NovelToon NovelToon
Bukan Menantu Biasa

Bukan Menantu Biasa

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta Terlarang / Saudara palsu
Popularitas:4.5k
Nilai: 5
Nama Author: Wahyuni Soehardi

Amira menikah dengan security sebuah pabrik di pinggiran kota kecil di Jawa Timur. Awalnya orang tua Amira kurang setuju karena perbedaan status sosial diantara keduanya tapi karena Amira sudah terlanjur bucin maka orang tuanya akhirnya merestui dengan syarat Amira harus menyembunyikan identitasnya sebagai anak pengusaha kaya dan Amira harus mandiri dan membangun bisnis sendiri dengan modal yang diberikan oleh orang tuanya.

Amira tidak menyangka kalau keluarga suaminya adalah orang-orang yang toxic tapi ia berusaha bertahan sambil memikirkan bisnis yang harus ia bangun supaya bisa membeli rumah sendiri dan keluar dari lingkungan yang toxic itu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wahyuni Soehardi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 15

Amira menyiapkan keperluannya untuk ke Surabaya. Suaminya hanya melihatnya saja.

“Dek beneran tidak apa-apa kalau kamu menyetir sendiri?” Tanya suaminya dengan raut khawatir.

“Sudahlah mas jangan kuatir aku sudah biasa menyetir kemana-mana bahkan Medan extrim sekalipun.” Jawab Amira.

“Mas boleh ikut ga? Pintanya.

“Kau kan harus kerja mas. Cari kerjaan sekarang susah lho baru masuk kerja masa mau libur?” Cegah Amira.

“Berapa hari kalian akan pergi?”

“Paling lama dua hari. Kami ga punya alasan berlama-lama disana. Sudah yuk tidur. Besok aku harus bangun pagi habis sarapan langsung berangkat.” Amira langsung naik ke tempat tidur dan memunggungi suaminya.

Keesokan paginya seperti biasa Amira menyiapkan sarapan. Tak lupa membuatkan kopi spesial untuk para laki-laki di rumah itu. Tapi kali ini Amira membuat coffee au late untuknya sendiri. Hari ini dia sedang tidak ingin makan nasi. Cukup roti bakar diolesi dengan butter dan kopi.

“Tumben kamu minum kopi dek?” Tanya suaminya sambil menyeruput kopinya dan menyomot sukun goreng.

“Aku tidak terlalu suka makan nasi terlalu pagi. Biasanya agak siangan menjelang kamu berangkat kerja tapi berhubung hari ini aku dan ibu mau pergi kami sarapan lebih pagi daripada biasanya.

“Hmm…. kalau kita sarapan berdua pagi-pagi sekali suasana sangat damai tapi kalau keluarga mbak Erna datang pusing dah suara cemprengnya seperti toa masjid kedengeran sampai kemana-mana.”

“Itu mas Adam datang”, kata Amira

“Iya pingin cepet-cepet ngopi sama makan sukun goreng. Kemarin ibu minta tolong aku petikin sukun yang sudah tua dibelakang. Sebelum berangkat kerja aku harus membawanya ke pak Warto.”

Pak Warto adalah pengepul yang biasa menampung hasil kebun ibu.

“Kenapa bukan Ani saja kan dia ada dirumah dia masih libur kok,” kata Amira.

“Panen sukun kali ini banyak kalau masuk bagasi masih cukup sambil sekali jalan ke kantor.”

“Mas aku boleh ambil sukunnya 2 buah ga buat oleh-oleh adik dan nenekku di surabaya. Mereka sangat suka makan sukun.” Pinta Amira.

“Ya jangan 2 to Mir wong buat oleh-oleh kok sedikit sekali. Ya nanti aku siapkan dan sekalian aku masukkan ke bagasimu. Mana kunci mobilmu?”

Amira menyerahkan kunci mobilnya kepada kakak iparnya.

Ibu bergabung dan mencomot sukun goreng ditemani dengan teh panas.

“Ibu membawa beberapa sukun untuk cemilan kita di mobil. Ini juga masih terlalu pagi buat ibu sarapan” kata ibu.

“Setelah ini kita langsung berangkat Bu” tanya Amira.

“Iya Mir sebaiknya jangan terlalu siang,” kata ibu.

Ani yang saat itu baru bangun langsung menuju kamar mandi. Dan bergabung dengan yang lain.

“Aku lupa kalau hari ini ibu dan mbak Mira mau pergi. Untung aku bangun kalian belum berangkat.” Ujarnya sambil menuang teh ke dalam gelasnya kemudian menyomot sukun goreng buatan ibunya.

“Ibu tidak lupa menyisakan untuk kita sendiri kan Bu?” Tanya Ani.

“Tentu tidak itu masih ada beberapa butir di dapur dan ada yang masih dipohon tunggu tua nanti kita petik.” Jawab ibu.

“Ayo Mir sebaiknya kita berangkat sekarang.” Ajak ibu.

“Ini untuk berjaga-jaga kalau perlu beli apa-apa.” Kata ibu sambil menyodorkan uang pada anak gadisnya.

Amira dan ibu mengambil tas-tas mereka, memasukkan nya kedalam bagasi kemudian berpamitan pada anggota keluarga.

Dedy merasa berat melepaskan istrinya. Dipeluknya erat-erat sampai istrinya melepaskan pelukannya.

“Mas jangan lebay deh lusa kami juga sudah pulang. Kata Amira.

“Hati-hati nyetirnya ya. Jangan ngebut.” Pesan suaminya.

Akhirnya ibu dan Amira masuk kedalam mobil dan mobil Amira mulai berjalan keluar meninggalkan rumah itu.

