NovelToon NovelToon
Hati Yang Terlepas Dari Belenggu

Hati Yang Terlepas Dari Belenggu

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta Seiring Waktu / Keluarga
Popularitas:4.9k
Nilai: 5
Nama Author: Meymei

Mengetahui kebenaran identitasnya sebagai anak angkat, tak membuat perempuan berumur 18 tahun itu bergeming. Bahkan kematian ibu angkat dan ayah angkat yang mengusirnya dari rumah, tidak membuatnya membenci mereka. Arumi Maharani, gadis lulusan SMA yang dibesarkan di keluarga patriaki itu memilih mencari jati dirinya. “Aku tunanganmu. Maafkan aku yang tidak mengenalimu lebih awal.” Izqian Aksa. Siapa Izkian Aksa? Bagaimana Arumi menjalani kehidupan selanjutnya? Dan akankah pencariannya mendapatkan hasil? Haloo semuanya… ketemu lagi dengan author.. semoga semua pembaca suka dengan karya baru author…

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Meymei, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Mencari Arumi

Aksa yang sudah tahu dimana Arumi berada, hanya bisa mengandalkan Alamat dan gambar yang diberikan Om Yanuar.

Setelah kembali ke Kota Minyak, Aksa tidak bisa langsung mencari Arumi karena dirinya masih memiliki tanggung jawab pekerjaan. Ia menunda pencariannya sampai ia mendapatkan libur.

Tetapi Aksa tak lantas berdiam diri. Ia mencari informasi seputar desa yang disebutkan Om Yanuar di internet dan mencari titik lokasinya. Setelah mendapatkannya, ia menghubungi kenalannya yang juga berasal dari daerah yang sama.

Sayangnya ia tidak menemukan informasi yang berguna karena tidak ada di antara kenalannya yang tinggal di desa tersebut.

“Yang penting aku sudah tahu letak pastinya. Tunggu aku!” gumam Aksa yang menandai peta di aplikasi GPSnya.

Di sisi lain.

“Kenapa Mas tidak langsung memberikan Alamat pasti dan nomor ponsel Arumi?” tanya Tante Nanik.

“Kalau aku memberikannya, bagaimana aku bisa melihat perjuangannya?”

“Mas, sengaja?”

“Tentu saja! Jika hanya dengan nama desa dan daerah dia bisa menemukan Arumi, maka dia sudah membuktikan jika niatnya menikahi Arumi itu tulus.”

“Tapi apakah Arumi akan menerimanya?”

“Itu ujian kedua Aksa setelah dia menemukan Arumi.”

“Kamu licik sekali, Mas!”

“Kalau tidak seperti itu, bagaimana aku bisa melihat kesungguhannya? Aku tidak mau dia hanya mempermainkan Arumi.”

“Kali ini aku setuju. Tapi lain kali, katakan kepadaku lebih dulu. Jangan seperti kemarin!”

“Iya, istriku. Maafkan, aku.”

Setelah berbincang dengan Om Yanuar, Tante Nanik menghubungi Arumi melalui video call. Arumi dengan semangat menceritakan kegiatan barunya, yaitu menanam sayuran hidroponik.

Teras belakang yang awalnya terlihat kosong, telah ia sulap menjadi kebun sayur hidroponik. Arumi menjelaskan kepada Tante Nanik, bahwa ia baru memulainya 2 minggu ini. Belajar dari media sosial, Arumi menanam hidroponik dengan media baki yang ia tata sedemikian rupa di teras belakang.

Semua alat dan bahan ia beli di salah satu e-commerce. Ia berharap kegiatan barunya ini akan berhasil. Tante Nanik yang mendengarkan Arumi, merasa lega.

Keponakannya yang selama ini hanya bisa patuh dan menundukkan kepala, akhirnya bisa melakukan sesuatu tanpa menahan diri.

“Kamu bisa menjualnya kalau berhasil nanti.” Kata Tante Nanik.

“Aamiin… Arumi bisa buka warung dadakan atau menitipkannya ke tukang sayur nanti.”

“Iya. Tante doakan berhasil!” Arumi tersenyum.

