NovelToon NovelToon
Mata Sakti Lin Feng

Mata Sakti Lin Feng

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi Timur / Kelahiran kembali menjadi kuat / Action
Popularitas:3.3k
Nilai: 5
Nama Author: ex

Lin Feng, "Tuan Muda Teoris" dari Klan Lin, adalah bahan tertawaan di Akademi Awan Hijau. Dia jenius strategi, tapi bakat bela dirinya nol besar.

Segalanya berubah drastis saat arwah kakek-kakek telanjang mesum merasuki mata kirinya, memberinya kekuatan cheat [Mata Penjiplak] yang bisa meniru dan menyempurnakan jurus apa pun seketika.

Berbekal otak licik, mata copy-paste super, dan panduan kakek mesum di kepalanya, Lin Feng kini siap mengacak-acak dunia Jianghu. Ini adalah kisah di mana dia mempermalukan para jenius, men- trol/ musuh-musuhnya, dan mengejar tujuan utamanya membangun harem terbesar dalam sejarah.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ex, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 9 latihan tikus kecil

Lin Feng terbangun bukan karena alarm, tapi karena perutnya yang keroncongan.

Matahari sudah terbenam. Kamarnya gelap, hanya diterangi cahaya bulan pucat yang menyelinap lewat jendela.

"Hah... jam berapa ini?"

Dia bertepuk tangan dua kali.

PLAK! PLAK!

"Pelayan!"

Pintu kamarnya langsung terbuka. Pelayan wanita yang tadi pagi (sebut saja namanya, Chun Hua) masuk sambil membawa nampan.

"Tuan Muda, Anda sudah bangun?" katanya dengan suara lembut. "Anda melewatkan makan malam. Saya sudah membawakan sup ayam ginseng dan beberapa dim sum hangat, kalau-kalau Anda lapar."

"Bagus," kata Lin Feng sambil duduk. Dia menyantap makanan itu dengan cepat. Tubuhnya yang "ampas" itu membutuhkan banyak energi setelah insiden tadi pagi.

"Chun Hua," katanya di sela-sela kunyahan. "Apa... ada kejadian menarik sore ini?"

"Oh! Ada, Tuan Muda!" Chun Hua tampak bersemangat bisa bergosip. "Seluruh akademi gempar! Mereka bilang Tuan Muda Zhang Yao... pergelangan tangannya hancur!"

"Oh ya? Mengerikan sekali," kata Lin Feng datar.

"Dan... Tuan Muda..." Chun Hua merendahkan suaranya. "Mereka bilang... Anda yang melakukannya."

Lin Feng berhenti mengunyah. Dia menatap pelayannya. "Dan kau percaya rumor murahan itu?"

"T-Tentu saja tidak!" Chun Hua buru-buru menyangkal. "Semua orang tahu Tuan Muda Zhang itu ceroboh! Tuan Muda Lin kan... kan... baik hati."

Lin Feng tersenyum. "Kau pelayan yang cerdas, Chun Hua. Pergi sana. Aku mau jalan-jalan malam."

"Tapi Tuan Muda... jam malam sudah lewat..."

"Justru itu," kata Lin Feng, menyeka mulutnya. "Aku mau cari 'inspirasi'."

Dia meninggalkan paviliun pribadinya yang mewah, menyelinap ke dalam kegelapan akademi.

Taman belakang Asrama Sayap Utara adalah tempat yang jarang dikunjungi. Gelap, sedikit menyeramkan, dan penuh dengan nyamuk seukuran kepalan tangan bayi.

Saat Lin Feng tiba, dia langsung melihat sesosok gadis bertubuh kecil yang gemetaran berdiri di bawah pohon tua.

Bai Qianqian.

Dia sudah di sana, jelas sudah menunggu lama. Wajahnya sudah bersih, tapi dia masih terlihat ketakutan.

"Tuan... Tuan Muda!" dia terkesiap kaget saat Lin Feng muncul dari jalan utama.

"Tsk. Kau berisik," kata Lin Feng. "Bagaimana dengan toiletnya?"

Wajah Qianqian memerah. "S-Sudah, Tuan Muda! S-Saya membersihkan semuanya! Bersih sekali! Saya bahkan menyikat... uh... kerak-keraknya..."

"Bagus. Aku tidak mau tahu detailnya," potong Lin Feng. "Sekarang, soal pelajaranmu."

"Ah! B-Baik!" Qianqian langsung berdiri tegak, terlihat gugup sekaligus bersemangat.

"Hooo! Akhirnya!" seru si Kakek di kepalanya. "Ayo, Nak! Suruh dia buka bajunya! Latihan fisik harus dimulai tanpa penghalang! Itu fundamental!"

"Sabar, Kek," batin Lin Feng. "Ini 'Loli Polos'. Kita harus pakai metode yang... halus."

"Baiklah, Qianqian," kata Lin Feng. "Tunjukkan padaku. 'Aliran Dasar Qi'. Lakukan persis seperti yang kau lakukan pagi tadi."

"D-Di sini? Sekarang?"

"Kau mau lulus atau tidak?"

"B-Baik!"

Bai Qianqian mengambil napas dalam-dalam. Dia mengambil posisi kuda-kuda...

...dan itu adalah kuda-kuda terburuk yang pernah Lin Feng lihat (setelah kuda-kudanya sendiri, tentu saja).

