"Putus kan pacar Lo!!"
Revano menatap tajam ke arah Renata, mata nya menelisik dari atas ke bawah, memperhatikan Renata dengan begitu intens.
Sementara Renata hanya diam...rasa cinta untuk pacarnya itu masih sangat dalam. Tidak mungkin kan dia begitu saja memutuskan hubungan ini, apalagi alasan karena seseorang.
"Gue kasih waktu sampai nanti malam,...kalau lo belum mutusin dia, siap siap saja....gue minta hak gue.."
"Gue makan Lo!"
Bisik Revano di telinga Renata, dengan hembusan nafas yang begitu kentara, membuat Renata seketika merinding.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon aulina alfiana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Video
"Sayank... diantar sama siapa tadi?"
Glekk
Renata sudah sampai di sekolah dan barusan ia turun dari motor milik Revano, entah mengapa laki-laki itu malah sengaja mengantarkannya sampai depan gerbang menggunakan motor besar tetapi beruntung sekali Revano menggunakan helm jadi mukanya tertutup.
Padahal Renata sudah menoleh ke kiri dan ke kanan memastikan tidak ada orang yang melihatnya turun dari motor Revano tetapi tiba-tiba malah Radit, kekasihnya sudah berada di belakang dan saat ini menanyakan siapa yang mengantarkannya ke sekolah.
Kaget dong tiba-tiba Radit sudah ada di belakang padahal tadi Renata menoleh ke parkiran, masih sepi sama sekali tidak ada motor apalagi motor Radit.
"Itu sepupu, baru datang dari Malang."
Jawab Renata dengan cepat. Memang Renata mempunyai sepupu yang berasal dari Malang tetapi bentukannya tidak seperti itu.
Tapi kok sepertinya gue kenal betul dengan motor dan juga perawakan tubuhnya...
Mendengar jawaban dari Renata, Radit sedikit terdiam. Ia sedari tadi hanya sekilas melihat seseorang yang mengantarkan Renata dengan motor besar dan helm yang tertutup, memang sih tidak begitu kentara orangnya tetapi sekilas ia mengenali motornya dan perawakan orang itu.
"Kenapa aku nggak dikenalin sama dia yank? dia pindah ke sini atau gimana?"
"Oh enggak, kebetulan dia punya kenalan di sekolah sebelah, jadi pagi ini dia nganterin aku sekaligus mau ketemu kenalannya itu. Udah ayo masuk aku banyak PR."
Tidak mau sampai nanti Radit bertanya-tanya ataupun curiga, Renata langsung saja menarik tangan Radit membawa pacarnya itu ke kelasnya meskipun Radit dan Renata itu tidak sekelas tetapi daripada nanti Radit malahan curiga dengan siapa yang mengantarkannya.
"Yank nanti malam aku jemput ya?"
Sudah di kelas dan posisinya saat ini Radit duduk di sebelah Renata dengan Renata sudah membuka buku pelajarannya mengerjakan PR yang memang semalam dirinya tidak mengerjakan.
Ini yang gue tunggu-tunggu gue mau tahu bagaimana reaksi dia nanti selanjutnya..
"Ke mana?"
Pura-pura saja Renata bertanya, padahala sama sekali ia ingat bahkan tadi pagi pun sudah diingatkan oleh Revano kalau nanti malam Revano menantang Radit untuk balapan.
"Lupa ya yank, si brengsek Revano nantangin aku balapan nanti malam, aku jemput ya jam tujuh seperti biasa."
Renata diam...lebih tepat nya memikirkan sesuatu.
Apakah memang benar kalau aku tidak datang Radit akan mengajak mantan kekasihnya itu dan berakhir di sebuah hotel, coba aja aku buktikan... selama ini kan aku tidak pernah curiga, aku tidak datang Radit juga biasa-biasa saja tidak memaksa atau bagaimana tetapi aku juga tidak menyelidiki kemana setelah balapan itu dan nanti malam saatnya aku harus menyelidiki ny. Aku mau cari tahu apakah ucapan si Revano itu memang benar atau tidak.
"Maaf ya yank, aku gak bisa. Saudara aku yang dari malang kan datang, jadi mau ada acara makan malam. Maaf ya yank, nggak apa-apa kan?"
Sekilas Renata mempunyai ide, ia melanjutkan berbohong mengenai saudara nya yang datang dari Malang sekaligus aja nanti malam ada acara makan malam padahal tidak ada sama sekali.
"Oh gitu, ya udah nggak apa-apa. Tapi aku kan jadi nggak semangat kalau nggak ada kamu yank.."
