NovelToon NovelToon
Suamiku Pelindungku

Suamiku Pelindungku

Status: tamat
Genre:Romantis / Pernikahan Kilat / Pengawal / Tamat
Popularitas:10.4M
Nilai: 5
Nama Author: Shan Syeera

Tidak pernah terbayangkan sebelumnya oleh
seorang Evanindhia Sashikirana..bahwa pengkhianatan yang di lakukan oleh kekasih nya bersama adiknya sendiri telah memaksa dirinya
untuk menjauh dari hingar bingar kehidupan
glamor kota metropolitan.

Dia memutuskan untuk mengisolasi dirinya ke
sebuah kota kecil yang ternyata keadaan di dalam
nya sangat lah di luar dugaan. Kehidupan liar dan
ekstrim harus dia lalui di sana yang bahkan tidak
pernah terlintas sedikitpun kalau dia akan masuk
dan mengalaminya sendiri.

Dia adalah seorang gadis kota dengan segala
pesona luar biasa yang di milikinya hingga di
setiap kemunculannya akan langsung menyihir
dan membius mata semua orang yang selama
hidupnya belum pernah melihat mahluk cantik
seperti dirinya.

Bagaimanakah Kiran akan dapat menjalani
kehidupan liar nya di kota kecil yang tidak di
kenal nya sama sekali.? Akankah dia menyesali
semua keputusan nya yang telah membawa
dirinya ke dalam kesulitan.??


** Ambilah hikmah yang terkandung di balik
setiap peristiwa **

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Shan Syeera, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

16. Gugup

 

***********

 

Pintu kamar kembali di ketuk dari luar. Mau tidak

mau Kiran beranjak dan membukanya. Ke dalam

kamar muncul Bara dan Badar. Mereka membawa

dua nampan berisi makan malam. Kiran hanya

bisa terdiam mematung melihat kedua orang itu.

"Kenapa kalian harus repot-repot membawanya

kesini, kami bisa turun untuk makan malam di

bawah Om."

Badar dan Bara tampak saling lirik.

"Tuan Agra yang memintanya Nona."

"Apa ? iisshh orang itu, sebenarnya apa yang dia

inginkan, selalu saja seenaknya.!"

"Aku hanya ingin kita makan berdua, tanpa ada

gangguan dari orang lain.!"

Mereka semua melirik ke asal suara. Agra muncul

dari arah kamar mandi. Saat ini dia sudah berganti

pakaian, namun tampaknya bukan pakaian santai

yang biasanya di kenakkan oleh orang yang akan

beristirahat, melainkan pakaian resmi biasa.

Kiran menatap laki-laki itu dengan sorot mata

sedikit kesal mengingat sikap seenaknya yang memutuskan sesuatu tanpa bicara dulu padanya.

"Kami permisi Tuan, Nona.. silahkan nikmati

makan malamnya."

Badar berkata sambil kemudian membungkuk

sedikit setelah itu dia keluar bersama Bara.

Agra beranjak duduk di sofa yang ada di kamar

itu menghadap makanan yang sudah tersaji.

Perlahan Kiran juga ikut duduk di samping nya.

Untuk sesaat mereka saling pandang.

"Apa kau tidak ada keinginan untuk melayani

suamimu ini.?"

Suara Agra membuat Kiran tersadar, wajahnya

langsung saja bersemu merah. Dengan sedikit

canggung dia mulai menuang makanan ke atas

piring yang ada di hadapan Agra. Ada kegugupan

yang kini di rasakan nya saat menyadari laki-laki

itu sedang memperhatikan dirinya.

"Silahkan..!"

Kiran mendekatkan piring berisi makanan ke

hadapan Agra. Pria itu tampak memulai santap

malamnya. Kiran juga memaksakan diri mulai menyuapkan makanan ke mulutnya.

"Maaf kalau selama ini aku belum mampu

menempatkan diri dengan baik, aku.."

"Aku tahu kau belum bisa menerima semua ini.!"

"Ini sesuatu yang cukup sulit untuk di terima.

semua ini rasanya seperti mimpi bagiku.."

"Tapi yang harus kamu ingat, semuanya akan

tetap seperti ini, tidak akan ada yang berubah."

Potong Agra sambil kembali menyuapkan

makanan ke mulutnya, tampaknya makanan

itu cukup cocok di lidahnya. Dia tidak tahu saja

bahwa makanan itu adalah hasil buatan Kiran.

