Menara yang Misterius yang sudah berdiri dan berfungsi sejak sangat lama.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Space Celestial, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 7
1 Jam Kemudian
Ketika orang-orang berinteraksi, tiba-tiba Layar Biru muncul di pulau yang menandakan ujian akan dimulai. Orang-orang, Kecuali Orang-Orang yang berasal dari luar menara tampak bingung dan waspada, Sofia dan Shawn sudah tahu apa yang akan terjadi selanjutnya.
Reguler yang merupakan penghuni menara Ilahi bersiap menghadapi tantangan di depan.
Sistem Menara Ilahi mengumumkan ujian lantai pertama.
[Ujian Lantai 1 Dimulai Sekarang.]
[Durasi Ujian: 30 Hari Menara Ilahi.]
[Kondisi Ujian: Bertahan Hidup.]
[Tempat: Pulau Tiga Gunung, Lantai 1.]
[Tugas Anda adalah bertahan hidup selama 30 hari.]
[Monster akan muncul dan memburu Anda siang dan malam.]
[Semakin banyak monster yang Anda bunuh, semakin banyak poin yang Anda peroleh.]
[Poin dapat digunakan untuk membuka Shop System dan membeli perlengkapan bertahan hidup.]
[Poin tidak dapat dicuri. Namun, jika Anda mati… poin Anda hilang selamanya.]
Layar biru itu menghilang perlahan, seperti kabut disapu angin.
Dan seketika, suasana berubah drastis.
Orang-orang mulai berteriak, sebagian ketakutan, sebagian mengacungkan senjata seadanya ke arah hutan.
“Monster? Apa maksudnya monster?!”
“Apa ini cuma simulasi? VR gitu?”
“Aku enggak mau mati di tempat ini!!”
Di sisi lain, suara denting pelan terdengar. Seperti lonceng kecil. Aneh… nyaring… dan tiba-tiba.
Dari bawah tanah, di balik batu besar dan pepohonan raksasa, monster-monster itu muncul.
Bukan teleportasi. Bukan portal. Tapi dari dalam tanah, dari balik semak, dari gua-gua tersembunyi di balik gunung.
Makhluk-makhluk berwujud liar dan buas:
Goblin dengan mata merah dan kulit abu-abu kehijauan.
Serigala hutan dengan taring dua kali lebih panjang dari normal.
Kadal raksasa berkulit baja yang berjalan perlahan tapi pasti.
Dan bahkan sekelompok makhluk humanoid dengan wajah tertutup helm baja, membawa tombak menyala dan tubuh setinggi dua meter.
Mereka tidak menunggu aba-aba. Mereka tidak menyerang dengan strategi.
Mereka berburu.
Dan manusia—terutama mereka yang berasal dari luar menara—jadi mangsa pertama.
Jeritan terdengar dari sisi barat pulau.
Sofia Carson, dari tempatnya di tepi tebing, tidak bergerak. Matanya hanya menajam.
Dia tahu ini akan terjadi.
Dia tahu sejak layar biru pertama muncul. Menara Ilahi tidak memberi waktu untuk adaptasi. Tidak ada tutorial di dalam tutorial.
Objektif Utama Sofia adalah bertahan hidup seperti kehidupan dia sebelumnya di lantai satu tetapi dia memiliki objektif lain, dia pergi ke hutan dan membunuh monster yang menghalangi jalan dia mendapatkan Point.
Shawn Kruger, di sisi lain pulau, tidak berdiri diam.
Saat monster pertama muncul dari bawah tanah, ia sudah dalam posisi bertarung. Tangan kanannya menggenggam sebilah tombak yang dia beli saat awal Shop dibuka. Tombak biasa. Tidak terlalu kuat. Tapi cukup tajam.
“AGH—!!”
Salah satu pria di dekatnya—mungkin dari Spanyol—tersandung dan jatuh ke tanah. Seekor goblin melompat ke arahnya.
Tanpa berpikir panjang, Shawn bergerak.
Satu hentakan.
Tombaknya menusuk langsung ke tenggorokan goblin itu. Darah hitam menyembur ke tanah. Makhluk itu menggeliat, menggaruk tombaknya, lalu mati.
> [Anda telah membunuh Goblin Liar (Lv.2). +3 Poin.]
Shawn tidak merespons layar biru itu. Dia hanya mengayun tombaknya ke bawah, membersihkan darah dari ujung senjata.
Di sekelilingnya, para manusia mulai lari kocar-kacir.
Sebagian mencoba menyerang dengan pipa besi yang mereka temukan, yang lain dengan sihir… tapi sihir mereka masih mentah, belum stabil.
