Argani Sebasta Ganendra adalah pewaris muda dari keluarga yang berdiri di puncak kejayaan. Ayahnya seorang CEO tambang emas, ibunya desainer ternama dengan butik yang selalu menjadi pusat perhatian sosialita. Semua yang ia butuhkan selalu tersedia: mobil sport mewah, sekolah elit dengan fasilitas kelas dunia, dan hidup yang diselimuti gengsi serta hormat dari sekitarnya. Di sekolah, nama Argani bukan sekadar populer—ia adalah sosok yang disegani. Wajah tampan, karisma dingin, dan status pewaris membuatnya tampak sempurna. Namun, di balik citra itu, Argani menyimpan ruang kosong di hatinya. Sebuah perasaan yang ia arahkan pada seorang gadis—sederhana, berbeda, dan jauh dari dunia yang penuh kemewahan. Gadis itu tak pernah tahu kalau ia diperhatikan, dijaga dari kejauhan oleh pewaris yang hidupnya tampak sempurna. Kehidupan Argani semakin rumit ketika ia dipaksa mengikuti jejak keluarga: menjadi simbol keberhasilan, menghadiri pertemuan bisnis, bahkan menekan mimpi pribadinya. Di satu sisi, ia ingin bebas menjalani hidupnya sendiri; di sisi lain, ia terikat oleh garis keturunan dan kewajiban sebagai pewaris
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon CantiknyaKamu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
ASTORIA
“kenapa bisa ada tu cewek di panti dan ternyata dia anak nya ibuk indri..”batin Argani memasuki karangan rumah nya dan memarkirkan motornya
ia tidak melihat ada orang lagi di lantai 1,ia segera naik ke lantai dua dengan lift supaya tidak ada keributan..
“argh biarlah..”gumam Argani lalu merebahkan tubuhnya di katilnya.
......................
“bunda,tadi laki-laki yang datang ke panti itu siapa nya bunda..?kok aku tidak tau…?”tanya Latisha yang duduk di atas motor sambil menunggu martabak pesanan Amar..
“dia yang mendirikan panti Sha,bukan hanya dia,ada Albiru,ada Zayn,Kavi,dan dua wanita cantik yang tak kalah cantik dengan kamu…”
“siapa bun..?”tanya Latisha lagi..
“Amora dan Zamora..mereka itu anak-anak yang baik,ya ampun bunda sampai lupa…”ujur bunda Indri menepuk jidatnya..
Latisha mengereyit..”ada apa bun..?”
“mereka juga bersekolah di ASTORIA lo,sekolah mereka sama dengan kamu…”ujur bunda lagi..
“kamu kenal mereka enggak sha..?”tanya bunda lagi..
“kenal gitu-gitu aja kok bunda,karena seperti yang bunda tau,Astoria sekolah elit nomor 1,dan aku hanya kenal seperti itu saja..”jawab Latisha menjelaskan
Bunda Indri hanya mengangguk…”yaudah lah,walaupun mereka tampaknya orang yang berada,mereka orang nya peduli,saat sepulang sekolah,mereka akan singgah ke panti,bercerita dan juga sering berdiskusi dengan kepala panti..”ujur bunda Indri
Latisha hanya mengangguk mengerti dan tak menambahkan apa-apa lagi..martabak nya datang dan Latisha membayar..
“berapa mang..?”
“25 ribu aja neng..”ujur abang abang yang berjualan..
Latisha memberikan uang kepada penjualnya dan segera pergi bersama bunda nya.
Minggu pagi, pukul 7.00.
Vespa kesayangan Latisha sudah terparkir di halaman panti. Ia membantu bundanya turun, menyerahkan tas berisi pakaian bayi, lalu menyalakan mesin kembali.
Latisha:“Bun, jam dua belas aku jemput lagi ya. Jangan lupa istirahat juga di dalam.”
Bunda Indri:“Iya, hati-hati di jalan Sha.”
Latisha tersenyum, mengangguk, lalu melaju pergi. Udara pagi masih segar, jalanan belum terlalu ramai. Musik pelan dari headset menemaninya sampai ke rumah.
⸻
Sesampainya di rumah, Latisha langsung masuk, disambut Amar yang masih meringkuk dengan handphone di sofa.
Amar:“Kak, jangan lupa siang ini ada film baru loh, kita nonton, ya?”
Latisha (menaruh helm di meja):“Aduh, Amar… kakak harus belajar dulu ke perpustakaan. Ada materi cerdas cermat yang harus kakak kumpulin.”
Amar:“Hhh… iya deh. Tapi nanti bawain aku jajan aja, biar enggak kecewa.”
Latisha (menyeringai):“Iya, tukang jajan.”
⸻
Setelah membersihkan diri, mengenakan kemeja santai dan celana jeans panjang, Latisha bergegas keluar rumah lagi. Kali ini bukan ke panti, tapi ke perpustakaan kota. Ia membawa tas selempang berisi buku catatan dan laptop.
Sesampainya di sana, ia memilih meja pojok yang cukup sepi, menyalakan laptop, lalu mulai menulis ulang materi dari beberapa buku referensi yang ia pinjam. Sesekali ia membuka YouTube untuk melihat contoh soal-soal cerdas cermat.
Latisha (batin, sambil mengetik):Astoria benar-benar menuntut kesiapan penuh. Aku harus kerja keras biar hasilnya tidak mengecewakan dirinya
Tangannya berhenti sejenak. Wajah Argani terlintas lagi,wajah gelinya langsung muncul
Latisha (batin):Kenapa aku harus kepikiran dia, sih?
“argh sepertinya dia itu intel deh..”gumam Latisha menggeleng cepat..