Kiran melirik, menatap wajah Agra penuh

tanda tanya.

"Apa maksudmu sebenarnya.? bukankah kamu

tahu sendiri semuanya terjadi di luar dugaan."

"Tentu saja aku tahu, dan aku menerima semua

ini sebagai takdir Tuhan.. sebuah ketentuan

yang sudah seharusnya terjadi.!"

"Tidak.! aku tidak bisa menerima nya begitu saja."

"Kau hanya belum bisa menerima nya.!"

"Ini sesuatu yang sulit bagiku, kita orang asing

yang tidak saling mengenal, jadi rasanya sangat

tidak mungkin bagiku.!"

"Mulai sekarang kau harus belajar menerima nya

Nona Kiran..kau adalah istri Agra Bintang.!"

Kedua mata mereka bertemu panas. Ada sedikit

pertanyaan yang menggelitik di benak Kiran.

Agra Bintang.? rasa-rasanya dia cukup mengenal

nama itu, tapi rasanya itu tidak mungkin. Nama

seperti itu pasti banyak.!

"Makanlah..kau harus menjaga kesehatan mu

sebelum kita kembali ke tempat seharusnya.!"

Agra kembali melanjutkan makan malamnya.

Ada kehangatan di hati Kiran saat melihat Agra

tampaknya sangat menikmati makanan buatan

nya itu. Dia terlihat begitu lahap.

Kiran kembali menyuapkan makanan ke mulut

nya. Tapi ini rasanya sulit sekali untuk masuk

ke perutnya. Perasaan nya yang tidak menentu

seakan menyumbat makanan itu dan hanya

tertahan di mulutnya saja.

Agra kembali melirik kearah Kiran, dia terlihat

tidak suka melihat istrinya itu malah terdiam

dalam renungan.

"Ayo makan..!"

Pria itu menyodorkan sendok berisi makanan

ke mulut Kiran yang langsung membulatkan

matanya terkejut. Dia menggeleng kuat sambil

menutup rapat mulutnya.

"Makan, atau kau yang akan aku makan malam

ini juga.!"

"Uhukk uhukk..!"

Kiran tampak langsung tersedak. Agra segera

memberikan gelas air putih padanya yang

langsung di teguk oleh Kiran.

Saat ini wajah Kiran terlihat memerah seluruh

nya. Sedang Agra hanya mengulas senyum tipis.

Sungguh rasanya dia gemas sendiri melihat Kiran

kalangkabut mendengar ancamannya tadi.

"Ayo aku akan menyuapimu."

Kembali Agra menyodorkan sendok berisi

makanan ke mulut Kiran.

"Aku tidak mau makan, aku mau tidur saja.!"

Tolak Kiran sambil menjauhkan wajahnya.

"Apa aku perlu membuktikan ancaman ku.?"

"Agraaa.. bukankah sudah aku peringatkan.!

jangan melewati batas.!"

"Aku ini suamimu Nona Sashikirana..! aku punya

hak penuh atas dirimu.!"

Deg !

Jantung Kiran kembali terguncang. Debaran

di dadanya kini semakin tidak karuan.Tubuh

nya tiba-tiba saja lemas. Keduanya saling

menatap kuat seolah ingin menyalurkan apa

yang ada dalam hati dan pikiran mereka yang

tidak mampu tersampaikan lewat lisan.

"Aku ingatkan sekali lagi, jangan pernah keluar

dari batasan mu.! aku belum bisa menerima

semua ini. "

Dengus Kiran sambil meneguk air putih. Agra

menjatuhkan sendok nya cukup kencang,

membuat Kiran sedikit terkejut. Pria itu juga mengakhiri makan malam nya. Dia mengelap

mulutnya menggunakan tisu.

"Aku bisa membatasi diriku, tapi kau juga

harus tahu posisimu Nona.!"

Kiran melirik tajam kearah Agra yang terlihat

duduk santai, menatapnya dengan tenang.

"Kalau sudah selesai, kau bisa keluar dari

kamar sekarang juga, aku ingin segera tidur.!"

Ketus Kiran sambil bangkit berdiri namun

sesaat kemudian dia memekik kuat saat Agra

mengangkat tubuh nya ke dalam pangkuannya.

"Hei.. turunkan aku, apa yang kau lakukan.!"

