NovelToon NovelToon
PEMILIK HATI TUAN MUDA MAFIA

PEMILIK HATI TUAN MUDA MAFIA

Status: sedang berlangsung
Genre:Gadis nakal / Identitas Tersembunyi / CEO / Mafia / Romansa / Iblis
Popularitas:54.8k
Nilai: 5
Nama Author: TriZa Cancer

"𝘽𝙧𝙚𝙣𝙜.. 𝙗𝙚𝙣𝙜.. 𝙗𝙚𝙣𝙜.. "
𝘼𝙙𝙪𝙝 𝙖𝙬𝙖𝙨... 𝙝𝙚𝙮𝙮𝙮... 𝙢𝙞𝙣𝙜𝙜𝙞𝙧.. 𝘼𝙡𝙖𝙢𝙖𝙠..

𝘽𝙧𝙪𝙠𝙠𝙠...

Thalia putri Dewantara gadis cantik, imut, berhidung mancung, bibir tipis dan mata hazel, harus mengalami kecelakaan tunggal menabrak gerbang, di hari pertamanya masuk sekolah.

Bagaimana kesialan dan kebarbaran Thalia di sekolah barunya, bisakah dia mendapat sahabat, atau kekasih, yuk di simak kisahnya.

karya Triza cancer.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon TriZa Cancer, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

REBUTAN

"Bunny... " Teriak heboh Andrian segera memegang kedua bahu Thalia, ketika memasuki MHS.

"Apa sih Ian..? "

"Lo gak papa kan? Gak ada luka? " Tanya beruntun Andrian.

"Lo lupa gue siapa..?".Ucap Thalia menaik turunkan alisnya.

Andrian hanya mengangguk lupa jika adiknya bukan gadis biasa. Kini Andrian melangkah menuju ketua osis lain mendata siswa dari sekolahnya yang ikut tawuran.

Kepala sekolah kini sudah berdiri di depan lapangan.

“Anak-anakku…

Hari ini, saya berdiri di depan kalian bukan sebagai orang yang ingin menghukum, tapi sebagai seorang guru yang hatinya hancur. Tawuran bukanlah keberanian. Membunuh bukanlah kemenangan. Itu adalah bukti bahwa kalian kehilangan kendali atas hati dan akal.

Sekolah ini dibangun untuk mencetak generasi yang berpikir, bukan bertarung. Kami ingin kalian jadi orang yang dihormati karena prestasi, bukan ditakuti karena kekerasan.

Satu nyawa yang melayang karena emosi tak terkendali adalah luka yang tak akan pernah sembuh, bagi keluarga korban, bagi pelaku, dan bagi sekolah ini.

Ingatlah, anak-anakku, masa muda seharusnya dipenuhi cita-cita, bukan dendam. Kalian masih punya waktu untuk berubah, untuk menebus kesalahan, dan menjadi pribadi yang lebih baik.

Jangan biarkan satu kesalahan menutup semua jalan masa depan kalian. Jadilah generasi yang berpikir sebelum bertindak, yang memilih damai daripada amarah.

Karena sejatinya, keberanian sejati bukanlah saat tanganmu berani memukul, tapi saat hatimu berani memaafkan.”

Suasana hening berubah ketika Thalia nyeletuk. "Dengerin tuh Kudanil apalagi kalau lo mati terus jadi pocong, lo pasti gak bisa lompat, atau lo mau bikin pocong versi baru pocong truk molen yang menghilang bukan lompat tapi guling-guling" Cerocos Thalia membuat semua tertawa.

Dion yang berada di barisan osis, sampai harus menutup mulutnya menahan tawa, “Ya tuhan, Thalia… itu anak udah ditatar malah lo becandain jadi pocong truk molen!”

Thalia nyengir lebar, “Kan biar mereka kapok, Ion Bayangin aja jadi pocong tapi gak bisa lompat, ngeri gak tuh?”

