"Membosankan sekali hidup ku, " ujar seorang wanita.
Siapa kah dia ini???
yuk kita baca cerita nya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Makmisshalu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab-15. Mei len Kesayangan Bibi Chi Lan
"Astaga Nona kamu membuat bibi khawatir, " ujar Chi lan setelah melihat Mei len pulang, dan membantu nya menurunkan keranjang yang Mei len bawa.
"Maaf bibi aku terlalu betah di hutan itu, " jawab Mei len.
"Nona ini, betah kok di hutan, " ujar Chi lan.
"Disana sejuk bibi, dan jauh dari keramaian, " ujar Mei len.
"Yang Nona katakan itu benar, namun bibi takut kalo harus berlama-lama di hutan itu, " ujar Chi lan.
"Kenapa Bi, ?" tanya Mei len.
"Karna di sana banyak binatang buas, " jawab Chi lan.
"Hanya itu Bi, ?" tanya Mei len.
"Tidak.. bukan hanya itu saja alasan nya, di hutan itu juga terlalu banyak misteri, " jawab Chi lan.
"Kata siapa Bi, tadi aku tak menemukan hal yang aneh, bahkan yang ada aku mendapatkan banyak keuntungan.. lihatlah, semua buruan dan penemuan ku, " ujar Mei len dengan mengangkat satu persatu hasil yang dia dapatkan di hutan, lebih tepat nya di gunung, tapi Mei len tidak akan memberi tahu Chi lan.
"Wah.. ya Tuhan.. banyak sekali, dan ini, kelinci, burung pegar, astaga.. Nona mendapatkan ginseng yang sangat besar juga sempurna, " ujar Chi lan berseru dengan heboh ketika melihat hasi yang di dapatkan Mei len.
"Aku hebat kan Bi, " ujar Mei len berharap pujian dari Chi lan.
"Ya Nona sangat hebat, karna bisa mendapatkan hasil buruan banyak, dan gingseng ini pasti sangat mahal sekali, " ujar Chi lan.
"Bagaimana kalo kita menjualnya ke kota, " usul Mei len.
"Baiklah maka besok kita ke kota, tapi.. apa tidak apa-apa jika Nona kembali ke kota, nanti bagaimana jika ada orang yang mengenali Nona, ?" ujar Chi lan.
"Bibi tenang saja, besok tidak akan ada orang yang mengenali ku, karna aku akan menggunakan cadar, " ujar Mei len.
"Syukurlah.. Bibi kira Nona akan menunjukan wajah Nona, " ujar Chi lan.
"Tidak untuk sekarang Bibi, " ujar Mei len.
"Ya sudah sekarang Nona mandi dulu, biarkan Bibi membersihkan ayam pegar ini, sekalian akan Bibi masak, " ujar Chi lan.
"Tidak Bibi, biar aku saja yang masak, Bibi cukup membersihkan nya saja, " ujar Mei len.
"Nona kan pasti lelah, jadi biarkan Bibi yang memasak, " ujar Chi lan kukuh.
"Tidak tidak tidak, biar aku saja yang memasak, " ujar Mei len tak kalah lebih kukuh dari pada Chi lan.
"Hah.. Nona ini, baiklah.. sekarang cepat segera mandi, dan Bibi akan membersihkan ayam nya, " ujar Chi yang akhirnya mengalah.
"Siap Bibi Chi lan ku tersayang, " ujar Mei len.
Selang setengah jam akhirnya Mei len selesai dengan ritual mandinya, kini dia sudah kembali rapih.
"Apa sudah di berisikan Bi, ?" tanya Mei len.
"Sudah Nona, " jawab Chi lan.
"Terimakasih Bibi, kalo begitu Bibi tunggu saja di dalam, aku akan memasak dulu, " ujar Mei len.
"Apa Nona tak memerlukan bantuan Bibi,?" tanya Chi lan.
"Tidak Bibi, mulai sekarang aku akan memasak masakan enak buat Bibi, dan kehidupan kita akan lebih baik di mulai dari sekarang, " ujar Mei len, tentu saja ucapan nya membuat Chi lan terharu karna setelah suami dan anak nya meninggal, Chi lan sudah tak merasakan lagi yang namanya kasih sayang juga perhatian.
"Dan muali sekarang, Nona akan menjadi Nona kesayangan Bibi, seperti dulu saat Nona masih kecil, " ujar Chi lan dan Mei len tersenyum manis mendengar kata-kata Chi lan.
Mei len pergi menuju dapur, dan Chi lan pergi menuju ruang tengah seperti yang di perintahkan Nona nya itu, Chi lan benar-benar bersyukur karna waktu itu dia menuruti usulan warga agar membawa Mei len ke rumah nya.
Kini dia telah memiliki teman di rumah nya, dan kini dia juga bisa mendapatkan lagi yang nama nya kasih sayang, dia berjanji pada dirinya sendiri.. dari mulai sekarang dia akan selalu berada di sisi Mei len, dan jika suatu saat di berjumpa dengan jenderal Max, maka dia akan memberikan semua kesaksian serta bukti atas kejahatan Nyonya Cang.