Seorang wanita mencoba menyalakan api dari telapak tangannya, tapi justru membakar rumput kering dan membuat api menyebar ke arah tenda darurat.
“Idiots…” gumam Shawn.
Dia tahu… hanya orang-orang yang pernah bertahan lebih dari lantai 5 yang tahu cara bertahan hidup yang benar.
Dan saat dia menoleh, matanya bertemu dengan satu wajah lain, Karen, Timnya di masa lalu yang bersama-sama mendaki menara.
Dia melihat Shawn sekilas, lalu bertarung sendiri. Gerakannya cepat. Efisien.
Meskipun tidak mengingat Shawn, tubuhnya masih ‘mengingat’ bagaimana cara bertahan hidup.
Satu per satu, monster mulai berjatuhan. Tapi satu per satu juga, manusia mulai mati, Mayoritas adalah orang-orang dari luar menara.
[Hari ke-1: Jumlah Reguler Baru – 7.322 orang.]
[Kematian Hari Pertama: 316 orang.]
Sofia berlutut di balik semak, memantau seekor serigala yang sedang melahap tubuh manusia.
Dengan tenang, dia mengangkat kapaknya, lalu menunduk merayap dari sisi kiri.
Satu langkah…
Dua langkah…
Tiga…
Dan saat dia mendekat, dia meloncat.
Kapak diayunkan. Tepat di tengkuk. Kepala serigala terpisah dengan sekali tebasan, dan darahnya menyembur ke udara. Sofia memalingkan wajahnya, lalu menatap tubuhnya sendiri. Tidak luka.
[Anda telah membunuh Wolf Predator (Lv.3). +5 Poin.]
“Ini akan jadi hari yang panjang…” gumamnya.
Tapi wajahnya tetap tenang.
Dia tahu apa yang sedang dia lakukan. Bagi orang-orang dari luar menara, konsep poin mungkin masih abstrak, seperti angka di layar game. Tapi bagi Sofia… poin adalah nyawa. Poin adalah fondasi kekuatan. Dan semakin cepat dia mengumpulkannya, semakin siap dia untuk hari-hari mendatang.
> [Anda telah membunuh Hob-goblin (Lv.4) — +5 poin]
[Total Poin: 1895]
[Anda telah membunuh Imp (Lv.2) — +3 poin]
[Total Poin: 1898]
[Anda telah membunuh Lesser Troll (Lv.5) — +10 poin]
[Total Poin: 1908]
Ia terus bergerak tanpa suara, langkahnya lincah dan mantap. Tangan kanannya memegang belati militer, sedangkan tangan kirinya sudah terbiasa mencabut kapak kecil yang ia gantungkan di sabuk. Gaya bertarungnya cepat, efisien, tanpa gerakan yang berlebihan. Bahkan ketika darah menyembur dari leher makhluk yang ia bunuh, wajahnya tetap tak berubah.
Ia memburu secara strategis. Bukan menyerang kerumunan, bukan mengejar kelompok monster. Tapi satu per satu, menyergap mereka dari bayangan, seperti pemburu malam yang tidak terlihat.
Setiap serangan dilakukan dengan presisi.
Setiap gerakan seperti hasil dari latihan bertahun-tahun.
Setiap pembunuhan adalah langkah menuju kekuatan.
Langkah Sofia terhenti saat dia tiba di sebuah celah kecil antara dua pohon raksasa. Di sana, seekor makhluk besar, setinggi tiga meter, sedang tidur—tubuhnya seperti batu, kulitnya Hijau gelap, dan ia memegang pentungan raksasa dari logam tua.
> [Ogre – Lv.8]
[Kondisi: Tidur]
[Bahaya: Tinggi]
Sofia tidak langsung menyerang.
Ia berjongkok, mengambil waktu untuk membaca medan. Di sekitarnya, rumput tinggi menutupi sebagian tubuh ogre. Jarak antara dia dan makhluk itu sekitar delapan meter. Ia tahu bahwa jika ia menyerang langsung, dan ogre itu bangun, pertarungan akan menjadi keras. Tapi...
Imbalannya sepadan.
Ia merogoh tas ransel 50 liternya, mengeluarkan satu-satunya granat asap yang ia beli seharga 250 poin dari Shop satu jam lalu.
Dengan hati-hati, ia menarik pin, melempar granat sedikit ke arah belakang ogre, lalu melesat ke depan dengan kecepatan tinggi—membelah bayangan, menyelinap dalam tabir asap yang perlahan meluas.
Sofia mengayunkan kapaknya, tepat ke urat leher bagian belakang ogre.
Darah muncrat.
