NovelToon NovelToon
Terpaksa Menikah Dengan CEO

Terpaksa Menikah Dengan CEO

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / CEO
Popularitas:4k
Nilai: 5
Nama Author: CrystalCascade

⚠️FOLLOW DULU SEBELUM BACA!

⚠️Rawan Typo!

⚠️Mengandung adegan romans✅

⚠️Ringan tapi bikin naik darah✅



Neandra Adsila gadis cantik yang berasal dari desa yang merantau ke Jakarta untuk mengadu nasip di sana dengan bekerja sebagai cleaning service di perusahaan besar.

Entah tejatuh di timpa tangga atau mendapatkan durian runtuh pribahasa yang cocok untuknya saat ia terpaksa harus menikahi CEO muda dan tampan namun begitu angkuh di perusahaannya saat ia sedang membutuhkan banyak uang untuk pengobatan bapaknya di kampung.

"Saya akan membantu kamu asal kamu mau menikah dengan saya"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon CrystalCascade, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

part 16

Satu minggu kemudian.

Sejak saat itu Nea sudah tak pernah ke luar dari mansion karena Ryszard melarang keras. Bukan hanya itu sikap Ryszard pun sangat berubah pada Nea, dia tak pernah menyapa Nea walaupun Nea berada di hadapan nya, mungkin ia hanya menyahuti saja saat Nea membuka obrolan, itu pun dengan sangat singkat. Mereka juga jarang bertemu karena Ryszard pergi sangat pagi dan pulang larut malam, tak jarang juga ia tidak pulang ke mansion. Walaupun demikian Nea tak pernah protes atau pun menegur Ryszard, mungkin ia hanya protes karena tidak diperbolehkan bekerja dan keluar mansion.

Hari ini seperti biasa pagi ini Ryszard bangun sangat awal dan langsung pergi ke kantor dengan di jemput Emrik.

Dan didalam kantor kini Ryszard langsung disuguhi oleh berkas-berkas yang harus ia periksa dan tanda tangani.

Memang akhir-akhir ini Ryszard sangat sibuk karena baru saja bekerjasama dengan perusahaan asal Amerika yang membuatnya harus bekerja lebih ekstra dalam memantau segalanya, tapi itu semua tak luput dari bantuan asisten pribadinya yaitu Emrik.

Saat ini Ryszard sangat fokus dengan dokumen yang ada ditangan nya, namun ia menyadari ada yang tidak beres.

"Rik panggil manager keuangan!" Tintanya.

"Baik tuan," tanpa basa basi Emrik segera bangkit dari duduknya dan keluar dari ruangan itu, namun saat ia membuka pintu dikejutkan dengan seorang gadis yang membawa nampan berisi cangkir.

"Astaga!" Pekik Emrik kaget seraya memegangi dadanya.

"Yaampun pak ngagetin aja deh." gerutu gadis itu.

"Seharusnya saya yang bilang seperti itu." protes Emrik karena menurutnya di sini bukan dia yang bersalah, tapi wanita yang ada dihadapannya yang tiba-tiba muncul didepan pintu dan mengagetkannya.

"Hehe iya maaf saya yang salah." ujar gadis itu dengan menyengir kuda. Gadis itu adalah sania.

"Bagus jika kamu menyadarinya."

"Oh iya, saya bawa kopi pak. Tadi katanya pak Ryszard memesan kopi." ujar sania.

"Masuk saja dia ada di dalam."

Sania menganggukan kepalanya lalu hendak mengetuk dan menguca kan permisi namun ia urungkan.

"Eh pak." panggil sania kepada Emrik yang sudah selangkah pergi dari sana.

Emrik yang merasa dipanggil pun berbalik dan menatap Sania seolah mengatakan 'ada apa'.

"Itu saya mau tanya." Ucap Sania ragu-ragu.

"Apa?"

"Em itu... eh anu." Ucap Sania gugup dan kebingungan memulai dari mana ia bertanya.

"Cepat katakan saya sedang sibuk!"

"Nea pak!" pekik Sania refleks dengan setengah berteriak. "Kenapa dia sudah seminggu nggak masuk?" Imbuhnya.

"Kenapa kamu tanya itu sama saya memangnya saya siapanya?" Jawab Emrik dengan berbalik bertanya kepada Sania.

"Saya tau pak, bapak tuh nggak usah tutup-tutupin dari saya tentang hubungan Nea sama pak Ryszard. Nea sudah cerita semuanya sama saya."

"Oh jadi kamu tau." Hanya itu yang ke luar dari Emrik dan membuat sania kesal dengan Jawaban nya, tapi Sania mencoba untuk sabar karena ia masih mengingat jika yang ada di hadapannya adalah atasannya.

Sania membuang napasnya perlahan. "Huuh... iya pak, jadi gimana keadaan teman saya itu?"

"Kenapa kamu tidak tanyakan langsung saja pada suaminya." Setelah mengatakan itu, Emrik langsung pergi.

"Astagfirullah." sania mengusap dada nya. "Kalau saya berani sudah saya tanyakan dari kemarin-kemarin pak!" Kali ini nada bicara sania sudah mulai meninggi karena geram pada Emrik yang meninggalkan nya begitu saja.

Dari pada darah tinggi karena sekertaris sialan itu, sania memilih melanjutkan pekerjaan nya. Yaitu mengantarkan kopi pada CEO nya.

