NovelToon NovelToon
Petualangan Bayi Rumput Didunia Antarbintang

Petualangan Bayi Rumput Didunia Antarbintang

Status: sedang berlangsung
Genre:Misteri
Popularitas:18.3k
Nilai: 4.8
Nama Author: WIZARD_WIND26

Manusia antarbintang : "Uhhh, dia sangat menggemaskan. Tuan! bolehkah aku mencubit pipi gembul nya?


Monster dan mutan : "SEMUANYA LARI! DIA AKAN MEMAKAN KITA ...."


Bonbon : "Mamam Cana, mamam cini, mamam mana-mana ...."

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon WIZARD_WIND26, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Telur dikepala

   

Satu tangan tembam terulur keatas meja, terlihat jari-jari pendek dan berisi ... berusaha menggapai sesuatu diatas sana.

Aroma yang tercium sangat manis, dan itu berasal dari wadah hijau diatas meja. Tapi, tidak ada kursi untuk memanjat disini, dan terpaksa Bonbon menggunakan otaknya yang kecil untuk berpikir, bagaimana caranya mengambil makanan itu.

Dan ya, inilah ide Bonbon. Dengan selimut dan bantal dari kamar Belian, menyeretnya keruang makan, lalu berdiri diatas dua benda ... yang kalau berdiri diatasnya tidak memberi bantuan apapun pada tubuh pendek Bonbon.

"Napa tigi kali? Ndak campai Bonbon na ambil mamam." menggembungkan pipi, Bonbon mendongak menatap marah sekaligus sedih.

Melihat kiri kanan, mata safir si kecil berusaha mencari alternatif lain ... hingga pandangan Bonbon tertuju pada seorang prajurit yang baru melintas.

"Kaki na pajang, tanan na juga pajang ...." lalu si bayi rumput mengukur antara tinggi meja, dan tubuh prajurit yang makin menjauh.

"Umm ... bica lah Abang paljulit na ambil mamam buat Bonbon!" lanjut Bonbon berseru senang, kemudian berlari mengejar sang prajurit.

"OYYY! TUGU BONBON NA ...." Bonbon berteriak, membuat prajurit dengan seragam lengkap menghentikan langkah.

Berbalik, pria dengan mata elang bersurai hitam, menaikkan sebelah alis melihat bayi yang sangat terkenal dimarkas ini.

"Tugu cikijap! Bonbon na mau minta_ADOOHHH ...."

'Bughhh ....'

Bonbon yang berlari tidak sengaja tersandung kakinya sendiri, dan sebelum prajurit didepan bisa menolong ... tubuh bulat telah terjerembab kelantai.

"Kamu tidak apa-apa?" tanya pria itu, membantu si kecil berdiri.

"Ndak pa-apa! Uhh ... tapi cakit juga pala Bonbon na," jawab Bonbon, sambil mengusap kening yang sedikit sakit.

Saat itulah si kecil merasakan sesuatu yang berbeda tumbuh ....

"Huh? Apa ni?" tanyanya sambil mencolek benjolan dikening.

Dan sesaat kemudian, tangis Bonbon terdengar .... karena kepalanya didera rasa sakit yang kuat.

"HUUUAAAA ... CAKIIITTT!!!"

Cepat-cepat sang prajurit menggendong bayi ber-sleepsuit kucing, lalu membawanya keruang medis.

Disana, para tenaga medis yang telah bergabung dengan Batalion lima sedari awal, berusaha menenangkan Bonbon.

"Hic, Bonbon na mau mamam. Hicc ... mamam na tigi! Tapi, tapi Bonbon Ndak campai, huhuhu. Tluc, tluc ... Bonbon tolong cama paljulit na! Tluc Bonbon HUAAAA cepelti itu, jatuh Bonbon na kat lantai. Hicc ... Bonbon laca ada telul tumbuh Kat pala na, CAKIIITTT ...."

Itulah ucapan sang bayi disela tangisan, menceritakan kronologi bagaimana dia terjatuh.

Dan seorang dokter dan dua perawat yang mendengar ini! Hanya mengagguk, sambil menyemprot kening Bonbon yang benjol dengan cairan anti nyeri.

"Bagaimana, apakah masih sakit?" tanya wanita dengan senyum lembut, sambil mengusap surai sikecil.

"Ndak cakit lagi. Tapi telul na maci ada." Tangan kecil memegang benjolan yang masih ada dikening, kemudian mengerucutkan bibir.

