Lanjutan dari novel Iblis penyerap darah, untuk baca season 2 gak wajib baca season 1,tapi kalau mau baca itu lebih bagus.
Kaisar Mo Tian adalah tirani hidup. Dikenal sebagai Iblis Darah Abadi, ia memimpin Kekaisaran dengan tangan besi dan kegilaan yang disengaja. Bagi Mo Tian, kesetiaan adalah segalanya; pengkhianatan dibalas dengan pembantaian brutal—seperti yang dialami para pemberontak Sekte Tinju Api, yang dihancurkan tanpa sisa olehnya dan Liu Bai, sang Tangan Kanan yang setia namun penuh kepedulian.
Di mata rakyatnya, Mo Tian adalah monster yang mendamaikan dunia melalui terror. Namun, di balik dominasinya yang kejam, bersembunyi luka lama dan kilasan ingatan misterius tentang seseorang Seorang wanita cantik misterius yang mampu memicu kegelisahan tak terkendali.
Siapakah dia? Apakah dia adalah kunci untuk menenangkan Iblis Darah, atau justru pedang bermata dua yang akan menghancurkan Takhta Abadi yang telah ia bangun?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Agen one, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 13: Berakhir tragis
Kaisar Mo Tian berdiri tegak di punggung Bao, siluetnya diselimuti aura merah pekat yang membakar dan kuat. Ia mengambil napas dalam-dalam dan menghembuskannya, menciptakan embusan qi yang dingin dan bertekanan tinggi.
"Mulai dari sekarang, Semua yang berkhianat akan Ku buru, bahkan sampai ke inti bumi sekalipun!" Suaranya bukan lagi sekadar ucapan, melainkan manifestasi qi yang bergema, seolah-olah langit dan bumi ikut berbicara. Aliran energi menakutkan itu terdengar bahkan sampai ke telinga semua orang yang berada di seluruh dunia fana.
Ada dua tipe perilaku orang yang mendengar suara Sang Kaisar: teror yang melumpuhkan atau arogansi bodoh yang mengejek. Tapi yang pasti adalah bahwa Kaisar sudah menyatakan perang mutlak kepada semua orang yang berani menentangnya.
Kaisar kemudian mulai turun dari punggung Bao, gerakannya lambat, anggun, namun penuh tekanan,ia turun ke bawah.
Master Zi yang berada di bawah, tersisa sendirian di antara puing-puing, melihat Sang Kaisar perlahan turun. Ia seketika dilanda kepanikan murni dan mundur dua langkah cepat, kakinya tersandung di genangan reruntuhan.
Kaki Kaisar menghentak tanah yang basah penuh oleh genangan darah kental. Bau amis yang tajam dan memualkan tercium di mana-mana, dan pemandangan sekitar sangat mengerikan dengan medan perang yang sepenuhnya berlumuran darah.
Kaisar menatap Master Zi dengan tatapan dingin tanpa emosi, seperti menatap debu. Dia berjalan dengan sangat santai, langkahnya ritmis, namun setiap langkahnya menciptakan gelombang hentakan energi yang kuat di tanah, seolah setiap langkah mengukur jarak menuju kuburan Zi.
Master Zi yang melihat kengerian itu sendiri perlahan mendekat berbalik ke belakang dan mulai berlari tak tentu arah. "I-ini bukan salahku, Kaisar! Aku dipaksa oleh Master Rou Shi untuk melakukan ini, aku mohon, maafkan aku!" Dia memohon sambil berlari, suaranya melengking tinggi, penuh pengkhianatan dan kepengecutan.
Kaisar Mo Tian tidak menanggapi ocehannya, seolah Master Zi tidak berhak untuk berbicara. Pedang Iblisnya, Ye Sha, yang berada di tangan Kaisar semakin ganas berdenyut. Matanya menyipit ke arah Master Zi, seolah-olah dia ingin kembali merasakan energi miliknya sampai terkuras habis.
Kaisar mengayunkan pedangnya ke arah kanan dan kiri, hanya sebagai pemanasan, bilah pedang itu mengukir celah di udara.
"Kau pikir bisa kabur dariku?" Suaranya tenang, kontras dengan wajah datarnya yang memancarkan kengerian. Namun sayangnya Master Zi sepertinya tidak peduli dengan ucapan Kaisar dan lebih fokus berlari. "Jadi itu yang kau inginkan. Baiklah, Aku akan menangkapmu. Permainan kejar-kejaran dimulai!"
Kaisar mulai bersiap untuk melesat. Tapi ia diam, berdiri tegak seperti patung kematian, seolah menunggu Master Zi untuk berlari sejauh mungkin demi menambah keputusasaan korbannya.
"Jika kau dapat kabur dariku, maka Aku akan mengampuni nyawamu. Maka larilah secepat dan sejauh mungkin!" Walaupun ucapan Kaisar terdengar meyakinkan dan penuh janji, itu semua hanyalah sebuah ilusi psikologis yang sangat sempurna untuk memancing anjing yang ketakutan agar mengerahkan semua tenaganya.