Dedy memandang mobil Amira sampai tidak terlihat baru masuk kedalam rumah.

Dia mulai bersiap-siap untuk ke pabrik tempat dia bekerja. Kali ini dia sarapan dan mempersiapkan bekalnya sendiri.

Keluarga kakaknya sudah berkumpul untuk sarapan bersama. Dedy memutuskan untuk berangkat kerja lebih pagi menghindari melihat drama pagi antara kakaknya dan adiknya.

Saat itu Amira sudah berada dijalan tol. Untuk mengusir sepi diantara mereka Amira memutar lagu-lagu oldiest. Ibu mertuanya ikut menyanyi mengikuti syair lagunya. Akhirnya mereka berdua bernyanyi bersama.

“Wah tidak kusangka ibu mertuaku ternyata suaranya merdu.” Puji Amira.

“Kau juga bisa menyanyi Mir.” Kata ibu.

“Tapi hanya sekedar bisa bu, tapi suara ibu merdu banget sumpah. Wah harus ke karaoke nih sekali-sekali. Pasti cocok sama nenek. Nenek ku juga suka menyanyi. Itu mungkin yang bikin beliau awet muda ya.” Cerocos Amira.

“Usia nenekmu berapa Mir?” Tanya ibu.

“Sekitar 82 tahun tapi masih bisa melakukan apa-apa sendiri. Dulu rumah cafe itu milik nenek tapi sekarang nenek sudah pensiun dan rumah cafe saya yang meneruskan sampai berkembang menjadi restoran steak house di sebelah toko rotinya. Sejak saya menikah dengan mas Dedy usaha cafe rumahnya dikelola adikku bu.” Amira menerangkan.

“Nanti kita makan siang di rumah cafe. Semua resep-resep nenek diturunkan ke saya dan adik saya. Ibu harus mencicipi roti buatan kami. Kalau roti tart ibu sudah merasakannya waktu saya bikin roti ultahnya Dinar.” Kata Wati.

“Pantas kamu pinter masak Mir ternyata kamu keturunan pengusaha kuliner.” Kata ibu.

Mereka beristirahat sejenak di rest area untuk ke toilet dan nongkrong didepan indoapril sambil nyemil sukun goreng dengan minuman dingin.

Mereka telah tiba di Surabaya dan langsung menuju ke rumah cafe. Ibu mertua Amira terkagum-kagum dengan cafe tersebut tidak terlalu luas tetapi estetik dan elegan. Amira mengeluarkan koper miliknya dan ibunya lalu masuk melalui pintu samping steak house yang outdoor ada taman kecil dan pintu masuk disamping kanan taman itu. Tampak ruang tamu yang tidak terlalu luas tangga menuju lantai dua. Amira mengajak ibu naik ke lantai dua dan menunjukkan kamar mereka.

Amira menempatkan ibu mertuanya dikamar nya semasa gadis dulu, dia akan tidur dengan adiknya.

Lalu mereka turun lagi dan Amira membuka salah satu pintu yang ada di ruang tamu itu ternyata itu toko rotinya.

Toko roti itu kecil tapi dekorasinya mewah dan elegan. Ada kursi untuk pelanggan yang makan ditempat.

Amira mengambil tempat duduk dan mulai memesan menu spesial untuk mereka berdua.

Diluar terlihat sebuah mobil warna merah datang dan masuk dengan tergesa-gesa.

“Mbak Mira….” Pekiknya sambil memeluk Amira. Dia adalah adik bungsu Amira yang bernama Melly.

“Mel masih ingat ini ibu mertuaku.

Melly melakukan takzim pada ibu mertua Amira.

“Aku tadi habis belanja untuk cafe mbak. Aku selesaikan pekerjaanku dulu silahkan dinikmati makan siangnya jangan sungkan-sungkan kalau mau pesan apa-apa.”

Melly kembali keluar dan mengeluarkan barang-barang dari bagasi mobilnya dan masuk kerumah.

“Makanan ini namanya apa Mir? tanya ibu.

“Ini menu baru di restoran kami bu namanya chicken gordon blue.” Jawab Amira

“Apa kau juga bisa masak makanan seperti ini? tanya ibu.

“Bisa bu, gampang kok.” kata Amira

“Kalau begitu kapan-kapan masak seperti ini di rumah ya Mir. Ibu suka sekali.”

“Iya bu bisa dimasak Frozen jadi kalau kepingin tinggal menggoreng. Kenapa kita tidak membuat Frozen food saja ya Bu?”

“Ide bagus itu Mir. Ibu setuju. Selain pesanan kue ultah, kue arisan sekalian jual Frozen food.” Kata ibu.

“Apa ibu lelah? Kalau tidak kita bisa jalan sekarang lokasi rumahnya juga tidak terlalu jauh dari sini.” kata Amira.

“Baiklah Mir kita segera menyelesaikan urusan lebih cepat lebih baik,” kata ibu.

Selesai makan siang mereka menuju rumah adik dari suami uwak Ratih.

1
Nadira ST
thor smoga keluarga mertua Amira baik terus ya jangan sampai berubah jahat
Diah Susanti
kalau yang aq baca sampai sini sih, yang toxic cuma kakak iparnya saja. ibu dan ani juga baik, semoga gk dibikin berubah sama othor😁😁😁
Sri Wahyuni
😍
Sri Wahyuni
Amira benar kakak ipar harus dilawan KLO ngelunjak
Sri Wahyuni
Amira pinter bgt
Sri Wahyuni
Bagus ceritanya n tidak belibet
Ceritanya bagus kak, reletabel sama kehidupan
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!