Klan yang kalian kira sudah punah akan kembali
Klan yang kalian takuti dan kalian benci akan menjadi jawaban dari kesembuhan alam di bumi
Gadis itu, telah kembali dengan anugrah kekuatan dari seorang legenda yang pernah dikagumi
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MyNamesEel, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 26
"Aku akan mati?"
Gio mengangguk. Aku menengok kearah Alpha yang tengah melihatku dengan rasa khawatir
"Kenapa?" tanyaku lagi
"Aku tidak bisa menjelaskan semuanya padamu sekarang, Sayang. Tidak disini," katanya salmbil melihat sekeliling ,"Banyak mata dan telinga disini," katanya sambil menatap pohon-pohon yang daunnya tampak bergoyang terkena hembusan angin hangat yang cukup kencang
"Elfenwood bukanlah hutan biasa. Pohon-pohon ini adalah mata dan telinga kaum Peri Timur," kata Gio
"Apakah itu alasan kau menolak mengembalikan kekuatanku lagi? Kau bilang kau membutuhkannya untuk melakukan shift, tapi lebih dari itu kau tidak ingin aku mati?"
Alpha mengangguk pelan lalu memelukku dengan lembut
"Mana bisa aku membiarkanmu merasakan beban dari kekuatan ini? Aku tidak mungkin membiarkanmu mati. Mendengar kau sakit saat di Bluemoon sudah membuatku ingin membunuh diriku sendiri karena kebodohanku," kata Alpha
"Kekuatan itu adalah kutukan yang kuterima dari bangsaku. Kenapa kau harus menerimanya?" tanyaku sambil melepas pelukannya, "Bahkan tubuhmu sekarang diserang kekuatan itu bukan?"
"Apa kau pernah merasakannya?" tanya Gio
"Iya, ketika aku lepas kontrol dalam memakai kekuatanku, aku merasakan sebagian tubuhku telah diambil alih. Aku tidak bisa mengontrol gerakanku meski pikiranku memintanya diam. Semakin aku melawannya, aku merasa seperti tubuhku dihancurkan dari dalam," kataku mengingat kesakitan yang pernah kurasakan akibat dari kekuatan Kitsu
"Itu juga yang Leon dan aku rasakan tadi," kata Alpha Arthur sambil memegang tanganku, "Syukurlah, karena kau tidak akan merasakan kesakitan itu sekarang." katanya sambil mengecup keningku
"jadi apa yang kaulakukan untuk melawan kekuatan itu?" tanya Gio
Aku membuka lengan bajuku dan menunjukan beberapa luka jahitan yang ada disana
"Aku harus menyakiti diriku sendiri untuk bisa sadar," kataku
"Aku masih memikirkan kenapa kau tidak bisa mengendalikan kekuatanmu sendiri Akana? Alpha King bisa mengendalikan Vattore bahkan kekuatan yang ia curi darimu. Kenapa kau tidak bisa?" tanya Gio
"Berbeda dengan Alpha yang serigalanya merupakan reinkarnasi Vattore, aku bukanlah reinkarnasi dari Kitsu. Aku hanyalah mahluk misc biasa yang mendapat anugrah itu karena darahku mengalir lengkap darah semua bangsa. Dan, aku berpikir kenapa Alpha tidak cukup kuat mengendalikan Vattore, karena alpha sendiri bukanlah reinkarnasi dari Vittore. Bentuk manusia kami tidak cukup kuat untuk menjadi induk semang dari Vattore dan kekuatan Kitsu. Tapi ini hanyalah perkiraanku. Bisa benar atau salah," terangku
Alpha yang mendengar jawabanku sambil mengangguk seakan dia menyetujui dioramaku.
"Ya, mungkin kau benar. Tapi aku tak menyangka kau bisa melewati kesakitan itu seorang diri" tanya Gio
"Lalu aku harus bagaimana? Dari awal aku sudah sendirian, tak ada satu orangpun yang bisa kupercaya sebagai tempatku berlindung dan bersandar, tak terkecuali Haldir. Aku takut jika orang-orang mengetahui hal ini, itu malah akan mencelakai mereka," kataku
"Kau tidak sendirian sekarang. Bersandar dan berlindunglah padaku mulai sekarang," kata Alpha Arthur
"Alpha King benar. Tak ada orang yang bisa dipercaya selain Matemu sendiri," kata Gio
"Jadi apa yang kaulakukan untuk menyadarkan tubuhmu dari kekuatan Kitsu tadi?" tanyaku pada Alpha
Gio tertawa disusul dengan senyum Alpha Arthur yang tampak sangat menjengkelkan
"Itu rahasia," kata Alpha Arthur sambil mencubit gemas pipiku
"Yang jelas ia tak perlu melukai dirinya seperti yang kaulakukan. Malah dia melakukan sesuatu yang paling dia nikmati," kata Gio dengan nada menggoda
Aku melihat kedua mahluk ini dengan heran. Namun keherananku terpecahkan mendengar langkah kaki Ralph dan Haldir yang mendekat ke arah kami sambil berlari kecil.
