NovelToon NovelToon
Dicintai Penguasa Posesif

Dicintai Penguasa Posesif

Status: sedang berlangsung
Genre:Kriminal dan Bidadari / Penyesalan Suami / CEO / Mafia / Nikah Kontrak / Konflik etika
Popularitas:6.5k
Nilai: 5
Nama Author: Aida

Naora, seorang wanita yang dijadikan taruhan oleh suaminya yang sering menyiksanya selama dua tahun pernikahan. Ia dengan tega menyerahkan Naora pada lawannya yang seorang penguasa.

Damian, seorang Bos mafia yang kejam seketika menaruh rasa iba pada Naora saat melihat luka-luka di tubuh Naora.

Sikap Damian yang dingin dan menakutkan tidak ada ampun pada lawannya tapi tidak sedikitpun membuat Naora merasa takut. Hatinya sudah mati rasa. Ia tidak bisa merasakan sakit dan bahagia. Ia menjalani hidup hanya karena belum mati saja.

Namun tanpa diduga, hal itu malah membuat Damian tertarik dan ingin melepaskan Naora dari jerat masa lalunya yang menyakitkan.
Akankah Damian bisa melakukannya dan terjebak dalam rasa penasarannya ?

Minta dukungan yang banyak ya teman-teman 🫶 Terimakasih 🙏

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aida, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Luna

"Kau, mau menamainya ?" Tanya Damian saat Naora lebih asik mengelus kucing itu daripada berhadapan dengannya.

"Iya. Tapi siapa ya ?" Jawab Naora seakan bertanya pada dirinya sendiri.

Damian hanya menghela nafas panjang. Naora tidak lagi fokus padanya. Ia malah asik bermain dengan kucing barunya.

"Bagaimana kalau Mochi ? Cookie ? Atau Peanut ?" Tanya Damian asal.

Tidak disangka Naora mendongak menatapnya sambil tertawa kecil.

"Nama yang kau sebutkan semuanya makanan, Tuan". Kata Naora yang terlihat sangat cantik di pandangan Damian.

Untuk sesaat Damian terpana akan senyuman Naora. Senyum yang tidak pernah ditampakkannya sejak pertama kali datang ke mansion nya.

"Kau memiliki ide nama yang lain ?Aku tidak pandai mencari nama. Kucing ku dulu aku beri nama lolipop karena aku sangat suka lolipop". Kata Naora masih dengan senyumnya. Dan ini adalah kalimat terpanjangnya yang pernah Damian dengar.

Damian mengerutkan keningnya seolah sedang berpikir. Karena sebenarnya ia sedang menetralkan degupan jantungnya yang bertalu-talu.

"Bagaimana jika Luna ?" Tanya Damian asal.m juga. Sebenarnya ia juga tidak pandai memilih nama. Hanya saja kucing yang dibelinya berjenis kelamin betina. Dan nama Luna juga tidak terlalu buruk.

"Luna ?" Beo Naora nampak berpikir. Damian mengangguk.

"Baiklah, Luna. Namamu sekarang adalah Luna". Kata Naora mengelus kepala Luna.

Seakan mengerti, kucing ia mengeong-ngeong sambil memepet tubuh Naora. Lagi-lagi Naora tertawa.

Damian bingung dengan dirinya sendiri. Kenapa sejak tadi dadanya berdebar tidak karuan. Perasaan seperti ini sering kali ia rasakan ketika akan berhadapan dengan musuh. Tapi ini lebih hebat lagi. Dan ia tidak tau kenapa.

Dan saat Naora setuju menggunankan nama Luna sebagai nama kucingnya, membuat Damian begitu senang dalam hatinya.

Naora memasukkan Luna ke dalam kandangnya. Kemudian ia berdiri menghadap Damian.

"Tuan, terimakasih untuk pemberianmu. Aku sangat menghargainya". Kata Naora.

Damian pun berdiri dari kursinya. Ia sangat tertarik berbicara dengan Naora.

"Hem. Tidurlah ini sudah larut". Kata Damian. Dan Naora segera pergi sambil membawa kandang Luna.

"Naora.." Panggil Damian saat Naora sudah keluar dari dapur. Ini pertama kalinya Naora mendengar Damian memanggil namanya.

