Di cerai karena anak yang dia lahirkan meninggal, membuat hati Adelia semakin terpuruk, akan tetapi beberapa hari kemudian, dia di minta untuk menjadi ibu susu anak CEO di tempatnya bekerja, karena memang dirinya di ketahui mempunyai ASI yang melimpah.
Apakah Adelia mampu menyembuhkan lukanya melalui bayi yang saat ini dia susui? Temukan jawabannya hanya di Manga Toon.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayumarhumah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Luka Di Masalalu
Bima menatap wajah Angel dengan sorotnya yang tajam, mendengar apa yang barusan di ucap oleh wanita itu, rahangnya mengeras jari-jemarinya mulai mengepal diatas meja pertanda emosinya sangat memuncak.
"Apa maksud kamu?" tanya Bima dengan suara rendah tapi mengandung bara.
Angel tersenyum simpul, puas melihat reaksi pria itu. Ia menyodorkan selembar foto yang ia cetak dari ponselnya, gambar yang berhasil ia ambil secara diam-diam dari sudut rumah saat melihat Adel menggendong Dalton dengan penuh kelembutan di pelukan.
“Itu, buktinya. Dia terlalu sibuk menyusui anak laki-laki majikannya, makanya itu dia seperti lupa dengan anaknya yang sudah meninggal, bahkan dia sengaja membuat bayimu meninggal di dalam kandungan ketika kontraksi dulu, padahal dia tahu ketuban sudah pecah tapi dia sengaja diam," ucap Angel
“Dan... bayimu meninggal, kan?” lanjutnya penuh racun.
Bima memejamkan mata. Gambar Adel yang terlihat penuh kasih pada anak orang lain kini menghantui batinnya. Luka lama tentang kehilangan anak mereka kembali menganga. Ia dulu memang menyalahkan Adel, meski tahu kejadian yang sebenarnya, apalagi di saat ini dia mengetahui kejadian yang sebenarnya di sengaja oleh Adel, hatinya semakin remuk berkeping-keping.
“Dia tinggal di mana sekarang?” tanya Bima dengan suara serak.
Angel tersenyum miring. “Tinggal di rumah kakakku. Tapi bukan sebagai pembantu. Sekarang dia digadang-gadang bakal jadi calon istri bosnya.”
Bima mengernyit. “Maksudmu?”
“Adel sedang bermain cantik. Kau tahu sendiri, wajahnya polos, tampangnya lugu, tapi siapa sangka dia bisa menjerat seorang duda kaya raya. Sayangnya, dia tidak pantas untuk itu. Makanya aku datang padamu, kau yang paling tahu siapa Adel sebenarnya, kan?”
Bima terdiam. Matanya kini menatap jauh. Bayang-bayang masa lalu bersama Adel, pertengkaran mereka, dan kesalahpahaman yang belum pernah mereka bicarakan, kini hadir seperti kabut tebal yang menyesakkan.
“Aku akan berpikir dulu,” ucapnya penuh dengan harapan yang di gadang-gadang oleh Angel.
☘️☘️☘️☘️
Sementara di rumah Arthur. Adel sedang menidurkan Dalton di kamar, membelai pelipis bayi itu dengan lembut. Senyumannya mengembang saat melihat wajah mungil itu terlelap.
Namun senyum itu memudar ketika handphone-nya bergetar di atas meja.
Pengirim: Bima
> Aku ingin bertemu. Kita harus bicara. Tentang masa lalu, dan tentang bayi kita.
Adel menegang. Matanya melebar. Tubuhnya seketika terasa dingin. Bima? Dari mana dia tahu keberadaanku?
Detik itu juga, memori kelam tentang malam ketika ia di talak ketika anaknya baru dikubur, dan perlakuan kasar bima hingga tuduhan yang menyakitkan, kembali menghantui. Lelaki itu tak pernah percaya bahwa kematian anak mereka bukan salah Adel sepenuhnya, tapi tetap saja Bima dan keluarganya menyalahkan Adel.
Saat ini wajah Adel di selimuti ketakutan akan kabar Bima, tangannya bergetar. Ia segera menghapus pesan itu, namun isi pesannya sudah membekas di hati.
“Tidak... jangan sekarang,” bisik Adel lirih.
Ia bangkit berdiri, menatap ke luar jendela, mencoba menenangkan diri. Tapi jauh di dalam hatinya, ada ketakutan besar. Ketakutan kalau semua yang telah ia bangun bersama Arthur akan hancur karena masa lalu yang datang menuntut.
