Aku Sang Pewaris Yang Kamu Hianati

" Vanya, kamu begitu mudah melupakan aku setelah semua yang aku berikan." ucap seorang pria berperawakan tinggi besar dengan tato naga di lehernya. Dia adalah seorang mantan selebritis terkenal yang juga pernah menjalin hubungan asmara dengan Vanya. Namanya Gery Johns. Sekarang ia tak terkenal lagi seperti dulu, sebab kasus narkoba yang menimpanya.

" Gery, kita sudah sepakat untuk tidak mengganggu satu sama lain. Apa kamu lupa?. Sekarang aku sudah punya kehidupan baru, jadi aku mohon jangan ganggu aku lagi." ucap Vanya dengan memohon penuh harap agar Gery mau mendengarkannya.

Gery tertawa getir, ia meneguk kopi hitamnya dengan ekpresi yang sulit di artikan. Rasa kecewa terlihat jelas di matanya.

" Vanya, kamu sendiri yang memutuskan hal itu. Kamu meninggalkan ku saat aku di penjara padahal aku hanya menyelamatkan mu dari kepolisian. Tapi ini yang ku dapat." Gery menatap dingin ke arah Vanya.

" Gery aku tak bermaksud..." tiba tiba saja ucapan Vanya terpotong saat melihat Gery yang bangkit dari duduknya.

" Jangan harap bisa lepas dariku." ucapnya. kemudian ia menyentuh dagu Vanya dan menatap manik Vanya yang terlihat ketakutan.

" Gery, apapun yang kamu minta akan kuberikan. Asalkan kamu menjauh dariku." ucap Vanya dengan ekspresi memohon.

Gery kembali duduk dengan ekspresi datar. " Apapun?." ucapnya kemudian.

Vanya mengangguk dengan ragu ragu.

" Dua bulan aku di sel tahanan Vanya, dan kamu malah berselingkuh dengan pria lain. Bahkan untuk memaafkan mu saja aku tak punya alasan. Apalagi aku harus menuruti permintaanmu." kekehnya.

Vanya semakin panik dan hanya bisa menundukkan kepala. Ia sadar Gery bukanlah pria biasa yang bisa ia kelabui.

" Vanya, kamu bilang kamu sudah menikah." tatapan Gery tertuju pada perut Vanya yang agak sedikit menonjol dari biasanya.

Vanya tak menyahut dan masih menundukkan kepalanya.

" Itu bayiku kan?." ucap Gery dengan santai serta tatapan intimidasi. Vanya membulatkan mata dan menatap ke arah Gery.

" bukan, ini bukan bayimu." ucap Vanya sambil menggelengkan kepalanya.

" Jangan bohong Vanya, aku sudah mengenalmu cukup lama jadi aku tahu kamu sedang berbohong dan tidak." Gery merokok di depan Vanya dengan santai.

" Gery, please jangan kacaukan hidup ku!." Vanya memohon.

" Aku hanya bertanya Vanya, katakan saja dengan jujur. Tapi aku yakin itu adalah bayiku. Sebab sebelum aku masuk ke dalam penjara kita sudah menghabiskan malam panjang bukan?." jelas Gery. Vanya hanya diam.

" Gery, aku harus pergi." ucap Vanya saat melihat panggilan masuk dari Dion.

" Vanya, walaupun kamu bersembunyi jauh dariku, kamu akan tetap aku temukan." kata terakhir yang Vanya dengar sebelum ia pergi. Kata yang sederhana namun terdengar mengerikan di telinganya.

Vanya berjalan cepat meninggalkan Gery yang masih menatapnya dari balik ruangan kaca. Ia mengendarai mobil dengan perasaan was was. " Kenapa dia harus muncul di saat seperti ini. Sial!." gumam Vanya sambil membanting setir mobil berkali kali. Lalu ia menyentuh perutnya yang sudah mulai sedikit membesar apalagi ia menggunakan baju yang sangat ketat dan membentuk lekuk tubuh.

" Bagaimana dia bisa tahu ini anaknya?." gumam Vanya. Sebenarnya Vanya sudah mengetahui kehamilannya sebelum ia di bawa ke dokter. Vanya syok karena mendapati dirinya hamil. Makannya Vanya sering mengajak Dion berhubungan agar Dion menyangka jika itu anaknya.

