"Salahkah aku mencintainya?" -Regina-
"Ini hanya tidur bersama semalam, itu adalah hal biasa" -Arian-
-
Semuanya berawal dari kesalahan semalam, meski pria yang tidur bersamanya adalah pria yang menggetarkan hati. Namun, Regina tidak pernah menyangka jika malam itu adalah awal dari petaka dalam hidupnya.
Rasa rindu, cinta, yang dia rasakan pada pria yang tidak jelas hubungannya dengannya. Seharusnya dia tidak menaruh hati padanya.
Ketika sebuah kabar pertunangan di umumkan, maka Regina harus menerima dan perlahan pergi dari pria yang hanya menganggapnya teman tidur.
Salahkah aku mencintainya? Ketika Regina harus berada diantara pasangan yang sudah terikat perjodohan sejak kecil. Apakan kali ini takdir akan berpihak padanya atau mungkin dia yang harus menyerah?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nita.P, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hanya Ingin Memilikimu
Berada di dalam ruangan, Alea terlihat cukup terkejut saat mendengar kakaknya mengalami kecelakaan. Namun saat melihat keadaan Regina yang tidak separah dalam bayangannya, dia cukup tenang. Tapi, tetap merasa cemas.
"Sebenarnya ada apa diantara Kakak dan Arian? Kenapa Arian terlihat sangat marah melihat Kakak berada di tempatku?"
Regina langsung terdiam, bingung harus menjawab apa. Menceritakan semuanya pada Alea, apa itu mungkin? Rasanya ini seperti Regina berada dalam situasi yang begitu sulit.
"Kak, aku ceritakan semuanya pada Kakak tentang masalah yang menimpaku di masa lalu. Dan sekarang, jika memang Kakak ada masalah, ceritalah padaku"
Regina menunduk, kedua tangan ada di pangkuannya meremat seiimut yang berada di kakinya. "Al, sebenarnya Kakak juga tidak tahu kenapa bisa terjebak dengan Arian. Tapi, sekarang yang terjadi memang Kakak bersama dengannya dengan hubungan yang tidak jelas. Arian tidak pernah memperjelas apa hubungan kami sebenarnya"
Alea langsung terdiam dengan wajah yang tidak bisa menyembunyikan rasa terkejut. Bukan hanya tentang kakaknya yang tiba-tiba bersama dengan Arian, tapi juga bagaimana sekarang Alea tahu jelas keadaan Arian.
"Kak, lepaskan Arian sekarang juga jika Kakak tidak mau menyesal dan lebih sakit dari ini"
Regina terdiam, menatap Alea dengan sedikit bingung. Sebenarnya wajar saja jika Alea memintanya untuk lepas dari Arian, karena hubungan mereka yang tidak jelas dan status sosial pun terlalu jauh diantara keduanya.
"Kak, Arian sudah terikat perjodohan sejak kecil dengan seorang perempuan bernama Evelina"
Deg...
*
Arian kembali ke ruangan Regina ketika Alea dan Rean sudah pergi. Melihat Regina yang tertidur dengan membelakanginya. Arian berjalan menghampirinya, membenarkan selimut yang dipakai oleh Regina.
"Sayang, tidur seperti ini kakinya tidak sakit?" tanya Arian sambil mengelus lembut kepala Regina, ada sebuah perban yang terpasang di kening bagian kirinya. Arian mengecup itu dengan lembut sekali.
"Posisi tidurnya yang benar ya, nanti kakinya makin sakit" bisik Arian dengan lembut. Mencoba membangunkan Regina untuk merubah posisi tidurnya.
"Tidak perlu, kaki aku tidak sakit sama sekali. Yang lebih sakit sekarang adalah hatiku"
Arian terdiam mendengar suara parau yang dikeluarkan oleh Regina saat ini. Arian mencoba melihat wajah Regina, dan benar saja gadis itu sedang menangis. Arian langsung pindah ke sisi lainnya untuk lebih jelas melihat wajah Regina.
"Sayang kenapa?" Arian berlutut di lantai untuk menyetarakan wajahnya dan Regina yang terbaring di ranjang pasien. "Sayang hey, jangan menangis seperti ini"
Regina malah semakin terisak sekarang, sungguh kenyataan yang dia terima barusan lebih menyakitkan dari luka di tubuhnya akibat kecelakaan. Lebih sakit saat dia sadar jika selama ini Arian hanya membodohinya. Regina sudah pernah bertanya dengan jelas, siapa perempuan bernama Evelina itu, dan Arian sama sekali tidak berniat menjelaskan yang sebenarnya.
Ya, sebenarnya memang dia yang bodoh. Kenapa harus begitu percaya dengan setiap ucapan pria ini. Hingga sekarang dia harus merasakan sakit dibohongi.
"Siapa Evelina?"
Arian terdiam, pertanyaan kali ini jelas mengandung jebakan. Melihat tatapan lekat Regina yang penuh kesedihan, membuat hati Arian berdenyut sakit. Ketika air matanya yang terus mengalir, itu seperti sebuah sayatan keras di hatinya. Terasa begitu perih.