Suasana lapangan yang tadinya tegang berubah jadi tawa pecah. Kepala sekolah yang awalnya pasang wajah garang sampai geleng-geleng kepala, antara jengkel dan kagum sama bocah absurd satu itu.

“Thalia!” panggil Bu Reni , guru BK-nya dengan nada separuh marah.

“Iya, Bu?”

“Kamu tahu nggak kamu barusan nyelametin sekolah dari tawuran besar, tapi juga bikin kita viral besok pagi?”

Thalia berkedip polos. “Lah, viralnya kenapa, Bu?”

“Karena ada murid cewek ngusir geng motor pake roti dan semprotan air pemadam, bahkan bikin mereka jadi seni berjalan..!”

“Eh tapi kan efektif, Bu,” jawab Thalia enteng. “Minimal mereka gak sempet mikir mau ngebacok, karena sibuk ngelap muka.”

Andrian yang berdiri di belakangnya cuma bisa geleng-geleng sambil menepuk kepala Thalia pelan. “Bunny, kadang gue bingung lo tuh malaikat penyelamat atau makhluk chaos.”

Thalia menatapnya dengan ekspresi datar tapi matanya berkilat jail. “Dua-duanya, Ian. Setan aja gak sanggup ngatur suasana kayak gue.”

Tawa pun kembali pecah di lapangan. Bahkan Pak Kepala Sekolah menepuk bahu Thalia pelan.“Mulai sekarang, tolong… kalau mau jadi pahlawan, jangan pake strategi makanan dan alat pemadam kebakaran lagi.”

Thalia menjawab dengan anggukan manis, “Siap, Pak. Besok saya pakai confetti aja, biar lebih meriah.”

Semua siswa perlahan membubarkan diri dari lapangan, sebagian dibawa ke UKS karena luka ringan. Petugas sekolah sibuk membersihkan sisa kekacauan, dan geng Tengkorak dipaksa menandatangani surat tanggung jawab atas seluruh kerusakan yang mereka buat.

Namun sebelum melangkah pergi, Nando, sang ketua geng Tengkorak, menatap ke arah Thalia tajam. Tatapannya seperti bilah pisau yang siap menebas kapan saja.

“Sekarang lo bisa ketawa,” ucapnya dingin dengan nada mengancam. “Tapi tunggu aja, nanti lo bakal memohon ampun di bawah kukungan gue.”

Thalia yang baru saja meneguk air minum merasakan sesuatu."Insting gue nih mencium aroma kejahatan deh.."gumamnya menatap ke arah geng tengkorak.

Salah satu anggota geng Tengkorak menatap Nando canggung dan berbisik.“Bos, lo yakin mau lawan tuh cewek? Gue denger dia deket sama si Andrian, ketos kita. Lo kan tau, dia tuh anaknya Rion Dewantara.”

Nama itu membuat beberapa orang yang mendengar refleks menelan ludah, Rion Dewantara bukan nama asing di kalangan anak sekolah, pengusaha besar, mantan atlet bela diri, dan punya koneksi yang luas. Tapi Nando malah menyeringai miring.

“Gue gak takut,” katanya sambil meludah ke tanah. “Kalau sampai si Andrian ikut campur, gue tinggal minta bantuan abang gue.”

Ia lalu berbalik pergi, meninggalkan tatapan tajam ke arah Thalia yang justru malah sibuk mengunyah sisa roti di tangannya, dan menatap kedua pemuda di depannya.

“Bunny ayo pulang"ucap Andrian tenang tapi tegas.

“Hem..ayo,” jawab Thalia datar.

Athar yang berdiri di sebelahnya hanya menatap singkat. “Gak bisa dia sama gue”

Andrian menyipitkan mata. “Gue gak perlu izin lo buat pulang sama dia.”

“Gue pacarnya,” balas Athar kalem tapi tajam.

"Khukkkk... Pacar apaan jadian aja kagak.. " Sinis Thalia.

