NovelToon NovelToon
Tawanan Cinta Tuan Jeremy

Tawanan Cinta Tuan Jeremy

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / CEO / Obsesi / Romansa / Gangster / Office Romance
Popularitas:36.8k
Nilai: 5
Nama Author: IAS

Xeena Restitalya, hidupnya selalu tidak menyenangkan setelah ibunya meningal. Ayahnya tak pernah peduli dengannya setelah memiliki istri dan juga anak lelaki.

Xeena harus berjuang sendiri untuk hidupnya. Diusianya yang sudah 25 tahun, dia bersyukur masih diberi kesempatan bekerja di tengah sulitnya mencari pekerjaan.

Tapi siapa sangka, bos di tempat kerjanya yang baru itu begitu terobsesi kepadanya.

"Tetaplah di sisiku, kemanapun kau pergi, aku tetap akan bisa menemukanmu, Xeena."

Jeremy Suryoprojo atau Jeremy Wang, dia merupakan bos Xeena.

Pria yang selalu acuh terhadap orang lain itu tiba-tiba tertarik kepada Xeena.

Xeena yang hanya ingin hidup dengan tenang kini malah berurusan dengan bos obsesif sekaligus ketua Geng Wang.

Lalu bagaimana kehidupan Xeena setelah bertemu dengan Jeremy?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon IAS, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tawanan Cinta 13

Rumah Sangaji

"Kamu masih ndak tahu kemana Xeena pergi?"

Degh!

Wita tidak pernah menyangka bahwa Sangaji akan bertanya lagi tentang anak perempuannya. Selama ini Sangaji selalu bersikap abai, lalu kenapa tiba-tiba pria itu menjadi perhatian seperti ini.

Dari semalam, Sangaji bertanya tentang keberadaan Xeena. Dan sekarang saat makan malam di hari selanjutnya, pria itu kembali lagi bersama.

"Aku mana tahu. Anakmu itu beneran kurang ajar. Dia pergi gitu aja tanpa ngomong apa-apa. Kan aku udah ngomong semalem, kalau dia tuh main pergi gitu aja. Pas ditanya, dia malah jawabnya jangan sok peduli, jangan ikut campur. Gitu."

Tentu saja apa yang diucapkan oleh Wita hanyalah kebohongan. Dia memang senang sekali memutar balikkan fakta di depan Sangaji. Dan Sangaji yang memang tidak pernah peduli dengan Xeena hanya diam saja.

"Ck, bikin mumet aja. Anak itu minggat kayak gitu. Kalau ada apa-apa, dia bakalan bikin jelek nama keluarga. Asem."

Rupanya Sangaji bertanya demikian bukan karena perhatian. Akan tetapi dia khawatir kalau-kalau Xeena menyebabkan masalah di luaran sana dan akhirnya membuat nama keluarga menjadi buruk.

Sebagai pemilik sebuah toko bangunan yang lumayan besar, Sangaji takut kalau Xeena bisa merusak reputasi namanya. Itu akan berimbas kepada para customernya.

"Naah kan, aku juga mikirnya gitu. Tap ya gimana lagi. Anak itu emang ngeyel, susah diatur. Kamu kenapa ndak nyoba nelpon dia, Mas?" ucap Wita.

Sangaji langsung menggelengkan kepalanya. Dia bukannya tidak menghubungi Xeena, tapi dia tidak bisa. Nomor miliknya ternyata di blokir oleh Xeena entah sejak kapan itu pun dia tidak tahu.

Karena selama ini Sangaji terlalu abai, dia sendiri lupa kapan terakhir berinteraksi dengan anak perempuannya.

"Kamu juga ndak tahu po, Do?" Sangaji bertanya kepada anak lelakinya. Dan jawaban Aldo adalah jawaban yang sudah Sangaji duga.

"Ndak Pak, aku juga ndak tahu dimana dia."

Mereka kembali makan, tidak banyak pembicaraan setelah itu. Aldo pun juga memilih untuk kembali ke kamarnya.

Aldo, pemuda itu merasa sepi juga saat tidak ada Xeena. Kakak perempuannya itu membuat warna tersendiri dalam kesehariannya. Pertengkaran, cekcok, adu mulut bahkan saling cubit dan mengeplak sudah jadi kebiasaan bagi dia dan Xeena.