"Bukankah kau mengatakan ingin segera tidur,

jadi ayo kita tidur sekarang.!"

"Apa ? tidak.! tentu saja tidak tidur dengan mu.!"

"Ini seharusnya sudah terjadi dari kemarin.!"

Kiran meronta tapi Agra sudah merebahkan

tubuhnya di atas tempat tidur. Dengan cepat

Kiran bangkit beringsut menjauh, menatap

tegang ke arah Agra yang mulai naik ke atas

tempat tidur.

"Mau apa kamu, pergilah ! kamarmu kan ada

di bawah.!"

"Aku ingin tidur di sini malam ini.!"

"Agraa.. jangan keterlaluan.!"

Kiran tidak tahan lagi dia memukulkan bantal

kearah Agra yang hanya menepisnya santai.

"Hei.. kenapa kau ketakutan begitu.! "

Kiran menatap tegang wajah Agra yang kini

sudah mengurung tubuh nya, menguncinya

di kedua sisi.

"Agra..aku mohon jangan melewati batas.!

Aku belum bisa menerima mu .!"

Suara Kiran terdengar gemetar karena gugup

dan tegang sudah menguasai dirinya saat ini.

Tangan Agra bergerak perlahan mengelus pipi

bening Kiran, tatapannya begitu dalam.Sekuat

tenaga dia menyembunyikan semua rasa yang terpendam terhadap gadis ini. Tapi rasanya itu

sulit untuk saat ini.

Di tengah rasa tegang nya Kiran melihat ada

tatapan lembut penuh perasaan yang kini

terpancar dari kedua bola mata berwarna

cokelat gelap suaminya itu. Sorot mata yang

langsung melumpuhkan hatinya hingga kini

dia hanya bisa terdiam membalas tatapan itu.

"Kau pikir aku mau apa.? apa kau pikir aku

laki-laki yang suka memaksakan kehendak

pada seseorang.?"

Bisik Agra, napasnya yang hangat dan berat kini menerpa wajah Kiran. Kiran terhenyak menatap

kuat wajah tampan Agra. Mata mereka bertemu

saling menerobos jauh kedalaman hati keduanya.

"A-aku.. perlu waktu untuk menerima semua ini.

Aku mohon.. biarkan aku memahami semua ini

secara pelan-pelan."

Lirih Kiran dengan suara yang sangat pelan dan

sedikit bergetar membuat Agra tidak bisa lagi

mengendalikan perasaannya. Tatapan nya kini

mengunci bibir ranum Kiran yang merah alami

sangat menggiurkan. Ingin sekali dia *******

dan menikmati keranuman bibir itu. Tapi tidak

sebelum Kiran bisa menerima dirinya.

"Tentu saja, aku akan memberimu waktu yang

cukup untuk memahami semua ini.."

Suara Agra semakin berat, jarinya turun mengelus

bibir ranum Kiran yang semakin tegang dan

mencoba untuk menjauhkan wajahnya.

"To-tolong.. biarkan aku sendiri sekarang."

Agra kembali menatap lekat wajah cantik Kiran.

Dia berusaha mati-matian untuk meredam gejolak hasratnya yang saat ini menggedor jiwanya saat melihat keindahan tubuh Kiran yang kini tampak

nyata di depan matanya karena gaun malamnya memang sedikit transparan.

"A-aku mohon Agra..biarkan aku sendiri.."

Kembali Kiran berucap dengan gemetar saat

wajah Agra semakin mendekat. Mata Agra

terpejam kuat seraya menghembuskan napas

nya berat. Dia mencoba untuk mengontrol

hasratnya yang masih saja menguasai dirinya.

Agra segera menjauhkan tubuh nya membuat

Kiran menarik napas lega. Pria itu turun dari atas

tempat tidur kemudian menegakkan badannya

di sisi ranjang, menatap Kiran sebentar.

"Tidurlah, aku akan pergi melakukan patroli.!"

Kiran langsung terkejut, dengan cepat dia

meraih tangan Agra dan memegang nya kuat.

"Kenapa kamu harus kesana juga ? bukankah

sudah ada penjaga yang bertugas.?"

Agra menatap pegangan tangan Kiran, kemudian

menatap wajah Kiran dengan seringai senyum

tipis tak terlihat.

"Apa kau sedang mencemaskan ku.?"

"Tidak, bukan begitu, lagipula untuk apa aku

mencemaskan mu, kau kan jagoan.!"