"See.. Jadi lo gak berhak larang gue."ledek Andrian

Keduanya berdiri berhadapan, sama-sama dingin, sama-sama berwibawa. Udara di antara mereka nyaris bergetar, dan Thalia di tengah-tengahnya cuma bisa mendengus keras, menikmati rotinya.

“Ya ampun, dua-duanya ini cowok atau es batu? Bisa gak sih ngomong kayak orang normal?”

Tak ada jawaban. Keduanya masih saling menatap seperti dua samurai siap duel.

Thalia akhirnya menepuk dahi sendiri. “Udah deh, kalo gini caranya, gue naik becak aja. Kalian berdua mending lanjut perang tatapan, siapa yang duluan berkedip kalah.”

Andrian menahan senyum tipis. “Bunny.”

Athar meliriknya dingin. “Thalia.”

Dan Thalia memutar bola matanya, “Ya ampun, tolong banget ya Tuhan, kasih aku satu hari tanpa dua cowok beku ini.”

Thalia akhirnya mengangkat kedua tangannya pasrah lalu berbalik meninggalkan dua pria yang masih sibuk saling tatap seperti patung batu.

“Udah deh, kalian berdua lanjut aja, siapa tau dari tatapan bisa keluar laser,” gerutunya pelan. Ia berjalan sambil menendang kerikil di halaman sekolah.

“Gak bisa bayangin deh kalau gue hidup di antara cowok-cowok posesif,” lanjutnya sambil ngomel sendiri. “Udah mah Ian, daddy, sama papi aja posesifnya ngalahin tentara yang lagi jaga istana, eh sekarang ditambah si iblis satu itu…”

Ia menoleh sekilas ke arah Athar yang masih beradu pandang dengan Andrian. “Apalagi tuh si tembok belum ada status aja udah posesif, gimana nanti kalo resmi, bisa-bisa gue dipasangin GPS di jidat.”

Beberapa siswa yang lewat menahan tawa mendengar gumamannya. Thalia hanya mengibaskan rambutnya dan menegakkan punggung. “Udah, bodo amat. Dunia ini terlalu luas buat diatur dua cowok beku itu.”

Dia melangkah menuju parkiran, membuka ponsel mau memesan gojeg. Tapi baru dua langkah, suara Andrian terdengar dari belakang.

“Bunny!”

Dan dari sisi lain, suara Athar menyusul datar, “Thalia.”

Thalia mendengus panjang tanpa menoleh.

“Lihat kan? Baru ngomong dua detik, udah dipanggil lagi. Fix… hidup gue bakal penuh drama dan larangan.”

Andrian menarik tangan Thalia lebih dulu. “Ayo, Bunny, naik. Gue anter.”

Belum sempat Thalia menjawab, tangan satunya sudah ditarik oleh Athar yang nada suaranya datar tapi tajam. “Dia naik motor gue.”

Kedua pria itu saling menatap dingin, seakan udara di sekitar mereka turun lima derajat. Thalia yang jadi rebutan hanya menatap ke atas sambil mendesah panjang.

“Ya Tuhan, kenapa hidup gue kayak rebutan paket flash sale sih…”

Dengan cepat, Thalia menepis tangan keduanya dan berlari ke arah motor milik si cupu kelas XII IPA 2

“Ayo Yat, maju Yat, gaspol!” teriaknya dengan semangat.

Namun Yayat yang malang justru gemetar melihat dua pria tampan dengan aura membunuh menatapnya tajam.

“Ta-tapi Thalia… gue..gue belum siap mati muda,” ucapnya dengan wajah pucat.

Thalia menatapnya, lalu menatap dua pria itu lagi yang kini bersilang tangan dengan aura “jangan macam-macam”.

“Yaelah… fine!” Thalia mengembuskan napas berat, lalu berjalan kembali. “Gue pulang sama Ian aja.”

Andrian langsung tersenyum menang, menatap Athar dengan tatapan mengejek.

Namun belum sempat ia merasa puas, Thalia menambahkan, “Tapi sama Athar juga.”

