NovelToon NovelToon
Stranger From Nowhere 2 : The Conclusion

Stranger From Nowhere 2 : The Conclusion

Status: tamat
Genre:Romantis / Petualangan / Tamat
Popularitas:5.4M
Nilai: 5
Nama Author: juskelapa

Cerita ini adalah fiksi dewasa yang diperuntukkan bagi pencari bacaan berbeda.

*****

Sekuel sekaligus akhir dari cerita 'Stranger From Nowhere'.


Makhluk yang sama, tempat yang sama, dengan tokoh dan roman yang berbeda.

***

Saddam kehilangan ibunya dalam sebuah kecelakaan pesawat di hutan Afrika.

Pria itu menyesali pertengkarannya dengan Sang Ibu karena ia menolak perjodohan yang sudah kesekian kali diatur untuknya.

Penasaran dengan apa yang terjadi dengan Sang Ibu, Saddam memutuskan pergi ke Afrika.

Bersama tiga orang asing yang baru diperkenalkan padanya, Saddam pergi ke hutan Afrika itu seperti layaknya mengantar nyawa.

Tugas Saddam semakin berat dengan ikutnya seorang mahasiswi kedoktoran bernama Veronica.

Seperti apa jalinan takdir mereka?

***

Contact : uwicuwi@gmail.com
IG : @juskelapa_

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon juskelapa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

15. Berkumpul

"Apa pun rencana kamu itu, hati-hati Dam. Kamu yakin ga mau cerita ke Mba?"

"Semakin sedikit Mba tau, akan semakin baik untuk Mba Citra dan keluarga. Aku ga mau ngerepotin Mba nantinya"

"Ya udah kalo kamu ngomongnya gitu. Terus Dam... kamu janji bakal deketin perempuan yang rencananya dikenalin Ibu itu kan? Janji bakal ngenalin ke Mba? Janji bakal serius?"

"Janji Mba... udah ah. Bawel banget."

"Kamu kalo dikasi tau selalu bilang Mba bawel. Hati-hati kamu Dam... Mba ga punya sodara lain, selain kamu. Mba sayang Saddam,"

Itu adalah percakapan terakhir dirinya bersama Mba Citra sesaat sebelum dirinya menaiki taksi menuju bandara untuk kembali ke Johannesburg.

Mereka belum sanggup menyebutkan kata almarhumah atau mendiang di depan nama panggilan kepada Ibu mereka.

Seperti kompak untuk tidak membahas bagaimana kondisi Ibu mereka terakhir kali di dalam pesawat, mereka berdua hanya menceritakan kenangan-kenangan indah bersama Sang Ibu sepanjang malam kemarin.

Saddam memikirkan kata-kata Mba Citra yang bertanya soal wanita yang sekarang sedang dekat dengannya.

Saddam merasa dirinya tidak dekat dengan siapa pun. Sedangkan Agnes sekretarisnya bisa dibilang hanya teman tidurnya beberapa kali.

Dia tahu kalau Agnes tidak pernah mengharapkan hubungan spesial apa pun dengannya.

Yah setidaknya dia tidak pernah memikirkan bahwa Agnes menaruh hati padanya. Karena dirinya benar-benar tidak merasakan apa pun terhadap wanita itu.

Secara kasar, dia hanya menikmati tubuh Agnes. Dan dirinya juga sadar betul jika Agnes juga sangat menikmati saat-saat mereka bercinta.

Saddam mengangguk-angguk kecil seperti membenarkan hal yang berada di pikirannya.

Dia merasa tidak akan menyakiti siapa pun jika dia harus mulai mengejar wanita yang ingin dijodohkan Ibunya.

Ada bagian dirinya yang sedikit merasa takut saat membuat janji dengan Mba Citra tadi.

Bagaimana nanti jika dia yang ternyata tidak bisa jatuh cinta pada wanita yang ingin diperkenalkan Ibunya padanya.

Bagaimana nanti jika ternyata karakter wanita itu yang sangat bertolak belakang dengannya.

Bagaimana nanti kalau ternyata perempuan itu yang belum apa-apa sudah mengenal predikat bajingannya selama ini.

Seluruh kekhawatirannya selama ini soal memilih pendamping hidup membuatnya gusar.

Tapi sebagai laki-laki ada bagian dirinya yang merasa tertantang dengan permintaan Mba Citra.