"Aku ... harus bagaimana ini ... apa harus hal seperti ini aku ceritakan dengan Tuan Arthur karena aku tidak bisa meninggalkan Dalton dalam waktu yang lama, aku juga tidak ingin berpisah dengan anak ini," gumam Adel sambil menahan ketakutan di hatinya.
☘️☘️☘️☘️
Malam harinya.
Arthur baru saja pulang dari pertemuan kantornya. pria itu mulai menatap wajah Adel yang tampak murung di ruang tamu. Dalton sudah tidur, dan rumah tampak tenang, tapi bukan hati Adel.
“Del, kamu kenapa? Wajahmu pucat,” tanya Arthur khawatir.
Adel menggeleng cepat, mencoba menutupi. “Enggak, cuma capek.”
Arthur tidak percaya begitu saja. Ia duduk di samping Adel, memandangnya penuh perhatian.
“Aku tahu ada yang kamu sembunyikan. Kamu boleh cerita kapan saja. Aku di sini bukan hanya majikanmu, aku ingin menjadi orang yang bisa kamu andalkan.”
Adel menggigit bibir bawahnya, menahan emosi. Ia nyaris bercerita, namun rasa takutnya terlalu besar. Ia takut kehilangan semua yang sudah ia punya sekarang.
“Terima kasih, Tuan... tapi aku benar-benar hanya lelah,” bohongnya lagi.
Arthur akhirnya mengangguk, meski dalam hatinya ia tahu, Adel tengah menahan badai yang siap datang.
Arthur mulai mendekat perlahan ke arah Adel, hati pria ini benar-benar tidak tenang mendengar jawaban yang seharusnya tidak seperti itu, sambil melonggarkan dasinya Arthur mulai duduk di samping Adel.
"Del kamu percayakan sama aku," ucap Arthur.
Adel, sedikit tersenyum getir, hatinya benar-benar sesak dipenuhi dengan bayangan masa lalu mengenai Bima yang datang kembali untuk mengajak pertemuan.
"Tuan ... boleh gak aku ijin keluar besok lusa," ucap Adel melenceng dari pertanyaan.
"Baiklah, mau kemana?" tanya Arthur.
"Pergi sebentar," sahut Adel.
"Jangan lama-lama ya, dan ada sopir yang akan menemani kamu," ucap Arthur yang diangguki oleh Adel.
"Ya sudah kalau begitu kau balik ke kamar kasian Dalton takutnya kebangun," suruh Arthur.
Adel mulai melangkah menaiki anakan tangga, sementara Arthur pria itu hanya menatap punggung Adel dari kejauhan, bukan Arthur namanya jika tidak mencari bukti sampai ke akarnya mengenai Adel, apalagi dia sudah melangkah sejauh ini kepada ibu susu dari anaknya itu.
"Aku akan mencari tahunya sendiri Del," gumam Arthur.
☘️☘️☘️☘️
Di tempat lain, tepatnya di sebuah apartemen mewah Angel sedang menelepon seseorang, entah itu siapa, sepertinya perempuan itu sudah menyusun siasat terbarunya.
“Bagaimana, sudah kau lacak lokasinya?” tanyanya pada suara di seberang.
“Sudah. Dia sempat menghapus pesannya, tapi kami punya salinan log. Pria bernama Bima itu sedang mengatur pertemuannya dengan mantan istrinya.
Angel tersenyum puas.
“Bagus... biarkan masa lalu perempuan murahan itu mengejarnya. Aku akan buktikan pada Kak Arthur, bahwa perempuan itu tidak lebih dari racun manis," ucap Angel lalu segera menutup obrolannya.
Angel menyeringai wajahnya di penuhi semburat kelicikan untuk menghancurkan perempuan yang ia anggap sebagai perusak masa depannya Dan dan di malam ini, Angel menatap foto Arthur dan Adel di ponselnya. Lalu perlahan, ia menghapus senyum manis dari wajahnya.
“Aku akan merebut semuanya, termasuk kau, Kak... bahkan jika itu membuatku jadi monster," gumamnya dengan senyuman samar yang penuh dengan dendam dan kelicikan.
Bersambung ....
Kasih like dan komen ya kakak.,🥰🥰🥰🙏🙏🙏🙏
vote pun udah meluncur lho