"Hihi, ini namanya benjolan. Sebentar lagi akan hilang setelah tadi diberi obat, jadi Bonbon tidak perlu khawatir. Ok!" Wanita dengan stetoskop tergantung dileher, menurunkan tangan Bonbon, lalu mengalihkan tatapan pada prajurit yang berdiri didepan pintu.

"Saya hendak menemui Chief, ketika Bonbon memanggil." Hanya itu yang diucapkan oleh si pria bermata elang, membuat sang dokter mengagguk paham.

Ya, Bonbon sudah menjelaskan bagaimana dia bisa terjerembab ke lantai sehingga mendapat benjolan. Jadi, prajurit yang membawa sikecil keruangan medis ini ... tidak akan dituduh sebagai penyebab orang yang melukai seorang bayi.

"Ucapkan terimakasih kepada Abang prajurit, karena dialah yang sudah menolong Bonbon!" suruh sang dokter pada sikecil.

Bonbon mengagguk, kemudian merentangkan tangan minta turun.

"Macici dotel na cebab dah cembuh pala Bonbon. Macici Abang paljulit juga, dah bawa Bonbon lumah cakit."

Membungkuk kecil kepada dokter, kemudian melakukan hal yang sama didepan Abang prajurit.

Orang-orang yang menerima ucapan terimakasih itu! Kini terdiam, menahan gemas, sambil berusaha mengendalikan diri agar tidak kelepasan memeluk erat tubuh gembul, lalu menghujani Bonbon dengan ciuman.

"AAAA ... sama-sama," pekik dua perawat, sebelum masing-masing mengeluarkan lolipop dari saku.

"Buat Bonbon?" tanya si kecil dengan mata berbinar.

"Ya, sebagai obat tambahan agar sakit Bonbon cepat hilang." Salah satu perawat berucap, dan Bonbon dengan senang hati menerima permen pemberian mereka.

Dengan menggandeng sebelah tangan si prajurit, Bonbon yang telah memasukkan dua lolipop kedalam sleepsuit ... melambaikan tangan ketika keluar dari ruang medis.

"Becok Bonbon cini lagi. Bonbon laca, pala na belum cembuh. Haluc banak mamam pelmen ini, babay ...."

Sang dokter dan perawat diruang 506 terkekeh ketika mendengar ucapan Bonbon.

"Anak itu, ada-ada saja," ujar dokter, masih setia melambaikan tangan ... hingga si kecil tidak terlihat lagi setelah berbelok ke lorong lain.

Sementara itu disisi Bonbon, sang bayi memegang benjolan dikepala sebelum mengangguk dengan senyuman lebar.

"Bang paljulit, telul na Ndak ilang campai becok, kan? Kan kan kan?" tanya si kecil mendongak dengan senyuman lebar.

William, atau si prajurit bermata elang, menunduk. Kemudian tatapan pria itu terfokus pada enam gigi susu Bonbon, hingga lupa menjawab pertanyaan si bayi.

"Abang na? Becok maci ada telul kat pala Bonbon kan?" tanya Bonbon lagi, menggoyangkan tangan orang yang menggandengnya.

"Ekhem. Tidak, besok benjolannya akan hilang." jawab William jujur, seketika membuat kaki pendek berhenti melangkah.

"Napa ilang telul na?" Alis Bonbon melengkung keatas, dan tangan yang sudah terlepas menutup benjolan seolah menjaganya.

William mengerjap, tidak mengerti mengapa bayi ini sekarang khawatir kalau bengkak itu hilang.

Bukankah beberapa saat yang lalu, Bonbon ingin agar benjolan itu menghilang dari keningnya?

"Obat dokter akan membuat kening Bonbon pulih seperti semula. Jadi tidak perlu khawatir. sebentar lagi benjolan itu tidak akan terlihat ...."

William tertegun, tidak mengerti dimana dia salah berucap. Sebab sekarang, mata safir mulai berembun sementara bibir kecil ... bergetar siap menangis.

"Ada apa ini?"

Tiba-tiba sebuah suara terdengar dari belakang, dimana Dave berdiri diujung lorong sambil melayangkan tatapan tajam kepada William.

Dave cepat-cepat mendekat kemudian menggendong Bonbon yang masih memegang keningnya.

"Ada apa, hmmm? Apa kamu menindas seorang bayi?" Dengan aura penuh tekanan, Dave berucap ringan namun menusuk.

