​Cinta yang Menyembuhkan Luka

Dimitri

Sudah resmi, seseorang di atas sana membenciku.

Sambil melihat mobil itu menghilang, aku berteriak kepada anak buahku untuk membawa mobil lain, dari jauh Tiago melihat kaki Will tergeletak di belakang salah satu kamar.

Kami menghampirinya dan membantunya bangun.

- Maafkan saya, Tuan, dia muncul tiba-tiba, memukul kepala saya dan saya pingsan.

- Dia siapa?

- David Jhonson

Bajingan terkutuk itu, aku akan menghancurkannya, aku akan menguliti tulangnya dan menjadikannya karpet!

Aku mencari ponselku di saku dan tidak menemukannya, saat itulah aku ingat ponsel itu ada di jas yang kupakaikan pada Malik.

- Ayo kita telepon dia, Tuan.

- Jangan gegabah, jika bos menelepon sekarang, mereka bisa tahu kalau telepon itu ada padanya.

- Ivan, bisakah kau melacaknya?

- Bisa, Tuan.

- Aku akan menemukanmu lagi, sayangku, dan kali ini aku tidak akan kehilanganmu sedetik pun.

Malik

Neraka ini tidak ada habisnya...

Orang-orang itu, orang-orang mengerikan dan menjijikkan itu tidak keluar dari pikiranku.

Sejak saat mereka membawaku dari perpustakaan, mereka memberiku obat bius, tidak cukup untuk membuatku pingsan, tetapi cukup untuk membuatku tidak bisa bergerak sendiri.

Setiap saat, mereka mengatakan hal-hal menjijikkan yang akan mereka lakukan padaku, dan aku harus bersiap karena itu bisa terjadi kapan saja dan di mana saja.

Penderitaan mengetahui apa yang mereka inginkan membuatku putus asa, di setiap motel tempat kami berhenti, aku bertanya-tanya apakah pada hari itu mereka akan melakukan semua yang mereka katakan.

Mereka memukuliku, dan menyentuh tubuhku, sambil menyentuh diri mereka sendiri, itu menjijikkan. Mereka bersikeras memberitahuku apa yang ingin dilakukan bos mereka, dan gagasan untuk berada dalam kekuasaan orang-orang ini begitu lama adalah siksaan terburuk, mengetahui bahwa Dimitri mungkin tidak akan pernah menemukanku lebih buruk daripada kematian.

Hari ini kami tiba di sebuah hotel, efek obatnya mulai hilang, tetapi aku merasa tidak enak badan, kepalaku sakit, aku merasa pusing dan mual. Orang-orang itu lebih mabuk dari biasanya, dan lebih mabuk dari yang seharusnya, mereka mulai mengatakan bahwa mereka ingin melakukan hal-hal menjijikkan itu padaku hari ini, mereka mulai menanggalkan pakaianku, dan mencoba menciumku, ketika mereka mencoba melepaskan celanaku, pintu terbuka dengan keras, dan aku melihat Dimitri masuk dengan Tiago dan Ivan di sisinya. Setelah itu semuanya menjadi kacau, dan pria itu melemparku ke lantai, dan aku kehilangan kesadaran untuk sesaat.

Ketika aku membuka mata, aku berada di pelukan Dimitri, lengan kuat yang melindungiku dan memberiku keamanan, Dimitri membelai wajahku dan mengatakan bahwa dia mencintaiku, dia akhirnya mengatakannya.

Aku juga mencintainya, aku belajar mencintainya, mengamatinya dari jauh saat dia juga mengamatiku, mungkin aku sedikit memprovokasi ketika dia berpikir aku tidak melihatnya mengintipku dari sudut-sudut. Ogre, kasar, dan pemarah itu mencuri hatiku, dan membuatku mencintainya bahkan tanpa mencoba. Aku mencintainya dengan cuma-cuma, aku mencintainya begitu saja, dan aku curiga bahwa jenis cinta ini lebih kuat dari yang lain.