"Kau bawa Luna saja. Dan letakkan kandangnya disini. Biar besok pelayan yang membereskan nya. Kau juga tidak perlu takut, tubuh Luna sudah diberi vaksin dan dimandikan". Kata Damian panjang lebar.

Naora mengangguk dan kembali. Ia mengeluarkan Luna dan meletakkan kandangnya di sudut ruangan. Kemudian ia meninggalkan dapur.

"Tunggu, Naora.." Panggil Damian sekali lagi.

Naora membalikkan tubuhnya lagi dengan senyuman meskipun hatinya merasa sebal.

"Kau melupakan botol minum mu". Kata Damian menghampiri Naora dan menyerahkan botolnya.

Wajah Naora memerah karena merasa malu. Meskipun Damian tidak tau apa yang tadi dipikirkan nya. Tapi ia merasa tidak enak karena sudah berburuk sangka.

"Terimakasih". Kata Naora segera berlari kecil setelah mengambil botolnya.

Damian hanya tertawa tanpa suara melihat tingkah Naora yang seperti anak kecil. Tapi memang Naora masih pantas bertingkah seperti itu.

...

Pagi hari Naora bangun agak kesiangan. Ia dengan cepat menggosok gigi dan mencuci wajahnya kemudian keluar dari kamar.

Ia berlari kecil menuju tempat dimana para pelayan berada dan bertanya apa mereka melihat kucing berkeliaran disini. Tapi semuanya menjawab tidak tau.

"Kami tidak melihatnya, Nona". Jawab Bibi Lili seorang kepala pelayan.

"Tapi kami akan mencoba mencarinya". Imbuh Bibi Lili. Jika nanti mereka menemukan seekor kucing sudah pasti itu kucing yang dicari oleh Naora. Sebab di sekitar mansion tidak pernah ada kucing liar yang berkeliaran.

"Iya, Bibi. Terimakasih". Jawab Naora tertunduk sedih.

Baru tadi malam ia senang memiliki kucing tapi pagi hari saat ia bangun kucing itu tidak ada di kamarnya. Dan lagi, bagaimana jika nanti Damian marah karena menganggap Naora tidak bisa menjaganya. Pikiran Naora menjadi kalut.

Ia keluar dari mansion untuk mencari kucingnya lagi. Berbagai sudut coba ia telusuri sambil menirukan suara kucing berharap Luna mendengarnya dan menyahutinya.

Saat di luar mansion Naora menabrak tubuh Damian yang akan masuk. Naora menatap Damian yang melayangkan pandangan tajam seperti biasanya.

"Maaf". Cicit Naora.

Damian tidak menjawab. Ia melihat Naora dari atas hingga ke bawah.

"Apa kau tidak bisa berganti pakaian lebih dulu sebelum keluar dari kamar ?".Tanya Damian dingin seperti biasanya. Naora melihat kearah pakaiannya.

Ia memakai gaun tidur tanpa lengan dengan luaran lengan panjang selutut. Menurut Naora tidak ada yang salah dengan pakaian. Tidak terlalu terbuka juga.

Tapi Naora tidak tau, jika ia terlihat sangat menggoda di pandangan Damian. Mungkin juga di pandangan pria lain.

Naora hanya mengangguk. Ia tidak terlalu memperdulikan omelan Damian. Ia ingin segera mencari Luna.

"Iya, Tuan. Nanti saja marahnya. Aku sedang sibuk". Kata Naora seperti terburu-buru.

"Sibuk ? Apa yang kau sibukkan ?" Tanya Damian mengernyitkan dahinya.

"Aku ingin mencari Luna. Dia tidak ada di kamarku". Kata Naora.

Damian terkejut. Dilihatnya wajah Naora yang tampak panik. Bisa Damian tebak jika rasa panik itu berasal dari hilangnya Luna. Bukan karena takut padanya.

"Tenanglah. Kita akan cari Luna bersama. Masuklah dulu". Kata Damian. Lalu ia membalikkan tubuhnya dan memanggil beberapa anak buahnya yang menjaga di depan mansion.