William, yang memiliki kekuatan tanah seperti Leonore, dan sudah berada di puncak peringkat B! Berusaha menahan gemetar dikaki, dan tetap berdiri dengan punggung tegak lurus.

"Dep. Telul kat pala Bonbon na mau ilang. Huhuhu ... Bonbon Ndak mau telul na ilang!" Sang bayi menangis, mengeluh pada Dave sambil memperlihatkan bengkak yang mulai tampak samar.

Mata Dave makin menajam, dan tekanan kuat kembali diarahkan pada prajurit didepan ... hingga membuat William akhirnya berlutut ditempat.

"Aku tidak tau siapa yang mengutus mu. Berani sekali kamu melukai Bonbon__"

"DEP! BONBON NDAK MAU ILANG TELUL NA. NDAK DAPAT PELMEN LAGI BONBON CAMA DOTEL NANTI." Bonbon yang tidak ditanggapi langsung mencengkram pakaian Dave.

Mendengar itu, Dave tertegun dan begitu saja tekanan yang menindas William langsung menghilang.

"Dep. Cemana aa? Bonbon Ndak mau telul na ilang dali pala. Becok Bonbon mau pigi lumah cakit lagi, tluc dapat pelmen cebagai obat cembuh dotel na."

Dua permen setiap hari, ditambah tiga roti hasil memungut batu ... ah! Makanan tambahan ini, tidak boleh dia lewatkan.

Dave benar-benar tidak mengerti, mengapa si kecil tidak ingin kehilangan benjol itu. Dan lagi, mengapa Bonbon bisa mendapatkan benjol dikening?

"Dia terjatuh saat menghampiri saya didepan ruang makan. Saya langsung membawanya pergi keruang medis. Disana, dokter Tiffany, mengobati benjolan dikepala Bonbon. Saat sudah selesai, dua perawatnya memberi Bonbon permen."

Itulah penjelasan singkat dari William, setelah pria itu kembali berdiri dengan posisi siap.

Mendengar ini, Dave akhirnya tau alasan dibalik tingkah aneh Bonbon.

Menghela nafas, Dave mengeluarkan lap kecil dari saku ... lalu membersihkan wajah Bonbon yang basah karena air mata.

"Sudah. Bonbon jangan menangis lagi," ucap Dave, ketika melihat rambut biru si kecil mulai memudar.

"Tapi, tapi ...."

"Aku akan memberimu permen tambahan nanti. Tapi tidak bisa setiap hari," lanjut Dave, langsung memotong ucapan sikecil.

Mendengar ini! Seperti tangisan tadi hanya ilusi ... mata Bonbon seketika berbinar, bersamaan dengan senyum enam gigi yang terbit.

"Menalka? Dep mau kaci Bonbon na pelmen?"

"Ya. Tapi ingat, tidak setiap hari. Atau, gigimu yang baru tumbuh itu bisa berlubang, karena terlalu banyak memakan makanan manis." Dave memperingati lagi, dan Bonbon yang tidak mengerti hanya mengangguk-anggukkan kepala.

Yang penting diberi permen.

Dan begitu saja, Bonbon melupakan telur di keningnya yang telah menghilang.

Dave menatap William, lalu minta maaf atas kesalahpahaman nya tadi.

"Tidak apa-apa, Chief. Siapapun yang melihat, pasti langsung berpikir kalau saya menindas Bonbon."

Pria ini benar-benar dermawan, pikir Dave sebelum berlalu pergi.

William ikut dibelakang, sebab sedari awal dia memang ingin menjumpai Dave.

Sementara Bonbon! Bayi itu menceritakan pada Dave bagaimana dia bisa terjatuh. Dan seolah teringat sesuatu, Bonbon mengajak Dave kembali keruang makan.

"Mana mamam Bonbon mau ambil na?" tanya si kecil yang saat ini masih digendong oleh Dave! Sambil menatap kiri kanan pada meja yang kosong.

Jelas sebelumnya dia melihat wadah hijau berisi sesuatu yang ber-aroma manis! Kemana makanan itu pergi?

"Apa yang Bonbon cari?" tanya Dave dengan sebelah alis terangkat, ketika melihat bantal dan selimut sang jendral bertumpuk dilantai.

"Halum bau na tadi dep. Manic. Tapi Ndak ada lagi celakang! Mana aaa?"

Apa yang harum dan manis, yang dimaksud Bonbon? Tanya Dave menatap bingung, begitupun William dibelakang.

