NovelToon NovelToon
Satu Atap Dua Rumah

Satu Atap Dua Rumah

Status: sedang berlangsung
Genre:Pernikahan rahasia / Wanita Karir / Keluarga / Poligami / CEO / Selingkuh
Popularitas:6k
Nilai: 5
Nama Author: zenun smith

Zara adalah gambaran istri idaman. Ia menghadapi keseharian dengan sikap tenang, mengurus rumah, dan menunggu kepulangan suaminya, Erick, yang dikenal sibuk dan sangat jarang berada di rumah.

Orang-orang di sekitar Zara kasihan dan menghujat Erick sebagai suami buruk yang tidak berperasaan karena perlakuannya terhadap Zara. Mereka heran mengapa Zara tidak pernah marah atau menuntut perhatian, seakan-akan ia menikmati ketidakpedulian suaminya.

Bahkan, Zara hanya tersenyum menanggapi gosip jika suaminya selingkuh. Ia tetap baik, tenang, dan tidak terusik. Karena dibalik itu, sesungguhnya...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon zenun smith, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Berebut Rambutan, dan Emily Yang Menyusun Rencana

Yaps, dua bulan lagi Aniversary pernikahan Erick dan Emily. Laki-laki itu menyiapkan kado terakhir, dan juga kejutan yang tak terduga bagi Emily. Erick meminta Zara untuk mencarikan kado Emily, yang rupa bendanya terserah pada Zara. Erick sudah tak ada ide pikiran untuk itu. maka ia limpahkan ke Zara sebagai seorang wanita.

Selain itu, Erick juga sudah mempersiapkan surat permohonan cerai, yang sebentar lagi akan ia ajukan ke pengadilan. Surat itu masih ia simpan rapi di dalam lemari.

Sekarang, setelah mengalami kejadian tadi dimana Emily berhassrat ingin main di ruang kerja, perut Erick mendadak mual. Dia jadi teringat akan tugas penting yang ia kasih ke Zara, dimana hanya wanita itu yang bisa menyelesaikan nya. Tugas itu adalah Zara harus makan makanan yang diinginkan Erick, akan tetapi laki-laki itu tidak bisa memakannya karena tak suka. Aneh memang, tak suka makanan itu, tapi rasanya ingin itu. Kepengen makan tapi takut sama bulunya.

"Hallo sayang, gimana? Sudah sampai belum? Ketemu nggak pedagang rambutannya?" tanya Erick melalui telepon.

"Ada Mas, ini aku baru sampai. Sekarang mau pesen."

"Ingat, makannya jangan banyak-banyak ya, sedikit saja, sebagai syarat ngidam aku terpenuhi," pesan Erick lagi, mengingatkan.

"Iya, Mas, aku mau pesen dulu ya."

Zara tak mematikan telepon kalau bukan Erick lebih dulu yang mematikan teleponnya. Sudah menjadi kebiasaan seperti itu. Ia berjalan menuju pedagang buah, dan Erick mendengar proses pemesanan dari seberang sana.

Namun, harapan itu pupus ketika si mamang pedagang berkata, "Buah rambutan saya sudah habis, Mbak."

"Habis? Ini masih ada dua ikat, Mang?" tanya Zara bingung, menunjuk ke sisa buah yang masih teronggok.

"Iya, Mbak. Yang itu sudah milik orang lain, tinggal tunggu pembayarannya saja. Orangnya sedang beli rokok dulu di warung, nukar uang karena saya gak punya kembalian," jelas si tukang rambutan.

Mengingat pesan Erick agar tidak terlalu lelah mencari lagi, Zara memutuskan untuk menunggu. Ia harus bernegosiasi dengan pembeli tersebut. Tak lama kemudian, seorang laki-laki datang menghampiri si mamang, dan betapa terkejutnya Zara, laki-laki itu adalah Reyhan, teman lamanya sewaktu sekolah.

"Reyhan?!" seru Zara tanpa sadar.

Reyhan yang tadinya serius menghitung uang ditangannya segera mendongak. "Zara? Ya ampun, ini beneran kamu? Udah lama banget kita nggak ketemu. Apa kabar? Kamu nggak berubah sama sekali.

"Baik. Kamu gimana kabarnya?'

"Aku juga baik. Kamu lagi apa, Zara? Nggak nyangka kita ketemu lagi disini."

"Aku lagi... ini nih, lagi nyari rambutan. Eh, ternyata kamu udah booking rambutan yang ini ya?" Zara menunjuk tumpukan rambutan di tangan Mamang Penjual dengan tatapan penuh harap. "Duh, Rey, aku boleh minta tolong banget nggak? Aku lagi butuh banget rambutan ini. Aku beli aja dari kamu, gimana? Aku bayar double atau lebih. Boleh ya?"

Dari raut wajahnya, sepertinya Reyhan hendak menolak. "Maaf ya, Zara, tapi kayaknya..."

"Please Rey, aku mau banget ini. Kamu urgent nggak? Biar nanti aku bakal gantiin kalau ketemu tukang rambutan lagi. Atau besok mungkin si mamangnya ada lagi yang baru, jualan lagi di sini," pinta Zara memelas.