Sekarang saat Xeena tidak ada, Aldo merasa hampa. Tapi Aldo pun merasa maklum. Siapa juga yang betah hidup di bawah atap yang memiliki energi toxic seperti ini.

Aldo sangat menyadari bahwa Xeena begitu tertekan dengan semua yang ada di rumah ini.

"Kalau memang dia lebih nyaman di luar, ya itu ndak masalah. Biarkan saja dia hidup dengan bebas di luar. Kenapa harus dicari-cari begitu,"gumam Aldo lirih.

Dan memang benar, Xeena benar-benar merasa sangat nyaman tidak tinggal dirumahnya.

Saat ini, Xeena tengah merebahkan tubuhnya di sofa ruang tamu. Dia baru saja pulang dari kantor dan tengah istirahat sejenak sebelum membersihkan tubuh.

"Capek banget ya?" tanya Melky, dia keluar dari dapur sambil membawakan teh madu untuk Xeena. Melky tahu menjadi OG bukanlah hal yang mudah. Apalagi di lantai 13 yang mana hanya ada dua orang saja bagian bersih-bersihnya.

"Mayan, nggak yang capek-capek banget kpk. Kerjaannya emang banyak, tapi pas udah kelar ya udah bisa istirahat. Karyawannya kan cuma 3 dan mereka nggak banyak minta."

Melky mengerutkan alisnya atas jawaban dari Xeena yang tampak santai itu. Padahal Melky seharian ini sudah sangat khawatir dengan sang teman.

"Kamu serius ngomong gitu?"tanya Melky. Dia bertanya demikian untuk memastikan bahwa pendengarannya tidak salah. Dari apa yang dikatakan Xeena tadi, agaknya dia baik-baik saja.

"Mosok yo aku guyon to, Mel. Iyo serius. Ndak ada yang perlu ditakutin di lantai 13 bos pun orangnya baik kok, ndak rewel dan ndak galak juga seperti anggepan orang-orang. Aku tadi diminta buat kopi, terus kata dia setiap pagi dia minta dibuatin kopi. Nah, ndak rewel kan kayak gitu tuh?"

Aaah

Mulut Melky menganga lebar mendengar cerita dari Xeena. Tentu saja dia tidak langsung percaya begitu saja. Yang mereka semua tahu, rumor menyebar di kantor kalau Big Bos sungguh orang yang sulit dihadapi.

Para kepala divisi pun selalu was-was jika dipanggil untuk rapat. Selain itu, wajah mereka pun akan tampak kusut setiap turun dari lantai 13.

Sedangkan rumor yang menyebar di kalangan OB dan OG, mereka mengatakan bahwa Big Bos sungguh bukan orang yang ramah sama sekali. Dia selalu menatap dengan tajam, bicara dengan nada ketus dan tentunya galak. Big Bos akan berteriak keras ketika apa yang dia inginkan tidak dipenuhi dengan baik.

Melky menceritakan detail dari kelakuan minus sang pimpinan SJ Grup, dan Xeena hanya bisa mendengarkan dalam diam.

"Ini baru sehari, semoga kedepannya dia emang baik dan ndak berubah. Aku seneng kalau kamu nyaman kerjanya, Xeen, aku cuma ndak mau kamu lelah hati ngadepin Bos."

"Iya, aku ngeri. Amin. Semoga emang selalu seperti itu. Bener ini baru sehari semoga besok-besoknya dia ndak bersikap aneh."

Harapan Xeena tentu sama dengan Melky. Bahkan dia berdoa bahwa pekerjaannya akan tenang, lancar dan juga panjang.

"Oh iya, ini kita bakalan Out Of The Box. Bapakmu ndak nyari kamu kah, Xeen?" Sebenarnya Melky enggan bertanya tentang keluarga Xeena karena itu memang bukan ranahnya. Tapi bagaimanapun dia penasaran. Jika Wita tidak peduli karena mungkin Wita adalah ibu tiri Xeena. Tapi Sangaji, pria itu jelas ayah kandung dari Xeena.

"Ndak ada, aku blok nomor dia. Jadi ya aku ndak tahu sih dia nyariin aku apa ndak. Lagian, ndak penting juga. Ndak ada gunanya juga nyimpen nomornya. Udah lama dia menghilangkan perannya terhadapku, dan jujur aku juga udah ndak ngrasa bahwa dia itu bapakku."

Huft

Melky membuang nafasnya kasar. Dia lalu memeluk temannya itu lalu mengusap punggung Xeena dengan lembut.

