NovelToon NovelToon
Cinta DiTujuh Kehidupan

Cinta DiTujuh Kehidupan

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen / Romantis / Cintamanis / Time Travel / Transmigrasi / Ruang Ajaib
Popularitas:5k
Nilai: 5
Nama Author: Datu Zahra

Hong Zhi Shi, seorang putri dari garis keturunan Klan Dewa Pengetahuan. Cantik sudah pasti, karena ia seorang Dewi yang tinggal dialam surgawi. Pintar, tak perlu ditanya lagi, secara Klannya adalah Dewa pengetahuan.

Hidup abadi, cantik, pintar, tinggal dialam surgawi yang semua serba indah dan ada, tentu menjadi anugerah diingini banyak manusia.

Tapi akibat ia menolak lamaran Dewa neraka untuk menjadikannya selir, Hong Zhi Shi dijatuhi hukuman. Ia akan menjalani hidup dialam dunia fana dalam tiga kali masa kehidupan.

Ada banyak misi yang harus ia emban, salah satunya mendapatkan cinta tulus dari seorang pria yang juga ia cintai. Karena hanya dengan itu, Hong Zhi Shi akan kembali bisa hidup dialam surgawi setelah kematiannya didunia fana.

Entah dikehidupan yang keberapa cinta itu akan ia dapatkan, pasalnya sudah enam kehidupan sudha ia jalani. Sekarang dimasa ini, adalah kehidupannya yang ketujuh.

Bagaimana kisah Hong Zhi Shi dikehidupan ketujuh ini..?

Mari ikuti kisahnya..!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Datu Zahra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pergi keHutan

Setelah sarapan, Jang Bing bersama Wang Chun mendatangi rumah kepala desa untuk mengurus izin tinggal dan pembaharuan identitas serta akta keluarga.

Setelahnya ia menuju hutan untuk menebang atau mengambil pohon yang tumbang. Ia juga berniat untuk berburu hewan, sayuran dan buah-buahan.

Sedangkan Wang Chun pergi toko herbalnya.

Jang Bing memasang perangkap diberbagai titik, dengan umpan serangga dan cacing.

Kayu yang akan digunakan untuk rumah ialah kayu hickory, jati dan waru. Jika menemukan kayu cendana, akan Jang Bing gunakan untuk membuat furniture.

Untuk dahan dan ranting pohon hickory akan digunakan untuk memasak dan mengasapi daging. Karena menghasilkan rasa asap yang kuat dan khas..Terlebih jika ditambah dengan garam, daun pinus, kulit jeruk dan kayu manis. Rasa daging asap akan jauh lebuh harum dan lezat.

Untuk perabotan juga akan menggunkan bambu serta rotan. Untuk atap memakai jerami dan rumput liar atau ilalang.

Beruntung Jang Bing juga pakar dalam membuat perabotan dan furniture, jadi ia tidak perlu repot membeli.

"Wah, ada kastanye." ucap senang Jang Bing.

Ia pun langsung memanjat pohon tinggi itu, kemudian mengguncang dahan-dahannya dengan kencang.

Dirasa semua buah telah habis dipohonnya, barulah Jang Bing turun dan mengumpulkan kedalam keranjang bambu dipunggungnya.

Pohon Hickory yang Jang Bing tebang, buahnya juga ia kumpulkan.

Kastanye dan buah Hickory termasuk dalam jenis kacang-kacangan, bernilai sepuluh koin perak per satu kilo gram.

Lumayan mahal karena selain rasanya yang lezat serta sulit didapat, keduanya hanya dapat berbuah dua kali dalam setahun.

Untung saja keranjang yang Jang Bing bawa berukuran besar. Jadi ia bisa menaruh banyak hasil dari hutan hari ini.

Kayu-kayu yang Jang Bing dapat sudah dikumpulkan dalam satu tempat. Bersama dengan ilalang, jerami dan daun palem liar hasil dari Bai Fang dan putranya.

Mereka bertiga memasuki hutan terdalam mengecek jebakan yang tadi Jang Bing pasang, sekalian mencari yang lain.

"Sut...!" kode Jang Bing menghentikan langkah. Indra pendengarannya dipasang baik-baik, untuk mencari sumber suara.

