NovelToon NovelToon
Kepincut Pesona Pengasuh Keponakanku

Kepincut Pesona Pengasuh Keponakanku

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Dosen / Cintamanis / CEO / Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:3.1k
Nilai: 5
Nama Author: Fega Meilyana

Perempuan yang sangat menyukai anak kecil yang dibesarkan di panti asuhan lalu mendapat pekerjaan sebagai pengasuh dan guru les untuk anak laki-laki berumur 5 tahun. Namun tidak disangka, ia menemukan jodohnya yang tidak lain om dari anak tersebut. Berawal dari rasa jengkel lalu menjadi cinta .

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fega Meilyana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Adit tau perasaan Arka

Hanna menghampiri Arka.

"Pak apa saya boleh nanya?"

"Tidak boleh!"

"Huh pelit!". Hanna memalingkan wajahnya sambil manyun.

Arka terkekeh melihat Hanna seperti anak kecil "yaudah mau nanya apa".

Hanna tersenyum "Nah gitu dong pak! Kalau pak Arka punya perasaan sama orang lain kenapa pak Arka kasih syarat ke cewe tadi?"

"Hem saya yakin Cathy tidak akan sanggup memenuhi syarat saya tadi"

"Itu sama saja bapak ngasih harapan tau!"

"Loh saya tidak ngasih harapan, sebelumnya kan saya sudah bilang saya punya perasaan sama orang lain tapi mereka tetap maksa". Arka menatap mata Hanna dalam dalam.

"Saya sedang PDKT sama dia tapi dia tidak sadar". Sambung Arka.

"Lagian kasian perempuan yang pak Arka sukai tau! Pak Arka kan galak, hehe ups!". Hanna menutup mulutnya karena keceplosan.

Arka dengan gayanya yang cool "galak tapi tampan!".

Saat Hanna dan Arka sedang asik ngobrol, rintik air jatuh dari atas langit.

"Hujan pak!"

"Ayo kita masuk ke dalam, nanti bisa sakit kalau hujan-hujanan". Hanna tidak menghiraukan ucapan Arka, ia menikmati setiap tetesan air yang jatuh dari langit.

Rintik hujan membasahi wajahnya , terasa dingin namun menenangkan. Angin berbisik lirih, membawa aroma tanah basah yang khas. Hanna merasa damai, seperti semua beban di pundaknya terangkat. Baginya, hujan membawa pelukan dari langit.

Hanna benar-benar merasa seperti anak kecil yang merasa bahagia ketika berdiri di tengah derasnya hujan. Arka yang melihatnya pun ikut merasakan rasa bahagia itu.

Arka yang tadinya berteduh kembali menghampiri Hanna dengan jaket diatas kepalanya.

"Hanna, ayo masuk, kamu sudah basah semua, nanti kamu sakit". Jaket Arka berada di atas kepala mereka, melindungi Hanna dari air hujan meskipun ia tau Hanna sudah basah.

"Ini seru loh pak, aku gak akan sakit kok, kalau pak Arka takut basah yaudah sana ke dalam saja".

Seketika mata mereka saling menatap, cukup lama mereka saling pandang hingga suara petir pun mengagetkan mereka.

Arka juga sudah terlanjur basah dan akhirnya ia menemani Hanna main hujan.

Tak lama akhirnya hujan itu reda. Mereka siap ke mobil untuk pulang karna malampun sudah hampir larut. Arka memberikan baju yang berada di jok mobil untuk Hanna.

"Maaf ya pak, gara-gara saya pak Arka ikut basah juga, saya khawatir kalau nanti bapak sakit".

Arka memang menggigil kedinginan, "sudah tidak apa, saya akan baik-baik saja".

Sepanjang perjalanan Hanna diam-diam melirik Arka, ia khawatir karna Arka hanya diam saja.

"Saya tau saya ini tampan, jadi tidak perlu diam-diam memperhatikan saya". Arka sebenernya salah tingkah tapi ia bisa menutupinya.

"Kalau tampan itu diakui pak bukan mengakui!"

Arka terkekeh, "emang banyak kok yang mengagumi saya kecuali kamu".

Hanna malas menanggapi Arka yang kepedean.

Tidak terasa Hanna sudah sampai dirumahnya.

"Pak, terimakasih ya untuk malam ini. Maaf ya pak gara-gara saya bapak basah juga. Atau pak Arka mau mampir dulu?"

"Tidak perlu, tidak enak dengan tante kamu apalagi ini sudah larut".

"Yaudah pak hati-hati dijalan ya".

Arka segera pulang, ia sudah merasa tubuhnya menggigil dan kepalanya terasa berat.

Sesampainya dirumah semua orang sudah terlelap. Arka langsung mengganti pakaiannya dan merebahkan tubuhnya segera.

****

Keesokan harinya...

Bu Ratna melirik jam, sudah waktunya sarapan tapi Arka belum kunjung turun ke bawah.

"Ratna, kemana Arka, tumben sekali dia belum turun untuk sarapan"

"Ratna juga tidak tau ma, biar Ratna ke atas dulu ya".