Sebagai teman yang lumayan cukup lama mengenal Xeena, Melky sangat tahu bahwa temannya itu tidak beruntung dalam memiliki keluarga. Melky juga tahu kalau Xeena tidak pernah merasakan apa itu keluarga.

"Aku beneran berdoa buat kamu, semoga kamu kelak bisa memiliki keluargamu sendiri, Xeen. Dicintai, dan mencintai dengan tulus. Semoga kamu ngedapetin itu semua."

"Amin, tapi aku ndak pernah mikir sampe sana, Mel. Aku ndak pernah mikir apa orang yang tulus seperti itu. Pernah berharap seperti itu, menaruh harapan, percaya, tapi ternyata aku dikhianati. Sekarang, aku beneran cuman pengen idup tenang aja Mel. Ndak muluk-muluk."

Kata-kata yang keluar dari mulut Xeena semakin membuat Melky merasa kasihan kepada temannya itu. Dia sungguh mengutuk perbuatan Deny yang selingkuh dengan rekan kerja Xeena.

"Emang bajingan kok si Deny itu,"umpat Melky.

"Udah, ndak usah diinget. Biarin aja dia mau apa, aku wes ora urus,"sahut Xeena tenang.

TBC

Halo manteman, saya mohon maaf yang sebesar-besarnya jika bahasa yang saya pakai tidak sesuai dengan selera Anda semua.

Di sini, saya menggunakan bahasa yang tidak baku ya jadi mungki kesannya 'medok', dan itu juga karena saya mengambil latar YOGYAKARTA. Maka dari itu saya menggunakan bahasa campuran jawa indonesia dan terkesan medok.

Mohon maaf jika tidak sesuai dengan selera banyak pembaca. Setiap penulis sudah menyusun kerangka tulisan masing-masing. Dan di karya ini pun demikian.

Jika memang tidak sesuai dengan selera Anda, mungkin Anda bisa membaca karya penulis lain yang cocok, karena saya sebagai penulis, jelas tidak bisa memenuhi ekspektasi semua pembaca.

Bagi yang masih setia dengan tulisan saya, saya ucapkan beribu terimakasih.

Salam sehat, salam bahagia.

1
Rita
bapak kok ra ono roso ngesakno ning anak
Rita
dudu anake tah ojo2
Rita
ya udah sih klo bikin repot knp dijemput ya sdh aja biarkan diluar
Srie Handayantie
masaa iyaa bapak tiri si sangajii inii, kalau bapak kandung setidaknya punya rasa sayang sdikit saja sama anak
Uba Muhammad Al-varo
Sangaji bukan bpknya Xeena kali,pingin/Hammer//Hammer//Hammer//Hammer//Hammer/kepalanya Sangaji
Dewi kunti
maaaaaak boleh nggak sih bpke xeena tak Jambak trus tak seret no ndalan bene keplindes truk😠😠😠😠
GiZaNyA
bapaknya Xeena emang minta digetok kok Kepala nya biar sadar sama kelakuannya ke Xeena kayak apa...
Fani Indriyani
dasar wong gendeng koe Sangaji,anak dewe ko yo tego...
Heni Mulyani
lanjut
Nayi Siti
lapor k pak bos Mel
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝒌𝒂𝒔𝒊𝒉𝒂𝒏 𝑿𝒆𝒆𝒏𝒂 𝒑𝒖𝒏𝒚𝒂 𝒃𝒂𝒑𝒂𝒌 𝒅𝒖𝒓𝒋𝒂𝒏𝒂 😤😤😠
partini
wong tua ediannnn ,,eh ga ada yg jaga Tah langsung nyelonong wae
A R
pindah kontrakan aja mel. biar si manusia ikan ga muncul
Ema
Tidak punya perasaan bapaknya Xeena lihat anaknya sakit malah dingin banget sikapnya.
Azahra Rahma: betul mungkin sudah mati rasa dia
total 1 replies
Hafizah Aressha R
iyo mel.
santai wae
partini
piye to maseh,,koe kui jomblo malah makcomblangin orang
Eni Istiarsi
diih sesama jomblo juga Mas Bos ini
Rita
dadakan cosplay biro jodoh si bos
Rita
dibikin overthinking ma si bos jd g siap terima😁
Dewi kunti
si Bon ditawak2 e ky dagangan wae
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!