Ogre mengaum, terbangun, berbalik, tetapi Sofia sudah ada di sisi lain, menyerang lututnya dengan belati. Suara logam bertemu daging dan tulang menggema di antara pepohonan.
Tebasan. Tusukan. Lompat. Gelinding. Serang lagi.
Dalam dua menit, makhluk itu terjatuh, meraung sekali lagi… lalu tak bergerak.
[Anda telah membunuh Ogre (Lv.8) — +25 poin]
[Total Poin: 1933]
[You have leveled up.]
[You have leveled up.]
Sofia berjongkok di samping tubuh ogre. Tangannya bergetar sedikit. Bukan karena lelah, tapi karena ketegangan tinggi. Tapi dalam hitungan detik, dia kembali tenang, berdiri, mengatur napas, dan melanjutkan langkahnya.
Satu jam kemudian…
[Total Poin: 2112]
[Total Poin: 2270]
[Total Poin: 2410]
[Anda telah membunuh Crystal Fang Bear (Lv.10) — +35 poin]
[Total Poin: 2670]
[Anda telah membunuh Kobold (Lv.9) — +18 poin]
[Total Poin: 2982]
[Anda telah membunuh Slime King (Lv.7) — +20 poin]
[Total Poin: 3002]
[You have leveled up.]
[You have leveled up.]
[You have leveled up.]
Sofia menatap layar birunya yang [You have leveled up!] sebanyak 7 kali lagi.
3002 Poin.
Dia akhirnya berhenti.
Tubuhnya terasa berat, otot-ototnya menegang, dan bagian belakang punggungnya penuh goresan kecil. Tapi wajahnya… tetap datar. Tenang. Fokus.
Sofia melihat dia sudah level up sebanyak 10 kali, sekarang dia sudah level 17 dengan mempunyai stats 24 stats Points yang bisa dia alokasikan di statusnya.
> [Nama: Sofia Carson]
[Ras: Manusia]
[Level: 17]
[Circa: 25]
[Title: –]
[HP: 1500/1500]
[MP: 577/577]
[STR: 35]
[SPD: 32]
[DUR: 28]
[AGL: 38]
[STM: 61]
[INT: 107]
[WIS: 7500]
[CHR: 75]
[Stat Points: 24]
[Skill(s): -]
[Inventory: Military Dagger (Common), Kapak (Common), Air Mineral (×1), Ransel 50L]
[Equipment: Common Clothes]
[Points: 3002]
[Shop System: Available]
Dia memikirkan tentang stat mana yang perlu ditingkatkan.
Di menara ini, setiap keputusan punya konsekuensi. Kekuatan terlalu besar tanpa ketahanan bisa membunuhmu. Kecepatan tanpa akurasi adalah kesia-siaan. Inteligensi tanpa stamina hanya menjadikanmu target yang cepat lelah. Tapi, Sofia bukan pemula.
Dia mengerti keseimbangan lebih penting daripada kekuatan mentah. Dan ia juga tahu kapan waktu untuk fokus dan kapan waktu untuk membagi secara merata.
Pikirannya kembali ke masa lalu. Saat di lantai 38, ketika dia hampir mati hanya karena mengabaikan kecepatan.
Saat itu, satu langkah terlambat… bisa mengubah segalanya.
Dia menarik napas panjang dan mulai mengalokasikan stat dengan mantap.
[+3 STR → 38]
[+4 AGI → 42]
[+4 SPD → 36]
[+3 DUR → 31]
[+3 STM → 64]
[+4 INT → 111]
[+3 CHR → 78]
[Stat Points: 0]
Sofia melihat MP nya lebih bertambah lagi dari 577 ke 605, dia juga melihat [Skill: Quick step] dam [Skill: Swordsmanship] berevolusi dan bergabung menjadi satu lalu dia mendapatkan Rare Type skill yang bernama Vanishing Step.
[Skill: Vanishing Step
Type: Speed
Rank: Rare
Lv: 5
Description: Sebuah teknik pergerakan tingkat tinggi yang menggabungkan kecepatan luar biasa dengan teknik bela diri presisi. Pengguna menghilang dari pandangan musuh dalam sepersekian detik dan muncul kembali dalam posisi menyerang, bertahan, atau menghindar.
Effect:
• +50% SPD untuk 2 detik saat digunakan
• Menghapus jejak suara selama pergerakan
• Dapat digunakan untuk menyerang atau menghindar
• Tidak bisa dilacak oleh skill penglihatan biasa
Cooldown: 15 detik]
Sofia mengetahui hal ini karena dia diajari oleh gurunya yang lain yang bernama Susano'o di kehidupan sebelumnya, Dewa dari Jepang atau Shinto Pantheon yang ahli dalam bela berpedang dan kecepatannya.