Padahal di dalam hati Radit bisa bernafas dengan lega pasalnya semalam ia baru saja bertemu dengan mantan kekasihnya itu yang pastinya mantan kekasihnya juga mau menagih janji sama Radit untuk menemaninya setelah balapan.
"Kamu nggak apa-apa kan yank?"
Tanya Renata lagi yang kini menatap ke arah Radit yang seketika langsung diam, entah karena kecewa dirinya tidak bisa menemani balapan atau memang Radit ada acara lain dengan sang mantan.
"Eh nggak papa kok. Tapi sebenarnya juga kenapa-napa kan kamu yang biasanya nemenin aku balapan."
"Maaf ya, tapi nanti malam bener-bener nggak bisa nggak enakkan aku sama saudara yang jauh-jauh datang dari Malang."
"Iya sayank, iya nggak apa-apa kok bisa lain waktu kan, pasti si brengsek itu nggak mungkin nantangin aku nanti malam aja masih ada besok dan besoknya lagi."
Radit tersenyum lalu mengusap lembut rambut Renata selain lega, Radit juga merasa senang karena dirinya tidak akan mencari alasan lagi nanti malam setelah balapan dan juga setelah mengantarkan Renata pulang yang mana Radit sudah ada janji dengan sama mantan pacar.
"Loh kenapa buku Lo buka bolpoin lo pegang tetapi sebetulnya lo nggak konsentrasi sama sekali, itu soal aja nggak lo kerjakan."
Nana yang baru masuk kelas dan tepat sekali Radit yang keluar kelas langsung menuju ke kelasnya dan Nana melihat sahabatnya itu malah bengong seperti melamun dan memikirkan sesuatu.
"Ada sesuatu yang gue pikirin tetapi gue mau memastikan dulu kalau sudah pasti gue akan cerita sama lo."
Iya bukan berarti Renata mau merahasiakan semuanya termasuk pernikahan paksaan dengan Revano semalam tetapi waktunya belum pas lagi pula dirinya juga masih menyelidiki tentang nanti malam.
"Oke gue percaya sama lo tapi kalau lo memang nggak kuat lo bisa cerita sama gue nggak perlu urusan lo selesai."
"Siap .. tetapi gue masih kuat kok, santai aja."
Sementara di dalam kelas, Radit kembali lagi menghela nafas panjang, pasalnya nanti malam ia harus berbohong dengan kekasihnya.
Hubungan dengan Cindy, mantan pacarnya memang sudah selesai hampir 3 tahun dan Radit sekarang sudah mempunyai Renata, satu-satunya perempuan itu cintanya, tapi entah kenapa 6 bulan yang lalu ia terjebak lagi dengan Cindy yang menawarkan sesuatu yang membuat hati dan pikiran Radit goyah meskipun Radit sudah tidak mencintai Cindy tetapi mereka melakukan sesuatu yang tentu melanggar aturan.
Bagaimana gue harus mengakhirinya? Gue cinta banget sama Renata tetapi gue nggak bisa lepas dari Cindy, bukan karena gue masih cinta sama dia tetapi dia yang mempunyai seribu satu cara untuk membuat gue nggak bisa berkutik.
[Nanti malam jangan lupa ya]
Satu pesan masuk yang tentunya nomor-nomor saja karena Radit tidak menyimpan nomor Cindy, takut jika sampai nanti Renata tahu maka akan berakibat fatal
[Gue nggak bisa, nanti malam ada balapan dan gue sama Renata]
Balas Radit mencoba untuk acuh tak acuh dan tidak menuruti apa kemauan Cindy.
[Ya udah kalau gitu foto dan video lo yang sama gue mau gue kirimin sama Renata kalau perlu gue upload ke sosial media, biar Lo terkenal]
Sialan! brengsek! dia mulai macam-macam ke gue!!
Ting
Ting.
Picture
Picture
Video..
Radit mengumpat kasar manakala pesan dari Cindy itu masuk bertubi-tubi di mana Cindy mengirimkan foto-foto senonohnya dengan Radit yang pastinya bukan hanya sekedar foto saja tetapi juga video 21 plus tanpa sensor sama sekali.
[Gue nggak bisa bayangin kalau kekasih yang lo cintai itu tahu kelakuan bejat lo, pastinya dia langsung minta putus]
[Oke gue akan datang dan hapus semua foto dan video, kalau nggak lo nanti yang tahu akibatnya]
Menyerah, Radit akhirnya menyerah. Ia tidak mau jika sampai Cindy berbuat nekad. Radit mati-matian menutupinya karena Radit juga tidak mau kehilangan Renata, hanya Renata yang dicintainya tidak ada perempuan yang lain.