NovelToon NovelToon
Lihat Aku Sekali Saja

Lihat Aku Sekali Saja

Status: sedang berlangsung
Genre:Mengubah Takdir / Wanita Karir / Keluarga / Trauma masa lalu
Popularitas:5.8k
Nilai: 5
Nama Author: Ummu Umar

Rere seorang Gadis yang berasal dari keluarga Sederhana dan cukup tapi takdir berpihak kepadanya, dia Yang anak kandung diperlakukan seolah dirinya orang lain, sedangkan orang yang seharusnya tidak menggantikan tempatnya menjadi kesayangan semua keluarganya.

Bagaimanakah kisah hidupnya, akankah dia mendapatkan kebahagian yang dia cari

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ummu Umar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 16

Marsya langsung memeluk sang ayah berusaha untuk mengambil simpati ayah dan kakak angkatnya, dia harus terus membuat racun untuk keluarga angkatnya itu sebelum dia nantinya pergi meninggalkan rumah ini.

Dia berusaha untuk mendapatkan segalanya dari rumah ini perlahan, mulai dari harta berada berharga ibunya berupa perhiasan dan beberapa tanah, begitu juga aset lainnya, dia akan menguras habis semuanya sebelum dia pergi.

"Ayah bagaimana ini, pilihan kak Aska akan merusak citra keluarga kita ayah". Marsya memasang wajah prihatin agar ayahnya percaya padanya.

"Benar yang dikatakan Marsya ayah, kita tidak boleh menerima perempuan tidak jelas asal usulnya dirumah kita, itu akan jadi hinaan besar apalagi teman-teman kantor kami".

Mereka memliki jabatan yang sangat lumayan di kantor mereka masing-masing, dan jika pernikahan itu diadakan biasa saja dan pilihan wanitanya yatim piatu, mau di taruh dimana muka mereka.

"Jika kalian siap pergi dari rumah ini, silahkan kalian protes pada kakak kalian itu". Pak Rauf mengusap wajahnya dengan kasar.

Dia mengenal baik watak anak sulungnya itu, dia bukan orang yang suka asal berbicara, dia akan melakukan apa yang dia katakan tanpa perduli yang dia injak itu adalah keluarganya sendiri.

"Maksudnya bagaimana ayah??, aku sungguh tidak mengerti?? ". Adam kini menatap ayahnya dengan kening mengkerut.

Pak Rauf menarik nafasnya dalam-dalam dan membuangnya dengan kasar, dia tahu ini sedikit keterlaluan karena sudah terjadi pengusiran.

"Kalian mengenal kakak kalian bukan, dia bukan orang yang suka asal bicara, dia akan melakukan apa yang dia katakan barusan kalau kita protes dengan apa yang dia katakan".

Ketiga anak itu terkejut mendengar perkataan sang ayah, benar sekali apa yang ayah mereka katakan kalau kakaknya itu tidak pernah asal bicara.

"Tapi ayah, itu akan menjatuhkan reputasi kami". Protes Rafa dan menatap tajam sang ayah.

"Mau bagaimana lagi, rumah ini sudah menjadi miliknya karena dia yang menebusnya". Pak Rauf menyandarkan dirinya ke Sofa dan memijit pelipisnya.

Kepalanya sangat pusing memikirkannya, dia tak mau jika anak-anak nya pergi dari rumah ini sebelum mereka menikah, dia masih ingin tetap menikmati hasil keringat mereka sebelum mereka akan hidup sendiri.

Sebenarnya dia memiliki beberapa rumah lainnya, rumah yang tidak terlalu besar dan sudah dia kontrakan untuk menambah penghasilan sembari dia tetap bekerja dan itu akan jadi investasi dimasa tuanya nanti.

Gajinya selama ini dia investasikan membeli rumah dan beberapa kos agar nanti setelah tua dia hanya akan memanen hasilnya setiap bulan dan tahun, dia tidak akan kesulitan nantinya.

Marsya mengepalkan tangannya karena tidak berhasil membujuk sang ayah, apalagi sekarang ayahnya sudah pasrah dan rumah ini adalah milik Aska, dia tidak akan bisa mendapatkan rumah ini.

"Bagaimana anak-anak??, kalian siap pergi dari sini?? ". Tanya Pak Rauf menatap ketiga anaknya itu.

Adam dan Rafa menghembuskan nafasnya kasar, mereka memang sudah memiliki rumah sendiri walau dengan cara di cicil, dan rumah yang mereka cicil itu sudah mereka kontrakan dan uangnya untuk menambah angsuran rumah mereka, bagaimana jadinya mereka kalau mereka keluar dari rumah ini sekarang padahal rumah mereka cicilannya belum lunas.

