Alya adinda salsabila seorang siswi pintar, cantik, dan populer di SMA prestasi jakarta.
Valen raka nugraha seorang murid terganteng, dingin, cuek, dan dia adalah musuh bebuyutan Alya sejak SMP.
keduanya tidak pernah akur selalu saja bersaing dan saling menjatuhkan secara halus.
namun siapa sangka,suatu malam orang tua mereka memberikan kabar yang mengejutkan Alya dan Valen.
"apa??, gak salah dengar, gua gak mau dijodohin sama dia apalagi kalau sampai menikah! "ucap Alya.
"emang lu pikir gua mau sama lu" ucap Valen.
namun sebanyak apapun mereka menolak permintaan orang tua mereka tidak bisa ditolak jadi terpaksa mereka berdua harus menikah secara diam-diam.
ditambah lagi aturan sekolah yang melarang untuk menikah, kalau sampai melanggar akan dikeluarkan oleh sekolah itu.
bagaimana kisah mereka selanjutnya??
yuk mampir
IG:qilla_kasychan
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon kasychan_A.S, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 16-perhatian
Valen saat ini berdiri di ambang pintu UKS, tidak masuk, hanya menyandarkan bahunya ke dinding tangannya mengepal, melihat Alya berduaan dengan Arkan hatinya memanas tidak tau kenapa.
"gua udah baikan kok, makasih ya Ark" ucap Alya.
"Sama-sama" ucap Arkan
"ke kelas yuk! " ajak Alya
"yakin? " tanya Arkan memastikan
"iya" ucap Alya
"gua gendong ya" ucap Arkan
"eh, ga perlu, gua berat tau" ucap Alya
"ayok, gua gendong" ucap Arkan menggendong tubuh mungil Alya di punggungnya.
"enteng gini"ucap Arkan
hati Valen semakin memanas saat Arkan dan Alya ingin keluar dari pintu UKS, Valen pergi dari situ.
Arkan menggendong tubuh mungil Alya sampai ke kelas, benyak siswi yang iri pada Alya.
Kring-kring-kring
bel pulang sudah berbunyi seperti biasa Alya pulang menggunakan mobil kesayangan nya.
Alta berencana tidak langsung pulang ke rumah tapi melainkan ke rumah lamanya untuk menemui bi Ratih.
saat ini mobil milik Alya sudah memasuki rumah mewah clasic dengan cat putih elegan.
dia turun dari mobil dan langsung masuk ke dalam rumah tersebut seperti biasa keadaan rumah itu sepi tidak ada papah dan mamahnya tapi Alya tidak merisaukan itu, tujuannya datang kesini untuk menemui bi Ratih.
Alya menelusuri dapur dan dia melihat bi Ratih yang sedang memasak.
bi Ratih akan sadar kehadiran Alya dia langsung menoleh ke belakang.
Alya dan bi Ratih langsung berpelukan mengobati rasa rindu di hati mereka.
sedangkan Valen juga tidak langsung pulang kerumah dia memutuskan untuk ke markas anggota genk nya.
"Val, lu mau ikut? " tanya Arsya
"ikut apa? " tanya Valen mulutnya sibuk menghisap barang rokok yang terletak di sela-sela jarinya.
"balapan,kalau lu menang lu bisa dapat seratus juta" ucap Arsya
"oke gua ikut" ucap Valen
"lu kenapa melamun terus, kesambet lu" ucap Arsya pada Kael.
"ga" ucap Kael.
"balaapnnya kapan? " tanya Valen
"malam ini" ucap arsya.
Malam semakin larut, Jalanan sepi, hanya lampu jalan yang menyala samar.
Alya yang sedang menyetir dalam perjalanan pulang dari rumah lamanya tiba-tiba berhenti ketika melihat kerumunan motor di kejauhan. Lampu-lampu terang, suara knalpot meraung, dan sorakan orang-orang terdengar jelas.
“Hah? Balapan liar?” gumam Alya.
Matanya memperhatikan salah satu rider yang bersiap di garis start.
Tubuhnya tinggi, posturnya familiardan jaket hitam itu…
“Kayak Valen?” Alya mengerutkan dahi.
Tapi rider itu memakai full-face hitam pekat, dan pakaiannya terlalu tertutup untuk benar-benar dikenali.
Rider itu kemudian melesat kencang, jauh lebih cepat dari yang lain.
Alya bahkan sempat memegang dadanya kuat-kuat karena ngerasa ngeri lihat cara rider itu ngebut gila-gilaan.
Dan entah kenapa, perasaan nggak enaknya semakin besar.
Ia akhirnya memilih pergi dari situ. Perasaannya kacau dan takut kalau ternyata beneran Valen.
Alya buru-buru pulang.
menunjukan jam 12 malam, rumah terasa sunyi, AC ruang tamu dingin, TV masih menyala menampilkan sebuah acara kesukaan Alya
Alya ketiduran di sofa, selimut tipis melorot sampai ke pinggangnya, rambutnya berantakan. Ia terlihat lelah.
ceklek
Pintu utama terbuka pelan.
Valen masuk, langkahnya berat, nafasnya tidak beratur.
Dia melempar kunci motor ke meja, jaketnya setengah terbuka, dan wajahnya lebam, pipi kiri memar biru keunguan, sudut bibirnya pecah sedikit berdarah, ada goresan dia alisnya, dan dia berjalan agak pincang.
Ternyata bukan cuma balapan,Valen juga habis berantem dengan seseorang.
Saat Valen menghempaskan tubuhnya ke sofa,Alya tersentak bangun.
“Mmh… Val..”mata Alya langsung membelangkak melihat Valen.
“VALEN?!!”
Valen terkejut karena Alya bangun. Ia buru-buru menegakkan badan.
“Ngapain lu belum tidur?” Valen mencoba bersikap biasa, tapi suaranya serak.
Alya langsung bangkit dan mendekatinya cepat.
“Wajah lu kenapa??”Alya memegang pipi Valen tanpa sadar, refleks.
Valen terdiam, matanya melebar sedikit karena kaget dengan jarak mereka yang super dekat.
Alya memutar wajah Valen ke kanan memar,Ke kiri pecah bibir.Lehernya pun ada goresan.
“LU BERANTEM?!! VALEN!!!” suara Alya meninggi karena panik, bukan marah.
Valen menepis pelan tangannya.
“Biasa aja, cuma jatoh dikit.”
Alya mendengus. “Jatoh dari mana? Pesawat?!”
Ia memegang dagu Valen dan memiringkannya. “Ini jelas-jelas bekas pukulan!”
Valen menahan napas.
Sentuhan Alya bikin dadanya nggak karuan.
Alya menatapnya tajam. “Lu balapan ya?”
Valen terdiam beberapa detik.
"Bukan urusan lu..” jawab Valen pelan.
Alya memukul lengan Valen keras.
“Lagian lu ngapain balapan, mau mati lu? "
“Sakit anjir!”ucap Valen merasa kaget dengan pukulan Alya.
Valen menatapnya,Lama,Nggak pernah lihat Alya seemosi dan secemas itu.
tidak tau kenapa Alya merasa khawatir dengan Valen.
.
"gua ambil kotak p3k dulu" ucap Alya bangkit dari duduknya menuju kamar lalu keluar dengan tangan yang sudah membawa kota p3k.
"sini, biar gua obatin" ucap Alya membuka kotak p3k dan mengambil obat, lalu mengobati wajah Valen.