Ia memerintahkan mereka untuk mencari seekor kucing berbulu cokelat serta lebat. Dan mereka hanya diberi waktu sampai sepuluh menit. Kalau tidak semuanya akan diberi hukuman.

Setelah anak buahnya mengerti dan mulai mencari, Damian mengajak Naora untuk melihat di sudut kamarnya.

Naora masuk ke dalam kamarnya diikuti oleh Damian. Damian melihat kamar Naora dengan seksama.

"Sejak kapan jendela ini terbuka ?" Tanya Damian menuju ke jendela yang tertutup tirai putih tipis.

"Aku tidak ingat. Tapi sepertinya sejak kemarin". Jawab Naora pelan.

Damian menghela nafas panjang. Jelas saja Luna bisa keluar dari kamar. Memang ada jalan keluarnya rupanya.

Damian melongok ke luar jendela yang menghadap kearah kolam renang. Ia menoleh kesana-kemari untuk mencari sosok cokelat yang telah membuat banyak orang ketar-ketir.

Matanya menyipit saat menangkap sosok mungil berada diatas pohon Kamboja dekat dengan kolam renangnya.

"Itu dia". Kata Damian keluar dari jendela. Ia segera berjalan pelan dan naik ke batang phon Kamboja yang tidak tinggi. Kedua tangannya meraih Luna yang bertengger anteng sambil melihat burung di pohon sebelahnya.

Luna mengeong saat merasa tubuhnya diangkat. Ia menoleh dan tidak menolak saat melihat Damian. Mungkin ia mulai mengenal pemiliknya.

"Kau nakal sekali sekali. Kau membuat Naora panik mencari mu". Kata Damian mengomeli Luna dan dijawab oleh Luna dengan suara besarnya.

Damian bisa melihat senyum Naora yang mengembang saat melihatnya menggendong Luna.

"Ya ampun, kau membuatku panik Luna". Kata Naora mengelus Luna di gendongan Damian.

"Mandilah dulu. Setelah itu kita sarapan bersama". Kata Damian.

Naora mengangguk. Tapi ia menunjuk Luna yang masih tidak dilepaskan oleh Damian.

"Aku akan memberinya makan". Kata Damian meninggalkan kemudian meninggalkan kamar Naora.

Aroma feminim dalam kamar Naora begitu menenangkan penciuman Damian. Ada sesuatu dalam dirinya yang tiba-tiba saja bereaksi.

Segera ia tinggalkan kamar Naora agar tidak terlihat oleh Naora.

1
Reni Anjarwani
doubel up thor
partini
apa sih yg ga bisa di lakukan tuan Damian semua bisa dan kilat
Reni Anjarwani
doubel up
Gustinur Arofah
pembalasan blm setimpal dan buat damian sadar bahwa itu cinta.
Gustinur Arofah
lanjutttttttt
Gustinur Arofah
typo
Pemimpi yang lelah: Makasih, akan author🤭🙏
total 1 replies
ms. S
lagi. ..
Gustinur Arofah
💪💪💪💪
Reni Anjarwani
lanjut thor
partini
hemmmm kakak kandungku kan Thor
sakit parah dianya yah
ms. S
up.. up..up
Reni Anjarwani
semanggat thor upnya
partini
hemmm cemburu
Gustinur Arofah
selalu di tunggu thor jd semangat💪💪💪💪💪
ms. S
lanjut lagi Thor.. aku sng cerita Damian dan naora ini soalnya penasaran dgn kebucinan Damian dan penyesalan aldrich
Reni Anjarwani
lama ya upnya
ms. S
lagi. lagi.. aku ga sabar Damian bucin
𝙋𝙚𝙣𝙖𝙥𝙞𝙖𝙣𝙤𝙝📝: Halo kak baca juga d novel ku 𝘼𝙙𝙯𝙖𝙙𝙞𝙣𝙖 𝙞𝙨𝙩𝙧𝙞 𝙨𝙖𝙣𝙜 𝙜𝙪𝙨 𝙧𝙖𝙝𝙖𝙨𝙞𝙖 atau klik akun profil ku ya. trmksh🙏
total 1 replies
partini
bos mu aneh
Reni Anjarwani
up trs thor bagus bgt ceritanya
ms. S
Damian jatuh cinta..
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!