Bantah Kiran dengan wajah merahnya, merasa

malu sendiri. Dia melepas pegangan tangan nya kemudian melempar pandangan ke arah jendela.

"Baiklah kalau begitu ! aku berangkat sekarang.!"

"Kau benar-benar harus pergi ?"

Suara Kiran terdengar tidak suka, dia menatap

tajam pergerakan laki-laki itu.

"Bukankah kau tidak suka aku di sini.?"

Agra berjalan acuh kearah sofa, meraih mantel kemudian kembali memakainya. Kiran semakin

merasa tidak nyaman, dia turun dari atas kasur.

Dan tiba-tiba saja hujan kembali turun dengan

sangat derasnya membuat keduanya terdiam

menatap ke arah luar.

"Kenapa hujan harus kembali turun.!"

Gerutu Agra sambil melangkah ke dekat jendela

dan membuka gorden melihat keadaan di luar.

"Itu artinya kamu tidak boleh pergi aaaww..!"

Kiran langsung berteriak dan menutup telinganya begitu terdengar suara petir menyambar. Agra

membalikan badannya menatap Kiran yang

terlihat memucat dengan raut wajah di penuhi

ketakutan.

"Agra..aku mohon.. jangan pergi, di luar sana

tidak aman saat ini, aku takut terjadi apa-apa

padamu."

Kiran memohon dengan wajah di penuhi oleh

kecemasan sekaligus ketakutan. Agra mendekat

tanpa di duga dia meraih tubuh Kiran ke dalam

pelukan nya. Kiran tidak sanggup untuk menolak

ataupun melepaskan pelukan itu. Perlahan dia

balik memeluk erat tubuh Agra. Rasa aman dan

nyaman kini melingkupi diri nya.

"Jangan pergi..aku tidak akan bisa tidur kalau

keadaan hujan begini, aku takut.."

Lirih Kiran sambil menyusupkan wajahnya di

belahan dada bidang Agra.

"Kau ini sebenarnya penakut, tapi kenapa berani- beraninya datang ke tempat ini.!"

Ledek Agra membuat Kiran memukul pelan

punggung laki-laki itu.

"Jangan meledekku terus.!"

Rengek Kiran sambil melonggarkan pelukan

nya dan mengerucutkan bibir mungilnya.

Agra kembali mengangkat tubuh ramping

Kiran di bawa ke atas tempat tidur kemudian

membaringkan nya dengan hati-hati.

"Tidurlah..aku akan menemanimu..hanya tidur !

aku janji tidak akan macam-macam kalau kamu

tidak menginginkan nya.!"

Ucap Agra yang membuat wajah Kiran kembali

bersemu merah. Mata mereka masih terpaut

dalam. Agra menarik selimut menutupi tubuh

Kiran sampai perutnya. Perlahan dia pun ikut

berbaring di sebelahnya. Kedua nya terdiam

menatap langit-langit kamar sambil mencoba

mengatur pernapasan.

Agra melirik kearah Kiran yang memiringkan

badan kearahnya, keduanya saling pandang.

"Kemarilah, mendekat padaku.!"

Agra merentangkan tangan kanannya. Kiran

tampak ragu, namun rasa takut akan hujan

mengalahkan ketegangan nya. Dia bergeser

ke dekat Agra, menatapnya malu sesaat sebelum akhirnya Agra menarik tubuh gadis itu kedalam rengkuhannya, memeluknya erat dan hangat,

melingkari pinggangnya dengan kuat. Kiran

hanya bisa terdiam menyembunyikan tubuhnya

dalam kurungan pria itu.

Perlahan tangan Kiran bergerak melingkari

punggung kokoh Agra, tubuh mereka kini

menempel satu sama lain menyisakan deru

napas yang sama-sama berat. Aroma wangi

maskulin yang menguar dari tubuh Agra kini

menyatu dengan wangi jasmine yang keluar

dari tubuh Kiran. Kedua mata mereka tampak

terpejam mencoba menguasai diri yang saat

ini seakan meronta tidak terkendali.

"Tidurlah..aku akan menjagamu..!"

Ucap Agra seraya mencium lembut puncak

kepala Kiran berkali-kali sambil menghirup

aroma segar dari rambut indahnya.

"Tapi kamu tidak akan pergi kan.?"

Suara Kiran terdengar di penuhi keraguan.

