NovelToon NovelToon
Tubuh Suci

Tubuh Suci

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Fantasi Timur
Popularitas:580
Nilai: 5
Nama Author: Reina

Yun Xiao, putra keluarga Yun terlahir dengan tubuh Suci, salah satu dari 7 tubuh yang mendominasi. Apakah Yun Xiao akan membawa kemakmuran yang belum pernah keluarga Yun lihat, atau pada akhirnya Yun Xiao akan sama seperti para leluhur tubuh Suci sebelumnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

#15 Malapetaka Kenaikan

Di dalam wilayah keluarga Yun, para tetua memperhatikan dengan tenang saat Yun Xiao dikalahkan.

Namun, tidak ada kekecewaan di mata mereka. Ini adalah hasil yang telah mereka perkirakan sejak awal.

Meskipun Yun Xiao memiliki tubuh suci, mengalahkan Luo Yan dengan hanya berada di ranah Bencana adalah hal yang mustahil.

Bahkan para tetua sendiri, jika harus menghadapi Luo Yan dalam kondisi primanya, tidak akan mampu bertahan.

Tak lama setelah kekalahan Yun Xiao, monumen kuno keluarga Yun mulai bersinar terang.

Orang-orang segera berkumpul di sekelilingnya, termasuk para tokoh kuat dari keluarga Yun yang memperhatikan dari kejauhan.

Monumen kuno ini adalah tempat di mana anggota keluarga Yun memasuki medan perang dan tempat mereka kembali jika gugur di sana.

Sejumlah anggota keluarga sudah lebih dulu kembali, bukan karena mereka lemah, tetapi karena mereka bertahan hingga hanya tersisa setengah miliar peserta, sebuah pencapaian yang cukup mengesankan.

Namun, kali ini ada sesuatu yang berbeda.

Saat Yun Xiao muncul kembali di monumen kuno, tubuhnya tampak bergetar hebat. Tidak ada luka fisik yang terlihat, tetapi rasa sakit yang dialaminya jelas luar biasa.

Seolah-olah tubuhnya ditusuk oleh ratusan pedang tak kasatmata.

Para tetua yang hendak mendekat langsung mengurungkan niat mereka.

Langit mulai berubah.

Awan hitam pekat berkumpul di atas monumen kuno, menutupi cahaya matahari.

Petir berwarna ungu keemasan menyambar di antara awan, memancarkan tekanan yang membuat para tetua tanpa sadar mundur beberapa langkah.

“Malapetaka kenaikan…” bisik salah satu tetua dengan nada serius.

Di tengah lingkaran cahaya yang mulai retak, Yun Xiao berlutut. Rasa sakit yang luar biasa menembus sarafnya, seolah tubuhnya dihancurkan dari dalam.

Kemudian, raungan menggema dari langit.

Dari kumpulan awan, seekor naga petir raksasa terbentuk, matanya menyala seperti bintang yang meledak.

Dengan raungan dahsyat, naga itu meluncur turun, gelombang listrik di tubuhnya cukup untuk menghancurkan segala yang dilewatinya.

Yun Xiao menggertakkan giginya dan memaksa tubuhnya bangkit. Saat naga petir menerjang, ia mengangkat tangannya, mengerahkan seluruh kekuatan tubuh sucinya untuk menahan serangan itu.

Namun, kilatan petir menembus pertahanannya. Tubuhnya terseret ke belakang dan menghantam monumen kuno dengan keras.

Darah mengalir dari sudut bibirnya, tetapi sebelum ia bisa bernapas lega, suhu di sekitarnya melonjak drastis.

lalu, Api berwarna emas dan merah membakar langit sebelum jatuh seperti hujan yang melahap segalanya.

Api Nirvana.

Api ini bukan hanya membakar tubuh, tetapi juga jiwa. Yun Xiao merasakan panas yang menyiksa, lebih perih dari apa pun yang pernah ia alami. Kulitnya seperti meleleh, jiwanya terasa terkoyak, dan pikirannya mulai kabur.

Tapi Yun Xiao menolak menyerah.

Dengan tekad besi, ia memusatkan seluruh energinya ke dalam tubuh, memaksa api Nirvana untuk meredup di sekelilingnya.

Namun sebelum ia sempat menarik napas, tekanan yang lebih mengerikan turun dari langit.

Dari balik awan, cahaya perak menyala.

Sebuah pedang raksasa terbentuk, dipenuhi aura kehancuran yang cukup untuk membelah langit dan bumi.

Pedang itu meluncur turun dengan kecepatan luar biasa, membawa gelombang destruksi yang membuat tanah di bawahnya bergetar.

Para tetua menahan napas.

"Jika dia tidak bisa menahan ini… dia akan benar-benar lenyap!"

Di tengah tekanan yang hampir tak tertahankan, Yun Xiao mengangkat kepalanya. Matanya bersinar dengan tekad yang tak tergoyahkan.