Master Zi, didera ketakutan, tidak dapat berpikir jernih dan mulai berlari lebih cepat, menggunakan teknik langkah terkuatnya. Di pikirannya hanya ada satu hal: lari dan selamat.
Ketika Kaisar baru saja membungkukkan badan, condong ke depan, siap meledak, Master Zi sudah terlihat sangat jauh, hampir seperti titik hitam di mata Kaisar. Ketika Kaisar baru saja menekankan kakinya ke bawah, menghancurkan tanah tempat ia berpijak, Master Zi sudah menghilang dari pandangan normal.
Dan ketika Kaisar sudah siap untuk melesat—hanya satu sepersekian detik setelah Zi menghilang—Kaisar Mo Tian pun meledak maju!
"Haah... Huuh... Haah huuuh..." Master Zi berhenti di dekat pohon besar yang rindang, tubuhnya ambruk, kelelahan total. Detak jantungnya berdetak cepat, seperti genderang perang yang nyaris pecah, ia memegang lututnya dengan napas terengah-engah.
"A-apa aku berhasil?" Master Zi yang kelelahan melirik ke arah belakang dengan hati-hati dan ia tidak melihat apa-apa. "Huuh! Syukurlah jika dia tidak menemukanku! Kau terlalu meremehkanku, bajingan hina! Hahaha!" Dia tertawa renyah, tawa kemenangan yang prematur.
Tepat ketika dia tertawa mengejek Kaisar, di belakangnya, Kaisar Mo Tian baru saja melesat sangat cepat. Area tanah yang diinjaknya retak dan hancur, ledakan sonik kecil mengikuti langkahnya, debu dan asap bertebaran vertikal. Tubuh Kaisar diselimuti efek listrik-listrik merah yang mengelilinginya, bukti kecepatan yang tak terbayangkan.
"Sepertinya aku harus cepat menemukan tempat persembunyian sebelum dia menemukanku." Master Zi perlahan berdiri tegak, memaksakan kepalanya untuk menoleh ke depan.
Ketika dia sudah melihat ke arah depan, Master Zi melihat sesuatu yang sangat mengerikan—Kaisar sudah berada di depannya, menunggunya dengan santai, mata merahnya memancarkan cahaya yang mematikan.
"Kena kau!" Kaisar melotot tajam, Pedang Ye Sha terangkat setinggi kepala. Kaisar kemudian melesatkan pedang itu dari atas ke bawah, tebasan yang sederhana namun absolut.
Master Zi yang melihat itu menjadi pucat pasi, warna wajahnya menghilang, dan ingatan masa lalunya mulai bermunculan, kilasan penyesalan yang terlambat. "A-apa kah ini yang dinamakan kematian?" Master Zi melihat akhir hidupnya sudah tidak lama, ia merasa menyesal telah hidup dengan cara yang tidak baik.
Pedang Ye Sha melesat turun dan membelah dua tubuh Master Zi dengan sangat sadis, dari kepala hingga selangkangan. Darah Master Zi muncrat seperti cairan cat merah yang disemprotkan, organ tubuhnya hancur dan terpotong-potong secara mikroskopis, dan setiap sarafnya terpotong-potong sehingga menimbulkan rasa sakit yang luar biasa dan berkepanjangan bahkan dalam detik kematian.
Kaisar melihat tatapan mata Master Zi melotot, penuh kesakitan yang tak terlukiskan, seolah-olah rasa sakitnya sangat luar biasa sehingga tidak dapat direalisasikan lewat kata-kata.
Pedang Ye Sha tidak hanya membelah Master Zi. Tapi ia juga menghantam bumi seperti palu godam yang sangat besar, membelah tanah itu sendiri. Kekuatan dari hantaman itu sangat besar dan menciptakan gelombang gempa luar biasa.
BRUUGG! KRAKKK!
Tanah di sana hancur berkeping-keping, celah besar terbentuk, pepohonan tumbang dan tercabut hingga ke akarnya, Benua Nan berguncang hebat, dan gunung di kejauhan mulai erupsi karena tekanan qi. Teriakan kepanikan massal mulai terdengar oleh telinga, suara yang penuh keputusasaan. Orang-orang yang merasakan kengerian itu mulai berlarian seperti domba ketakutan yang dikejar oleh serigala haus darah.
Liu Bai, yang sedang berada di desa lain menyelesaikan tugasnya, memegang tubuh musuhnya yang baru saja mati, terdiam dan merasakan gelombang qi besar yang menyebar dari tempat Kaisar berdiri.
"Sudah Ku bilang, riwayat kalian sudah tamat! Kau telah membuat Kaisar murka, maka terimalah akibatnya!" Liu Bai tersenyum tipis dan dingin, lalu memukul kepala musuhnya sampai hancur seperti telur busuk yang diinjak-injak, mengakhiri perlawanannya.