"Kalau kamu menginginkan nya, aku akan

menjagamu semalaman di sini. Tapi aku

tidak yakin tidak akan terjadi apa-apa.!"

"Agra...aku mohon.. jangan mulai lagi.."

Keluh Kiran sambil mengerucutkan bibirnya.

Agra menurunkan pandangannya. Dia melihat

saat ini Kiran sedang berusaha memejamkan

matanya. Dia tersenyum tipis, gadis ini memang

benar-benar polos. Dia semakin mempererat

pelukan nya.

"Bagaimana aku bisa bertahan berada di dekat

mu Kiran..kau wanita yang terlalu menarik.!"

Bisik Agra setengah bergumam, tubuh Kiran

kembali tegang di sertai semburan hawa panas

yang kini mulai membakar aliran darahnya saat

mendengar bisikan Agra. Dia menarik dirinya

dari rengkuhan Agra membuat pria itu menatap

nya tajam.

"Tapi aku tidak akan melakukan apapun tanpa

seizin darimu, aku menghormati dirimu.!"

Kembali bisik Agra meyakinkan membuat wajah

Kiran terlihat menatap tak percaya. Seteguh

itukah jiwa dan kepribadian laki-laki ini.?

"Ayo tidur, ini sudah malam..!"

Agra menarik kembali tubuh Kiran kedalam

dekapan hangatnya membuat gadis itu kini

memejamkan matanya. Setelah beberapa saat kenyamanan dan kedamaian semakin membawa

Kiran ke alam bawah sadarnya hingga akhirnya

dia tertidur pulas dalam pelukan laki-laki yang

sudah sah menjadi suaminya itu.

Saat tengah malam setelah memastikan Kiran

tertidur lelap Agra bangkit, melepas pelukannya dengan hati-hati, menyelimuti tubuh istrinya itu.

Untuk sesaat dia tampak tersenyum puas,menatap lembut wajah Kiran, kemudian mendaratkan

kecupan manis di kening dan bibirnya.

Setelah itu dia keluar dari dalam kamar karena

Badar dan Bara sudah menunggu nya di lantai

bawah. Mereka bertiga berangkat menuju

lokasi pembuatan landasan baru..

 

***********

 

TBC.....

1
Ismu Srifah
hah Hany istri hanya jadi pelampiasan saja, keterlaluan kamu nathan
Ismu Srifah
kasian junior puasa dulu ya
Nuryati Yati
👍👍
Nuryati Yati
ceritanya bagus dan menarik 👍
Lentera Senja
bagus banget, imajinasi penulis luar biasa, rekomeneded 👍
Lentera Senja
Dari novel karya Authornya karakter ceweknya aku suka sama Sherin, bener2 tangguh, gak menye2.
Anonymous
/Good//Good//Good//Good//Good//Good/
Jati Rianingsih
keren
Wirda Wati
masih ada thort karyamu yg terbaru
Nur Aini
betul 5 karya semua sempurna,syg sekali penulis smpk sekrg blm ada karya baru, kami sangat menunggu karya2 yg bagus kyk gini
Lentera Senja: Iya bener, semua karya nya gak ada yg gagal. Kemana perginya penulis ini. Author plis comeback ☺️
total 1 replies
Nur Aini
baca udah 2x tetep mewek
Momy Haikal
dari semua cerita author cuma kisah agra kiran dan Devan Sherin yg paling aku suka dn dibaca berulang-ulang
Momy Haikal
kisah agra dan kiran.dev dn Sherin adalah novel yg kubaca lebih dr 5 kali sakin menarik nya dn tidak menemukan novel lain yg se Bagus ini ceritanya
Momy Haikal
ayahnya agra cuma mau memastikan apakah cinta dn keteguhan agra sm seperti dirinya ketika mencintai ibunya dulu
Yuniafida
Cerita seperti ini hanya ada dinovel😃
Yuniafida
Sdh membaca sampai tamat, tp aku baca ulang lg karna bagus
Sri Mulyati
visualnya tambah seru
Sri Mulyati: saya sudah baca 3kali tidak bosan
total 1 replies
Jwt..ar
kembali kesini lgi,🤭🤭
shofia lee
gantenya hoshi kyak apa ya...jepang indo 🤔🤔🤔🤔
Dhia Syarafana
karya syan sheera semuanya gk kaleng-kaleng
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!