Bukti-bukti itu, sampai sekarang dia simpan rapih, karna dia selalu membawanya kemana pun dia pergi.
"Bibi.. kesini lah, masakan nya sudah matang, kita sudah bisa makan, " panggil Mei pada Chi lan.
Mereka pun langsung makan tanpa menunda waktu, dan tampa mereka sadari ada beberapa orang yang sangat merasakan kelaparan saat mencium aroma pasakan Mei len.
"Kalau tau akan seperti ini, lebih baik aku ikut berperang saja ke perbatasan.. disini aku selalu di siksa dengan aroma masakan Nyonya muda, " ujar Jing bawahan putra mahkota yang di perintahkan untuk mengawasi serta menjaga Mei len.
"Kau benar Jing, bau harum masakan ini benar-benar menyiksa ku, " ujar Jeng rekan Jing yang sama-sama di berikan tugas oleh putra mahkota.
"Tuan, " panggil Chip melalui pikiran Mei len.
"Iya Chip ada apa, ?" tanya Mei len.
"Tuan sudah beberapa hari, ada yang mengawasi Tuan, dan hari ini ada 2 orang baru, bahkan mereka memiliki kekuatan yang begitu besar, " ujar Chip.
"Apa mereka orang-orang jahat, ?" tanya Mei len yang mulai waspada.
"Bukan Tuan, seperti nya mereka orang suruhan dari orang tua yang tubuhnya Tuan tempati saat ini, " jawab Chip.
"Ya sudah abaikan saja, " ujar Mei len.
Waktu berlalu begitu cepat, hingga tibalah pagi hari, pagi buta sebelum matahari menampakkan diri Mei len sudah terbangun, dan dia memulai pagi nya dengan berolah raga, dengan mengelilingi gubuk reyot milik Chi lan, setelahnya dia memasak untuk sarapan, dan dia pun segera mandi untuk membuang semua keringat dari badan nya.
"Nona sudah bangun, ?" tanya Chi lan.
"Sudah Bibi, aku juga sudah memasak.. kan kita akan ke kota, jadi aku memasak nya cepat-cepat, " jawab Mei len.
"Ya ampun Nona, Bibi jadi merasa tak enak, " ujar Chi lan.
"Iss apa sih Bi, kan aku sudah janji.. kalau sekarang aku yang akan selalu memasak untuk kita makan, jadi.. lebih baik sekarang kita makan, dan bersiap untuk pergi, " ujar Mei len.
"Baiklah Bibi ikut saja apa yang di katakan oleh Nona, " ujar Chi lan.
Dengan cepat mereka makan, dan bersiap untuk pergi ke kota, Mei len juga memasukan beberapa kelinci yang masih hidup untuk di jual nya di kota, tak lupa Mei len membungkus gingseng dengan rapih, agar tak terlalu mencolok yang akhirnya mengundang kejahatan dari orang-orang yang tak bertanggung jawab.
"Paman Yas boleh kah aku ikut gerobak sapi mu ke kota, " ujar Chi lan pada paman Yas pemilik gerobak sapi, yang selalu mengangkut orang ke kota.
"Wah Bibi Chi lan, boleh Bibi.. kebetulan masih ada ruang yang kosong dan sekarang kita akan berangkat, " ujar paman Yas.
"Paman Yas kenapa kau mengajak wanita pembawa sial itu, ?" ujar nenek tua Mo yang kebetulan akan ke kota juga.
"Apa urusan mu nenek tua Mo, gerobak ini milik ku, jadi terserah aku akan membawa siapapun, " ujar paman Yas yang memang selalu baik kepada Chi lan.
"Apa kau tak takut ke tularan kesialan nya, ?" tanya nenek tua Mo dengan sinis.
"Yang sial itu, aku harus mendengar ocehan mu sebelum makan, " jawab paman Yas yang berhasil membungkam mulut pedas nenek tua Mo.
"Terimakasih paman Yas karna telah memberikan tumpangan kepada kami, dan ini ada sedikit bekal lebih, kebetulan sekali kan paman Yas belum makan, " ujar Mei len sambil memberikan ayam panggang yang di bungkus oleh daun pisang kepada paman Yas.
"Wah.. terimakasih Nona muda, kau baik sekali, Bibi Chi lan apakah dia Nona muda mu itu, "ujar paman Yas.
"Ya paman Yas dia Nona muda ku, dan mulai sekarang dia akan tinggal di desa ini bersama ku, karna kebetulan jenderal besar sedang pergi bertugas, " ujar Chi lan menegaskan bahwa Mei len akan tinggal bersama nya.
Sementara nenek tua Mo, wajah nya berubah menjadi merah padam, dia maras sekaligus benci kepada paman Yas kepada Chi lan dan Mei len juga, karna mereka sama sekali tak menghiraukan keberadaan nya, begitu pun yang lain nya, satupun tak ada yang membela nya....
UDAHAN DULU YA NEXT TIME KITA KETEMU LAGI DI BAB SELANJUTNYA.
sekarang kalau dirimu bertranformasi ke dalam novel ,terus mengalami semua yang tertulis di novel,bagaimana caramu untuk bisa kembali ke masa kehidupan real mu?