Sesama Author tolong saling menghargai, dilarang mampir jika hanya skip skip saja dan baca setengah-setengah, 🙏
Sebuah pernikahan harus didasari oleh kejujuran dan rasa saling percaya, tapi apa jadinya jika seorang Suami selalu berbohong kepada Istrinya dan lebih memilih menuruti semua keinginan Orang tua serta Keluarganya dibandingkan dengan keinginan Sang Istri?
Yuni selalu berharap jika Sang Suami bisa menjadi sandaran untuk dirinya, tapi ternyata semua itu hanya menjadi angan-angannya saja, karena Hendra bahkan tidak pernah membela Yuni ketika dia dihina oleh keluarga Suaminya sendiri.
Akankah Yuni bertahan apabila keluarga Sang Suami selalu campur tangan dalam rumah tangganya?
Baca kisah selengkapnya dalam Karya saya yang berjudul 'Suamiku Boneka keluarganya'.
Mohon dukungannya untuk Karya-karya receh saya, 🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rini Antika, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 16
Hendra begitu terkejut karena tidak menyangka jika Teman yang dimaksud oleh Mama Meti adalah Lisa.
"Tante apa kabar?" tanya Lisa dengan memeluk Mama Meti kemudian melakukan cipika cipiki.
"Kabar kami baik sayang. Lisa apa kabar?" Mama Meti balik bertanya.
"Lisa juga baik. Yuk masuk, Lisa udah masak yang banyak untuk Tante dan keluarga," ujar Lisa dengan menggandeng Mama Meti masuk ke dalam rumah.
"Kami gak enak jadi ngerepotin," ujar Mama Meti.
"Tidak sama sekali kok. Justru Lisa seneng karena Tante dan Keluarga sudah bersedia main ke rumah Lisa."
Lisa langsung mengajak semuanya menuju ruang makan, kemudian Lisa memanggil Anak semata wayangnya yang bernama Bianca.
"Bianca sayang, makan dulu Nak," teriak Lisa.
"Mom, Bianca gak mau makan kalau Mommy gak nganter Bianca ke Taman bermain," ujar Bianca yang sebelumnya diminta berakting oleh Lisa.
Lisa dan Mama Meti sudah memiliki rencana untuk membuat kesalahpahaman antara Hendra dan Yuni, karena jika nanti keduanya bertemu di Taman bermain, Yuni pasti akan mengira jika Hendra tidak jadi mengantarnya karena ingin pergi bersama Lisa dan Anaknya.
"Bianca cantik makan dulu ya, nanti biar Papi Hendra yang mengantar Bianca sama Mommy pergi ke Taman bermain," ujar Mama Meti dengan mengelus lembut rambut Bianca.
Hendra membulatkan matanya, dia sama sekali tidak menyangka jika Mama Meti menyuruhnya untuk mengantar Lisa dan Bianca pergi ke Taman bermain, apalagi Mama Meti menyuruh Bianca memanggilnya dengan sebutan Papi.
"Tapi Ma_" perkataan Hendra terputus ketika Mama Meti menatap tajam kepadanya.
Bianca tiba-tiba memeluk tubuh Hendra serta mengucapkan terimakasih.
"Terimakasih Papi. Bianca sangat bahagia karena akhirnya bisa pergi ke Taman bermain."
Hendra hanya diam mematung tanpa bisa mengatakan sepatah kata pun, apalagi saat ini otak nya tidak dapat berpikir.
"Sebaiknya sekarang kita makan dulu mumpung makanannya masih hangat," ujar Lisa dengan mengisi piring Hendra.
"Makasih Lis, biar aku ambil sendiri saja," ujar Hendra.
"Mas, sudah seharusnya aku melayani kamu," ucap Lisa dengan mengedipkan sebelah matanya.
Mama Meti terus memuji masakan Lisa, padahal sebenarnya Lisa tidak bisa memasak, bahkan dia membeli semua makanan tersebut dari Restoran yang tidak jauh dari rumahnya.
"Benar-benar calon Menantu idaman. Masakan kamu enak sekali sayang," puji Mama Meti dengan terus memasukan makanan ke dalam mulutnya.
"Makasih banyak pujiannya, Lisa masih harus banyak belajar lagi." Jelas saja makanannya enak, yang masak juga chef profesional. Dasar rakus, kalau seperti ini terus uangku bisa habis, lanjut Lisa dalam hati.
Setelah selesai makan, Mama Meti meminta Hendra mengantar dirinya dan Elsa ke salah satu pusat perbelanjaan.
"Hendra, nanti Mama sama Elsa turun di pusat perbelanjaan yang ada di depan saja ya."
"Apa tidak sebaiknya kalian ikut kami ke Taman bermain juga?" ucap Hendra.
Hendra sebenarnya merasa takut Yuni akan salah paham apabila dia hanya berangkat bersama Lisa dan Bianca saja.
"Elsa bukan Anak kecil lagi, tidak mungkin Mama mengajaknya ke Taman bermain," jawab Mama Meti.