"Tok"

"Tok"

"Tok"

"Masuk!" Mendengar perintah itu sania langsung masuk dan menghidangkan kopi pesanan nya.

"Silahkan pak." Ucap sania dengan ramah.

Ryszard hanya mengangguk yang membuat Sania dibuat geram sekali lagi, namun ia masih mencoba tersenyum ramah.

Setelah meletakkan kopi itu di meja, Sania tidak langsung pergi melainkan bengong seperti patung disana.

Sebenarnya ia ingin sekali bertanya kepada Ryszard tentang keadaan Nea tapi rasa takut nya menghalanginya untuk bertanya.

Menyadari sania belum kunjung keluar dari ruangan nya Ryszard berdehem.

"Kenapa kamu masih disini?" Tanya nya.

"Em.. itu.. anu pak" Sania tampak gerogi dan nyalinya menciut.

"Jika tidak ada keperluan kamu bisa meninggalkan ruangan ini." Usir Ryszard.

Sania menggaruk tengkuk nya yang tidak gatal. "Sa saya mau bertanya pak."

"Cepat katakan dan segera pergi dari sini! Saya sedang sibuk!"

"Jadi ini tentang Nea pak. Saya sudah tau semuanya dari dia, dan yang ingin saya tanyakan adalah kenapa sudah satu munggu ini dia tidak masuk ya?" Akhirnya pertanyaan itu berhasil keluar dari kerongkongan sania.

Ryszard memahami tentang yang dikatakan soal Sania tau semuanya. "Dia sudah berhenti bekerja. Saya rasa itu sudah menjawab pertanyaan kamu. Sekarang silahkan pergi dari ruangan ini."

"I iya terimakasih atas waktunya pak."

Sebenarnya sania masih ingin menanyakan soal Nea lebih jauh, namun mendengar CEO nya mengusirnya berkali-kali ia mengurungkan niatnya.

________

Jam sudah menunjukkan pukul 8 malam. Di sebuah balkon mansion mewah terdapat seorang gadis yang menatap kearah langit yang pada saat itu terlihat terang karena sebuah cahaya bulan yang menyinarinya. Tatapan itu terlihat sedu dan penuh harapan akan terjadinya keajaiban. Karena terlalu asik dengan dunianya, gadis itu tak menyadari jika ada seseorang selain dia di belakang nya. Siapa lagi jika bukan Ryszard.

Ryszard semakin mendekat, Nea yang sedari tadi hanyut dalam dunianya sekarang mulai menyadari kehadiran nya lewat aroma parfum maskulin yang memenuhi indera penciumannya.

Nea pun berbalik dan langsung dihadapkan wajah Ryszard yang sangat dekat dengannya. Mata mereka saling terpaut seper-sekian detik. Saat Nea menyadari, ia langsung memalingkan wajahnya kearah lain. Suasana diantara mereka sekarang sangat lah canggung, Nea pun tak tahu harus membuka obrolan dari mana, sedangkan Ryszard ia juga gengsi untuk menyapa terlebih dahulu.

"Bapak sudah pulang? Kok tumben." akhirnya Nea yang membuka obrolan disana.

"Kamu tidak suka jika aku pulang cepat?"

"E em bukan begitu pak. Tapi nggak biasa aja, kan bapak akhir-akhir ini pulang larut dan kadang nggak pulang."

Ryszard tak menyahuti, ia malah melangkah kearah tepi balkon dan membelakangi Nea.

"Pak saya minta maaf jika saya ada salah yang mungkin tidak saya sadari. Saya capek pak kayak gini terus, kita baikan aja yaa... apa nggak cukup bapak hukum saya nggak boleh kerja dan keluar dari sini." ucap Nea panjang lebar.

Ryszard berbalik, hatinya bersorak kegirangan karena Nea yang meminta maaf terlebih dahulu. Jadi dia tidak perlu merangkai kata-kata yang mungkin tidak pernah ia ucapkan kesiapapun yaitu 'maaf'.

Tanpa mengucap kan sepatah kata pun Ryszard langsung mencium bibir gadis yang ada dihadapannya itu. Nea membeku dengan perlakuan Ryszard yang tiba-tiba mencium dirinya. Tapi ciuman kali ini terasa berbeda bagi Nea karena tidak ada kekasaran disana hanya ada kelembutan yang ia rasakan.

"Balas, atau aku tidak akan memaafkan mu!" ucap Ryszard terdengar seperti ancaman disala-sela ciuman nya. Mau tak mau Nea pun membalas ciuman itu, walaupun dengan kaku karena belum berpengalaman.

Ryszard semakin memperdalam ciuman nya dengan menekan tengkuk Nea, sedangkan tangan Nea kini sudah berada di leher Ryszard karena Ryszard yang mengarahkannya.

Ciuman itu terjadi cukup lama hingga mereka berdua terengah-engah dan memutuskan tautan bibir mereka.

"Jadi bapak sudah memaaafkan saya?" Tanya Nea.

"Iya."

"Jadi saya boleh kerja lagi dong pak?"

"Tidak! Kamu tetap tidak boleh bekerja." Nea mendengkus kesal mendengar semua itu.

Sebelum baca jangan lupa 🎯 "Target kita: banyak like, view, dan komentar kece dari kamu! 😉"

<1>

Ini adalah halaman terakhir

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!