Aleya adalah seorang wanita muda yang hidup dalam dunia glamor dan penuh rahasia. Ia secara tak terduga terjerat dalam hubungan rumit dengan seorang presdir perusahaan ternama, yang menjadikannya gadis simpanan. Meski awalnya Aleya menganggap hubungan ini sebagai jalan pintas untuk memperbaiki hidupnya, lambat laun ia menyadari bahwa cinta dan kekuasaan membawa konsekuensi yang tak pernah ia bayangkan. Di tengah konflik batin, ambisi bisnis, serta tekanan sosial, Aleya berjuang menemukan jati dirinya dan menentukan pilihan antara hati dan harga diri. Akankah Aleya mundur dari kenyataan yang ia ketahui? Atau ia akan tetap melanjutkan hidupnya sebagai Gadis simpanan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dian Aprilia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Terbongkar
“Jangan mencoba lari dariku, Kyraa,” bisik Jade sembari menghimpit tubuh Kyraa di dinding.
Pria itu kemudian merobek paksa dress yang melekat digadis itu. “Jade, cukup!” geram Kyraa sembari menepis tubuh Jade.
”Aku sudah memberikan semua yang kau mau tapi kau masuh memperlakukanku dengan kasar!”
”Tak bisakah kau lembut sedikit padaku?” lirih Kyraa dengan air mata yang sudah menumpuk dipelupuk matanya.
“Aku seperti ini karena kau ingin kabur. Jangan lupa, rekaman itu masih kusimpan,” bisik Jade.
Seluruh tubuh Kyraa bergetar. Ia benar-benar tak sanggup melawan Jade karena diancam seperti itu. Gadis itu kemudian pasrah.
“Kau sangat membuatku candu,” bisik Jade.
Pria itu kemudian mengangkat tubuh Kyraa dan membantingnya diranjang. “Ceraikanlah suamimu. Dia tidak mencintaimu kan?” bisik Jade.
”Jaga mulutmu Jade,” lirih Kyraa.
Sementara itu, Dave ternyata sudah mulai mengumpulkan bukti tentang Kyraa. Selang beberapa hari setelah ia memata matai gadis itu, ia mendapat bukti soal perselingkuhannya dengan Jade.
“Tidak tahu diri,” gumam Dave saat gambar yang ia tangkap soal mereka.
“Aku harus memberi tahu Tuan. Biarlah ia menceraikan Nyonya dan bersama dengan Nona Aleya. Sepertinya, Tuan lebih bahagia dengan Nona Aleya,” gumam Dave.
Disisi lain, Aleya dan Arga masih dalam perjalanan pulang. Setelah beberapa hari sibuk mengurus grand opening toko miliknya, kini mereka sudah bisa meninggalkan toko itu dan pulang ke kotanya.
“Terimakasih. Aku jadi merepotkanmu,” ucap Aleya yang tengah bergelayut manja ditangan Arga yang sedang menyetir.
“Hm. Tidak repot. Aku akan melakukan apapun untukmu,” ucap Arga.
Setelah beberapa jam mengemudi, mereka akhirnya sampai di rumah kecil Aleya.
“Apa ingin mampir?” tanya Aleya.
“Aku masih ada urusan. Kau beristirahatla. Jika sudah selesai, aku akan mengunjungimu,” ucap Arga.
Aleya pun mengangguk. Ia kemudian mengecup bibir Arga dan langsung keluar mobil. Gadis itu kemudian melambaikan tangannya. Arga yang melihat tingkah lucu gadis itu hanya terkekeh pelan sambil membalas lambaian tangan Aleya. Arga kemudian kembali melajukan mobilnya kearah Mansion miliknya.
“Apa dia dirumah?” tanya Arga pada Bibi Zhao.
“Tidak Tuan,” ucap Bibi Zhao.
“Dia tak pernah pulang?”
“Beberapa hari ini Nyonya tidak pulang Tuan,” ucap Bibi Zhao.
“Baiklah,” ucap Arga kemudian melenggang pergi kearah kamarnya.
Pria itu kemudian mulai membersihkan dirinya dan merilekskan tubuhnya di bathub miliknya. “Tapi kalau aku menceraikan dia, Keluarganya pasti akan sangat marah besar,” gumam Arga.
Pria itu kemudian mengusap wajahnya frustasi.
Setelah beberapa saat, ia mulai keluar dan mengeringkan rambutnya.
Tok tok tok\~
Arga pun mulai membukakan pintu kamarnya.
“Kau pulang?” tanya Kyraa yang berdiri didepan pintu.
“Kenapa?”
“Tidak. Hanya ingin bertanya,” ucap Kyraa gugup.
Arga pun memicingkan sebelah matanya dan mulai memperhatikan keseluruhan tubuh Wanita itu.
