Semua bermula ketika si kecil Aiden lepas dari penjagaan pengasuhnya dan pengawalnya.
Atas dasar tidak sengaja, ternyata bisa membuat Aletta si gadis biasa mendapatkan antara keberuntungan atau terjebak dalam hal yang tidak semestinya.
Penasaran dengan alur ceritanya? yuk cari tahu lebih dalam agar tidak tertinggal kisah mereka.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Widya27, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
#14
Sampai mereka berada didepan ruangan dan dipersilakan masuk, Kedua keluarga itu tampak saling menyapa.
Sampai giliran Aletta memberi salam, dia melihat orang yang familiar baginya.
"Pak Zayn!" Kagetnya melihat Zayn dan Ayden disana.
"Aletta!" Zayn juga melihat Aletta dan keluarganya. Sedangkan Ayden langsung berlari turun dari kursi memeluk kaki Aletta.
"Kalian saling kenal Zayn?" tanya bunda Nathalia pada Zayn dan diangguki oleh Zayn sebagai jawabannya.
"Bagus dong kalau kalian sudah saling mengenal, jadi kalian tidak perlu saling berkenalan" balas mama Lena.
Ayden kembali memanggil Aletta dengan sebutan kakak, karena saat mereka melakukan panggilan video sebelumnya, Zayn mengingatkan Ayden untuk tidak seperti itu lagi.
Zayn memberikan penjelasan agar Ayden tidak seperti itu lagi dan Ayden mengerti apa yang dimaksud Zayn.
"Atu tangen tata" Ayden mendongak melihat Aletta beberapa detik dan Aletta kembali sadar lalu menggendong Ayden.
"Jagoan kecil kangen kakak ya" balas Aletta sambil mengetuk hidung Ayden pelan. Ayden mengangguk dengan senyum sumringahnya.
Keluarga Zayn mempersilakan mereka duduk dulu, tapi Ayden tidak mau kembali ke kursinya semula.
Ayden asik bermain dengan mainan dinosaurus nya yang kecil dan para orang tua berbincang basa basi sambil menunggu pesanan makanan mereka datang.
Tempat duduk Aletta dan Zayn berjarak satu kursi saja, itu pun tempat duduk Ayden sebelum Aletta dan keluarganya datang.
Aletta masih asik menemani Ayden bermain, sesekali ia juga mendengarkan apa yang mereka bahas.
Zayn juga melirik Ayden yang tenang dipangku Aletta. Tanpa risih atau yang lainnya.
Tidak lama, makanan mereka pun sampai. Ayden masih nyaman dengan posisinya, jadi Aletta menyuapi Ayden dengan makanan yang memang sudah dipesan untuknya.
Adegan itu tidak lepas dari pandangan orang orang yang ada disana padanya, termasuk Zayn.
Aletta tampak telaten menyuapi Ayden yang kesekian kalinya, karena saat camping Ayden makan lebih ingin disuapi Aletta daripada Zayn sendiri.
Mereka mengisi perut mereka masing masing, sebelum membicarakan hal lainnya atau mungkin lebih tepatnya inti dari pertemuan keluarga itu. Tapi Aletta masih tidak paham maksud dari pertemuan mereka.
Dirasa sudah selesai dengan makan malamnya dan Aletta sudah kembali dengan Ayden dari kamar mandi.
Mereka langsung membahas tentang perjodohan untuk mereka, terdengar biasa saja bagi Zayn. Mungkin saja keluarganya sudah membahasnya padanya dan mungkin itu sebabnya sikapnya biasa saja.
Tapi tidak dengan Aletta yang terkejut mendengar kata perjodohan diantara dirinya dan Zayn.
"Kenapa tiba tiba? Aletta ga bisa ma, yah. Kenapa kalian ga bilang dulu sama tata kalau makan malamnya akan menjodohkan kita?" Aletta masih mencoba menenangkan dirinya dari rasa terkejutnya.
Setidaknya mereka menbahas dulu sebelum datang ke acara makan malam ini.
"Kalau ayah sama mama bahas dirumah, kamu pasti sudah menolak lebih dulu. Itulah sebabnya kita langsung mengajakmu kesini, bukan maksud mama untuk tidak memberikan penjelasan lebih dulu" melihat mama lena, Aletta tidak tau harus bagaimana.
Apa yang dikatakan mama Lena ada benarnya, andai kalau mama Lena dan ayah Dirga membicarakannya dirumah pastinya tidak menutup kemungkinan kalau Aletta akan menolak.