Reyhan diam sejenak, wajahnya menunjukkan dilema. "Lumayan urgent sih, soalnya ini titipan."

"Oh gitu ya, yaudah Rey, aku cari lagi di tempat lain."

Zara pun hendak memberitahu Erick bahwa ia akan mencari lagi, melihat kondisi Reyhan juga sama pentingnya. Tadinya Zara mau ngalah, akan tetapi Erick sudah mendengar seluruh percakapan mereka, lantas berseru setelah Zsra menempelkan ponsel ke telinga.

"Gak usah pergi cari lagi, aku yang nego aja. Loudspeaker ya." Seru Erick.

Melalui telepon, Erick langsung berbicara pada Reyhan. "Rambutannya mau dibayar berapa biar bisa dikasih ke istri saya? Istri saya lagi ngidam soalnya," katanya, tanpa menyebut nama.

Mendengar kata istri, Reyhan menoleh pada Zara. "Kamu lagi hamil, Ra? Kok aku nggak diundang ke nikahan kamu?" rajuk Reyhan.

Zara meringis tak enak hati. "Acara nya privat, Rey, cuma keluarga dekat aja."

Cemburu karena istrinya berbicara dengan pria lain, Erick kembali bersuara, menawarkan solusi ekstrem.

"Saya bayarin rambutannya sepuluh juta. Biar cepat urusan."

Harga fantastis itu membuat si tukang rambutan bergumam, Waduh, kenapa yang datang duluan beli nggak Mbaknya ini aja ya? Hehehe.

Setelah Erick berseru begitu, Reyhan langsung merelakan.

"Nggak usah bayar, Bang. Saya gratisin aja kalau emang buat ngidam. Nih Ra, buat kamu, biar nggak usah cari keliling lagi."

"Terima kasih banyak ya, Rey. Kalau begitu aku pamit balik duluan," Ucap Zara.

Ia lekas pergi dari sana.

Setelah Zara masuk ke mobil, Reyhan mengeluarkan ponselnya, lalu ia menyetop rekaman suara yang sedang berlangsung. Ya, Reyhan dengan sengaja merekam itu semua yang sedari awal sudah ia perhitungkan.

Reyhan tersenyum simpul, berhasil mendapatkan bukti kedua.

...****...

Sementara Erick sibuk dengan rencana cerai dan ngidam anehnya bersama Zara, Emily menyimpan amarah yang membara. Penolakan Erick meninggalkan luka dan rasa malu yang mendalam. Ia harus membalasnya.

Tanpa sepengetahuan Erick, Emily mengambil langkah curam. Ia memblokir pendapatan Erick, mengalihkan semua pemasukan laki-laki itu ke rekening miliknya. Gampang saja kalau ia punya kekuasaan di perusahaan tersebut.

Emily ingin Erick berada di posisi yang membutuhkan. Ia ingin Erick memohon, meminta maaf, dan bertekuk lutut, memohon untuk menidurinya agar uangnya dapat kembali lagi. Hanya dengan begitu, Emily bisa membalas rasa malunya, menolak balik Erick, dan memenangkan permainan harga diri ini.

Lihat saja, siapa yang akan terus bertekuk lutut disini!

.

.

Bersambung.

1
🔵 Muliana
Wah, baiknya pak hartono.
🔵 Muliana
org diam, kalo marah. ternyata parah ya
🔵 Muliana
Kenapa gak suruh anak mu ataupun dirimu bercermin lebih dulu? apakah org kaya gak punya cermin di rumah?
nowitsrain
Kalaupun Zara nggak sama Erick, yang pasti nggak boleh sama kau juga sih Rayhan 😌😌
nowitsrain
Idih idihh
nowitsrain
Kostumnya mana Milaaaaa
〈⎳ FT. Zira
pacar apaan oiii/Curse/
〈⎳ FT. Zira
mila bisa diandalkan disegala situasi ya ternyata
🔵 Muliana
ini pasti akibat stress
🔵 Muliana
apa ini perintah ayah emily?
🔵 Muliana
sesuatu apa? kagum? anda telat
🔵 Muliana
dalam keadaan genting gini aja, kamu masih melindunginya
Dewi Payang
Semiga saja kandunganbya baik² aja...
nowitsrain
Ekhem... permisiiii, mbaknya juga selingkuh tapii
nowitsrain: Tapi aku nggak membenarkan tindakan Erick ya. No no ☝️☝️
total 1 replies
nowitsrain
Kan yang mulai duluan your bos yh..

Yaaa tapi kan hukum di negeri enih bisa dibeli 😌
nowitsrain
Ihhh beraninya keroyokan
nowitsrain
Tumbukkkkk Millll. Hajarrrrr
nowitsrain
Fun fact, makin sebel sama orangnya, akan makin sering dipertemukan.
tinie
hamil muda, punya madu kaya setan
jelas bikin perut keram
aku gak punya madu aja sering keram, gara dongkol hati ini 😁😁😁

jadi curhat nih
🔵 Muliana
dia lupa, kalo dia sendiri aja selingkuh /Facepalm/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!