Jang Bing yang ahli ilmu beladiri, tentu memiliki kepekaan pendengaran dan penciuman. Ia juga bisa merasakan hawa udara jika akan turun hujan atau salju.

Jika ada yang bertanya dari mana Jang Bing mempelajarinya, ia memiliki seorang guru yang dulunya tinggal disebelah rumah keluarga Hong.

Jang Bing mulai berlatih dari usia lima tahun, itu juga secara diam-diam pada malam dan dini hari tanpa diketahui oleh siapa pun.

Karena kalau sampai ada yang mengetahui, apalagi tuan dan nyonya Hong tahu, sudah pasti akan dilarang.

Jang Bing juga ahli dalam ilmu pedang dan memanah. Dan mungkin hanya Jang Bing saja yang bisa menggunakan busur dengan dua anak panah sekaligus.

Membuat busur dan perabotan serta furniture juga dari gurunya itu.

Kalau untuk membaca, menulis, ia pelajari saat diakademik dasar. Tapi lagi-lagi karena nyonya Hong, ia tidak bisa melanjutkan kejenjang berikutnya.

"Ada apa..?" tanya lirih Bai Fang.

"Lihat itu..!" sahut Jang Bing menunjuk kesatu arah.

Ketiganya mengendap-endap, dengan mata memicing menatap seksama kedepan dimana semak-semak bergoyang.

Jang Bing spontan merunduk, begitu juga dengan Bai Fang dan putranya. Seekor babi hutan besar dengan berat kira-kira 300 kilo gram, muncul dari balik semak.

Jang Bing mengambil ancang-ancang, membidik sasaran dengan panah bikinannya.

Busur ditarik, dua anak panah telah terpasang. Dirasa sudah tepat, dalam hitungan ketiga Jang Bing melepaskan tembakan.

Sut Jleb Jleb

Tepat sasaran, satu anak panah menembus leher dan satu lagi dibagian perut. Babi yang sempat lari sekitar tiga meter dari tempatnya tadi, langsung tumbang menggelepar dan mati.

"Yei, kita panen besar." sorak Jang Bing melakukan tos dengan Bai Fang.

Kaki babi diikat pada batang kayu, agar mudah untuk membawa.

"Kita pulang dulu mengantarkan babi ini, setelahnya nanti baru mengangkut kayu dan jerami." kata Jang Bing yang diiyakan oleh Sahabatnya.

Dengan dipanggul berdua, mereka bertiga kembali kedesa. Keranjang besar Jang Bing yang sudah penuh dengan dua jenis kacang-kacangan, sayuran liar, jamur, buah anggur dan persik hutan, dibawa oleh Bai Heng.

Banyak penduduk yang beraktifitas diladang atau bertemu didesa, menatap iri dengan hasil buruan Jang Bing.

Selama ini jika mereka berburu hanya mendapat babi berukuran kecil, kelinci dan burung pegar saja. Tapi Jang Bing, yang baru sekali berburu sudah langsung mendapat babi jantan dewasa.

"Wah, paman hebat." puji Wang Bolin saat melihat Jang Bing, Bai Fang dan Bai Heng memasuki pekarangan rumah.

Karena ada nenek dan bibinya, kedua bocah itu tidak ikut menjaga toko herbal. Wang Chun dan Yu Lan baru akan pulang kerumah pukul enam petang.

Sebenarnya Yu Lan biasanya akan dirumah, tapi karena satu karyawannya sedang sakit. Jadi wanita itu pun membantu .

Ada dua pemuda berusia tujuh belas tahun yang bekerja ditoko herbal Wang Chun.

"Nenek, bibi..! paman mendapatkan babi besar sekali." teriak bocah itu bersemangat.

Jang Mei pun keluar, diikuti oleh Su Zihan yang menggendong bayi Jang Yin Hua.

"Berkah langit sungguh melimpah untuk keluaga kita." ucap Jang Mei penuh syukur.

Selama menjadi selir Hong, ia dan putranya jarang memakan daging. Terlebih sang putra yang harus terus bekerja diladang, tak memiliki waktu berburu. Untuk membeli, tentu mereka akan berfikir dua kali.