"Sayang, aku bisa-"
"Aku hanya mau mendengar kejujuran dari mulutmu. Bukan sebuah alasan atau penjelasan apapun. Aku tidak butuh itu!"
Arian menghela napas berat, sepertinya menyembunyikan semuanya memang bukan keputusan yang terbaik. Sekarang ketika Regina mengetahui dari orang lain, sudah jelas itu lebih menyakitkan baginya daripada mengetahui langsung dari Arian.
"Yang jelasnya, aku tidak mencintainya meski dia adalah perempuan yang dijodohkan keluargaku"
Regina tersenyum sinis, dia berbalik dan mengusap air mata yang mengalir di pipinya. Menatap langit-langit ruangan ini. Beberapa saat hanya diam dengan tatapan menerawang.
"Kita akhiri saja sampai disini. Kamu tidak seharusnya bersama denganku, di saat kamu sudah terikat perjodo-"
"Tidak!" tekan Arian dengan begitu tegas, bahkan memotong ucapan Regina yang belum selesai. "Aku tidak akan melepaskanmu apapun yang terjadi"
Regina menoleh pada Arian dengan tatapan yang penuh kebingungan. "Lalu, apa yang akan kamu lakukan? Kamu ingin memiliki keduanya? Itu gila, Arian!"
Arian menangkup wajah Regina di atas ranjang pasien. Menatapnya dengan begitu lekat. "Aku tidak ingin memiliki keduanya. Aku hanya ingin memilikimu!"
Arian tidak mengizinkan Regina untuk berbicara lagi, dia mengecup bibirnya dengan lembut. Memberikan luma*tan yang cukup menuntut. Beberapa saat hanya suara kecapan yang terdengar dari dua bibir yang beradu di dalam ruangan ini. Sampai Arian melepaskan tautan bibir mereka dengan perlahan.
"Kau tenangkan dulu dirimu, aku tidak selingkuh, dia juga bukan pacarku atau siapapun. Dia hanya perempuan yang dijodohkan keluargaku. Dan aku sedang mencoba mencari cara untukmenolak perjodohan ini. Sekarang fokus pada kesehatan kamu dulu. Jangan berpikir untuk meninggalkanku! Karena memikirkannya saja, tidak aku izinkan!"
Regina hanya diam, menatap bola mata biru yang tajam itu. Entah kenapa hatinya malah semakin terikat dengan pria ini. Seperti sebuah mimpi buruk yang hadir dalam tidur, tapi Regina malah tetap memilih tidur dan melanjutkan mimpi itu, daripada bangun untuk menghentikan mimpi buruk itu.
"Sekarang istirahat, jangan memikirkan apapun. Aku yang akan mengurus semuanya. Kau hanya perlu berada disampingku"
Arian membenarkan selimut Regina dan bantalnya juga. Membuatnya untuk merasa nyaman. Lalu, dia memberi kecupan di keningnya, mengelus lembut perban di sebelah kiri kening Regina.
"Apa ini sakit sekali hmm?"
Regina menggeleng pelan, meski masih sedikit pusing tapi sebenarnya lukanya tidak terasa sakit lagi, karena hal yang dia terima lebih mengejutkan hingga rasa sakit seolah sirna seketika.
Arian mengecup bagian perban di kening Regina ini. "Cepat sembuh Sayang, nanti aku akan membawamu pergi ke suatu tempat yang kamu pasti suka"
Regina hanya diam saja, lagi-lagi dia benar-benar tidak bisa lepas dari jebakan pria ini. Regina benar-benar terjebak dengan Arian dan sulit untuk lepas.
Sebenarnya apa yang aku harapkan dengan bertahan? Dan apa yang membuatku bertahan? Jawabannya hanya satu, aku mencintainya. Dan apa salah aku mencintainya?
Regina menatap Arian yang berjalan ke arah sofa dan tidur disana. Malam ini bahkan dia rela tidak pulang hanya untuk menjaga Regina di rumah sakit. Sebenarnya sejak awal Regina menyadari ketulusannya, dan itu yang membuatnya jatuh cinta pada pria ini sejak pertemuan pertama.
Tapi, kenapa harus seperti ini? Kenapa Regina harus mempertanyakan tentang cintanya pada Arian. Tentang 'salahkah mencintainya?'. Seharusnya semua orang berhak mencintai siapapun itu dalam hidupnya.
Seharusnya tidak ada kata 'salah' dalam mencintai. Karena hati dan cinta tidak pernah bisa memilih kemana dia akan berlabuh.
Bersambung
Pusinglah author sama hidup mereka berdua.. Satunya kekeuh pengen memiliki, tapi terikat perjodohan. Satunya lagi bilang mau lepas, tapi hati terlalu cinta. Serah kalian berdua deh serah..
semoga reghina slalu baik baik dan kandungan nya sehat,,,Samuel beri perlindungan pada reghina..takut ada yg mencelakai nya
Mungkin ada keajaiban esok hari