NovelToon NovelToon
Dewa Api Surgawi (Upper Realm)

Dewa Api Surgawi (Upper Realm)

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Fantasi / Fantasi Timur / Dan budidaya abadi / Budidaya dan Peningkatan / Perperangan
Popularitas:3k
Nilai: 5
Nama Author: FA Moghago

Di tengah hamparan alam semesta yang tak terbatas, jutaan dunia dan alam berputar dalam siklus abadi. Dari yang paling terang hingga yang paling gelap, dari yang paling ramai hingga yang paling sepi. Namun, di balik semua keindahan dan misteri itu, satu pertanyaan selalu berbisik di benak setiap makhluk: siapa sebenarnya yang berkuasa? Apakah manusia yang fana? Dewa yang dihormati? Atau entitas yang jauh lebih tinggi, yang bahkan para dewa pun tak mampu melihatnya?

Pertanyaan itu memicu hasrat tak terpadamkan. Banyak manusia, di berbagai dunia, memilih jalan kultivasi. Mereka mengorbankan waktu berharga, sumber daya, dan bahkan nyawa untuk satu tujuan: keabadian. Mereka menghabiskan usia demi usia, mengumpulkan energi langit dan bumi, hanya untuk menjadi lebih kuat, untuk hidup selamanya. Jalan menuju keabadian bukanlah jalan yang mudah. Keserakahan, ambisi, dan iri hati menjadi bayangan yang selalu mengikuti, mengubah sahabat menjadi musuh dan mengubah kedamaian menjadi kehancuran.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon FA Moghago, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 15: Kota Langit Utara

Zhong Li mendengarkan dengan saksama. Ia tahu, meskipun kekuatannya tak tertandingi, pengetahuannya tentang Alam Atas masih terbatas. Seorang pemandu akan sangat berguna.

"Siapa namanya dan di mana aku bisa menemukannya?" tanya Zhong Li.

"Namanya Xue Wei, dan ia tinggal di Kota Langit Utara, di benua utara," jawab ketua cabang itu. "Dia adalah pemuda yang cerdas dan berani, dan dia pasti bisa membantumu dalam perjalananmu."

Zhong Li mengambil peta itu, membungkuk hormat, lalu bergegas pergi.

°°°

Setelah mendapatkan peta dan nama yang dicarinya, Zhong Li segera meninggalkan cabang Sekte Pengumpul Awan. Tujuannya kini adalah Kota Langit Utara, sebuah kota yang terletak di benua utara dan dikenal sebagai pusat perdagangan terbesar di seluruh Alam Atas. Kota ini dibangun di kaki sebuah gunung es raksasa, dengan arsitektur yang didominasi oleh batu-batu putih dan atap yang dilapisi salju abadi. Pemandangan kota ini sungguh menakjubkan, dengan ribuan menara kristal yang memancarkan cahaya, menciptakan pemandangan layaknya istana di langit.

Meskipun kota itu begitu megah, Zhong Li tidak terkesan. Ia berjalan santai, mengabaikan keramaian dan kemewahan yang ada. Tujuannya adalah mencari penginapan. Di tengah hiruk-pikuk kota, ia melihat sebuah penginapan yang unik dan sepi. Bangunannya terbuat dari kayu tua yang tampak usang, kontras dengan bangunan-bangunan mewah di sekitarnya. Zhong Li, yang tertarik dengan keunikan itu, memutuskan untuk masuk.Ketika ia melangkah ke dalam, pemilik penginapan, seorang pria tua dengan jenggot putih yang panjang, menyambutnya dengan senyuman hangat. "Selamat datang, Tuan," katanya. "Sudah lama sekali tidak ada tamu yang datang ke tempat ini."

Zhong Li mengangguk. Ia memesan kamar untuk menginap selama seminggu dan langsung memesan makanan. Setelah beberapa saat, seorang pelayan muda datang membawa makanan. Ketika makanan disajikan, Zhong Li bertanya kepada pelayan itu tentang orang yang dicarinya.

"Aku mencari seorang pemuda bernama Xue Wei," tanya Zhong Li. "Apakah kau mengenalnya?"

Pelayan itu, seorang pemuda yang ramah, sedikit terkejut. "Tuan Xue Wei? Tentu saja, Tuan. Siapa yang tidak mengenalnya di kota ini?"

Zhong Li mendengarkan dengan saksama.

"Tuan Xue Wei adalah kepala pengawal di rumah pedagang terkaya di kota ini, Keluarga Hua," jelas pelayan itu. "Dia adalah seorang kultivator muda yang sangat kuat dan memiliki reputasi yang baik. Banyak yang ingin mengundangnya, tetapi dia selalu menolak."

Zhong Li mengangguk, mendapatkan informasi yang dibutuhkannya. "Terima kasih," katanya.

"Ada rumor juga, Tuan," lanjut pelayan itu. "Beberapa waktu yang lalu, Xue Wei pergi ke benua timur dan menolong kepala Keluarga Hua dari serangan bandit. Setelah itu, dia menjadi pengawal keluarga itu."

Zhong Li tersenyum. Informasi ini semakin meyakinkannya bahwa Xue Wei adalah orang yang tepat. Ia tahu, ia harus pergi ke rumah Keluarga Hua untuk bertemu dengannya.

