Putri Changle—seorang gadis modern—terjebak di tubuh putri kuno yang memiliki masa lalu kelam. Setelah menikah dengan kekasih masa kecilnya, dia dikhianati dan disiksa hingga mati. Namun, dengan bantuan sistem poin dan ruang ajaib, Putri Changle mendapatkan kesempatan kedua untuk balas dendam.
Dengan menggunakan Sistem, Putri Changle memulai perjalanan balas dendam yang penuh tantangan dengan mengumpulkan poin, meningkatkan level, dan membuka kemampuan baru untuk mengalahkan musuh-musuhnya.
Namun, semakin dia mendekati tujuannya, semakin banyak rahasia yang terungkap tentang masa lalunya dan sistem yang digunakannya. Apakah Putri Changle dapat mencapai balas dendamnya, ataukah dia akan terjebak dalam permainan yang lebih besar?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Itsme AnH, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mengubah Nasib Tragisnya
Keesokan paginya, Song Zhiwan melangkah pelan menuju aula utama Kediaman Pangeran Qin. Langit di luar masih tampak kelabu, seolah mencerminkan perasaannya yang bergejolak.
Dia berdiri terpaku dengan kepala menunduk dalam bayang-bayang keraguan, sementara kedua orangtuanya duduk dihadapannya menunggu tanpa sepatah kata pun. Ketegangan terasa nyata di udara, dan setiap detik yang berlalu menjadi semakin menyesakkan.
Permaisuri Qin memecah keheningan dengan suara lembut, tapi penuh kekhawatiran. “Ada apa, Wanwan?”
Song Zhiwan tetap diam, hatinya bergejolak seperti menahan badai yang ingin meledak. Wajah kedua orangtuanya yang penuh harap dan ketegangan semakin membebani pikirannya.
Akhirnya, setelah beberapa saat yang terasa selamanya, dia mengangkat kepalanya hanya untuk menatap mata ayah dan ibunya.
Song Zhiwan mengumpulkan keberanian, suaranya bagai bisikan yang memecah hening. “Ayah, Ibu ... aku ingin menikahi Pangeran Chu.”
Dalam satu tarikan nafas, dia mengungkapkan harapannya, lalu kembali menundukkan kepalanya seakan menghindari sorot mata yang tak terduga.
Ketika kata-kata itu meluncur dari bibirnya, ruangan mendadak terasa beku.
Pangeran Qin terperangah, detak jantungnya terhenti seolah waktu ikut membeku saat kata-kata putrinya menampar realitas yang tak pernah dibayangkan. "Apa katamu?!" serunya dengan suara bergetar, jelas menunjukkan ketidakpercayaan.
“Pangeran Chu?” Pangeran Qin bertanya, berusaha memastikannya lebih lanjut. Suaranya sarat dengan keheranan dan rasa tak percaya. "Kamu ... ingin menikahi Pangeran Chu?!"
Bagaimana mungkin putri yang selalu patuh dan lembut ini menginginkan sesuatu yang begitu mustahil?
Di hadapan ayahnya, Song Zhiwan hanya mengangguk pelan. Wajahnya tertunduk, enggan menatap mata Pangeran Qin. Kedua tangannya saling meremas, mengungkapkan kegelisahan yang mendalam.
Ibu Song Zhiwan, Permaisuri Qin yang selama ini dikenal anggun dan tenang, bangkit dari kursinya. Wajahnya yang biasanya berseri, kini dipenuhi kegelisahan. Dia menoleh pada Pangeran Qin, suaranya bergetar saat memberitahu fakta yang diketahui semua orang. “Pangeran Chu … dia satu-satunya putra Pangeran Hejian.”
Mata Permaisuri Qin beralih pada putri tercinta yang berdiri beku tanpa sepatah kata. “Kaisar sangat menyayangi Pangeran Hejian—adik seibu dengannya. Dan Pangeran Chu, keponakannya itu ... dia dimanja sampai tidak tahu aturan, benar-benar raja iblis yang menyelinap di istana.”
Ketakutan merayapi Permaisuri Qin, seakan dia sudah menyaksikan bayangan gelap mengintai masa depan putrinya. “Ibu takut … takut kamu akan terluka, dan diperlakukan kejam setelah menikah dengannya. Jika itu terjadi, apa yang harus ibu lakukan?”
Pangeran Qin mengerutkan dahi, wajahnya mencerminkan rasa ingin tahu dan kebingungan. “Ayah ingat, kamu tidak pernah dekat dengan Pangeran Chu. Kenapa tiba-tiba ingin menikah dengannya? Apakah karena bocah Xie Zhan itu membuatmu sakit hati, sampai-sampai kamu memilih pria dengan gegabah untuk diajak menikah?” Suaranya tegas, tetapi ada nada lembut yang berusaha menenangkan putrinya.
Song Zhiwan ingin menyangkal tudingan Pangeran Qin, tapi suaranya hanya bisa dia telan kembali ketika melihat ayahnya berdiri.
"Aduh ...." Pangeran Qin mendekati sang putri dan berbicara dengan suara yang menenangkan. "Wanwan, tenanglah. Ayah akan melampiaskan amarahmu pada bajingan itu."
