Kau adalah wanita simpananku, selamanya akan tetap seperti itu. Jangan harap ada cinta di antara kita, atau hubungan kita berakhir detik ini juga! Alfredo Hanscout Smith
Aku mencintaimu, Alfred. Tak bisakah kau membuka hatimu sedikit untukku? Davina Oliver
Mampukah Davina menaklukkan sosok Alfred yang begitu dingin dan alergi dengan seorang wanita? Ataukah cintanya akan kandas dan memilih pergi untuk merahasiakan suatu hal dari Alfred.
Yang penasaran dengan ceritanya langsung saja kepoin ceritanya disini yuk.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bilqies, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Aku Punya Daddy Kan Mom!
10 tahun kemudian ....
"Mommy! Mommy!" teriak suara anak kecil dari luar ruangan.
Tampak seorang anak laki-laki berlari menghampiri Davina yang sedang berada di ruang kerjanya. Bocah itu begitu tak sabar untuk segera bertemu dengan Mommy nya. Bukan karena rindu, melainkan ada hal yang ingin dia tanyakan pada Mommy nya.
Ya, saat ini Bryan sedang datang mengunjungi Mommy nya di butik. Bryan datang bersama Rifki yang baru saja menjemputnya dari sekolah. Meskipun masih kecil namun pikirannya seperti orang dewasa, tidak seperti anak-anak lainnya. Bryan memiliki kecerdasan di atas rata-rata. Di usianya saat ini yang baru menginjak 10 tahun tapi dia cukup mengerti tentang beban yang di pikul Mommy nya. Hanya saja dia tak memiliki keberanian untuk bertanya ataupun menyinggung hal itu.
Di sisi lain tampak Davina yang tengah duduk di kursi kebesarannya. Jemari lentiknya masih memegang pena dengan pandangan yang masih fokus pada selembar kertas dengan sebuah design yang baru saja dia selesaikan.
Sontak dia menghentikan kegiatannya ketika pintu ruangannya terbuka, menampilkan bocah kecil yang begitu tampan. Memandang lurus ke arah putranya yang kini duduk di hadapannya. Terlihat jelas wajah Bryan yang di tekuk dengan mengerucutkan bibirnya.
"Ada apa sayang?" tanya Davina menatap lekat wajah putranya itu.
"Mom, katakan dimana Daddy? Bryan punya Daddy kan Mom?" desak Bryan kesal berharap sang Mommy memberikan jawaban yang selama ini dia inginkan.
Sementara Davina meneguk salivanya sendiri, dia hanya diam sambil memikirkan ucapan dari sang putra. Sejak awal memang Davina mengatakan kalau tidak memiliki Daddy. Dalam artian Daddy nya sudah meninggal ketika dia lahir. Namun tetap saja rasa penasaran Bryan terus menghantuinya. Seolah tak percaya dengan apa yang di katakan Mommy nya itu.
Tak sekalipun Davina mengatakan dengan gamblang nama Daddy nya. Hal itulah yang membuat Bryan semakin penasaran. Timbul rasa ingin tahunya yang begitu tinggi dalam hatinya. Namun, tetap saja tidak ada keinginan dari Davina untuk memberitahu Bryan perihal sosok Daddy yang selama ini di dambakan. Bahkan sampai detik ini pun, Bryan tak pernah melihat foto dari sang Daddy. Bagaimana bentuk wajahnya, penampilannya juga, siapa dia sebenarnya.
Davina berusaha keras menutup akses perihal siapa Ayah Bryan sebenarnya. Dia tak ingin Bryan mengetahui siapa Daddy nya karena bagi Davina Alfred sudah lama meninggal bersama dengan kenangan juga rasa cinta yang telah dia kubur 10 tahun silam.
"Kenapa kamu bertanya seperti itu? Bukankah Mommy pernah bilang kalau Daddy kamu sudah me ...." Belum selesai bicara secepat kilat Bryan memotong ucapan Mommy nya.
"Cukup Mom! Aku tidak ingin mendengarnya lagi. Bukan jawaban seperti itu yang ku inginkan, tapi kenapa Mommy selalu bilang kalau Daddy sudah meninggal." Segera mungkin Bryan menutup telinganya dengan kedua tangannya.
Bryan menggelengkan kepalanya dengan kuat, menolak keras jawaban yang sudah dia ketahui dari awal. Yang memang Davina akan menjawab dengan jawaban yang sama seperti sebelumnya. Dengan rasa sakit yang menggores hatinya Davina mengatakan bahwa Alfred telah meninggal.
Bukan salah Davina berbicara seperti itu, toh tidak ada bedanya mengatakan masih hidup atau tidak. Hasilnya akan tetap sama, Bryan tidak akan pernah bertemu dengan Alfred yang merupakan Ayah biologisnya. Karena Davina tidak akan membiarkan hal itu terjadi, wanita itu telah berjanji tidak akan menginjakkan kakinya di kota yang penuh kenangan itu.
