Drasha, si gadis desa yang cantik dan polos tiba-tiba diklaim sebagai keturunan keluarga Alveroz yang hilang 15 tahun silam.
Kecuali Nyonya besar Alveroz, tidak ada dari keluarga itu yang menerima Drasha. Bahkan dua orang yang katanya mama papa biologis Drasha lebih mengutamakan sang anak angkat.
Bagi mereka, Drasha adalah putri palsu yang hanya ingin memanfaatkan harta keluarga Alveroz. Sementara itu, sang anak angkat yang pandai mengambil hati keluarga, membuat posisi Drasha semakin terpojok.
Tapi, tanpa mereka semua tahu, Drasha bukan ingin memeras harta keluarga Alveroz melainkan dia membawa dendam dalam hatinya.
Siapa Drasha sebenarnya? Apakah dia memang putri palsu atau justru putri asli keluarga Alveroz? Dendam apa yang membuat Drasha memasuki keluarga Alveroz?
Yuk temukan jawabannya di cerita Drasha.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yita Alian, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Clash of Class
Para siswa kelas 2 Alveroz Highschool tampak berjalan menuju aula CoC yang berada di jantung sekolah. Areanya dikelilingi oleh taman simetris dan air mancur yang tidak pernah berhenti mengalir.
Ketika memasuki gerbang aula, Drasha dihampiri oleh Rachelle.
"Drasha!" Sapa Rachelle setelah berlari kecil.
"Oh, Rachelle" timpal Drasha.
"Huft… bukan aku yang bakalan berdiri di panggung tapi aku yang deg-degan," kata Rachelle mengepal kedua tangan gemas di bawah dagu.
Drasha tersenyum, mereka kemudian lanjut berjalan, berdampingan.
"Rachelle, Clash of Class ini sebenarnya event bulanan atau gimana, aku belum terlalu ngerti. Aku tahunya itu bisa bikin kita cepat masuk kelas platinum, yah."
"Kamu bertanya sama orang yang tepat, Drasha." Rachelle menoleh antusias lalu merangkul lengan Drasha. "Bisa diadakan kapan aja, yang penting ada penantang dan yang ditantang. Dan, yuppp, bisa cepet masuk kelas platinum kalau kita win the challenge. Tapi kalau kalah sama aja bunuh diri."
"Kenapa bisa?"
"Kalau menang pastinya dapet skor tambahan yang bisa ningkatin ranking kita, Drasha. Kalau kalah bakalan dapet minus. Semisal yang nantang ada di peringkat terakhir di kelasnya itu, dia bisa terdepak ke kelas di bawahnya."
"Jadi ada risikonya, yah."
"Ada dong." Rachelle menoleh pada gadis cantik itu. "Kamu mau ikutan, yah?"
Drasha menggangguk. "Iya, kalau aku nantang anak platinum, aku langsung bisa masuk ke kelas platinum, kan?"
"Nggak lah, Drasha, karena kamu anak bronze, yah kamu bisanya nantang anak silver, kalau kamu udah masuk kategori silver, kamu bisa nantang anak gold kayak aku."
"Jadi kalau mau nantang anak platinum, aku harus masuk kelas gold dulu."
"Exactly."
"Oke, aku ngerti sekarang, makasih yah penjelasannya, Rachelle."
"My pleasure, oh iya kita jadi belajar bareng kan hari ini?"
"Jadi kok, tapi setelah jam belajar di sekolah selesai aku mau ikut audisi ekskul orkestra dulu."
Langkah sepatu high heels Rachelle sontak berhenti. Otomatis Drasha juga tiba-tiba setop melangkah karena lengannya bertaut dengan gadis imut itu.
"WHAT!?" Rachelle menganga terkejut. "Padahal aku rencana mau ngajak kamu join ekskul archery."
"Aku lebih pilih bermusik, Rachelle."
"Okay then, terus kamu main alat musik apa?"
"Biola."
"Wihhh, keren, entar aku nonton kamu pas audisi deh."
Drasha senang. Tidak seperti teman-teman sekelasnya yang cuma bisa meremehkan, Rachelle malah selalu memujinya bahkan sebelum melihat penampilan Drasha.
Keduanya lanjut berjalan menuju aula CoC. Sebelum tiba di pintu utama, Rachelle melepaskan rangkulan tangannya.
"Kita pisah di sini, Drasha, tempat duduk di dalam sana berdasarkan kelas juga."
"Iya, Rachelle."
Rachelle melangkah lebih dulu ke pintu khusus anak gold setelah melambaikan tangan pada Drasha.
Sementara itu, Drasha melangkahkan kakinya masuk ke dalam aula melalui pintu utama yang dilewati anak-anak bronze dan silver.
Gadis itu tercengang dengan kemewahan yang menyambutnya. Ruangan tersebut begitu tinggi dan luas.
Di bagian depan sana, terdapat sebuah panggung utama berbentuk lingkaran yang menyatu dengan lain.
Kemudian di sebuah layar raksasa yang memanjang dari atas ke bawah, ranking nilai para siswa muncul. Dari kasta Bronze paling bawah sampai Platinum paling atas.