Permaisuri Qin menggenggam tangan putrinya lebih erat, dia mengangguk dengan tatapan yang dipenuhi harap dan kekhawatiran.
"Kamu tidak perlu menyiksa dirimu sendiri untuk menikahi anak nakal bermarga Chu itu," lanjut Pangeran Qin. Suaranya penuh kasih, meyakinkan putrinya bahwa dia berhak bahagia.
“Anakku, Pangeran Chu ... dia belum pernah menunjukkan ketertarikan pada siapapun! Kenapa kamu memilih dia?” Permaisuri Qin menimpali dengan suara lembut. Tatapannya memenuhi ruangan dengan kasih sayang, tetapi juga ketidakpahaman yang mendalam. Dia masih menggenggam tangan Song Zhiwan, berusaha meyakinkannya untuk mempertimbangkan keputusannya.
Song Zhiwan memandang kedua orang tuanya, merasakan benih cinta yang tumbuh di dalam dadanya. Kasih sayang mereka begitu jelas, tetapi hatinya semakin bergejolak, terbelah antara harapan dan ketakutan.
Dalam hidupnya sebagai seorang Lulu, dia sering merasakan kesepian, tak mendapatkan kasih sayang seperti yang dirasakannya sekarang. Ibu dan ayahnya, mereka berjuang untuknya dengan cara yang mereka tahu.
Song Zhiwan menelan malu, suaranya bergetar saat berkata, "Aduh, Ayah ... Ibu, Wanwan tidak berpikiran pendek. Apa Ibu ingat saat kuda hitam mengamuk, ada seseorang yang menyelamatkanku?"
Mata Permaisuri Qin melebar, sejenak beku oleh pengingat itu. "Maksudmu ...?" tanyanya pelan, mencoba merajut kembali ingatan yang mulai kabur.
"Ya," sahut Song Zhiwan cepat, hatinya berdebar. "Orang itu adalah Putra Pangeran Hejian, Pangeran Chu."
Di benaknya, gambaran pertemuan tak terduga itu melintas, saat kuda liar berlari dan dia mendapati dirinya terjebak dalam situasi yang mengancam.
Namun, di tengah kekacauan itu, Pangeran Chu muncul bak pahlawan dari cerita dongeng. Senyumannya yang menawan dan tatapannya yang tajam seolah menembus dinding-dinding hatinya yang kokoh.
Wajah Zhiwan tampak berseri, tapi itu hanya topeng rapuh untuk menutupi kegelisahan dalam hatinya. "Wanwan jatuh cinta pada pandangan pertama pada Pangeran Chu. Lagipula, rumor tentangnya tidak sepenuhnya benar. Aku melihat Pangeran Chu jauh lebih lembut dari apa yang orang katakan," ujarnya dengan nada yang hampir meyakinkan.
Kata-kata Song Zhiwan mengalir seperti sungai yang penuh peluang, tetapi dia jelas tahu bahwa jalan yang dipilihnya penuh dengan batu tajam yang bisa melukainya.
Permaisuri Qin masih menyimpan keraguan di wajahnya. "Kamu ... benar-benar menyukainya?" Suaranya bergetar, penuh kecemasan. Pertanyaannya menggantung di udara, seperti awan gelap yang membayangi kebahagiaan.
Dia kemudian mencari kepastian pada Pangeran Qin yang berdiri tegap seperti tiang dalam badai. "Suamiku, ini ...."
Pangeran Qin tersenyum kecil penuh arti. "Jika demikian ...." Suaranya rendah, tapi terasa berat seperti menggantungkan keputusan di udara, membuat Permaisuri Qin dan putrinya menatapnya dengan penuh harap sekaligus gelisah.
"Kalau begitu ... besok Ayah akan menemui Pangeran Hejian ... dan bicara dengannya," ucap Pangeran Qin dengan nada pasti dan tenang, memutuskan segalanya dalam satu kalimat.
Senyum Permaisuri melebar, rasa lega membuncah di dalam hatinya. Awalnya, ketakutan menyelimuti saat memikirkan suaminya akan menolak. Namun, harapan yang semula samar muncul kembali.
Dia menatap putrinya yang terlihat lugu, seperti bunga yang mekar di tengah musim semi.
Song Zhiwan terpaku, matanya bercahaya dengan harapan akan cinta sejatinya, yang tidak bisa dia abaikan.
Namun, senyuman Song Zhiwan menyimpan sesuatu yang lebih dalam.
Dalam lubuk hatinya, Song Zhiwan memiliki niat yang tak terungkapkan – ambisi yang melampaui cinta.
Seperti lukisan indah yang menipu, senyumnya menyembunyikan rencana yang belum terucap.
Song Zhiwan ingin lebih dari sekadar menjadi istri Pangeran Chu, dia ingin menjadi sosok yang berkuasa di sampingnya agar bisa mengatasi Xie Zhan dan Guan Shiqing dengan mudah dan berjuang untuk mengubah nasib tragisnya.
fighting.....semesta pasti akan membantu dan merestui mu....
usaha tak kan menghianati hasil.....🔥🔥🔥🔥🔥
semoga lancar lahirannya