Ratna menaiki anak tangga menuju kamar Arka.

Tok

Tok

Tok

"Arka? Kamu sudah bangun belum nak?"

Tidak ada jawaban dari Arka, langsung saja Ratna membuka pintu dengan pelan.

Terlihat Arka masih terlelap dibawah selimut tebal. Ratna membuka selimutnya mendapati Arka yang terlihat pucat.

Bu Ratna memegang dahi Arka "Ya Allah nak, kamu pucat sekali, kamu demam ini".

"Iya ma, Arka ga enak badan, kepala Arka rasanya pusing".

"Yaudah mama panggilkan kakak kamu dulu ya, biar Adit periksa kamu dan kasih obat sekalian mama ambilkan sarapan kesini".

"Iya ma terimakasih".

Ratna keluar dari kamar Arka langsung menuju ruang makan.

"Kemana Arka ma?". Tanya Pak Hanung.

Ratna mengambil nasi dan lauk, "Arka demam pa, ini mama mau bawa sarapan untuk Arka".

"Adit setelah kamu makan tolong ya periksa Arka"

"Baik pa".

Sebelum Ratna membawakan sarapan ke kamar Arkan, Pak Hanung pamit pergi ke kantor dulu.

"Papa berangkat ke kantor dulu ya ma". Ratna mencium punggung tangan suaminya itu.

"Hati-hati dijalan ya pa".

Ratna segera ke lantai dua dimana kamar Arka berada.

"Arka, bangun dulu ya nak, sarapan dulu nanti kamu tinggal minum obat aja"

Arka menyandarkan tubuhnya, "suapin ya ma".

"Sudah tua bangka minta disuapin". Adit tiba-tiba datang.

"Sudah biarkan saja dit, namanya juga lagi sakit, pasti dia lemas".

Sambil Ratna menyuapi Arka, "kamu ini semalam kemana aja Arka? Jam sepuluh saja kamu belum pulang".

"Aa-aku pergi sama teman ma". Arka tidak mungkin jujur dulu, yang ada nanti jadi masalah.

"Sudah selesai, mama ke bawah dulu ya nak. Sudah ada kakak kamu, jangan lupa minum obatnya".

"Terimakasih ma".

Adit menatap Arka dengan tajam, tatapan yang sulit diartikan.

"Kenapa kak Adit menatap aku seperti itu?".

"Kamu semalam pergi sama teman laki-laki atau perempuan?"

"Laki-laki kak, kenapa kaka bertanya seperti itu?"

Adit memberikan obat penurun demam, "yakin kamu? Bukan dengan Hanna?"

Uhuk uhuk uhuk

"Kenapa kak Adit nanya seperti itu? Apa dia curiga aku pergi dengan Hanna?". Batin Arka.

"Pelan-pelan! Kamu baru ditanya seperti itu saja sudah kelagapan, apalagi kamu ketauan kalau suka dengan Hanna!"

"Mma-maksud kak Adit gimana?".

Adit duduk di samping Arka, "kakak tau kamu suka sama Hanna kan, kalau kamu beneran suka dengan Hanna kamu harus kejar cinta kamu"

"Kenapa kak Adit malah setuju? Bukannya malah marah". Arka mengerutkan dahinya.

"Karena aku menerima perjodohan itu hanya karena Raka bukan karna cinta. Hanna emang baik tapi entah kenapa kakak tidak punya perasaan lebih hanya sekedar mengaguminya".

Adit menepuk pundak Arka, "kejar cinta kamu".

"Bagaimana dengan mama, papa, eyang dan oma?"

"Itu urusan belakangan, kalau Hanna sudah mulai jatuh cinta sama kamu baru kita bilang ke mereka".

"Hanna susah sekali kak, dia kayanya emang tidak tertarik sama aku deh".

"Ya itu karena kamu suka galak, coba kamu ubah lebih lembut, mungkin dia akan suka".

"Baiklah kak, akan aku coba".

"Ya sudah, kamu istirahat ya!"

Arka merasa lega setidaknya ia tidak perlu lagi merasa tidak enak kelada Adit untuk mendekati Hanna.

1
Rian Moontero
mampiiirr/Good//Good/
Rista Ismi Utami
Semangat 💪🏻
lontongletoi
🤣🤣🤣 saingn g tuh
lontongletoi
kenangan yng indah dn sulit untuk di lupakan 🫂
lontongletoi
wah wah hati2 ya Hanna jangan sampai ucapan mu jdi bumerang untukmu 🤣🤣🤣🤣
lontongletoi
ga tau aku yang ngeleg atau emng crtnya aga blibet kurang jelas ketika perkenalan keluarganya 🤣🤣 spertinya aku yang lagi loading Thor
Fegajon: maaf ya aku masih newbie, support terus ya 🙏🏻
total 1 replies
lontongletoi
mampir thor 💪
iqbal nasution
oke
lyPoppy
Wah, mantap!
🍧·🍨Kem tình yêu
Dijamin ngakak mulu!
Fegajon: terimakasih 🙏🏻
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!