Drasha akhirnya duduk di kursi anak-anak Bronze yang terletak paling bawah dalam aula. Mata honey ambernya tertuju pada ranking anak-anak Platinum.
1.Rafanza Atmajaya
2.Gianna Kim
3.Sakura Tanaka
4.Cherryline Racquela Alveroz
5.Annalise T. D.
6.Rodrick P. L.
7.Albert H. V.
8.Adriel William Yoseviano
9.Freya M. T.
10.Kenneth C. D.
"Berarti aku harus nyingkirin salah satu dari mereka, kalau aku mau masuk ke kelas platinum," batin Drasha.
Selanjutnya, gadis cantik itu menyapu sekeliling. Dia dengan jelas bisa melihat perbedaan tempat duduk yang dimaksud Rachelle.
Platinum Class berada di balkon tertinggi dengan kursi berlapis kulit. Para siswa yang berada di sana disediakan minuman dan camilan khusus serta panel kendali pribadi.
Sementara para siswa Gold Class menempati tribun tengah dan Silver Class bersama Bront Class berada di depan panggung tapi tetap terpisah.
Dan, saat yang ditunggu-tunggu telah tiba. Dua peserta Clash of Class pada hari ini sudah berdiri di tengah panggung. Sorot lampu memusat pada mereka.
Di layar lebar kini menampilkan nama keduanya.
The Breaker: Tarissa Silver 2 Class 2 VS The Crowned: Adisty Gold 2 Class 1
Tepuk tangan memenuhi aula.
Di kursinya, Drasha benar-benar mengamati jalannya pertarungan akademik tersebut. Beragam tantangan tentunya.
Pertama, dua siswi tersebut diberi sebuah kasus lalu menemukan solusi dengan cepat. Di babak ini Tarissa menang.
Kemudian, di babak teka-teki sistem, Adisty memimpin. Skor penentu ada pada tantangan Rapid Fire Quiz. Mereka berdua harus menjawab soal sains, sejarah, sastra, seni dan ekonomi yang level kesusahannya tinggi.
Drasha mengetik di notes hapenya, mencatat poin-poin tantangan.
"Soal-soalnya sesusah itu, yah," gumam Drasha. Tidak salah Rachelle pernah bilang di sekolah ini nilai adalah segalanya.
Setelah 90 menit, pemenang akhirnya muncul. Adisty berhasil mempertahankan rankingnya, sementara Tarissa gagal masuk Gold Class dan mendapatkan pengurangan skor, sehingga rankingnya malah turun.
Cewek berambut curly itu sampai menangis di tengah panggung. Tapi, itulah risiko yang harus dia tanggung karena mengajukan tantangan tersebut.
Saat meninggalkan aula, Drasha berjalan pelan menyusuri jalur pejalan taman yang sepi. Gadis itu berpikir keras Dia harus memilih siapa dari kelas silver yang akan dia tantang?
Dari informasi yang Drasha dapatkan dari website sekolah tentang Clash of Class, setiap siswa punya kesempatan dua kali menantang dalam seminggu dan yang ditantang punya hak menolak sekali.
"Kalau yang aku tantang nolak semua, artinya aku harus nunggu tiap satu minggu untuk ngajuin tantangan lagi."
"Aku harus cari tahu tentang anak-anak silver yang berpotensi mau nerima tantangan aku."
"Aku harus secepatnya masuk kelas platinum."
"Seniat itu lo mau masuk kelas platinum?" Suara yang entah darimana itu membuat Drasha berheti melangkah. Dia menoleh ke kiri ke kanan, depan belakang, tapi tidak menemukan siapa-siapa.
"Di atas sini," suara itu muncul lagi.
Drasha sontak mendongak dan netranya menemukan sosok Adriel yang duduk di atas pohon sambil minum sekotak susu.
Cowok itu melompat turun, mendarat dengan sneakers putihnya.
Drasha mengerjapkan matanya pelan. Pagi tadi sepertinya dia masih kesakitan, tapi sekarang si Adriel menyebalkan itu tampak baik-baik saja.
"Kenapa?" tanya Adriel, mendekat ke hadapan Drasha.
"Katanya kamu susah jalan, sekarang kamu baik-baik aja sampai bisa melompat dari atas pohon."
"Ya, karena udah gak papa sekarang. Eitt… jangan-jangan lo mau lari dari tanggung jawab. Lo tetep harus ngerjain tugas-tugas gue."
"Iya, aku udah ngerjain setengahnya kok."
"Wow, perkiraan gue memang gak pernah meleset, lo itu aslinya jenius."
Drasha menghela napas kecil. Dia kemudian memutar badannya, berniat melangkah meninggalkan si Adriel. Tapi, sayangnya cowok itu menahan lengannya dan pindah ke hadapan Drasha lagi.
"Eh, lo belum jawab pertanyaan gue."
"Apa?"
"Lo beneran niat masuk kelas platinum?"
cwo yg di toilet restoran itu jg gk sih
penasaran bangt sm siapa drasha
beneran drasha asli ato plsu