"Mereka sudah dekat, Aku dapat menciumnya," lapor Ralph pada Alpha Arthur
"Aku tahu," kata Alpha lalu mengambil jubah berwarna hitam miliknya dan memasangkannya padaku
"Aku tidak mau memakainya. Jubah ini panas dan terlalu besar untukku," kataku
"Turuti saja. Setelah ini kita akan melewati sedikit wilayah luar kerajaan vampir sebelum kita sampai di perbatasan Redflaw pack. Aku tidak mau mereka tahu bahwa aku telah menemukan mateku,"
"Kenapa? Apa kau malu punya mate sepertiku?" tanyaku sedikit tersinggung
"Raja Vampir saat ini adalah sekutu Ratu Gwen. Kita tidak ingin mengambil resiko. Pakai saja sampai kita benar-benar aman," katanya sambil mengeratkan jubah yang tampak kedodoran kupakai. Ditutupnya kepalaku memakai tudung yang hampir menutup keseluruhan wajahku.
Kudengar derap langkah kaki mendekati kami. Kulihat ada kumpulan serigala berjumlah lusinan datang dipimpin oleh salah satu serigala yang tak asing bagiku. Itu adalah Rolf, serigala berwarna coklat yang merupakan beta dari RedFlaw pack. Aku mengenalnya sebagai salah satu werewolf terbijak yang kukenal. Harusnya dia yang menjadi alpha. Entah kenapa malah Conor yang mempunyai sifat kekanakan itu.
"Mereka siap untuk mengawal anda King Alpha." kata Ralph
"Baiklah. Aku akan pergi kalau begitu. Kau, haldir dan Gio, kalian tahu apa yang harus kalian lakukan bukan?" tanya Alpha memastikan sesuatu pada mereka bertiga
"Mereka tidak ikut ke Redflaw?" tanyaku
"Tidak. Aku memberikan tugas lebih penting kepada mereka," kata Alpha sambil mengangkatku ke punggung Rolf
"Tugas apa?" tanyaku khawatir
"Tidak usah cemas Akana, Ini bukanlah tugas yang mengorbankan nyawa," sahut Haldir
"Lebih tepatnya seperti tugas diplomasi," tambah Gio
Alpha King kemudian menaiki salah satu serigala berwarna putih abu-abu dan memandang dengan serius ketiga orang yang mulai bersiap siap berpisah dengan kami ,"Kupercayakan semua pada kalian. Aku menunggumu satu minggu dari sekarang di Shadowmoon Pack," kata Alpha King
"Tentu Alpha," jawab Ralph sambil membungkukkan sedikit badannya memberi hormat
Aku menatap Haldir yang tersenyum padaku seakan memintaku percaya padanya, sedangkan Gio mendekati Alpha King dan berkata dengan mata nakalnya ,"Jangan lupa yang kukatakan tadi Alpha. Coba lakukan apa yang kusarankan. Kurasa itu tidak hanya akan membuat kalian semakin intim, tapi juga bisa menjadi jawaban cara mengendalikan kekuatan Kitsu,"
Alpha menyunggingkan senyumnya lalu menatapku
"Berpeganglah pada Rolf, Mate. Jangan terlalu erat. Aku mengawasimu. Kau tahu akibatnya jika kau melewati batas bukan?" ancam Alpha
"Bukan aku yang ingin menaiki beta ini," gerutuku yang disusul dengan seringainnya
Aku kembali melewati kesunyian hutan, meninggalkan matahari yang beranjak tenggelam di belakang kami. Kami telah melewati wilayah peri dan vampir. Kali ini hutan yang kulihat dipenuhi dedaunan yang mengering seakan bertahan di musim yang keras. Hawa yang kurasa pun terasa hangat meski malam mulai menyusul. Pohon jati menjulang ke langit seperti rangka yang kurus, dengan retakan tanah yang menandakan kurangnya hujan di wilayah ini. Ranting-ranting kering berserakan di bawah kaki Rolf seperti tulang belulang alam. Namun di tengah kegersangan ini, masih kulihat semangat para werewolf yang berlari semakin pesat.
"Kurasa kita sudah memasuki perbatasan wilayah Redflaw bukan?" tanyaku pada Rolf.
Serigala Rolf mengangguk, mengiyakan pertanyaanku.
Ya ini adalah bagian wilayah Redflaw. Aku bisa mengenalinya hanya dengan merasakan cuaca disini. Hawa pantai yang hangat mulai menyapu wajahku. Pack Redflaw adalah pack yang wilayahnya sebagian besar berada di pesisir pantai. Aku merindukan hawa ini. Hawa yang tidak pernah kutemui di Kerajaan Peri Hutan Selatan yang sama sekali tidak memiliki pantai. Angin laut membawa aroma garam yang membuatku candu.
