NovelToon NovelToon
Dijodohin Dengan Kepala Desa

Dijodohin Dengan Kepala Desa

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Perjodohan / Cintamanis / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:2.5k
Nilai: 5
Nama Author: komurolaa

Ketika Olivia, gadis kota yang glamor dan jauh dari agama, dipaksa menikah dengan Maalik—kepala desa yang taat, dunia mereka berbenturan. Tapi di balik tradisi, ladang, dan perbedaan, cinta mulai tumbuh… pelan-pelan, namun tak terbendung.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon komurolaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

[ BAB 19 ] Di Balik Pintu, Ada Senyum yang Menunggu

“Oliviaaa mau pulang, Miii...” erang Olivia manja, suaranya terdengar rengek melalui video call.

Camilla tersenyum lembut melihat wajah anak semata wayangnya yang cemberut di layar ponsel. “Sayang... kan sekarang rumah Olivia ada di sana. Itu rumah kamu bersama suami,” ujarnya halus, penuh kesabaran.

Olivia cepat-cepat menggeleng. Rambutnya yang panjang ikut bergoyang, wajahnya tampak makin manja. “Nggak, Mami. Olivia nggak mau tinggal di sini. Di sini nggak ada mall, nggak ada bioskop, nggak ada klub buat nongkrong...” adunya sambil manyun.

Camilla menghela napas pelan lalu berkata dengan suara lembut, “Tapi di sana tenang, Nak. Banyak pemandangan indah.”

“Pemandangannya cuma sawah sama gunung doang, Mi.” Gerutu Olivia dengan nada jenuh.

Camilla hanya tersenyum lagi. “Sabar, Sayang. Lama-lama kamu pasti betah di sana. Percaya sama Mami.”

Olivia mendesah malas, kemudian bertanya, “Papi kemana, sih? Dari tadi Olivia cuma lihat Mami aja.”

“Papi ke bandara, Sayang. Jemput Eyang Kakung sama Eyang Putri kamu yang baru pulang dari Makassar,” jelas Camilla dengan tenang. Lalu ia menambahkan, “Suami kamu mana? Lagi di mana?”

Olivia merebahkan tubuhnya malas di ranjang. “Lagi bikinin susu buat Olivia,” sahutnya seenaknya.

Camilla tersenyum tipis, lalu menghela napas. “Nak, bikin sendiri, ya. Olivia kan bisa bikin sendiri. Malah seharusnya kamu yang bikinin kopi atau susu buat Maalik. Itu tugas kamu sebagai istri, Sayang.”

Olivia langsung manyun. “Orang Maalik sendiri yang mau bikinin, kok,” sungutnya pelan.

“Sayang...” Camilla memilih tetap menasihati dengan suara selembut mungkin. “Umur suami kamu jauh di atas kamu. Jangan panggil namanya begitu, ya. Kalau bisa, panggil dengan sebutan yang lebih hormat. Itu tandanya kamu menghargai dia.”

Olivia mendengus, malas menanggapi. “Terus Olivia harus manggil apa? ‘Bapak’? Kayak orang-orang sini manggil dia ‘Pak’?”

Camilla tersenyum hangat, mencoba menahan tawa kecil. “Nggak, Sayang. Cukup panggil dia ‘Mas’. Itu sederhana, tapi penuh makna. Panggilan itu menunjukkan rasa hormat kamu pada suami, sekaligus kasih sayang. Kata ‘Mas’ itu bukan sekadar sebutan, tapi cara kamu menempatkan Maalik di posisi yang layak: seseorang yang kamu hormati sekaligus kamu cintai. Dengan begitu, hati suami kamu juga akan lebih hangat.”

Olivia mengerucutkan bibir. “Males, Mami...” rengeknya lagi, seperti anak kecil.

Camilla mendekatkan wajahnya ke kamera, menatap putrinya penuh kasih. “Sayang... tolong ya. Demi Mami. Nanti Olivia coba, ya?” pintanya dengan suara setengah memohon.

Olivia terdiam. Ia paling tidak bisa menolak jika Maminya sudah bicara dengan nada memohon seperti itu. Dengan malas ia akhirnya menghela napas. “Iya... nanti Olivia coba.”

Camilla tersenyum lega. “Nah, begitu dong, Sayang.”

Percakapan terus berlanjut. Olivia kembali mengeluh tentang betapa sepinya desa, sementara Camilla dengan sabar mendengarkan dan menenangkan.

Tanpa Olivia sadari, di luar kamar Maalik berdiri diam. Di tangannya ada segelas susu kedelai hangat dan sepiring kecil berisi potongan buah segar. Ia sempat hendak masuk, namun langkahnya terhenti ketika mendengar percakapan Olivia dengan maminya. Senyum tipis mengembang di wajahnya.

Ia ingat benar pesan mertuanya dulu, saat ia hendak menikahi Olivia. Gadis itu keras kepala, manja, dan sering bertindak semaunya. Tapi semua itu bisa luluh jika dihadapi dengan kelembutan. Dan benar saja, selama ini Maalik sudah mempraktikannya. Berkali-kali Olivia meleleh di hadapannya, meski wajahnya tetap cemberut.

Kini, berdiri di depan pintu, Maalik hanya tersenyum. Ia tahu satu hal: kesabaran dan kelembutan adalah kunci untuk meruntuhkan dinding keras hati istrinya.

1
Titik Sofiah
awal yg menarik ya Thor /Good/
komurolaa: terimakasih kak💗
total 1 replies
Gái đảm
Endingnya puas. 🎉
Hoa xương rồng
Teruslah menulis dan mempersembahkan cerita yang menakjubkan ini, thor!
komurolaa: terimalasih kak
total 1 replies
Dani M04 <3
Menggugah emosiku.
komurolaa: terimakasih sudah mampir kak
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!