Ma Em
Rosalina untuk apa kamu bertahan dgn suami yg tdk pernah mencintai dan tdk pernah menyentuhmu apalagi mertuamu juga bkn mertua yg baik , lbh baik lepaskan suami yg tdk pernah menganggap mu ada .
Ma Em
Bagus Rosalina jgn luluh sama Handrian lelaki yg tdk setia tukang selingkuh , lbh baik tinggalkan Handrian.
Ma Em
Rosalina kamu jgn mau memaafkan Handrian karena dia sdh tidur dgn wanita lain , jgn sampai Rosalina bisa termakan oleh bujuk rayu Handrian .
Ma Em
Semoga Rosalina segera tau semua perbuatan Hardian .
Ma Em
Ternyata teman Rosalina itu emang wanita jalang yg sdh berhubungan dgn Handrian , Rosalina lbh baik keluar dan pergi dari rumah suamimu yg tdk pernah mengganggap mu ada dan juga tdk pernah mencintaimu , carilah kebahagiaanmu Rosalina mungkin jodohmu bkn dgn Handrian dan lupakan perjanjian Handrian pada kedua orang tuamu
Hilma Naura: Kok langsung tau sih kak, kalau itu temannya Rosalina🙂🙂
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!