NovelToon NovelToon
Dinikahi CEO REDFLAG

Dinikahi CEO REDFLAG

Status: sedang berlangsung
Genre:One Night Stand / Peran wanita dan peran pria sama-sama hebat
Popularitas:7.7k
Nilai: 5
Nama Author: Dewi Payang

Setelah menangkap basah suaminya bersama wanita lain, Samantha Asia gelap mata, ia ugal-ugalan meniduri seorang pria yang tidak dikenalnya.

One Night Stand itu akhirnya berbuntut panjang. Di belakang hari, Samantha Asia dibuat pusing karenanya.

Tak disangka, pria asing yang menghabiskan malam panas bersamanya adalah CEO baru di perusahaan tempat dirinya berkerja.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dewi Payang, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

12. Jujur.

"Bi-bi-bi-bi-bi..." Angelia, putri bungsu Antonio yang baru berusia sebelas bulan langsung membuang bonekanya sembarangan, raut wajahnya begitu girang melihat Samantha datang.

Kaki gendutnya spontan berlari kencang, tidak perduli baby walker yang membantu pergerakannya itu menabrak apa saja yang dilaluinya. Rambut keritingnya yang kriwil-kriwil keemasan ikut melayang-layang dengan lembut.

"Baby Angel.... Kamu sangat menggemaskan, Sayang, Bibi sangat kangen," Samantha meletakan begitu saja semua buah tangannya. Saking gemasnya, ia tak tahan, menggigit pelan lengan gendut Angelina yang sudah ada didepannya.

Bayi gembul itu tergelak senang sambil menangkup wajah Samantha dan menciuminya, liurnya sudah menempel di sana sini pada wajah Samantha tapi wanita itu sama sekali tidak merasa jijik.

"Bi-bi-bi-bi-ndong!" tangan mungil nan gendut itu menggapai-gapai, minta digendong. Samantha dengan senang hati meraih bayi gembul itu lalu menggendongnya.

"Anak pintar!" Samantha mendaratkan ciuman bertubi-tubinya pada pipi chubby Angelina, hidung pesek bayi itu tak lepas dari incaran gigitannya, membuat sang bayi tergelak kesenangan.

"Kamu beli pampers lagi, Sa?" Selvi, kakak ipar Samantha memandangi dua bal pampers bayi yang tergeletak dilantai, diantara barang-barang belanjaan adik iparnya itu.

"Iya, Kak... mumpung singgah di mini market tadi," sahut Samantha, masih menciumi Angelina tanpa merasa puas. Bayi sebelas bulan dengan bobot dua belas kilogram itu seakan sudah jadi candu baginya.

"Kebanyakan duit ya? Baru juga tiga hari yang lalu kamu belikan Angelina empat bal, sekarang beli dua bal lagi," celetuk Selvi mengangkut semua buah tangan Samantha ke ruang keluarga.

"Empat bal? Tiga hari yang lalu?" Samantha kaget, sambil mengekor Selvi dari belakang.

"Iya, baru juga dua puluh sembilan tahun, sudah pelupa," gurau Selvi sembari terkekeh.

"Tuh, lihat!" Selvi membuka lemari penyimpanan pampers Angelina, benar saja ada empat bal, satu balnya baru terpakai beberapa pcs.

"Kata mas Anton, kamu titip lewat mas supir, yang tempo hari datang bersamamu ke SPBUnya itu lho... yang bawa buah-buahan," Sevi berusaha mengingatkan, mengingat ucapan suaminya.

"Pak Kiano?" Samantha memperjelas, saking penasarannya.

"Iya, mas Kiano," Antonio muncul dari kamar, wajahnya segar karena baru selesai mandi.

Selvi tersenyum melihat suaminya, meletakan aneka camilan yang dibawa adik iparnya itu di atas meja.

"Dia juga memberikan dua kwitansi pembelian sepeda baru, katanya dari kamu untuk hadiah Glen dan Gwen yang berhasil meraih medali emas di event KONI-BAYAN CHAMPIONSHIP lalu," Antonio duduk di sofa.

"Sepedanya juga udah diambil sendiri oleh Glen dan Gwen, mereka suka, katanya keren, model baru," imbunya sembari tersenyum, mengingat raut dua anak kembarnya itu begitu bahagia saat memamerkan sepeda baru mereka di SPBU, tempatnya berkerja.