"Mama benar. Kak Hendra suka aneh deh kalau bicara. Elsa juga sudah ada janji sama Temen."
Sebelum berangkat, Lisa memberikan sebuah tas branded dan parfum kepada Mama Meti.
"Tante, ini tas buat Tante sama parfum buat Kak Rani dan Elsa."
"Makasih banyak ya sayang, tas nya bagus sekali," ucap Mama Meti dengan memeluk tubuh Lisa.
"Iya sama-sama Tante."
"Lisa jangan panggil Tante terus dong, panggil Mama saja seperti Hendra," ujar Mama Meti.
"Iya Ma," ucap Lisa dengan malu-malu.
"Makasih juga parfumnya ya Kak. Parfum ini kan mahal," ujar Elsa dengan terus mengembangkan senyuman.
"Itu semua tidak seberapa kok," apalagi parfumnya sudah aku campur dengan parfum isi ulang, lanjut Lisa dalam hati dengan tersenyum licik, karena selangkah lagi usaha Lisa mendapatkan Hendra akan segera tercapai.
Lisa sengaja mengajak Hendra pergi ke Kebun Binatang dan Taman bermain yang sama dengan Yuni, karena sebelumnya dia menyuruh orang untuk mengikuti Yuni.
Syukurlah Lisa mengajakku pergi ke sini, karena Yuni tidak mungkin membawa Anak-anak datang ke tempat ini, apalagi tiket masuknya juga mahal, ucap Hendra dalam hati.
Tadinya Hendra yang akan membeli tiket masuk untuk Lisa dan Anaknya, tapi Lisa yang tidak mau di cap sebagai cewek matre sebelum berhasil mendapatkan Hendra, sengaja mengeluarkan uang untuk membeli tiket.
"Mas, biar aku saja," ujar Lisa dengan mengeluarkan uang seratus ribuan sebanyak enam lembar.
"Lis, tapi aku gak enak kalau kamu yang harus mengeluarkan uang," ucap Hendra.
"Mas, seharusnya aku berterimakasih karena kamu sudah mau mengantar aku dan Bianca ke sini, jadi kamu jangan merasa sungkan seperti itu," ucap Lisa dengan menuntun Bianca masuk.
"Papi, Bianca mau dipegang sama Papi juga," ujar Bianca dengan memegang tangan Hendra sehingga membuat semua orang yang melihatnya akan mengira jika ketiganya adalah Keluarga kecil yang bahagia.
Tidak jauh dari tempat Hendra, Lisa dan Bianca, Yuni sedang melihat Bayu dan Denis yang tengah tertawa bahagia saat bermain bom bom car.
"Kasihan Denis, baru kali ini aku melihat dia tertawa bahagia," gumam Yuni dengan tersenyum serta menitikkan air mata.
Hendra dan Lisa juga mengajak Bianca menaiki berbagai wahana bermain. Ketiganya terlihat bahagia, bahkan Hendra sampai melupakan Anak dan Istrinya karena Bianca dan Lisa sengaja mengalihkan pikiran Hendra.
Sebentar lagi aku akan membuat kamu melupakan Yuni dan Anak kalian, Mas. Batin Lisa.
......................
Setelah puas bermain, Bayu mengajak Yuni beserta kedua Anaknya makan di salah satu Restoran yang berada di Taman bermain, tapi Yuni menolaknya karena harga makanan di Restoran pasti mahal.
"Bay, kita makan bekal yang aku bawa saja ya. Makanan di Restoran harganya pasti mahal, lagian sayang juga makanan yang aku bawa kalau tidak kita makan," ujar Yuni.
"Yun, bagaimana kalau makanan yang kamu bawa buat aku saja? Nanti aku akan makan masakan kamu di rumah," ujar Bayu.
"Tapi_" ucap Yuni yang terlihat ragu.
"Yun, masakan kamu memang paling enak, tapi untuk kali ini saja kita ajak makan Denis sama Nadira di Restoran. Kamu tidak perlu khawatir, insyaallah uang ku cukup kok, kasihan Denis dari tadi lihatin gambar steak terus," ujar Bayu.
"Om tau saja kalau Denis ingin mencoba memakan steak, apalagi selama ini Denis hanya melihatnya di televisi saja," ujar Denis dengan tersenyum malu.
Hati Yuni berdenyut sakit ketika mendengar perkataan Denis. Selama ini Yuni bukannya tidak mau mengajak Denis makan enak, tapi Yuni harus berhemat supaya bisa mencukupi semua kebutuhan sehari-hari.
Maafin Ibu, Nak. Ibu belum bisa membahagiakan Denis dan Dira, batin Yuni dengan menahan sesak dalam dadanya.
*
*
Bersambung
emang agak lain pak Ibrahim ini
semangat thor
semangat thor asli kesel banget gue sama Hendra dia itu bukan bodoh lagi iiiiiiiiihhhhhhh kesel banget awas luu Hendra habis kau