Meski sedikit meringis mengingat percakapan itu, tapi dalam hati Saddam memang telah bertekad.

Dia akan memenuhi pesan terakhir Sang Ibu yang sempat ditolaknya mentah-mentah .

Setidaknya jika dirinya berniat untuk memperistri wanita itu, Saddam sudah harus mulai menjaga sesuatu yang bakal menjadi miliknya nanti.

Bisa dikatakan egois memang. Karena sebrengsek apa pun seorang pria, pastilah tetap menginginkan seorang wanita baik-baik untuk menjadi ibu anak-anaknya.

Jari tangan kanannya mengetuk-ngetuk handle pintu taksi. Kemudian jarinya berpindah ke mulut. Saddam mulai menggigit kukunya pelan-pelan. Tanda kalau dirinya merasa sedikit gugup.

Sebentar lagi dia akan bertolak kembali ke Johannesburg. Dia berharap kalau Rully telah menyelesaikan urusannya dengan pemandu mereka esok hari.

...--oOo--...

Rully terlihat melambai dari arah coffeeshop belakang hotel yang terletak dekat dengan kolam renang.

"Gimana? Beres?" Saddam menepuk pundak Rully sebelum dirinya menghenyakkan tubuhnya di kursi sebelah pria berkulit sawo matang itu.

Setelah menepuk bahu Rully yang sedikit berjengit karena mungkin tak menyangka Saddam bakal bertingkah seakrab itu, Saddam langsung memasang wajah serius.

"Oh Beres kok. Lu ga pesen minum dulu?" Rully celingukan mencari waiter.

Seorang pria muda yang melihat tingkah Rully langsung mendekati mereka dan menyodorkan sebuah buku menu.

"A cup of Espresso" Saddam berbicara kepada waiter sambil mengembalikan menu.

"Ada tambahan seorang pemandu. Kata Osas yang lumayan lancar berbahasa Inggris itu, yang seorang itu lagi butuh kerjaan. Mereka kasian. Intinya mereka yang ngegaji. Lu ga masalah kan?" Rully meneliti wajah Saddam yang masih terlihat datar-datar saja.

"Engga. Ga masalah. Ntar kita yang gaji juga ga masalah. Kasian juga kalo mereka yang harus keluar uang lagi untuk ngebantu temennya" Saddam menaikkan alisnya ke arah Rully.

"Baik juga lu" Rully membentuk senyum dengan sudut bibirnya.

"Lu emang pernah denger gua jahat dari siapa?" Saddam terbahak.

Rully yang merasakan suasana akrab yang sedang berlangsung di antara mereka ikut tertawa.

Perkataan Saddam benar pikirnya, selama ini dia hanya mendengar cerita Saddam dari mulut orang-orang dunia malam. Tidak ada selentingan orang-orang dari dunia pagi yang pernah didengarnya.

Waiter datang membawa dengan sebuah nampan berisi secangkir kopi dan meletakkannya di hadapan Saddam.

Rully kembali menyulut sebatang rokoknya.

"Vero mana?" Saddam bertanya sambil menuangkan gula.

Rully mengangkat alisnya dan melirik wajah Saddam yang sepertinya sudah disetel sedatar mungkin.

"Di kamar kayaknya. Ketemu Vero pas sarapan tadi pagi aja" Rully menjawab sebiasa mungkin meski dirinya menangkap ada suatu keanehan dalam pertanyaan itu.

"Afrika Selatan sedang masuk ke puncak musim dingin Rul. Lu bilangin deh ke anggota-anggota elu, persiapan pakaiannya yang bener. Kita ga tau bakal berapa lama di dalem hutan." Saddam berbicara sambil menatap ke arah kolam renang.

Pria itu lagi-lagi menyembunyikan sesuatu dalam perkataannya. Dia tak ingin menatap Rully yang sedikit tersenyum mendengar kata-katanya barusan.

"Entar gua sampein ke mereka. Aman lah" Rully menghembuskan asap rokoknya ke udara.

Sore itu tak ada orang di kolam renang sama sekali. Langit tampak seperti mendung. Bumi bukan bersiap menerima butir hujan melainkan butir salju.

...--oOo--...

"Semuanya udah siap Ko?" Saddam berbicara sambil membetulkan letak kerah jaket parkanya.

Langit masih gelap di luar dan mereka semua sudah berjanji berkumpul di restoran hotel untuk menikmati sarapan pagi mereka terakhir di hotel itu.