Samantha melongo, ia sama sekali tidak pernah melakukannya. Fix, dirinya sangat yakin ini pasti inisiatif laki-laki itu sendiri. Tapi bagaimana bisa? Ukuran pampers bayi untuk Angelina sesuai size, dan pria itu juga tahu kalau dua keponakannya mendapat medali emas. Apa itu artinya, pria itu tahu banyak hal tentang dirinya, juga orang-orang terdekatnya?

"Angelina, jangan berantakin rambut Bibimu, Sayang... Lihat, Bibimu terlihat jelek!" Antonio berdiri, mengambil alih Angelina dari gendongan Samantha yang masih melongo, memberikan bayi gembul itu pada isterinya.

Selvi terkekeh, merasa geli melihat rambut panjang Samantha yang kusut karena ulah putrinya.

Bi-bi-bi-bi-ngghh-bi-bi-bi-haaaa..." Angelina menangis merengek, tangannya menggapai-gapai, tidak mau dipisahkan dari Samantha.

"Sayang, tolong bawa Angel ya, aku mau bicara sesuatu dengan Samantha."

"Iya, Mas," Selvi buru-buru membawa pergi putrinya sambil membujuknya dengan banyak mainan.

"Terima kasih ya, Sa... Selama ini kamu sudah setia berbagi rejekimu dengan keluarga Mas..." Antonio menatap haru pada Samantha, adiknya satu-satunya.

"I-iya, Mas..." Samantha tergagap, terpaksa mengiyakan saja, walau dua sepeda baru dan empat bal pampers bayi tiga hari lalu itu bukan pemberiannya.

"Itu semua tidak seberapa dibandingkan apa yang telah mas Anton lakukan untukku selama ini. Semenjak ayah menyusul ibu sebelas tahun silam, Mas Anton lah yang telah membiayai kuliahku yang tidak sedikit nilainya, juga segala keperluan te tek bengekku lainnya," balas Samantha menatap kakaknya penuh keharuan.

"Dan sekarang, berkat mas Anton dan mbak Selvi, aku bisa membiayai hidupku sendiri."

Anton tersenyum, ia bahagia melihat adiknya sekarang.

Bahkan kehidupan adiknya itu nampak lebih sejahtera dibandingkan dirinya, bisa punya dua rumah, dan dua mobil, juga beberapa kapling tanah, sehingga satu rumah mereka diberikan pada ibu suami adiknya itu karena harta bawaan walau Samantha ikut bantu mengangsur hampir lima tahun setelah mereka menikah, begitu yang pernah ia dengar dari penuturan Elias, adik iparnya.

Senyum Antonio perlahan memudar, begitu mengingat ibu mertua adiknya itu datang dengan marah-marah tadi pagi, saat dirinya bersiap ke tempat kerja, membuat Angelina yang masih kecil menangis ketakutan. Tentu saja kejadian itu sangat mengganggu fikirannya sepanjang hari ini.

"Tadi pagi, mama mertuamu datang kemari. Jujur sama Mas, kamu mengajukan gugatan perceraian pada suamimu, kenapa?" Antonio menatap lekat wajah Samantha.

"Walau banyak tuduhan yang dilontarkan oleh mamanya Elias yang menyudutkanmu, tapi Mas tetap ingin mendengar darimu langsung."

"Apa yang dikatakan Mama, Mas?" Samantha balas menatap. Sudah lama ia ingin cerita tentang gugatan perceraian pada kakaknya, tapi baru sore ini ia punya waktu luang untuk datang.

"Katanya, kamu mandul... enam tahun menikah tidak dikaruniai anak juga. Selama ini, kamu tidak pernah membantu bila mereka melakukan hajatan, termasuk dana. Kamu malah selingkuh dengan seorang sopir tempatmu berkerja, dan banyak lainnya, tidak menemani keluarga yang dirawat di rumah sakit... Mas tidak ingat lagi saking banyaknya," tutur Antonio.

Samantha menatap wajah kakaknya, ada luka disana karena tidak terima dirinya sebagai adik dikata-katain oleh ibunya Elias.

"Maafin aku, Mas... telah buat Mas sedih..." Samantha menelan salivanya, kakaknya itu begitu baik dan berhati lembut, tidak pernah bersikap dan melontarkan kata-kata kasar padanya.