***

Sementara itu di Galaksi lain. Seorang prajurit berpakaian coklat tanah, sedang menunduk dengan kepala berdarah. Terlihat pecahan cangkir porselen di lantai, berserakan disamping kaki si prajurit.

"Beraninya kamu melukai cucuku. Pehh ... bawa dia dan beri 500 cambukan!" marah seorang pria tua gemuk, menunjuk-nunjuk prajurit kecil yang hanya bisa terus menunduk.

Disisi si pria tua! Seorang anak laki-laki bersurai hijau, dan terlihat seperti baru berusia lima tahun ... memegang tangan kakeknya tampak ketakutan.

"Kakek. Sudahlah. Prins hanya, hiks ... sakit," ucap Prins dengan mata mengembun, sambil memegang punggung tangan yang sedikit tergores disana.

Mendengar ini kemarahan Beladona makin bertambah! Dan dia menatap nyalang prajurit yang telah diseret.

Prajurit lain hanya bisa terdiam melihat nasib buruk yang menimpa teman mereka.

Siapapun tahu kalau dia tidak bersalah. Prajurit itu hanya membantu cucu sang tuan, bernama Prins ... yang tidak sengaja terjatuh saat main, dan malah disalahkan.

To be Continue

Beberapa antagonis mulai muncul 😃 ok, kita cukup sampai disini dulu untuk hari ini.

Jangan lupa tinggalkan ulasan dan komentar 🫶

Tekan like, subscribe, dan bintangnya ya 🫶

1
Adin Dera
teori : virus kosmik itu bawa pengaruh buat perkembangan, baik atau buruk. baik macem bonbon. jd balik ke pengendalian masing2... menarikkk. dari mn munculnya itu virus🤔🤔
WIZARD_WIND26: Nah, cepat atau lambat akan terungkap itu dari mana asal muasal virus kosmik.
🫵
total 2 replies
Agus Rahmad
kok kurang lengkap thor ku rasa
WIZARD_WIND26: besok lanjutannya 🤭
total 1 replies
Sadiah Sadiah
d tunggu up nya
Agus Rahmad
kok gk up
Agus Rahmad
ku rasa gak ,meka mungkin dapat untung 😅
Anonymous
Doubel dong author
Addin Permadi
bonbon keracunannnnn apakah dia akan trauma sama ikan 🤣🤣🤣
Adin Dera
aaaa tidakkk bonbon dan kawan😭😭😭
Agus Rahmad
kok gak up
Agus Rahmad: btul kh gk up
total 3 replies
Lila El Rachmad
virus kosmik, pa tuh
WIZARD_WIND26: virus yang ngerubah hewan jadi Monster. di bab awal ada author jelasin 🤭
total 1 replies
Hafina
selain suka sama alur cerita nya, aku suka baca bahasa bayi cadel nya 😁😁 karena susah cari karya yg ada bahasa cadel 😁😁 pokoknya semua karya kakak aku suka 👏🏻👏🏻
WIZARD_WIND26: aaa terimakasih 🫶😭😭😭🫶🫶🫶🫶🫶
total 1 replies
Hafina
duhhh penasaran bakal ada kejadian apa 🫣🫣
Aliyah B_Sita aminah
aaaaa jendral athurrr gantenggg bangettt thorrrr😍
WIZARD_WIND26: Suami author 🙈🫵
total 1 replies
Addin Permadi
katanya up jam 9 kok belum thor
WIZARD_WIND26: udah up ya kk, jam sembilan itu up nya. nah, beberapa menit direview dulu sama editornya
total 1 replies
Adin Dera
neraca nya berubah jadi bonbin🤣🤣
WIZARD_WIND26: Bonbon adalah keadilan paling seimbang. imut + nakal sama-sama diluar nalar 🙈
total 2 replies
Lila El Rachmad
enak aja gigit jali jali bonbon, telpacul nanti /Determined//Determined/
Lila El Rachmad: kalo aku gigit pipi keponakanku, habis pipinya kenyal kayak perpaduan mochi sama marshmello /Drool/,.. tp habis kepala kena geplak sama emakku/Hammer/, memangnya kalo ada cucu, anak dilupain/Speechless//Whimper//Cry/
total 2 replies
WIZARD_WIND26
up mulai jam 9 pagi ya para readers 🫶
Agus Rahmad
mungkin gak u
💜💜💜
bintang 100000
Lila El Rachmad
ni novel update jam berapa ya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!