"Aku juga mendapat banyak kastanye dan hickory. Ibu tolong pisahkan dari kulitnya, besok kita titip keadik untuk dijual kekota." kata Jang Bing.

Jang Mei mengangguk "iya, ibu juga akan membersihkan sayuran dan buah yang kau dapat."

"Aku akan membantu ibu." kata Su Zihan.

"Tapi jangan memaksakan diri, kau masih belum pulih." ucap Jang Bing.

"Baik suamiku...!"

Mereka bersama menuju kepekarangan belakang rumah, setelah menutup pintu gerbang.

Jang Bing, Bai Fang dan Bai Heng, membersihkan babi dialiran sungai yang terdapat dibelakang desa.

Sementara Jang Mei dan Su Zihan membersihkan apa yang ada dikeranjang. Wang Bolin dan Wang Fei menjaga Jang Yin Hua, yang diletakkan didipan bambu.

"Malam ini kita memasak pakis dan jamur dulu, rebungnya untuk besok saja." kata Jang Mei.

Su Zihan mengangguk "baik ibu..!"

"Nenek, aku boleh tidak membakar kastanye dan hickory nanti..?" izin Wang Fei.

"Tentu saja boleh, nanti kita sisakan untuk dimakan sendiri." jawab Jang Mei yang disambut sorak sorai kedua cucunya.

Sembilan puluh menit waktu yang dihabiskan untuk membersihkan hasil buruan. Daging, hati, usus dan kulit babi diasapi setelah menyisakan bagian kepala dan sedikit daging untuk dimasak.

Jang Bing juga memberikan seperempat bagian daging, setengah kulit dan hati untuk Bai Fang, dan langsung diantarkan kerumah agar diolah oleh istrinya.

Setelahnya barulah mereka kembali kehutan untuk mengangkut batang kayu, bambu, rotan dan bahan untuk atap.

Saat hari sudah gelap, kira-kira pukul setengah tujuh kegiatan mereka berhenti dan akan dilanjutkan esok hari.

Tapi sebelum pulang, Jang Bing menyempatkan untuk melihat delapan jebakan yang sudah ia pasang. Hasilnya sangat memuaskan, dua kelinci dan empat burung pegar bisa dibawa pulang.

Satu kelinci dan dua burung, diberikan pada sang sahabat.

"Makanlah dirumah sebelum pulang." titah Jang Bing saat memasuki desa.

"Tidak, kami makan dirumah saja. Kau sudah banyak memberikan kami daging. Lagi pula kasihan istri dan ibuku yang sudah memasak."

Jang Bing mengangguk, menepuk pundak sang sahabat perlahan. "Terimakasih untuk hari ini."

"Heng, terimakasih ya..?" ucapnya sembari mengacak surai hitam bocah itu.

"Sama-sama paman." balas sopan Bai Heng menunduk hormat.

Mereka pun berpisah dipersimpangan jalan.

Begitu tiba dirumah, ketiganya langsung membersihkan diri dan makan malam bersama keluarga.

Esok hari Yu Lan akan membantu menjual kelinci, burung pegar, seperempat babi dan dua jenis kacang yang didapat kakak lelakinya.

Wang Chun juga akan membantu menebang dan memindahkan batang kayu, karena esok satu karyawan tokonya sudah mulai kembali bekerja.

DESA SING-JI

SAAT MUSIM GUGUR

1
Andi Ilma Apriani
crazy up thoorr
Andira Rahmawati
lanjutttttt..thorrrrr..
Andira Rahmawati
ceritanya bagusssss bgt...seruuu
trusss semangat ya thorrr💪💪💪
Andira Rahmawati
🤣🤣🤣 jang lei ama jang bing suka ketukar...
Andi Ilma Apriani
selalu ditunggu upx thoorrr
Andi Ilma Apriani
semangaattt thooorrrr💪💪💪💪
Andi Ilma Apriani
crazy up thoorrr...ceritax sangat bagus 😍😍😍😍
Andi Ilma Apriani
semangaaatt thoorr
Andi Ilma Apriani
hadiiirrr
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!