"Mari kita berbicara dulu" ajak Zayn pada Aletta, Ayden diambil alih oleh bunda Nathalia.
Mereka memberi waktu Zayn dan Aletta untuk berbicara dari hati ke hati.
Aletta pun mengikuti pergi kemana langkah kakinya Zayn mengajaknya keluar.
Mereka memilih berbicara disamping restoran berada. Mereka saling diam satu sama lain dalam beberapa saat sampai akhirnya Aletta menbuka pembicaraan lebih dulu.
"Saya heran kenapa tuan Zayn tidak ada terkejutnya sama sekali saat membahas perjodohan ini, apa tuan Zayn sudah mengetahuinya lebih dulu?" tanya Aletta dan Zayn mengangguk saja.
Pantas saja Zayn terlihat biasa saja.
"Lantas kenapa anda tidak menolaknya? Bukankah anda juga tau kalau saya masih sekolah?" tanyanya sekali lagi dengan keadaan emosinya yang sudah stabil.
"Saya sudah menolaknya saat kita membahasnya dirumah, tapi mereka tetap bilang kalau mereka juga perlu jawaban kamu lebih dulu" balas Zayn singkat dengan wajah datarnya.
"Saya semakin yakin dengan mereka melihat dari caramu memperlakukan Ayden tidak akan membuat mereka berpikir dua kali" imbuh Zayn dengan menyilangkan kedua tangannya didepan dadanya.
"Tapi tidak mungkin orang tua anda tidak tau kalau saya masih sekolah bahkan anda sudah tau hal itu, kenapa tetap tidak membujuk mereka?" Aletta masih bingung harus bagaimana.
"Sudah saya coba dan mereka tidak masalah, mereka lebih memilih mengatakan tetap bisa melanjutkan perjodohan ini dan mereka meminta saya untuk lebih bisa menahan diri" balas Zayn yang membuat Aletta merasa kurang puas dengan jawaban itu.
"Harusnya dengan posisi anda saat ini bisa mendapatkan wanita yang jauh lebih baik dari saya, bukannya lebih pasrah menerima perjodohan ini begitu saja"
"Memang mudah jika dilihat dari sudut pandang orang orang dengan pikiran seperti itu, tapi sangat sulit yang memang bisa menerima saya dengan status duda anak 1, belum lagi mereka yang bisa menerimaku tapi tidak dengan Ayden, entah mereka memang tulus denganku atau mereka hanya berpura pura denganku? Saya juga tidak tau Aletta. Andai terlihat mudah seperti apa yang kamu pikirkan saya akan lebih memilih untuk tidak berpisah dengan mantan istri saya, atau jika memang kami berpisah sekalipun saya akan memilih sendiri seperti sekarang" Zayn menjeda bicaranya sebelum melanjutkan kata katanya.
"Mencari pasangan seumur hidup sekali memanglah tidak mudah seperti saat memilih seorang pacar, itu sebabnya aku lebih memilih sendiri dengan Ayden itu sudah cukup" imbuh Zayn sambil melihat Aletta yang menatapnya juga.
"Saya memang tidak akan memaksa kamu untuk menjadi istri saya, tapi kamu juga jangan lupa kalau apa yang kamu berikan pada Ayden dan membuatnya menyukaimu maka hal itu juga yang perlu kamu pertimbangkan Aletta. Bukan maksud saya untuk menyalahkanmu kalau Ayden menyukaimu, tapi memang dari Ayden lahir sampai sekarang. Ayden tidak pernah mendapatkan kasih sayang seorang ibu. Hadirnya dirimu membuatnya merasa ada harapan untuk merasakan hadirnya seorang ibu dalam hidupnya" penjelasan Zayn mungkin bisa membuat Aletta mengerti walaupun sedikit.
Zayn melepaskan jas nya dan memakaikannya pada Aletta karena udara malam sangat dingin, walaupun dress Aletta tidak terlalu terbuka tapi Zayn memberinya sedikit kehangatan.
"Pikirkanlah lebih dulu, sebelum memberikan jawaban pada mereka. Apapun jawabanmu mungkin mereka bisa menerimanya tapi aku juga tidak pasti" imbuh Zayn dan ia mengajak Aletta masuk kembali kedalam, Aletta mengikuti Zayn dibelakang tubuh kekar pria itu.
Mereka tiba diruangan makan mereka sebelumnya dan duduk kembali, melihat kedatangan mereka kembali. Bunda Nathalia menanyakan kembali tentang perjodohan mereka, apakah Aletta setuju atau tidak.