Aku senang mimpi buruk ini akhirnya berakhir, sampai semuanya dimulai lagi, aku melihat mobil itu melaju kencang dan mendengar teriakan Dimitri memanggilku, aku memutuskan untuk tetap menutup mata dan berpura-pura masih tidak sadarkan diri, aku melihat ke kaca spion dan melihat bahwa David yang mengendarai mobil itu, aku tidak tahu apa yang dia inginkan, tetapi tatapannya berbeda, setelah semua yang aku alami minggu ini, aku tidak akan lengah dengannya.

Aku merasakan sesuatu bergetar di jas, dan aku melihat itu adalah ponsel Dimitri, dengan sangat hati-hati, aku mengambil perangkat itu dan menyembunyikannya di celana dan kembali berpura-pura tidak sadarkan diri.

Tidak lama kemudian mobil berhenti di tempat yang aneh, sebuah jalan yang penuh dengan bar, pedagang kaki lima di mana-mana dan bangunan yang sangat tua. David keluar dari mobil dan pergi ke trotoar untuk berbicara dengan seorang pria yang berada di sebuah bar, aku memanfaatkan kesempatan bahwa mereka jauh dan mengambil telepon, menelepon Ivan, Dimitri menjawab pada panggilan pertama.

- Malik

- Dimitri tolong aku, ini David dia yang mengendarai mobil, kamu harus lari sayang, kamu harus datang menjemputku.

- Sayang tenang, dengarkan aku. Sayang dia akan membawamu...

- Tidak, Dimitri tolong dan aku tidak bisa, kamu tidak boleh membiarkan, kamu harus datang kamu harus membawaku keluar dari sini, kamu berjanji..

- Malik, tenang dan dengarkan aku. Dia akan berhasil membawamu, tapi aku akan mengejarmu, aku akan menemukanmu dan membunuh bajingan itu. Kamu harus tetap tenang sayang, jadilah pintar dan tetap fokus, kamu harus membantuku membawamu kembali padaku.

- Dimitri aku tidak bisa, aku tidak bisa..

- Tentu saja kamu bisa sayang, kamu mencintaiku kan.

- Aku cinta.

- Kalau begitu kamu akan bisa, tetap tenang dan coba lindungi dirimu, coba sembunyikan ponsel ini itu kunci untuk aku menemukanmu.

- Dia kembali, aku harus mematikan telepon.

- Tetap bersamaku dalam pikiranmu dan kamu akan bisa, aku mencintaimu sayangku.

Aku mematikan telepon dan menyimpannya lagi di tempatnya, David datang dan melepas jasku dan menggendongku, menempatkanku di mobil lain dan melaju kencang. Aku tidak tahu berapa lama lagi aku bisa berpura-pura tidur. Ketika kami tiba di semacam perkebunan, aku memutuskan untuk membuka mata dan menghadapi David.

- Aku di mana? David beritahu kenapa kamu membawaku ke sini.

- Malik sayang, kamu sudah bangun baguslah, kita baru saja sampai.

- David jawab pertanyaanku.

- Aku membawamu untuk menghabiskan akhir pekan di pedesaan.

- Aku ingin pulang, aku ingin kembali ke...

David menjadi marah menutup mulutku dengan tangannya.

- Jangan berani menyebut namanya! Kamu tidak lihat Malik, dia tidak pantas untukmu! Dia membiarkanmu dibawa, dua kali! Dia tidak layak untukmu sayang, dia tidak akan pernah pantas

- Tapi dia yang aku cintai David.

+ Tidak, tidak cinta, kamu bingung, sedih dan marah dengan apa yang terjadi di masa lalu, dan ingin membalas dendam padaku. Tapi jauh di lubuk hatimu aku yang kamu cintai, dan kamu akan menerima itu, bahkan jika kita harus tinggal di sini selamanya!

Dimitri

Aku keluar dari bar meninggalkan jejak mayat dan darah. Aku tahu persis di mana Malik berada, tetapi itu tidak berarti aku tidak akan menghabisi setiap orang yang membantunya mengambilnya dariku.

Perkebunan tempat Malik berada berjarak kurang dari 1 kilometer dari sini, bagus David tidak menyentuh sehelai rambut pun dari Malik, atau aku akan menghancurkan sampai jiwanya.