NovelToon NovelToon
Cinta Selamanya

Cinta Selamanya

Status: sedang berlangsung
Genre:Transmigrasi / Perjodohan / Romantis / Fantasi / Cinta Murni / Mengubah Takdir
Popularitas:1.6k
Nilai: 5
Nama Author: eloranaya

Raisa tidak menyangka bahwa hidup akan membawanya ke keadaan bagaimana seorang perempuan yang menjalin pernikahan bukan atas dasar cinta. Dia tidak mengharapkan bahwa malam ulang tahun yang seharusnya dia habiskan dengan orang rumah itu menyeretnya ke masa depan jauh dari bayangannya. Belum selesai dengan hidup miliknya yang dia rasa seperti tidak mendapat bahagia, malah kini jiwa Raisa menempati tubuh perempuan yang ternyata menikah tanpa mendapatkan cinta dari sang suami. Jiwanya menempati raga Alya, seorang perempuan modis yang menikah dengan Ardan yang dikenal berparas tampan. Ternyata cantiknya itu tidak mampu membuat Ardan mencintainya.

Mendapati kenyataan itu Raisa berpikir untuk membantu tubuh dari orang yang dia tempati agar mendapatkan cinta dari suaminya. Setidaknya nanti hal itu akan menjadi bentuk terima kasih kepada Alya. Berharap itu tidak menjadi boomerang untuk dirinya. Melalui tubuh itu Raisa menjadi tahu bahwa ada rahasia lain yang dimiliki oleh Ardan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon eloranaya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

15. The Tears (2)

Berkali-kali Raisa membenturkan belakang kepalanya pada sandaran kursi mobil berharap kepalanya yang pening dan memberat akan berkurang. Raut wajah perempuan itu telah penuh dengan air mata dan menunjukan ekspresi paling sendu. Pikirannya tidak bisa tenang sejak dipaksa oleh ibu dan ayahnya sendiri untuk pulang kembali ke rumah keluarga Ardan.

Andai saja kedua orang tuanya itu tahu bahwa jiwa anaknya-lah yang saat itu sedang ada di sebelah mereka.

"Keluar."

Raisa tidak mengindahkan ucapan Ardan. Dia masih senantiasa duduk tak bergerak dengan tatapan kosong lurus ke depan.

Sejurus kemudian Ardan membuka pintu untuk dia sendiri keluar dari mobil dan bermanuver ke baris pintu kedua. Membopong Zeean yang tertidur pulas. Mengabaikan Raisa yang masih termangu.

Tok tok tok!

Ketukan kaca di sebelah mengganggu, Raisa menoleh. Ibu Ardan berdiri di sana menyambutnya dengan senyum gembira.

"Hallo, Nak Alya?"

Raisa menoleh. Sebelum turun dia mengembuskan napas panjang, berusaha menyiapkan diri menghadapi kehidupan yang lagi-lagi bukan miliknya ini. Sejurus kemudian, saat Raisa baru meraih tuas pintu sudah ditarik dari luar. Santi memelotot terkejut melihat pipi Raisa yang meloloskan air mata.

Santi memegangi bahu menantunya. "Alya kenapa? Kok nangis? Liburannya gimana?"

Mengangguk Raisa menjawab lemah, "Seru kok, Bu."

"Terus kenapa nangis? Maafin Ardan ya." Santi berkali-kali mengucapkan kata yang sama, maaf. "Ayo, ayo. Ibu antar ke kamar."

"Alya jangan nangis lagi ya. Nanti biar Ardan ibu marahin."

"Jangan, Bu."

"Sudah, jangan menangis lagi." Raisa berupaya menurunkan telapak Ibu Ardan yang berusaha menghapus air matanya. Bukannya berhenti, cairan hangat itu justru keluar lebih deras. Diperlakukan sebaik itu membuat kantong rindu kepada kedua orang tua kandungnya membesar sampai pecah. Dia ingin kembali. Kepada ibu dan ayahnya. Di rumah sakit.

"Maafin aku...," ujar Raisa sesenggukan. Kata yang entah dia sendiri tidak tahu itu ditujukan kepada siapa. Tetapi yang pasti dia ingin mengatakan itu.

"Ayo, ayo. Tenangin diri dulu." Santi menggiringnya memasuki rumah, naik ke lantai dua dan ke kamar tempat dia dan Ardan tidur.

Sesampainya di sana Ardan tampak terburu-buru, dia setengah berlari menyambar jaket yang tercantol di sisi lemari.

"ANAK BIADAB!"

Raisa terperanjat. Pekikan tajam itu menyerbu pendengaran begitu kakinya menginjak ke dalam kamar. Dia melihat Santi berdiri membelakanginya, menghadap Ardan dengan berkacak pinggang. Sedangkan yang ditatap hanya diam dengan ekspresi tenang.

"KAMU ITU BENER SEKALI AJA BISA NGGAK SIH?!"

"KAMU ITU SETIDAKNYA KALAU NGGAK BISA BIKIN IBU BANGGA. BISA NGGAK SIH BIKIN IBU SENENG?!!"

"SAMPAI KAPAN KAMU AKAN TERUS NGELAWAN?!"

Hardikan demi hardikan terlontarkan dan ditujukan pada Ardan. Buku tangan Santi terlihat mengerat. Belum selesai membayangkan apa yang terjadi berikutnya tangan keras itu telah melayang, mendarat di pipi Ardan dan menimbulkan sengatan panas. Pipi laki-laki itu seketika memerah.

"KAMU ITU BISA NGGAK, SIH, HARGAIN ISTRI KAMU!"

Melihat lengan Santi yang hendak mendaratkan tamparan lagi Raisa gesit mencegahnya. Tangan yang bergetar itu melayang di udara.

"Ibu, jangan dipukul lagi Ardan-nya. Bukan dia yang bikin aku nangis." Raisa menggeleng-geleng kuat. Meyakinkan Santi.

"Bukan dia pun, tetap salah karena sudah biarin kamu nangis."

"Enggak, Ibu...."

Santi berbalik menghadap Raisa. Perempuan tersebut kembali menghapusi air mata Raisa yang terus-terusan luruh.

"Tenangin istri kamu, ibu keluar," ujar Santi final. Dingin dalam suaranya begitu kentara. Dia lantas berderap keluar, sebelum benar-benar menutup pintu dia mencabut kunci yang terpasang di lubangnya. Menutupnya dalam sekali gebrak diikuti suara klik!

Pintu dikunci dari luar.

"Tiga hari," lanjut Ibu Ardan.

Raisa tidak tahu apa maksudnya. Dia menatap Ardan, mencoba menggali informasi lewat pendaran mata lelaki itu. Tak mendapat jawaban, justru dia mendapati netra Ardan yang memerah seolah menahan marah.

"Brengsek!" Dan Ardan melemparkan begitu saja jaketnya ke sembarang arah. Mengusak-usak rambut frustasi.

...****************...

1
fianci🍎
Pusing kepala baca cerita ini, tapi tetap seru. Teruslah menulis, author!
Perla_Rose384
Gak sabar nunggu kelanjutannya thor, semoga cepat update ya 😊
Eirlys
Bikin saya penasaran terus
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!