Keduanya melongo bersamaan.

Thalia mengulurkan tangan, “Siniin kunci mobil dan motor kalian.”

Andrian memelotot, “Tapi ini mobil gue, Bunny.”

Thalia menatapnya datar, “Nurut. Atau gue pulang sendiri naik angkot.”

Keduanya langsung terdiam. Lima detik kemudian mereka duduk di kursi penumpang belakang, sementara Thalia di depan kemudi dengan senyum smirk yang puas.

“Gue suka nih posisi. Dua cowok dingin yang biasanya nyetir, sekarang jadi hiasan dashboard,” gumamnya sambil menyalakan mesin.

Di gerbang sekolah, Doni, Dion, Raka, Rafi, dan Faraz menonton adegan itu dari kejauhan.

Doni bersiul, “Gila, itu si Thalia kalau buka lowongan bodyguard, gue daftar dah.”

Raka menambahkan sambil ngakak, “The power of Thalia… iblis dari neraka dan dewa kematian aja bisa tunduk, bro!."

Rafi menepuk bahu Dion, “Gue curiga, kalau Thalia nyuruh mereka jadi MC di nikahan sendiri pun, dua-duanya bakal nurut.”

Semua tertawa keras, sementara mobil Thalia melaju meninggalkan gerbang, membawa dua pria paling berbahaya, yang kini cuma bisa diam di kursi penumpang, patuh pada satu cewek absurd bernama Thalia.

1
Masitoh Itoh
sekarang udah jadian ni ye 💪💪💪
shenina
cielahh pacar ni...
thalia salting yaa gemeshh 🤭😁
TriZa Cancer: 🤭jadi ikut salting
total 1 replies
Sribundanya Gifran
lanjut💪💪💪💪👍
Sribundanya Gifran
lanjut
Rahmat
mana"klau ada lia pasti heboh deh pak maman aja was"klau liax mendekat🤣ngakak woeyy
Masitoh Itoh
lanjut thor 💪💪
Asiih Imuet
lebih semangat lg, up nya yg bnyak💪💪
shenina
lawak bgt thalia sangat menghibur
TriZa Cancer: 🤭🤭🤭iya kak
total 1 replies
zhelfa_alfira
semangat up thor..suka gaya lia
TriZa Cancer: siap kak
total 1 replies
Rahmat
astaga authorx nguji kesabaran aku tapi tetap setia menunggu🫠
Rahmat: gak pa-apa thor kesaban ku itu seperti jaring laba-laba sdh tak setipis tissu😂🙏hahahaha
total 2 replies
Masitoh Itoh
talia suka senyum sendiri kalau ingat wajah athar
TriZa Cancer: iya kak
total 1 replies
Asiih Imuet
Kok Satu Aja, lg dong💪💪💪💪
Asiih Imuet: ayo up lg
total 2 replies
Reni Anjarwani
kocak bener thalia
TriZa Cancer: 🤭🤭🤭iya kak
total 1 replies
Riku _kio
menarik ceritanya
shenina
lanjutt dongg thoor
TriZa Cancer: aku udah up kak memarin cuma masih revisi,
total 1 replies
Masitoh Itoh
talia bisa saja ngerjai dua cowok kulkas super dingin athar dan adrian
TriZa Cancer: iya kak
total 1 replies
Asiih Imuet
kok Belom up😥😥😥😥😥
TriZa Cancer: udah up kemarin cuma belom ke update masih di revisi editor.
total 2 replies
Sur Yanti
lanjut Up thor, jangan lama2 ya thor
semangat 💪💪💪
TriZa Cancer: siap kak bentar ya
total 1 replies
Asiih Imuet
Kok cuma 1, lagi dong
sangat bikin perut kram, ngakak🤣🤣🤣
Asiih Imuet: mantap, yg banyak💪💪💪💪
total 2 replies
shenina
"Thalia" ata-lia
TriZa Cancer: bagus kak
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!