NovelToon NovelToon
SYSTEM TUKANG OJEK PART II

SYSTEM TUKANG OJEK PART II

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi / Romansa Fantasi / Sistem / Mengubah Takdir / Anak Lelaki/Pria Miskin / Menjadi Pengusaha
Popularitas:1.3k
Nilai: 5
Nama Author: Alijapul

Kisah Iyan yang terpuruk karena ayahnya pergi dan meninggalkan banyak hutang,sedangkan Iyan masih SMA,iya pun menjadi tukang ojek untuk membayar hutang tersebut.iyan menemukan system tukang ojek tanpa sengaja bagaimana kisah selanjutnya silahkan dibaca.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alijapul, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 15: Rahasia Mira dan Kejutan Baru Juga Pengawal Rahasia

Hari-hari setelah pengakuan perasaan Iyan kepada Mira berlalu dengan manis. Iyan dan Mira semakin akrab, dan hubungan mereka mulai berjalan lambat, penuh tawa dan canda. Teman-teman mereka ikut bahagia melihat kedekatan itu, sementara Iyan merasa seperti terbang di atas awan.

Satu sore, setelah berkeliling melakukan pengantaran ojek, Iyan dan Mira duduk di bangku taman sekolah. Sambil tertawa, mereka menikmati camilan yang dibeli Mira. Udin dan Joko terlihat dari kejauhan, mencuri pandang ke arah mereka.

“Eh, kalian lihat tuh! Iyan sama Mira makin mesraaa!” Udin berseloroh.

“Ciee! Ciee! Harusnya kita panggil mereka dengan nama tim ‘Ojek Romantis’!” Joko menambahkan, membuat Udin terpingkal-pingkal.

Iyan yang mendengar itu langsung merona. “Aduh, jangan kek gitu! Ini hanya persahabatan yang sudah mendalam!” Ia berusaha menjelaskan sambil tersenyum malu.

Namun, Mira tersenyum dan membalas, “Iya! Ini adalah ojek cinta, jadi semoga penumpangnya tidak protes!”

“Kira-kira apakah penggemar akan memesan ‘Ojek Cinta’ dengan gratis?” Encep yang baru datang tidak mau ketinggalan. Semua tertawa.

Di tengah kesenangan, tiba-tiba Nuxee memberikan sinyal kepada Iyan. “Iyan, ada sesuatu yang perlu kamu ketahui. Mira memiliki latar belakang yang berbeda dari yang kamu kira.”

“Eh, maksudnya apa?” Iyan terkejut dan merasa cemas.

“Mira, dia adalah anak dari pengusaha terkaya di kota ini. Keluarganya memiliki banyak perusahaan dan bahkan mall!” Nuxee menjelaskan dengan tenang.

“Serius? Kenapa aku tidak tahu?” Iyan melihat ke arah Mira yang asyik berbincang dengan Sari.

Mungkin Mira menyimpan rahasia ini. "Kalau begitu, apa yang harus kulakukan? Menghindar? Atau mendekat lebih dalam?” Iyan berpikir dengan bingung.

“Jangan biarkan statusnya menjadikan hubungan kalian rumit. Fokuslah pada perasaanmu pada Mira!” Nuxee memberikan masukan.

Sore itu, Iyan memberanikan diri untuk mengajak Mira berbicara. “Mira, aku ingin tahu lebih banyak tentang dirimu. Apa sebenarnya yang kamu impikan?”

“Mimpiku?” Mira terlihat berpikir sejenak. “Aku ingin menjalani hidup yang sederhana. Meski keluargaku memiliki banyak uang, aku lebih suka hal-hal yang sederhana dan bermakna.”

Iyan merasa semakin mengagumi Mira. “Sederhana dan bermakna? Sepertinya kita sejalan!”

Mira tersenyum lebar. Namun, tiba-tiba ada tekanan dari arah lain. “Tapi kalau menyangkut usahaku, aku ingin menciptakan hal yang berarti! Sekolah memberi banyak pengalaman, dan mungkin kita bisa kerjakan bersama, kalau kamu mau!”

“Kerjakan bersama seperti apa?” Iyan penasaran.

“Bisa jadi, kita bisa jadi tim Ojek yang sekaligus membuat program penggalangan dana untuk anak-anak kurang mampu!” Mira berbicara penuh semangat. “Dan mengajak semua orang bergabung!”

Mendengar ide itu, Iyan segera merasa terinspirasi. “Wah, itu luar biasa! Aku akan dukung 100%!”

Namun, saat mereka membahas lebih lanjut, tiba-tiba langkah terdengar dari arah belakang. Riko datang dan melotot melihat kebersamaan mereka. “Hah, Mira! Kau terlalu sibuk dengan ojek murahan ini? Ayolah, datanglah bersamaku.”

Iyan merinding melihat keberanian Riko. “Ojek murahan?” dia membalas dengan nada tinggi.

Mira, mau tidak mau, merespons tegas. “Riko, ini adalah keputusan saya. Jangan ganggu kami!”

Riko menyeringai, “Baiklah, semoga kau tidak menyesal. Siapa bilang aku tidak bisa menjadikan hidupmu lebih menyenangkan?”

Setelah Riko pergi, Iyan berani melanjutkan. “Mira, apakah kamu baik-baik saja? Apa Riko memang menjengkelkan?” Dia tidak bisa menyembunyikan kekhawatiran.