Saddam merasa dirinya terlambat hingga dia berjalan buru-buru di lorong hotel yang kanan-kirinya terjajar kamar dengan diikuti oleh Eko. Tiba-tiba salah satu pintu kamar di sebelah kiri Saddam terbuka.

BRUK!!!

Sosok wanita yang keluar dari kamar itu menabrak sisi kiri tubuh Saddam dengan keras.

Wanita itu setengah terhuyung memegang kepala dan membetulkan letak kacamatanya.

Saddam menangkap lengan kanan wanita itu dan menunggu hingga wanita itu bisa berdiri dengan normal.

"Mba Vero," Eko menyapa wanita yang satu lengannya masih berada di tangan kiri Saddam.

Rambut lurus Vero acak-acakan menutupi wajahnya. Kacamatanya turun hingga ke pangkal hidung.

Saddam sama sekali tidak tahu letak kamar wanita itu yang ternyata berjarak 3 kamar bersisian dari kamarnya.

Vero yang mengenakan jaket parka panjang berwarna coklat dengan hoodie menaikkan pandangannya untuk menatap Saddam sekilas.

Menyadari pandangannya yang tertumbuk pada dagu Saddam, buru-buru wanita itu menarik tangannya dan mundur selangkah.

Wajah Saddam memberengut seketika saat melepaskan lengan Vero.

Saddam kemudian melanjutkan jalannya.

"Ko!!" Teriak Saddam tertahan.

"Ya Pak??!!" Eko yang dipanggil sedikit kaget karena mendengar suara Saddam sedikit menggema di lorong hotel.

"Bilangin, kalau jalan tuh liat-liat. Jadi ga sembarangan nabrak orang. Tali sepatunya juga diiket yang bener. Ga lucu kalo dah gede jatuh tengkurep karna nginjek tali sepatu sendiri!" Saddam mengomel sambil tersenyum dan meninggalkan Eko dan Vero yang berbisik-bisik di belakangnya.

"Tali sepatu gua ya Ko?" Vero berhenti melihat ke arah sepatunya.

"Kayaknya iya Mba..." Eko meringis ke arah sepatu Vero yang terlihat berantakan.

Vero meletakkan tasnya ke lantai dan berjongkok untuk mengikat tali sepatunya.

Eko memandang bosnya yang sudah menjauh menuju lift dan masuk ke dalamnya.

Sesaat sebelum bosnya menghilang di balik pintu lift, Eko sangat yakin melihat bosnya itu tertawa setelah mengomel tadi.

...***...

...Mohon dukungan atas karyaku dengan like, comment atau vote ...

1
bunga cinta
ya salam, orang kaya ma beda🤣🤣
bunga cinta
asoy😍😍
bunga cinta
ketawa set😄😄
eko arief nugroho
Alhamdulillah… sudah baca semua karya kak Njuss
eko arief nugroho
Calon besan ketemuan…
eko arief nugroho
Wah wah ada yg lagi isi nih kayaknya
eko arief nugroho
Surprise yg menyenangkan…. Bangun dari tidur panjang ya Ver
eko arief nugroho
Mau nangis tapi gak jadi, kata2 mu berbisa banget Rully
eko arief nugroho
Duuuh kenapa lama sekali rasanya cari goldar yg sama
eko arief nugroho
Yana dan Rully cocok berjodoh… sefrekuensi soalnya hahaha
eko arief nugroho
Wow… luar biasa gairah bumil satu ini, Saddam gak perlu capek2 ngegoda, langsung diterkam hahaha
eko arief nugroho
Aura bumil ganas banget yaa
eko arief nugroho
Rully cocoknya jadi pelawak ya, sekali ngomong bikin orang ngakak sampe terkencing2
eko arief nugroho
Aah meleleh aku akhirnya SAH juga buat Rully dan Yana
eko arief nugroho
Duuuh… baru juga beres, udah harus buru2 pergi 🤣
eko arief nugroho
Gerahnya terasa sampe sini
eko arief nugroho
Ya ampun Rully, itu congor lemes banget dah
eko arief nugroho
Baru sekarang Vero ketar ketir masa lalunya Saddam
eko arief nugroho
Cocok emang dijuluki singa betina, ganas bener kl di ranjang hehehe
eko arief nugroho
Anaknya Shena dan Saddam kayaknya bakal berjodoh nih
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!