"Sa, kamu adalah satu-satunya keluarga yang Mas punya, selain isteri dan anak-anak Mas. Jika sesuatu buruk menimpamu, Mas pasti sangat sedih. Jadi ceritakan semua, jangan ada yang disembunyikan. Mungkin Masmu ini bisa membantu memberi solusi."

Bola mata Samantha mulai berkaca-kaca, ia memang tidak mampu memendam, apalagi menanggung beban fikirannya ini sendiri lebih lama lagi, walau ragu bercampur malu ia lalu menceritakan semuanya.

"Di hari pertama setelah pernikahan kami, mamanya mas Elias membawa aku dan mas Elias ke kantor notaris, kami menandatangai surat pencatatan harta bawaan kami masing-masing sebelum menikah."

"Selama ini gajinya mas Elias di pegang mamanya..."

"Kenapa bisa begitu?" Antonio kaget mendengarnya.

"Untuk membayar cicilan rumahnya mas Elias, Mas. Dan akupun dipaksa wajib membantu membayar kekurangannya tiap bulan hingga lima tahun, selain membiayai hidupku dan mas Elias. Itu sebabnya aku jarang bisa membantu bila mereka melakukan hajatan, aku lembur untuk mendapat uang tambahan."

Antonio meneguk salivanya kasar, ia tidak tahu kalau adiknya selama ini berkerja keras untuk menghidupi suami dan keluarga suaminya.

"Dan selama lima tahun itu juga, mamanya Elias memaksaku menelan pil kontrasepsi, takut kalau-kalau aku hamil sebelum cicilan rumah yang ditempati mama dan adik-adiknya mas Elias itu selesai diangsur."

"Dan sudah setahun ini aku tidak menggunakan pil kontrasepsi itu lagi, Mas... tapi aku belum hamil-hamil juga... itu sebabnya mamanya Elias selalu mengataiku mandul," Samantha menahan tangisnya, berusaha kuat kala mengingat cercaan ibu mertua juga teman-teman arisan ibu mertuanya itu saat bertemu dengannya.

"Sudah berulang kali aku mengajak mas Elias ke dokter kandungan untuk memeriksakan kesuburan kami, tapi mas Elias selalu tidak punya waktu. Sampai akhirnya..." Samantha mengusap kasar airmatanya yang sempat lolos dari kelopak matanya.

Antonio menyimak penuh prihatin, ia juga melihat raut adiknya berubah kala menghapus kasar airmatanya.

".... Di kamar hotel, aku melihat sendiri mas Elias sedang bercinta dengan Olin!" Samantha memekik, hatinya selalu panas mengingat kejadian itu.

"O-Olin, teman kerja Elias yang sering keluar dinas bersamanya?" tebak Elias kaget. Ia memang sering melihat Elias bersama Olin, saat adik iparnya itu mengisi bahan bakar di tempat dirinya berkerja, tapi tidak sama sekali merasa curiga, karena Elias selalu mengatakan ia dan Olin keluar karena ada tugas kantor.

"Iya, Olin yang itu, Mas."

"Tidak Mas sangka, ternyata mereka berlaku curang dibelakangmu." Antonio ikutan gemas sekaligus kesal mendengarnya.

"Lalu tuduhan kamu pacaran dengan sopir?"

Samantha meneguk salivanya, ragu, malu, juga takut, bercampur jadi satu. Apa sebaiknya dirinya menyimpannya saja? Untuk sesaat Samantha bimbang.

"Samantha..." Antonio memanggil pelan, raut intimidasinya membuat Samantha menegang.

"Sopir itu... "Saliva menatap kakaknya, irama jantungnya sudah tidak beraturan, ingin rasanya ia menghilang saat itu juga.

"Samantha!" pekik Antonio penuh curiga.

"I-iya, Mas!" Samantha terlonjak kaget.

"Dia bukan sopir. Di-dia... Bos aku di kantor, Mas. Dan aku sudah tidur bersamanya tiga kali. Aku yang memaksanya, Mas...."

"Samantha, kamu sudah GILA!!!" Antonio berdiri dari duduknya, nafasnya memburu, tidak pernah menduga kelakuan adik kandungnya tidak jauh berbeda dengan adik iparnya.

"Mas, jangan, Mas!" Selvi gegas memeluk Antonio, dengan sekuat tenaga menahan suaminya itu. Mendengar pekikan suaminya tadi, ia cepat berlari meninggalkan bayinya.

