NovelToon NovelToon
Ruang Kelas

Ruang Kelas

Status: sedang berlangsung
Genre:Kutukan / Misteri / Horor / Mata Batin
Popularitas:151
Nilai: 5
Nama Author: Risma Dwika

Di sebuah desa yang masih asri dan sejuk juga tak terlalu banyak masyarakat yang tinggal hidup lah dengan damai jauh dari hiruk pikuk kehidupan kota yang sibuk.

Kegiatan yang wajar seperti berkebun, memancing, ke sawah, juga anak-anak yang belajar di sekolah.

Di sekolah tempat menuntut ilmu banyak yang tak sadar jika terdapat sebuah misteri yang berujung teror sedang menanti masyarakat lugu yang tidak mengetahui apa penyebab nya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Risma Dwika, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

16

Seminggu setelah berobat ke kyai Abdullah, kini neng dan Dian sudah bisa berangkat ke sekolah.

Neng dan Dian merasa dirinya sudah sehat kembali, dan harus berangkat sekolah karena sudah tertinggal pelajaran.

Hari senin seperti biasa sekolah mengadakan upacara.

Neng, Dian, Syifa dan juga ikhsan seperti biasa berangkat bersama-sama.

"Neng hati-hati berangkat nya. Kalian juga. Baca doa dulu sebelum berangkat. Jangan lupa sholawat". Pesan Bu Munah pada anak nya dan juga yang lainnya.

"Iyaa Bu. Siap".

"Mau di anter nggak? Ini kan baru mulai lagi sekolah. Takut nya kecapean kalian?" Zaki keluar melihat adik nya berangkat.

"Jangan di anter atuh a. Nanti kita jadi nggak terbiasa jalan kaki. Kan biasa nya juga jalan kaki. Kalau pulang nya boleh lah. Hehehe". Ujar neng.

"Ya sudah hati-hati jalan nya yaa. Yang lain juga. Nanti pulang nya aa jemput, jangan kemana mana yaa".

"Hehe asiik naik mobil". Ujar Dian.

"Ya sudah kami berangkat dulu ya. Assalamualaikum". Ujar ikhsan.

"Waalaikumsalam ". Ucap ibu dan Zaki.

Saat anak-anak sudah hilang dari pandangan, Zaki dan Bu Munah masuk.

"Bu, kita ngobrol sebentar yaa di ruang tamu. Banyak yang mau Zaki bahas".

"Iyaa nak. Kalau begitu ibu bikin camilan dulu yaa buat teman ngobrol".

"Nggak usah Bu, biar aku saja. Ibu duduk dulu yaa". Zaki menuntun ibu nya ke sofa depan.

Setelah itu dia ke dapur untuk membuat teh manis hangat dan juga dia mengeluarkan brownies kukus dari lemari es, ada keripik pisang dan juga kentang yang ia bawa dari kota.

"Nah, ini bu teman ngobrol nya".

"Wah, banyak sekali. Ini kamu bawa dari kota?".

"Iyaa Bu, memang di apartemen aku stok banyak camilan dan makanan supaya nggak perlu repot keluar. Karena terkadang aku malas makan berat, jadi ngemil aja sambil kerja".

"Ah begitu rupanya. Nah sekarang apa yang mau di obrolin? Kira-kira kamu balik lagi ke kota atau gimana nak?" wajah ibu berubah sendu.

Tentu itu membuat Zaki bimbang.

"Kita bahas yang lain dulu yaa Bu. Itu masih Zaki fikirkan. Sekarang Zaki mau tanya, kenapa ibu tidak pakai uang yang Zaki kirim untuk ibu? Ibu emas sebiji pun tidak pakai". Zaki membolak balikkan tangan ibu nya yang polos.

"Nak, ibu memang dari dulu tidak terlalu suka pakai emas di tangan apa kalung. Ibu kan suka ke ladang, ke sawah, jadi kalau ibu pakai nanti repot. Bisa-bisa hilang emas nya nanti. Tapi ibu pakai anting pemberian bapak kok. Selebih nya ibu simpan. Ibu pakai kalau ada acara saja. Mengenai uang, kan ibu sudah bilang sama kamu. Sudah ibu belikan tanah dan sawah untuk masa depan kamu. Kamu tidak mau yaa tinggal di desa lagi?".

"Bukan begitu Bu. Aku berterima kasih sekali ibu bersikap demikian. Tapi, apa aku bisa mengelola sawah itu yaa Bu nanti? Tanah itu juga kira-kira kita bikin apa ya?".

"Kalau sawah, kamu bisa mempekerjakan orang desa di sini nak kalau kamu tidak mau terjun langsung. Sawah itu dulu punya pak min, ayah nya Rama. Nanti kamu bisa belajar sama dia atau sama ibu juga boleh banget kok. Kita kelola hasil panen ke luar desa". Ujar ibu.

"Kalau untuk tanah kosong nya, kira-kira kalau ku jadikan penginapan bagaimana Bu?".

"Boleh juga nak, supaya desa kita tidak sepi. Desa kita kan indah. Anak desa yang mengelola desa. Supaya maju dan tidak tertinggal tapi tetap asri".

"Ide bagus bu. Oh ya, aku berencana untuk ajak anak-anak main ke kota sebentar boleh Bu? Mereka kan kemarin selama sakit di rumah saja. Paling ke kota dekat sini saja, hanya makan dan belanja. Atau ibu mau ikut sekalian belanja?".

"ibu nggak bisa nak. Kalian saja, ibu ada arisan desa di tempat ibu nya ikhsan".

"oh iya sudah kalau begitu Bu. Ibu mau titip apa nanti?".

"itu nak. ibu titip sandal saja yaa. Sandal ibu copot kemarin".

"oke ibu ku sayang".

1
Risma Dwika
Selamat membaca semua nya 🙏
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!