°°°

Setelah selesai makan, Zhong Li tidak membuang waktu. Dengan informasi yang ia dapat dari pelayan, ia segera bergegas menuju kediaman Keluarga Hua. Bangunan megah itu terletak di pusat kota, dikelilingi oleh tembok batu giok putih setinggi puluhan meter. Gerbang utamanya terbuat dari perunggu murni, diukir dengan naga emas yang tampak hidup. Halaman depannya luas, dihiasi dengan air mancur kristal dan patung-patung batu giok yang elegan.

Saat Zhong Li tiba di depan gerbang, dua penjaga yang gagah berdiri tegak, memancarkan aura kultivator yang kuat. Salah satu dari mereka melangkah maju. "Siapa kau dan ada perlu apa datang ke kediaman Keluarga Hua?" tanyanya dengan nada merendahkan.

"Aku mencari seorang pemuda bernama Xue Wei," jawab Zhong Li dengan tenang.

Mendengar nama itu, kedua penjaga saling pandang, lalu tertawa terbahak-bahak. "Seorang biasa sepertimu berani mencari kepala pengawal kami?" ejek salah satu penjaga. "Kau bahkan tidak dikenal di kota ini. Pergi dari sini sebelum aku membuatmu menyesal!"

Zhong Li tidak terpengaruh oleh caci maki mereka. "Aku datang jauh-jauh untuk bertemu dengannya. Aku tidak akan pergi sampai aku bertemu dengannya."

Kata-kata Zhong Li membuat penjaga itu marah. Ia mengangkat tombaknya, berniat memukul Zhong Li. Namun, saat tombak itu mendekat, ia menghantam sebuah perisai tak terlihat yang mengelilingi Zhong Li. Tombak itu terpental, dan penjaga itu sendiri terlempar jauh ke belakang, menabrak tembok hingga retak.

Zhong Li kemudian melangkah maju, memukul gerbang perunggu itu dengan tinjunya. Suara benturan keras terdengar, dan gerbang itu hancur berkeping-keping. Suara itu membuat semua orang di dalam kediaman keluar. Ratusan penjaga, semuanya kultivator yang kuat, berdatangan dan mengepung Zhong Li. Mereka menyerbu Zhong Li secara serentak, tetapi Zhong Li mengalahkan mereka dengan mudah. Ia tidak membunuh mereka, hanya membuat mereka pingsan dengan pukulan yang tepat.

Setelah semua penjaga tergeletak tak berdaya, seorang kepala pelayan tua dengan wajah tenang menghampiri Zhong Li. "Maafkan atas ketidaknyamanan ini," ucapnya dengan hormat. "Tuan, apa tujuan Anda datang ke sini?"

Zhong Li menjelaskan tujuannya. "Aku mencari Xue Wei."

Kepala pelayan itu mengangguk. "Tuan Xue Wei sedang tidak ada di tempat. Ia sedang mengawal pemilik rumah ke pertemuan dengan para pedagang besar di kota. Jika Anda tidak keberatan, silakan ikut dengan saya. Saya akan menjamu Anda selagi menunggu Tuan Xue Wei kembali."

Zhong Li mengangguk, lalu mengikuti kepala pelayan itu ke sebuah ruang tunggu yang mewah. Ia tahu, Xue Wei adalah orang yang ia cari, dan ia akan menunggunya kembali.

Zhong Li duduk di ruang tunggu mewah milik Keluarga Hua, menanti kedatangan Xue Wei. Udara di sekitarnya terasa sunyi, meski di luar terdengar bisik-bisik para pelayan. Ia menutup matanya, membiarkan aura ketenangannya menyelimuti ruangan. Postur duduknya begitu anggun, sempurna seperti patung pualam kuno. Kepala pelayan dan beberapa pelayan yang mengawasinya terpaku, mata mereka membulat kagum. Mereka merasa seolah sedang melihat Dewa yang turun dari langit, bukan seorang pria yang baru saja merusak gerbang utama mereka.

Waktu berlalu, siang berganti malam. Di luar, suara derap kaki kuda terdengar nyaring. Xue Wei, kembali dari pertemuan bersama pemilik rumah, Hua Ming. Mereka melihat pintu gerbang utama yang rusak parah dan beberapa pengawal tergeletak di tanah. Xue Wei, kepala pengawal, segera bereaksi. "Apa yang terjadi di sini?" tanyanya dengan suara penuh amarah. Hua Ming, seorang pria paruh baya yang tampak elegan, keluar dari keretanya dan terkejut melihat kekacauan itu.

Xue Wei, dengan puluhan pengawal di belakangnya, bergegas ke ruang tamu. Ia melihat Zhong Li duduk dengan santai, mata terpejam. "Siapa kau?!" teriak Xue Wei. "Apa yang kau inginkan di rumah Keluarga Hua?!"

Zhong Li tetap diam, tidak membuka matanya. Seorang pengawal di belakang Xue Wei, yang merasa tersinggung, berteriak, "Berani-beraninya kau mengabaikan kepala pengawal kami! Serang!"

1
Yusi Yustiani
Kalo bisa langsung update 20 Thor 😆
Yusi Yustiani
Next Thor 👌
Nafa Nafila
Bagus kan penulisan sama pembawaan Alam Atasnya kebawa👏🔥
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!