"Adik iparmu itu sudah gila, Sayang!" wajah Antonio merah padam.

"Iya, Mas. Tapi jangan bersikap kasar pada adik ipar, harus dengan kepala dingin, Mas!"

Di tempat duduknya, Samantha menangis kejer, tidak berusaha melarikan diri, pasrah saja bila kakak kandungnya itu menghukumnya, ia tahu dirinya salah.

Bersambung✍️

1
💜 ≛⃝⃕|ℙ$°INTANARM¥°
nah masalah apa lagi ini
〈⎳ FT. Zira
lempar vote sebelum angusss
Dewi Payang: Ma kasih akak Zira😋😋
total 1 replies
〈⎳ FT. Zira
beda lah Sa... pacar besarmu kan mau nya memau call dia.. tetus bilang
syang.. aku ijin pergi ke sana yaa... semangat kerjanya.. papay.. muaahh/Facepalm//Facepalm//Facepalm//Hammer//Hammer//Hammer//Hammer//Hammer//Hammer//Hammer//Hammer//Hammer//Hammer//Hammer/
Dewi Payang: Hahahaaaa aku pun kak...../Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
〈⎳ FT. Zira: untungnya akak paham apa yg aku tulis.. typoo parah/Facepalm//Facepalm/
kamu kenpa jadi memau/Facepalm//Facepalm/
terus berubah tetus/Facepalm//Facepalm//Facepalm/

astagaaa/Facepalm//Facepalm/
total 3 replies
〈⎳ FT. Zira
yg bela samantha bukan main/Proud/
Dewi Payang: Merasa seperjuangan kali, Kak/Joyful/
total 1 replies
〈⎳ FT. Zira
dirimu gak diterima ternyata Olin
Dewi Payang: Pelakor emank baiknya digituin, biar gak bwrkwmbang biak🤭
total 1 replies
〈⎳ FT. Zira
ilangin si elias dulu... ehhh/Silent//Hammer//Hammer/
Dewi Payang: Hadeeeeehhhh kebaca duluan🙈🙈🙈🙈
total 1 replies
〈⎳ FT. Zira
sifat James bukan sih/Facepalm//Facepalm/
Dewi Payang: Nyantol di emaknya Kiano ya/Facepalm/
total 1 replies
〈⎳ FT. Zira
makanan Kiano kan smantha sekarang.. ehhh/Silent//Silent/
Dewi Payang: Hahaha😂
total 1 replies
mama Al
setuju
Dewi Payang: Harus begitu ya kan kak, takut disalah gunakan keterangannya nanti.....
total 1 replies
mama Al
suka saya sama keadaan Olin
Dewi Payang: Wkwk kaya aku suka keadaannya si Lidia dulu, tapi sekarang berubah kasihan.....
total 1 replies
mama Al
wkwkwkwkw udah ketauan ternyata
Dewi Payang: Bukan rahasia lagi/Joyful/
total 1 replies
mama Al
eh, ada pelakor
Dewi Payang: /Joyful/
total 1 replies
R 💤
wihhh wihhhh... apa nihhh
Dewi Payang: Sedikit kejutan😁
total 1 replies
R 💤
guling guling Sono Sam hahahahha
Dewi Payang: Calon ayah mertua pula yg ngomong😂
total 1 replies
R 💤
wkwkwkwk, bisa makin bucin malah sam
Dewi Payang: /Facepalm//Facepalm//Facepalm/
total 1 replies
R 💤
Ya ampun Tuan Andreas ini bijak sekaliii, kamu beruntung loh sam
Dewi Payang: banyak julid🙈🙈
R 💤: kebanyakan kalo mertuo cowo emng gitu, beda lagi sama perempuan...
total 3 replies
R 💤
seenggaknya papa mertua baik dan perhatian /Applaud/
Dewi Payang: Tul kak😁
total 1 replies
Zenun
Nah lo, langsung di ulti😁
Dewi Payang: Kena terus Samantha....😁
total 1 replies
Teteh Lia
Asli sih... aku tuh pengen banyak nanya...
Dewi Payang: Chating juga boleh😁
Teteh Lia: Takut agak sensitif gitu, kak. apalagi mengenai agama gini kan...
total 3 replies
Teteh Lia
Weh... nda enak juga kalau kaya gini.
Dewi Payang: Iya, Kak😭
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!