TOLONG DI PERSIAPKAN MENTAL UNTUK MEMBACA CERITA INI YA KAWAN KAWAN...
Cerita ini menceritakan tentang Rere yang berumur 17 tahun mengalami kekerasan dan penculikan secara brutal, konflik hebat dan berat.
.....
Semilir angin sejuk dirasakan Rere ketika mobil sudah berjalan. Dia sama sekali tidak bisa mencerna semua kejadian 10 menit yang lalu. Tamparan Ben di pipinya sekarang terasa panas, namun entah kenapa rasa itu sekarang menghangatkan hatinya. Perilaku Ben yang kasar sekaligus lembut tadi benar-benar menggugahnya. Rere juga tidak bisa memutar otaknya untuk bertindak lebih lanjut. Rasa luar biasa lelah menggerogoti tubuhnya sekarang. Kedua kelopak matanya yang indah itu sekarang terasa berkilo-kilo beratnya. Rere memejamkan mata mencoba mempelajari apa yang sekarang dirasakannya dalam hati. Dia bahkan sempat merasakan Ben membelai rambutnya sambil berbisik “I’m really sorry Re…” sebelum dia terlelap tertidur terbawa alam bawah sadarnya untuk mengistirahatkan hati dan tubuhnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MegaHerdian, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
15. Konflik berat
"Aku akan tanggung jawab Re…Swear… please kamu jangan nangis… semuanya akan baik-baik saja…" Albie menenangkan sambil mengusap wajah Rere. Albie bisa melihat dengan jelas butir-butir air mata Rere yang terus mengalir di pipinya.
Rere menangis dalam diam. Ekspresinya datar walaupun air mata tak kuat dibendungnya, terus tumpah mengaliri pipinya yang mulus. Dia terus menatap Albie yang tepat di atasnya, memeluk kuat dirinya.
Tak disangka dia sudah kehilangan keperawanannya, tak disangka dia menyerahkan keperawanannya kepada Albie atau Albie yang merenggut keperawanannya yang selama ini dijaganya? Keperawanan yang dijaga yang suatu saat nanti akan diberikan kepada orang yang dicintainya. Tetapi kepada siapa keperawanan ini akan diberikan? Rere berpikir dalam hati. Suaminya nanti? Siapa?.
Rere merasa semakin frustasi siapa yang akan menginginkannya sekarang, dia sudah sekotor ini sekarang, dengan Albie?.
Walaupun dia bilang akan bertanggung jawab siapa yang tau akan masa depan dirinya sekarang bahkan masih berusia 17 tahun, bagaimana bisa Rere yakin jika Albie akan terus menerima dirinya.
Dirasakannya Albie mengendurkan pelukannya dan dengan hati-hati bangkit berdiri.
“Aku cinta banget sama kamu… Aku sayang kamu… Re, aku akan selalu bersama kamu…” Rere tidak tahu harus membalas dengan kata-kata apa. Dia bingung bercampur sedih, marah, senang dan bahagia. Tetapi apa yang harus dikatakannya pada Albie.
"Aku capek Bie… Aku mau pulang… Kaki ku sakit. Badanku rasanya hancur… aku mau pulang Bie… Aku capek…!" Seru Rere sambil menangis dipelukan Albie. Memang ini hari yang panjang buat dirinya.
"Albie…!" teriak Rere.
“Enak aja lo… udah make mau langsung pulang!!” Rupanya Sam memukul Albie dari belakangnya.
Rere sama sekali lupa dengan mereka berempat. Tadinya dia pikir dia sudah bisa pulang dan istirahat. Namun rupanya mereka berempat masih belum selesai dengannya. Dilihatnya keempat kawanan tadi masih tetap berada diruang itu. Rere juga kembali tersadar bahwa persetubuhannya tadi dengan Albie ditonton mereka secara gratis.
"Please Ben, gue cape.. Tolong lepasin gue..gue janji ga bakal bilang siapa-siapa tolong"Rere meraih telapak tangan Ben memohon dengan segala belas kasih yang dia harapkan Ben luluh dan menghentikan semua ini.
"Re, gue udah bilang ini udah soal perasaan" Ben sedikit menundukkan kepalanya mensejajarkan wajahnya dengan Rere.
Ben menatap bibir ranum milik Rere sedikit memar, tanpa di sadar dia mengecup pelan bibir ranum itu.
Entah apa yang Ben rasakan saat ini.
Dia merasakan atmosfer yang luar biasa setiap kali kedua matanya bertemu dengan mata cantik milik Rere. Dia mengakui bahwa Rere benar-benar cantik, Ben pikir kecantikan Rere terasa berbeda membuat dia ingin terus memandangi wajah.
Di tambah beberapa luka yang menghiasi tubuhnya membuat gairah seksual nya semakin meningkat.
Rere tertegun sejenak saat melihat teman-teman Ben yang sudah setengah telanjang.
"Tunggu..."Rere meremas telapak tangan Ben memohon untuk tidak melakukannya.
"Sorry Re, tapi temen-temen gue ga tahan liat Lo"
Air mata Rere semakin deras rasa sakitnya semakin menjadi saat tubuhnya di jamah ke empat lelaki itu, sungguh tak pernah terpikirkan oleh nya.
Rere merasakan tubuhnya benar-benar hancur, Dave dan yang lain terus memasuki Rere berkali-kali. Namun satu hal yang Rere ingat sebelum dia hilang kesadaran nya.
Fakta bahwa Ben tidak melakukan sesuatu kepada nya.
Hebatt bgt km thor..sehari 2x ..
aq ma suami sminggu 2x atau kadang sminggu 1x..sama2 repot,sama2 pasif mainnya,kpn2 bagi tips ya thor hehehehe
gmn baiknya tuh 2 bocah deh thorr..tinggal urus sj..aq sediain sesaji sama like yg bnyk dehhh
thooor bikin rere bahagia kasian