"Terserah ayah lah, yang jelas aku tidak setuju, aku tidak akan datang di acara lamaran atau pun pernikahan". Adam berdiri dari tempat duduknya dan ingin melangkah ke kamar yang tapi suara dingin dari Aska menghentikannya.

"Kalian harus datang dan mengantarku melamar gadis pilihanku, jika tidak silahkan tinggalkan rumah ini sekarang juga". Aska yang baru saja turun dari tangga mendengar apa yang dikatakan sang adik.

Mereka menatap Aska dengan tatapan tajam, bagaimana bisa kakaknya ini bisa hobby mengusir orang seperti ini.

"Dan kau Marsya, pastikan kamu mengurus rumah dan membantu ibu, jika tidak kamu juga bisa menyusul Adam keluar dari sini". Aska menatap sang adik perempuan nya itu.

Semenjak Rere pergi dan dia melihat langsung ibunya mengerjakan pekerjaan rumah sendirian, rasa sayang yang dulu melimpah kepada Marsya seolah terkikis perlahan.

Marsya melotot mendengar perkataan Aska kepadanya, dia tidak terima kakak angkatnya ini berbuat seenaknya.

"Jangan bicara sembarangan kamu Aska, mereka itu adik-adik kamu, bisa-bisanya kamu seenaknya mengusir mereka, kamu sudah tidak menghormati ayah". Pak Rauf menggebrak meja dengan perasa amarah yang menggebu-gebu.

Tidak jauh berbeda dengan wajah Adam yang kini menatap tajam sang kakak dengan kebencian.

"Saya tidak peduli apa yang kalian katakan, saya pemilik rumah ini, ikuti aturan yang saya buat". Ucap Aska tajam dan juga dingin.

Pak Rauf membeku, kata-kata itu sangat persis seperti yang sering yang dia ucapkan pada Rere dan kini kata itu berbalik padanya dan rasanya sakit sekali, bagaimana dengan perasaan Rere yang hampir setiap hari mendengar kalimat itu.

Aska tersenyum sinis pada sang ayah, dia tahu ayahnya pasti merenungi kata-katanya barusan, dia ingin menyadarkan keluarganya, jika selama ini mereka memperlakukan Rere dengan tidak adil dan dimulai dengan sikap mereka masing-masing yang akan jadi pemukul balik untuk mereka.

"Kak Aska, aku ini adik kakak, apa kakak harus bicara seperti itu padaku, hanya gara-gara wanita yang tidak jelas asal usulnya seperti pilihan kakak??, Astaga kak, darah itu lebih kental dari air, jika ada apa-apa saudara lah yang membantu kakak". Ucapnya dengan tangan mengepal.

"Oh yah??, terus bagaimana dengan Rere yang selalu kalian perlakukan tidak adil dan pilih kasih??, kalian hina dan rendahkan, bukankah dia darah kandung kita?? ".

Ucapan Aska seperti batu yang dilempar kepada mereka dan tak sempat mereka hindari.

Adam terdiam mendapatkan perkataan dari kakaknya itu, benar Rere adalah adik kandungnya dibandingkan Marsya tapi dia mencintai dan menyayangi Marsya melebihi saudara kandungnya yaitu Rere.

Marsya meradang, ditatapnya Aska dengan tatapan dingin dan membunuh, dia sungguh tak terima diperlakukan seperti ini, tapi dia harus tenang sebelum impiannya tercapai.

"Aku salah apa kak, sampai kakak memperlakukan aku seperti ini??, aku tahu kalau aku bukan anak kandung keluarga ini, tapi kalianlah dulu yang mempertahankan aku disini, terus kenapa kakak lakukan ini padaku?? ". Marsya meneteskan air matanya dengan penuh drama.

"Jangan keterlaluan kamu Aska". Pak Rauf berdiri dan kini berhadapan dengan sang putra.

Dia tidak terima jika putra tertuanya ini bertingkah semena-mena, dia tidak boleh memperlakukan Marsya seperti ini karena Marsya juga anaknya.

Dia menyimpan Rahasia besar dari keluarganya tentang jati diri Marsya sebenarnya.

Dia yang tahu bagaimana dan kenapa bisa Marsya berada disini dan bagaimana kembalinya Rere kerumah ini

Rahasia apakah yang disembunyikan oleh pak Rauf??

Akankah keluarga mereka kembali damai seperti dulu??

1
Riska Ananda
novel terfav
Aisyah Putri Angel
jgn2 Marsya anak hasil selingkuh pak Rauff
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!