Tak berselang lama dapat kudengar sayup-sayup deburan ombak di kejauhan yang menjadi irama yang menenangkan. Garis pantai mulai terlihat panjang membentang luas membaur dengan langit. Di senja hari, pantai menjadi terlihat lebih misterius dengan warna hangat oranye dan merah mudah yang membaur di langit. Beberapa anak kecil terlihat bermain di atas pasir dengan tawa riang ditemani beberapa ekor serigala besar yang kemungkinan adalah orang tua mereka.
Kami mendekati kumpulan anak-anak dan serigala itu. Mereka yang menyadari kehadiran kami,menghentikan kegiatan yang mereka lakukan dan menunduk memberi hormat kepada Rolf, beta mereka. Alpha Arthur yang turun dahulu dari punggung serigala putih abu-abu itu langsung menghampiriku dan membantuku turun dari tubuh Rolf
"Kukira kita akan ke pusat Pack Redflaw?" tanyaku
"Tidak. Kita akan menginap disini. Matahari sudah tenggelam. Dari sini menuju istana Redflaw membutuhkan waktu empat hingga lima jam. Aku tidak mau kita menghabiskan malam di perjalanan," jawab Alpha Arthur
Aku mengangguk dan membuang pandanganku ke pantai yang saat ini tampak mempesona. Namun hal itu hanya sesaat. Karena kemudian kulihat kerumunan serigala jantan yang melakukan perubahan mereka kembali menjadi manusia. Dan itu membuatku disuguhkan dengan pemandangan para laki-laki telanjang. Aku begitu tertegun hingga hanya bisa membeku melihat pemandangan ini tanpa mengedipkan mataku. Dan yang paling mengejutkan adalah aku satu-satunya wanita disini.
Alpha Arthur langsung meraih tanganku dan membawaku ke pelukannya. Dia menaruh wajahku pada dadanya seakan melindungi mataku dari tubuh telanjang laki-laki disini
"Apa kau begitu menyukainya? Kau tidak mengedipkan matamu sedikitpun melihat tubuh kekar mereka," kata Alpha Arthur
"Bukan begitu. Ini begitu mendadak. Aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan,"
"Benarkah? Saat pertama kali melihatku telanjang pun kau terlihat biasa saja. Apa itu bukan kali pertamamu melihat laki-laki telanjang?" tanyanya sambil mengangkat kepalaku dan memaksaku untuk melihat ke dalam matanya
"Ya, kau bukan yang pertama," jawabku jujur
"Siapa? Siapa laki-laki yang berani telanjang di depanmu?" tanyanya dengan nada cemburu
"Kau seharusnya pergi ke Bar milik Gio. Kau akan menemukan banyak laki-laki telanjang disana," kataku ,"Satu-satunya orang yang dengan sadar telanjang di depanku hanya kau. Satu lagi adalah orang bodoh yang mabuk, yang menari dengan tubuh telanjangnya," lanjutku sambil mengingat perilaku Haldir saat itu
"Jangan pernah melihat laki-laki lain telanjang terkecuali aku, Mate," perintahnya
"Apa kau pikir aku mau melihat mereka telanjang di depanku? Itu hanya menimbulkan rasa trauma mendalam," jawabku sambil menepis tangannya yang memegang kepalaku
Aku menoleh ke sekitar dan melihat laki-laki yang telanjang tadi sudah memakai celana meski tetap bertelanjang dada.
"Bagaimana denganku? Apa kau trauma melihatku telanjang di depanmu?" tanya Alpha Arthur
"Apa kau tak ada topik lain selain membahas hal hal telanjang?" tanyaku kali ini sebal
Alpha Arthur tersenyum dan tersadar bahwa apa yang ia bahas kali ini benar-benar topik yang tidak penting untuk dipermasalahkan.
"Aku harap kau suka kita bermalam disini." kata Alpha mengubah topik pembicaraan
"Ya, aku suka pantai," kataku disambut ekspresi puas darinya
"Berarti aku sudah bisa menandaimu bukan?" tanyanya
"Apa maksudmu?"
"Kau bilang jika aku bisa menebak apa aromaku, yang kau cium dengan hidung mancung mungilmu itu, kau akan memberiku hadiah. Mengijinkan ku untuk menandaimu,"
"Lalu?"
"Aku sudah menemukan jawabannya,"
"Katakan padaku." tantangku padanya sambil tersenyum mengejek kepercayaan dirinya
"Earthy Scent. Aroma Laut. Benar bukan Mate? Kurasa ini saatnya aku menandaimu," katanya sambil mengeluarkan dua taring tajam di dalam mulutnya.
Bagi yang suka novel panjang, Last Clan: The Living Legend ini bisa menjadi pilihan kalian
mohon tinggalkan kritik dan saran di kolom komentar untuk perbaikan kedepan ya
terima kasih
dan ga kecewa sih
ceritanya bagus