Setelah berbincang selama satu jam, Tante Nanik mengakhiri panggilan karena sebentar lagi jam makan siang. Arumi mengangguk dan berpesan agar Tante Nanik dan Om Yanuar selalu menjaga Kesehatan mereka.

Panggilan berakhir, Arumi kembali menatap layar laptopnya. Ia sedang mengerjakan tutorial online mata Pelajaran Bahasa Inggris. Arumi yang mengambil PGSD, tidak bisa leluasa menentukan mata kuliahnya karena mata kuliahnya sudah ditentukan setiap semesternya sehingga ia akan tidak bisa menyelesaikan kuliahnya lebih cepat.

Ia akan menjalani 9 semester sesuai dengan mata kuliah yang ditetapkan. Untuk semester pertama, Arumi mendapatkan 5 mata kuliah, di antaranya Bahasa Inggris, Pendidikan Agama Islam, Pendidikan Kewarganegaraan, Pendidikan Olahraga di SD, dan Literasi Karakter dan Kepramukaan.

Tugas Arumi selesai dikerjakan bertepatan dengan adzan dzuhur yang berkumandang. Segera Arumi mematikan laptopnya dan mengambil wudhu. Selesai sholat, Arumi kembali melanjutkan mengerjakan tutorial onlinenya.

Seminggu kemudian, Aksa yang mendapatkan libur 2 hari segera bersiap mencari Arumi. Dengan berbekal aplikasi GPS, Aksa menempuh perjalanan dari Kota Minyak ke Bumi Angling Dharma yang berjarak sekitar 40 km.

Sesampainya di Bumi Angling Dharma, Aksa berhenti di masjid dimana titik GPSnya berhenti. Sambil istirahat, Aksa memperhatikan sekitar masjid yang sepi karena masih pukul 9 pagi. Hanya jalan raya yang ramai dengan lalu-lalang kendaraan.

“Permisi, Pak. Apa boleh saya bertanya?” tanya Aksa kepada seseorang yang baru sedang menyapu di pelataran masjid.

“Ada apa, Mas?”

“Saya sedang mencari seseorang. Namanya Arumi. Apa Bapak kenal?”

“Arumi?” bapak-bapak paruh baya dengan rambut yang sudah dipenuhi uban itu tampak berpikir.

“Di sini ada 2 Arumi, Mas. Mas cari Arumi yang bagaimana?”

“Arumi Maharani, Pak.”

“Saya tidak hafal nama Panjang mereka, Mas.” Aksa mengambil ponselnya dari dalam saku dan memperlihatkan gambar Arumi di sana.

Setelah melihat wajah Arumi, bapak-bapak tersebut masih tampak berpikir.

“Wajahnya tampak asing. Mungkin saja pendatang baru.”

“Maksud, Bapak?” tanya Aksa yang tidak mengerti maksud bapak-bapak tersebut.

“2 Arumi di sini, satunya penduduk asli dan satunya pendatang, Mas.”

“Yang pendatang, Pak. Sekitar beberapa bulan yang lalu.” Aksa baru ingat kalau Arumi baru saja pindah.

Bapak-bapak tersebut mengangguk dan mengatakan dimana Arumi tinggal yang ternyata tidak jauh dari masjid. Aksa mengucapkan terima kasih dan segera menuju rumah yang dimaksud.

“Apa benar Arumi tinggal di sini?” gumam Aksa yang baru saja berhenti dan melihat rumah tua di hadapannya.

Ia tidak yakin apakah benar Arumi tinggal di rumah tua tersebut seorang diri. Dengan mengucap basmalah, Aksa menuruni tangga dan mengetuk pintu. Diketukannya yang kedua kalinya, barulah ada suara perempuan menjawab salamnya dari dalam.

Ceklek!

Pandangan Aksa seketika terpaku dengan wajah Arumi yang ada di hadapannya. Ia seperti pernah melihatnya tapi entah dimana. Wajah Arumi yang ada di hadapannya berbeda dengan gambar yang diberikan oleh Om Yanuar.

“Cari siapa, Kak?” tanya Arumi.