Vanya menggenggam setir mobil dengan kuat seakan menggambarkan kekesalannya.

.

.

Dion tiba di rumah, dengan tergesa ia keluar dari mobil dan menuju pos surat yang ada di depan rumah. Dion merogoh di dalam kotak kecil itu dan mendapati sebuah amplop kuning yang sepertinya surat perceraian. Dada Dion menggebu dan membuka surat itu. " Tidak mungkin."

Ekspresi tak percaya terlihat jelas dari raut wajahnya, sesekali Dion membalikkan kertas itu untuk memastikan jika itu asli.

" Amara, bagaimana bisa kamu melakukan semua ini dalam semalam?." gumamnya tak percaya.

Dion mencoba menelpon Amara, namun tak di angkat. Dion membawa surat cerai itu masuk ke dalam rumah.

" Amara, sepertinya aku meremehkan mu." gumamnya. Dengan cepat Dion menandatangani surat cerai itu dan memasukkannya kembali ke dalam amplop. Dion mengirim surat cerai itu pada sebuah alamat yang tertera di balik surat. " Ini kediaman Sinclair?."

Dion mulai berpikir keras, bagaimana bisa Amara tinggal di keluarga terkaya itu. " Mungkin hanya seorang pelayan."

Dion tak lagi perduli, ia memutuskan untuk mengembalikan surat itu ke tempatnya. Dion menunggu kedatangan Vanya yang tak kunjung kembali.

.

.

"Clarissa, ada kabar terbaru dari Dion dan Vanya?." tanya Amara saat mereka sudah berada di perusahaan.

" Ada nona, dan ini kabar yang sangat penting."

" Oh ya, bagus. Katakan!." Amara terlihat tak sabar mendengar cerita Clarissa.

" Vanya baru saja bertemu dengan seorang pria, setelah di cari tahu ternyata pria itu mantan kekasih Vanya yang juga seorang selebriti. Namun ia terjerat kasus narkoba akibat menyelamatkan Vanya. Seharusnya Vanya yang berada di posisi itu tapi pria itu menggantikan posisi Vanya. Dan kenyataan pentingnya adalah pria itu ayah dari bayi yang di kandung Vanya."

Amara tersenyum puas mendengar cerita Clarissa. Sepertinya rencananya sudah tersusun dengan sempurna. Tanpa diminta, bukti selalu saja bermunculan. Amara sangat senang.

" Clarissa, hubungi pria itu dan katakan apa yang harus kamu lakukan. Aku tahu pria itu memiliki dendam terselubung kepada Vanya. Dia alat yang sangat pas." ucap Amara sambil melipat kedua tangannya di dada.

" Baik nona, akan saya laksanakan."

Amara menatap ke jendela kaca yang ada di hadapannya. Acara pelantikan satu minggu lagi, ia jadi tak sabar.

.

.

" Vanya, darimana saja?." tanya Dion saat melihat Vanya yang baru saja pulang.

" Aku,,, dari apartemen untuk mengambil barang barangku." ucapnya dengan senyuman kaku. Dion tak lagi bertanya dan percaya pada Vanya.

" Dion, satu Minggu lagi kamu akan di angkat menjadi direktur. Kapan kamu akan menikahiku?." rengek Vanya.

" Tenang saja, setelah aku berhasil menjadi direktur, kamu akan menjadi istriku Vanya."

Vanya tersenyum senang mendengar ucapan Dion. "aku jadi tak sabar."

" Vanya, kamu sudah lama tidak tampil di publik. para penggemar mulai menanyakan tentangmu. Besok ada fashion show dan kamu harus tampil."

Vanya menyadari jika ia memang sudah lama tak pernah tampil di muka umum. " Baiklah. Aku akan tampil."

Dion tersenyum senang. " Aku baru saja menandatangani surat cerai."

" Oh ya, bagus sayang." wajah Vanya nampak bahagia.

Dion tersenyum getir, " Ya, aku dan Amara resmi bercerai."

" Akhirnya, setelah sekian lama menunggu aku bisa bernafas dengan lega. Tapi masalahnya Gery. Bagaimana aku bisa menyingkirkan nya. Tapi setelah aku menjadi istri Dion, aku akan punya kuasa dan bisa menyingkirkan nya bahkan untuk selama lamanya. Dan aku bisa menjadi selebriti terkenal di seluruh inggris."