“Aku mendapat laporan bahwa kau tidak pulang beberapa hari ini,” ucap Arga.
Kyraa pun membulatkan matanya. Jantungnya berdegup cepat seolah akan copot saat itu juga. “A-aku, em, aku dirumah orang tuaku. Aku merasa kesepian jadi aku menginap disana,” gugup Kyraa.
“Ck. Pergilah dan jangan lupa tutupi bekas kemerahan dilehermu itu,” ketus Arga kemudian menutup pintu untuk Kyraa.
Kyraa yang tersadar pun langsung berlari kekamarnya dan bercermin.
“Bodoh sekali,” umpat Kyraa frustasi saat melihat bekas kemerahan yang ditinggalkan oleh Jade.
“Dia sepertinya mulai berulah ya,” gumam Arga.
Pria itu kemudian menuju ruang kerjanya dan mulai mengerjakan beberapa pekerjaan yang harus diselesaikan. Tapi tak berselang lama, Kyraa masuk dengan wajah tertunduk.
“Apalagi? Aku sedang sibuk,” ketus Arga.
Kyraa pun langsung bersimpuh di kaki Arga dengan tangisan yang histeris.
“Arga aku mohon! Jangan ceraikan aku! Aku bisa dibunuh oleh Ayah jika kau menceraikanku,” isak Kyraa.
“Ck. Kau sudah sadar kesalahanmu ya? Tenanglah. Selama kau tidak mengusikku, mungkin aku masih bisa mempertimbangkan permintaanmu itu,” ucap Arga.
“Baiklah. Aku berjanji tidak akan mengusikmu. Aku juga tidak akan macam-macam lagi. Asal kau tidak memberitahu hal ini pada Ayahku,” lirih Kyraa.
“Siapa dia?”
Kyraa menatap mata Arga.
“Siapa laki-laki itu?”
“Apa kau tidak punya mulut untuk menjawabku?”
“J-jade. Dia seniorku dikampus,” lirih Kyraa.
“Aku tidak peduli kau mau melakukan apa. Yang penting kau masih mampu menjaga namaku dan tidak mempermalukanku. Kalau mau berhubungan dengan Pria lain silahkan saja. Asal tidak membuat onar dan menggangguku,” ucap Arga.
“Pergilah. Aku harus bekerja,” ucap Arga.
Kyraa kemudian memilih untuk pergi. “Dia benar-benar tidak peduli padaku,” lirih Kyraa.
Keesokan harinya.
“Arga apa kau akan pergi bekerja?” sapa Kyraa yang tengah sarapan seorang diri di ruang makan.
“Ya. Kenapa?”
“H-hanya bertanya. A-apa tidak mau sarapan dulu?”
“Tidak. Aku akan menyarap diluar,” ucap Arga kemudian melenggang pergi meninggalkan Kyraa.
Pria itu kemudian melajukan mobilnya ke Perusahaan miliknya untuk menghadiri rapat.
“Tuan, tadi Nona Aleya kesini mengantarkan sarapan untukmu,” ucap Dave yang menyambut Arga dilobi Perusahaannya.
“Benarkah? Dimana dia sekarang?”
“Nona Aleya pergi karena ada urusan Tuan,” ucap Dave.
“Baiklah. Apa semua sudah berada diruang rapat?”
“Sudah Tuan,” ucap Dave.
Disisi lain, Aleya sedang mengurus tokonya bersama dengan Clara dan Lavina.
”Wah aku tidak sabar untuk melihat cabang mu disana Nona,” ujar Lavina excited.
“Nanti aku akan mengajak kalian,” ucap Aleya.
Tak hanya dicabang yang baru buka, Toko Aleya yang awal pun tetap ramai oleh pengunjung. Dengan roti lezat serta harga yang terjangkau, banyak orang yang menjadikan toko Aleya sebagai toko kue favorit mereka.
“Terimakasih. Selamat datang kembali!” ujar Clara memberikan salam kepada setiap Pembeli yang datang.
“Apa kalian masih sanggup mengerjakan semuanya berdua? Jika tidak, aku akan mencari karyawan lagi,” ucap Aleya.
“Sejujurnya dengan kondisi toko yang seperti ini, kami sudah cukup lelah Nona,” ujar Clara.
“Aku juga berpikir begitu. Belum lagi kalian harus menyediakan kue. Apalagi aku sudah tidak bisa membantu kalian disini setiap hari,” ucap Aleya.
Lavina dan Clara pun mengangguk. “Kalau begitu, aku akan mencari karyawan baru. Dan aku juga akan mencari 1 orang khusus membuat kue,” ucap Aleya.
Lavina dan Clara pun langsung menghambur kepelukan Aleya. “Nona baik sekali. Semoga usahamu selalu lancar, Nona!”