Mira tersenyum. “Aku baik-baik saja. Terima kasih sudah mengangkat semangatku.”

“Eh, mau ke mana? Jangan larut dalam pikiran tentang Riko! Mari kita rencanakan acara penggalangan dana!” Iyan bersemangat.

Sejak hari itu, Iyan dan Mira semakin akrab. Mereka menjalin rencana untuk penggalangan dana bagi anak-anak kurang mampu dengan semangat yang menggebu. Namun, ada hal yang membuat Iyan terus merasa penasaran tentang latar belakang Mira. Ternyata, Mira tidak hanya anak dari seorang konglomerat, tetapi dia juga mempunyai pengawal yang selalu mengawasinya.

Satu sore, saat mereka berkumpul di taman sekolah, Iyan melihat sekelompok pria berpakaian rapi duduk di sudut dan mengawasi Mira. “Eh, itu siapa mereka? Kenapa mereka seperti bodyguard?” Iyan bertanya ke bingung melihat situasi itu.

“Eh, Iyan! Mungkin mereka pengawal Mira, ya?” Udin menyahut sambil mengedipkan mata. “Siap-siap, kita bisa diintimidasi oleh perusahaan sekuriti!”

“Bisa jadi! Tapi bagaimana kalau kita tawarkan kemandirian sebagai ojek? Mereka bisa jadi klien kita!” Joko menambahkan, menyenggol bahu Iyan.

“Tapi mereka kayaknya lebih berbahaya daripada bandit di film!” Iyan berkomentar lagi.

“Jangan khawatir! Kita kan jago bertarung dengan kata-kata, bukan fisik,” Encep bercanda.

Mira yang berada di dekat mereka mulai mendengarkan. “Mereka itu pengawalku, bukan masalah. Aku lebih suka membantu orang lain meski dengan pengawal yang mengawasi.”

“Pengawal? Wow, siapa yang bisa menyangka! Kamu kayak putri dari kerajaan!” Joko berkelakar, membuat yang lain tertawa.

Mira tersenyum, “Tetapi seperti yang kamu tahu, aku tetap ingin menjalani hidup yang normal dan melakukan hal sederhana.”

Tiba-tiba Sari menimpali, “Tapi ada hal yang menarik! Apakah kamu bisa memanggil mereka untuk membantu kita dalam penggalangan dana?”

“Iya, kenapa enggak? Kita bisa ajak mereka untuk jadi bagian dari acara kita!” Iyan menambahkan.

Hari penggalangan dana semakin dekat. Mereka semua bekerja keras mempersiapkan semua detail acara di pom bensin dekat sekolah. Namun, ketika mereka mulai mempromosikan acara, tidak semua berjalan dengan mulus.

Iyan berusaha menghubungkan Mira dengan pengawalnya. “Eh, Mira! Bisakah kamu bilang pada pengawal mu untuk membantu kita mendekati pengunjung?”

“Eh, pengawalku kan bukan juru marketing, Iyan,” Mira menjawab sambil tertawa. “Mereka hanya jaga untuk melindungi.”

“Ya, ya, tapi coba bilang sesekali. Kita butuh bantuan segar!” Iyan berusaha meyakinkan.

Namun, saat pelaksanaan acara dimulai, tiba-tiba Riko datang lagi, mengawasi dari jauh. “Kalian sedang berupaya mengadakan acara amal yang aneh? Kalian tidak akan sukses!” Riko menantang, sambil menunjuk kearah teman-temannya Iyan.

Iyan, merasa sedikit tertekan, meyakinkan Mira. “Tenang saja! Kita punya tim yang solid di sini! Lagipula, mari lihat apa yang dia punya!”

Energik, Iyan bergerak untuk mengambil mikrofon. “Selamat datang semua! Terima kasih telah datang untuk berpartisipasi dalam penggalangan dana kami! Mari kita bantu orang-orang yang membutuhkan!”

Canda tawa meramaikan acara tersebut, tapi Iyan terus merasa tertekan saat melihat pengawal Mira dan Riko mendekat. “Iya, kita harus buktikan pada mereka! Mari kita galang sesuatu yang lebih! Untuk setiap donasi, kita akan memberikan sesi ‘Ojek Cinta’ gratis!”

Udin yang berada di belakang Iyan tiba-tiba menyentuh bahunya. “Tenang saja, pengawalan bisnis ini tidak akan menghancurkan kita!”

“Ya, kita bisa menggugah perhatian! Jika, para pengawal ini bisa jadi tim terbaik!” Joko menambahkan.

Dan seperti yang diharapkan, acara berlangsung meriah, banyak pengunjung mulai berdatangan. Dapat memenuhi harapan penggalangan dana, Iyan merasa seperti di puncak dunia.

Ketika tengah bersemangat membangun acara, Iyan mengecek pengawal yang berseri-seri. “Wah! Mari kita rayakan keberhasilan kita! Dengan ini semua!” Iyan berteriak penuh semangat.

Tiba-tiba, Mira mendekatinya, “Kamu sangat berani dan percaya diri, Iyan! Mungkin kita bisa saling membantu!”.

Bersambung..

1
Nino Ndut
Hmm, kayak bukan ngomong ma sistem yak.. mirip kayak ma orang biasa..
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!