Melinda dan Rauf sudah menikah selama tiga tahun, tetapi sampai saat ini belum juga di karuniai seorang anak. tiga tahun bukanlah waktu yang singkat, hingga membuat Tini-- Ibu mertuanya meminta Rauf-- putranya untuk menikah lagi.
"nak, menikalah dengan Sintia tanpa sepengetahuan istrimu!"
bagai disambar petir disiang hari, membuat tubuh Rauf terdiam kaku dengan perasaan yang gelisa. permintaan itu benar benar membuat Rauf dilema. disisi lain dirinya tidak ingin menduakan istrinya, tetapi disisi lain Rauf juga sulit untuk menolak permintaan sang ibu.
lantas, bagaimana kelanjutannya? apakah Rauf akan mengikuti ucapan ibunya? jika iya, lalu bagaimana nasib Melinda? serta, bagaimana perasaan Melinda setelah tau jika suaminya akan menikah lagi?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon UmiR, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 15
melinda, sejenak terdiam, memikirkan pertanyaan rauf, yang begitu membingungkan.
dan akhirnya, melinda berani mengambil keputusan, di depan mertuanya, dan suaminya.
"baiklah, bu, melinda siap untuk menunggu, sampai anak kita lahir nanti, karena , mas rauf harus memilih, di antara aku, dengan sintia, dan melinda juga sudah siap di ceraikan, karena melinda tidak mau, di madu, oleh mas rauf. " ucap melinda, sambil mengusap air matanya.
"terima kasih sayang, kamu sudah mau menerima semua ini, tapi kamu akan tinggal di sini lagi kan.?" tanya rauf.
"maaf kan aku mas, ibu, melinda belum bisa tinggal di rumah ini, sebelum masalah ini selesai. " ucap melinda.
"tapi sayang.. mas kan masih suami kamu." ucap rauf.
"tapi, mas juga suami orang, dan lagian melinda sudah katakan, kalau mas sudah bercerai dengan sintia, baru mas jemput melinda. " ucap melinda.
"tapi nak, bagai mana dengan kandungan kamu.?" tanya ibu tini.
" tidak apa-apa bu, melinda bisa kok menjalani sendiri, lagian melinda tidak sendiri di rumah, ada ibu dan bapak." ucap melinda.
" baiklah, kalau ini memang keputusan mu, tapi, bagai mana dengan kedua orang tuamu , kalau mereka nanya.? tanya ibu tini.
"ibu tenang saja, sampai sejauh ini, masalah melinda dengan rauf, ibu dan bapak melinda belum mengetahui nya, karena melinda belum menceritakan nya." ucap melinda.
" sungguh baik hatimu nak, masalah sebesar ini, masih kamu sembunyikan dari kedua orang tuamu, karena kalau mereka mengetahui nya , ibu tidak tahu kalau apa yang akan terjadi. " ucap ibu tini, sambil memegang tangan melinda.
"tapi mas, masih bisa ketemu kamu kan.? " tanya rauf
"selagi mas, masih suami melinda, mas masih bisa ketemu melinda. " ucap melinda.
" tapi, melinda sering-sering jenguk ibu ya.. "
ucap ibu tini.
"iya bu, insya allah, nanti melinda jenguk ibu, oh, ya bu, melinda sekalian pamit pulang ya.." ucap melinda, sambil berdiri.
dan melinda pamit juga kepada rauf, dan mencium tangannya rauf, dan ibu tini.
"rauf, permisi antar melinda pulang ya bu. " ucap rauf ke pada ibunya.
"iya, kalian hati-hati ya di jalan, salam buat ibu dan bapak melinda ya. " ucap ibu tini.
" iya bu, makasih untuk semuanya." ucap melinda dan langsung pergi bersama rauf.
rauf dan melinda, masuk ke dalam mobil, dan langsung pergi ke rumah melinda.
di perjalanan, melinda tidak ngomong apa-apa , dan rauf melihat melinda hanya terdiam, rauf mencoba untuk ngomong.
"sayang.. maafin mas ya, karna membuat kamu terluka, dan kecewa." ucap rauf.
"sudah lah, ini semua sudah terlanjur terjadi. dan aku juga sudah siap ko, apa pun yang akan terjadi nanti." ucap melinda.
tidak terasa, perjalanan mereka, sudah sampai di rumahnya melinda, dan melinda turun dari mobilnya rauf, begitu juga dengan rauf, ikut turun dari mobilnya, dan mengantar melinda, sampai depan pintu rumahnya melinda.
"assalamualaikum bu." ucap salam melinda di depan pintu.
"waalaikum salam." jawab ibunya melinda, sambil membuka pintu.