Baginya sudah cukup penderitaannya selama ini yang dia pikul seorang diri. Beruntung ada Nita yang selalu membantunya untuk menjaga Bryan saat dia sibuk berkerja. Nita yang merasa iba, memutuskan resign dari perusahaan tempat dia bekerja. Nita melakukan itu dengan tulus, baginya Bryan sudah dia anggap sebagai keponakan sendiri.
Bryan punya langsung mendesah ketika mendengar ucapan Davina. Terlihat jelas bahwa Davina tidak akan membiarkan Bryan untuk mengenal siapa Ayah kandungnya. Anak laki-laki itu segera beranjak dari tempatnya kemudian berlari keluar tanpa sepatah kata. Meninggalkan Davina yang masih terdiam dengan segala pikirannya.
Detik selanjutnya Davina pun mendesah, dia tahu betul kalau ucapannya barusan telah membuat Bryan kecewa. Tapi tak ada yang di perbuat tentang hal tersebut. Tekadnya sudah bulat, semenjak dia memutuskan pergi dari sisi Alfred, dia berjanji tidak akan menampakkan diri di hadapan lelaki itu.
Apapun yang terjadi, Davina akan berusaha sekuat tenaga. Tak peduli betapa sulitnya menjalani hidup seorang diri dengan membesarkan seorang putra yang begitu di cintainya. Davina ingin agar Bryan tak mengetahui siapa Daddy nya. Kekhawatiran masih merambat ke dalam hatinya perihal Alfred, takut kalau Alfred akan menyalahkannya yang telah berani menyembunyikan Bryan.
"Maafkan Mommy Nak, Mommy lakukan semua ini hanya untukmu. Mommy tak ingin kau sakit hati ketika tahu fakta sebenarnya jika Daddy mu sama sekali tak menginginkanmu," gumam Davina menahan air mata yang menggenang di pelupuk mata.
"Andai saja kamu mengerti bagaimana perasaan Mommy, pasti kamu tidak akan sekecewa itu, Nak ...," lanjut Davina menatap Bryan yang dengan sendu.
"Davina, ada apa? Mengapa wajahmu seperti itu?" tanya Rifki yang baru saja masuk ke ruangannya.
Davina pun menoleh ke arah Rifki, sosok lelaki yang selalu membersamainya dalam keadaaan susah maupun senang.
Davina menghela nafas beratnya kemudian menghembuskannya secara perlahan.
"Bryan kembali bertanya tentang Daddy nya. Aku sendiri tak bisa mengatakan siapa lelaki yang menjadi Ayah kandungnya. Aku lakukan itu karena aku peduli dengan Bryan. Aku takut dengan reaksi Bryan. Kau tahu sendiri bukan bagaimana Bryan, dia anak yang kritis pasti tidak mungkin dia berhenti ketika aku memberitahu perihal Alfred. Dia pasti akan mencari tahu sendiri tentang Daddy nya. Dan aku tak mau hal itu terjadi," jawab Davina lirih.
Ya, selain Nita juga ada Rifki di sisi Davina yang selalu membantunya. Berawal dari keinginannya untuk membuka sebuah butik. Rifki merupakan putra dari pemilik kontrakan tempatnya selama ini tinggal bersama Nita. Dengan tulus lelaki itu membantu Davina ketika wanita itu merintis usahanya dari nol.
Lelaki itu dan orang tuanya pun tahu perihal asal usul Bryan yang menerima penjelasan Davina dengan tangan terbuka. Hal itu terjadi ketika Nita membawa Davina untuk memberitahu jika ada temannya yang ikut tinggal bersamanya. Mereka tidak langsung menyimpulkan bahwa Davina merupakan wanita tidak benar ketika mengetahui Davina sebenarnya hamil di luar ikatan pernikahan.
Justru, mereka menatap iba pada Davina kala itu yang memiliki nasib buruk. Baik Rifki juga orangtuanya telah menganggap Davina seperti keluarganya sendiri karena membantu di setiap kesulitan yang di hadapi oleh Davina.
"Lebih baik kau katakan saja fakta sebenarnya pada Bryan. Dia memang masih kecil, tapi dia mampu menerima semua perkataan mu. Bryan berhak untuk mengetahui siapa ayah kandungnya. Jangan terus terpaku pada masa lalu yang membuat mu takut dan berimbas menyakiti Bryan. Aku yakin saat ini Bryan sangat ingin mengetahui sosok Daddy nya," ucap Rifki dengan bijak.
"Jangan menutupi apapun dari Bryan Davina. Katakanlah tentang siapa Ayah kandungnya ...."
.
.
.
🌷Bersambung🌷
masa dinsuruh pakai baju keramat mau tempur
Heh kamfreeet kamu bener bener yah DAM STUPID BIN IDIOT yg bikin Davina kabur tuh siapa bukanya intropeksi diri malah balagak jadi korban dasar manusia songong,,ajirrrroooo deh lo