Saat pedang itu hampir mencapai tubuhnya, Yun Xiao mengeluarkan raungan keras dan menerjang ke depan. Energinya meledak, menciptakan cahaya terang yang menelan seluruh area.

Ledakan dahsyat terjadi, menghancurkan sebagian monumen kuno.

Saat debu mereda, semua mata tertuju ke tengah medan.

Di sana, Yun Xiao masih berdiri. Napasnya tersengal, tubuhnya penuh luka, tetapi auranya telah berubah.

Dia telah melewati malapetaka kenaikan.

Yun Xiao berniat pergi menemui ibunya.

Namun, sebelum ia sempat pergi menemui ibunya, langit kembali bergemuruh.

Awan gelap berkumpul sekali lagi.

Di langit, ribuan tombak ungu muncul, bergetar dengan energi mengerikan.

Para tetua terkejut.

“Tidak mungkin!”

“Malapetaka kesengsaraan tombak ungu… Itu hanya terjadi di ranah Perubahan Dewa!”

Biasanya, malapetaka ini hanya dialami oleh mereka yang hendak menembus ke tingkat lebih tinggi.

Namun, Yun Xiao yang baru saja memasuki Ranah Hidup dan Mati sudah harus menghadapinya.

Di tengah keheningan, tombak-tombak itu bergerak.

Ribuan cahaya ungu meluncur turun, menembus udara dengan kecepatan yang sulit diikuti mata telanjang.

Tombak pertama menghantam bahunya, tetapi tidak meninggalkan luka fisik. Sebaliknya, rasa nyeri menusuk jiwanya, seolah keberadaannya sendiri sedang terkoyak.

Tombak kedua, ketiga, keempat, semuanya jatuh beruntun, menghujani tubuhnya tanpa henti.

Para tetua menatapnya dengan ngeri.

"Dia tidak akan bisa bertahan…"

Namun, tiba-tiba monumen kuno bergetar. Simbol-simbol kuno di sekelilingnya mulai bersinar, seakan merespons sesuatu.

Yun Xiao, yang tadinya berlutut, perlahan membuka matanya.

Di dalam pupilnya, cahaya aneh berputar, cahaya yang bukan milik manusia biasa.

Energi misterius menyelimuti tubuhnya, membentuk perisai transparan dengan pola-pola kuno yang berdenyut.

Para tetua tersentak.

“Itu… bukan kekuatan keluarga Yun.”

“Jangan-jangan…”

Sebelum mereka sempat menyelesaikan kalimatnya, tombak-tombak terakhir meluncur dengan kekuatan penuh.

Namun, sesaat sebelum mereka menyentuh Yun Xiao...

Sesuatu pecah di udara.

Tombak-tombak itu lenyap dalam kehampaan.

Keheningan menyelimuti seluruh area.

Yun Xiao berdiri di tengah pusaran energi yang perlahan menghilang. Napasnya berat, tetapi sorot matanya tetap tajam.

Semuanya menghilang begitu saja, begitu cepat dan tiba-tiba hingga Yun Xiao bahkan tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi.

Namun, dia tidak mau memikirkannya. Rasa lelah menyelimuti tubuh dan pikirannya.

Tanpa memperdulikan tatapan orang-orang di sekitarnya, dia langsung beranjak menuju kediaman ibunya.

Di kejauhan, sebuah aula megah berdiri dengan anggun. Di dalamnya, seorang lelaki tua perlahan membuka matanya.

Sorot matanya tajam, penuh pemahaman yang mendalam terhadap apa yang baru saja terjadi.

"Katanya Nona Muda dari Istana Kaisar Luo itu berhati dingin, tapi sepertinya tidak demikian," gumamnya pelan.

Dari sekian banyak orang yang menyaksikan malapetaka Yun Xiao, hanya segelintir yang memahami apa yang sebenarnya terjadi.

Malapetaka yang menimpa Yun Xiao begitu dahsyat, bukan hanya karena tubuh sucinya, tetapi juga karena sesuatu yang jauh lebih mengerikan, cairan yang diberikan oleh Luo Yan.

Cairan itu disebut Kesengsaraan Abadi.

Pria tua itu mungkin tidak tahu bahan apa yang menyusunnya, tetapi dia pernah mendengar namanya, sebuah cairan yang begitu langka dan misterius.

Sebagai tindakan pencegahan, Luo Yan telah menyiapkan perlindungan bagi Yun Xiao. Jika segalanya benar-benar di luar kendali, pelindung itu akan aktif.

"Sepertinya mereka sedang merencanakan sesuatu yang besar," gumam pria tua itu pelan sebelum kembali menutup matanya.

Meskipun tampak tenang, pikirannya terus berputar, menganalisis setiap detail yang baru saja terjadi.

Sesuatu yang lebih besar sedang bergerak di balik bayang-bayang, dan dia tahu bahwa ini baru permulaan.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!