"melinda.. kamu balik lagi ke rumah ibu, kenapa, sebenarnya ada masalah apa sih kalian berdua, sampai pisah ranjang seperti ini.?" tanya ibu siti.
"ibu, maafin melinda ya.. melinda mau istirahat dulu." ucap melinda, sambil berjalan ke kamarnya.
"melinda.. melinda.. tunggu , awab dulu pertanyaan ibu melinda, buka pintunya dulu melinda, jawab pertanyaan ibu." ucap ibu siti sambil mengetuk- ngetuk pintu kamarnya melinda.
karena melinda tidak membuka pintu kamarnya, maka ibu siti, balik ke pintu di mana rauf masih berada di luar dan mulai masuk ke dalam mobilnya.
"rauf tunggu, ibu mau bicara sama kamu." ucap ibu tini.
mendengar suara ibu tini, rauf terhenti, untuk masuk ke mobilnya.
"iya bu, ada apa.?" tanya rauf dengan rasa gugup.
"sebenarnya ada masalah apa sih, di antara kamu dengan melinda, sampai-sampai melinda, sudah tidak tinggal lagi di rumah kamu.?" tanya ibu siti kepada rauf.
"ini bu.. e. masalah.. " ucap rauf dengan kaku.
tiba-tiba, ponselnya ibu siti berbunyi. dan ibu siti, langsung mengangkat ponselnya.
ternyata, yang menelpon adalah, teman arisannya ibu siti,
yang katanya teman-teman ibu siti, sudah terkumpul, dan tinggal menunggu ke datangan ibu siti.
dan ibu siti, buru -buru untuk pergi ke arisannya
"oh ya, rauf, ibu harus buru-buru ke arisan, ibu tegas kan sama kamu ya, kalau sampai kamu mengecewakan melinda , berarti kamu harus berhadapan dengan ibu. ingat itu." ucap ibu siti, sambil menunjuk-nunjuk rauf.
rauf masuk ke mobilnya, dan langsung pergi.
dan kembali ke rumahnya.
keesokan harinya, rauf sudah pergi ke kantor.
dan sampai di kantor, rauf langsung ke ruangannya.
sementara melinda, masih tetap tidak mau menceritakan masalah nya dengan rauf, kepada kedua orang tuanya.
"pa.. ibu curiga sama melinda, jangan-jangan melinda dengan rauf, ada masalah yang serius, sampai-sampai, melinda tidak pulang ke rumah mertuanya." ucap ibu siti kepada suaminya pak mahmut.
"ibu ini, curiganya sampai sejauh itu, mungkin saja, melinda memang belum mau pulang, atau melinda tidak nyaman dengan mertuanya." ucap pak mahmut kepada istrinya.
"tidak pa.. ibu tidak yakin, kalau melinda tidak ada masalah yang serius pada rumah tangganya, nanti bapa, cari tahu ya. ibu tidak mau, melinda menyimpan masalahnya sendirian, melinda kan sedang mengandung, melinda tidak boleh stres pa," ucap ibu tini.
"baik lah, nanti bapa, cari tahu ya.. " ucap pa mahmut.
dan pak mahmut, bergegas untuk pergi ke kantornya. setelah sampai di kantor, pak mahmut langsung masuk ke ruangannya, dan sedang menelpon seseorang, untuk mencari tahu masalah rauf dan melinda.
sementara rauf, dia juga masih penasaran, dengan perusahan yang membantu, menyalurkan dana, kepada perusahannya.
dan apa lagi, mereka tidak mau, sampai rauf mengetahui, kalau siapa yang membantu nya.
rauf menelpon anton, untuk ke ruangannya.
"halo.. anton, segera ke ruangan saya." ucap rauf di telpon.
anton mengetuk pintu.
tok.. tok. "masuk" rauf menyuruh anton masuk.
anton langsung masuk dan duduk.
"ada apa pak,?" tanya anton.
"anton, tolong kamu cari tahu informasi, tentang perusahan yang menyalurkan dana ke perusahan kita. aku butuh informasi itu secepatnya.
" baik lah pak, segera aku cari tahu, dan secepatnya akan aku kasih informasi." ucap anton. dan anton langsung keluar dari ruangannya rauf.
dan pak mahmut, mendapat telpon, dari orang suruhannya, dan orang suruhannya, sudah mendapat informasi tentang masalah melinda dengan rauf, yang begitu besar.
dan orang suruhannya, sudah menjelaskan dari awal masalah, hingga perjanjian perceraian, antara rauf dengan melinda.
dan pak mahmut kaget, di telpon mendengar nya.
"apa.. benarkah itu doni, yang kamu bicarakan, kamu tidak salah informasi kan.?..