Lamunan Aksa seketika buyar mendengar pertanyaan Arumi. Ia masih merasa jika wajah Arumi tidak asing.

“A-apa benar ini rumah Arumi Maharani?”

“Ya. Saya sendiri. Anda siapa dan ada perlu apa?”

“Aku tunanganmu. Maaf tidak mengenalimu lebih cepat.”

Aksa ingat! Perempuan yang ada di hadapannya adalah perempuan yang ia tabrak beberapa bulan lalu di toko oleh-oleh.

Tentu saja Arumi terkejut dan mengira laki-laki di hadapannya adalah seorang penipu. Arumi mengatakan jika laki-laki tersebut salah Alamat dan buru-buru menutup pintu.

“Tu-tunggu! Aku Aksa. Aku tahu kamu di sini dari Om Yanuar.”

Mendengar nama Om Yanuar, Arumi membuka kembali pintu rumahnya.

“Beri aku waktu untuk menjelaskan.” Kata Aksa dengan nada memohon.

Arumi menganggukkan kepalanya dengan sedikit enggan. Ia membuka lebar pintunya dan meminta laki-laki di hadapannya untuk berbicara di teras karena ia tinggal sendiri, takut menimbulkan fitnah jika mereka berbicara di dalam.

Aksa mengangguk sambil tersenyum dan duduk di teras berjauhan dengan Arumi. Tanpa keduanya tahu, ada seseorang yang memperhatikan mereka.

1
indy
syukurlah siti mau mencari arumi
Sunaryati
Setelah lamaran segera halali menurut agama dan negara, semoga niat Diti tulus seperti Ramlan
Sunaryati
Kehidupan sosial itu biasa Arumi ada yang suka dan ada yang tidak suka, apalagi jika iri, yang penting kita bisa membawa diri dan tidak melanggar norma
Sunaryati
Ayo Arumi tunggu apalagi, bukankah Aksa membebaskan kamu jika ingin kuliah, mungkin Aksa yang dikirim untuk menjemput bahagiamu Arumi
Sunaryati
Aku juga berharap Arumi berjodoh dengan Aksa dan segera menikah
indy
ayo Arumi, jawab dong...
indy
kasihan arumi. kok ada emak kayak gitu
Meymei: Ada kak 😊
total 1 replies
Sunaryati
Sabar, semangat Arumi, Bush kesabaran dan ikhlas menerima takdir biasanya hasilnya manis.
Meymei: Aamiin…
total 1 replies
Sunaryati
Terima kasih Thoor semoga sehat dan selalu semangat menulis, yang kuharap up. Mudah-mudahan Arumi dan Sisa berjodoh dan membawa kebahagiaan keduanya, apalagi Arumi, yang sejak kelas 5 SD, seperti ART.
Meymei: Aamiin…
total 1 replies
Susanti
semangat arumi
Meymei: Iya kak (Arumi)
total 1 replies
indy
kasihan arumi, kayak bener bener dibuang keluarganya. semoga ramlan bisa membuat rumi punya keluarga yang sebenarnya
Meymei: Aamiin…
total 1 replies
Sunaryati
Semakin menarik, kutunggu Thoor
Sunaryati
Arumi gadis kuat, sejak kelas 5 SD sudah bisa menyelesaikan semua pekerjaan rumah tangga dan merawat uminya dengan baik, aku percaya Arumi akan lapang dan ikhlas menerima takdirnya
Meymei: Aamiin…
total 1 replies
Sunaryati
Arumi tunggu apalagi jemput bahagiamu bersama Aksa
Meymei: Sabar kak, nanti cepat tamatnya 😅
total 1 replies
Sunaryati
Semoga hari dan kehidupanmu semakin baik Arumi, dan berjodoh pada orang yang bisa membahagiakan kamu
indy
ditunggu kakak...
Meymei: Siap kak😁
total 1 replies
Susanti
berasa kurang
Susanti: lanjut
Meymei: Kurang apa kak?
total 2 replies
indy
lanjut Arumi...
Sunaryati
Semoga Ramlan benar menunggu dan menerima Arumi dengan sepenuh hati
indy
Ramlan kakaknya Arumi ya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!