"Hentikan," kata Lin Feng datar. "Itu sampah."

Wajah Qianqian langsung pucat. Air mata mulai menggenang di matanya. "M-Maaf..."

"Jangan menangis, bodoh. Kau di sini untuk belajar," kata Lin Feng tidak sabar. "Masalahmu bukan di Qi. Masalahmu ada di tubuh."

Dia berjalan mengitari Qianqian. "Punggungmu terlalu bungkuk. Kau menahan napas di paru-paru, bukan mendorongnya ke Dantian. Dan kakimu..."

Lin Feng berhenti di belakangnya.

"Kuda-kudamu terlalu lebar. Kau tidak punya kekuatan di pinggul."

"P-Pinggul?"

"Ya."

"NAH! INI DIA!" seru si Kakek. "PEGANG PINGGULNYA! KATAKAN PADANYA DIA HARUS LEBIH 'MELENTIK'! AYO, NAK! LAKUKAN!"

"Haruskah?" batin Lin Feng.

"HARUS! INI DEMI PENDIDIKAN!"

Lin Feng menghela napas. "Oke, demi pendidikan."

Dia melangkah maju, berdiri tepat di belakang Bai Qianqian. Gadis kecil itu langsung membeku kaku saat merasakan kehadiran Tuan Muda tepat di punggungnya.

"Rileks," kata Lin Feng.

Dia mengulurkan tangannya... dan meletakkannya di pinggul kurus Bai Qianqian.

TIIING!

Saat tangan Lin Feng mendarat di pinggulnya, Bai Qianqian membeku.

Seluruh tubuhnya kaku seperti papan kayu. Dia bisa merasakan kehangatan dari telapak tangan Tuan Muda menembus seragamnya yang tipis. Wajahnya, yang baru saja mulai mendingin, kini meledak dalam panas yang seratus kali lebih hebat.

"T-Tuan... T-Tuan Muda...?" cicitnya, suaranya bergetar hebat. "A-Apa... a-apa ini... bagian dari... pelajarannya?"

"Tentu saja, bodoh," kata Lin Feng, suaranya terdengar kesal. "Bagaimana aku bisa memperbaiki posturmu kalau aku tidak menyentuhnya? Sekarang, rileks! Kau kaku seperti mayat! Kau mencoba mengalirkan sebuah Qi, bukan menahan kentut."

"HAHAHA! ITU DIA, NAK!" seru si Kakek di kepalanya, suaranya penuh kemenangan. "REMAS SEDIKIT! KATAKAN PADANYA ITU UNTUK 'MELANCARKAN ALIRAN DARAH'! Kakek tahu kau punya bakat terpendam!"

"Aku sedang serius mengajar. Ini murni profesionalisme," balas Lin Feng dalam hati, meskipun dia harus mengakui...

'Sial. Ternyata tidak sekurus kelihatannya,' batinnya, saat tangannya secara "profesional" menyesuaikan posisi pinggul Qianqian. 'Cukup... pas di tangan.'

"Pinggulmu!" bentak Lin Feng, mencoba fokus. "Ini tumpuanmu. Kau terlalu bungkuk!"

Dia melepaskan satu tangan dari pinggulnya dan menggunakannya untuk menusuk punggung Qianqian. "LURUSKAN! Kau mau Qi-mu nyangkut di tulang belakang?"

"A-Aduh! B-Baik, Tuan Muda!" Qianqian buru-buru meluruskan punggungnya, tubuhnya gemetar hebat di bawah sentuhan Lin Feng.

"Oke. Sekarang," perintah Lin Feng, suaranya tepat di belakang telinganya. "Tutup matamu. Tarik napas."

Qianqian menurut. Dia menarik napas...

HFFFFFF!

...dengan dada, membuat bahunya terangkat.

"Bukan begitu, idiot!" Lin Feng menjentik dahinya.

"Auw!"

"Kau bernapas pakai dada. Kau ini mau pamer... yah, sesuatu yang tidak kau punya?"

"HAHAHA! TEPAT SASARAN!"

Air mata kembali menggenang di mata Qianqian. "S-Saya... m-maaf..."

"Tsk. Merepotkan." Lin Feng menghela napas. Dia mengaktifkan mata kirinya.

ZZT!

[Menganalisis: Bai Qianqian (Manusia Fana)]

[Kekuatan Fisik: 0.8 (Di bawah rata-rata)]

[Status Qi: Level 0 (Tidak Aktif)]

[Masalah: 3 Meridian Bawah Tersumbat (Malnutrisi Kronis), Kesalahan Pernapasan Perut Terbalik]

"Oh," batin Lin Feng. "Jadi itu masalahnya. Dia bernapas terbalik dan kekurangan gizi."

"Dengar," kata Lin Feng, suaranya melunak... sedikit. "Lupakan semua yang diajarkan Instruktur Wang. Itu sampah."

Dia meletakkan telapak tangannya. Bukan lagi di pinggul, tapi di perut bagian bawah Qianqian, tepat di atas Dantian-nya.

"Kyaaa!"

Qianqian menjerit pelan dan seluruh tubuhnya seperti tersengat listrik.

"DIAM!" bentak Lin Feng. "FOKUS! Jangan pikirkan tanganku. Pikirkan... sup hangat. Bayangkan ada sup ayam ginseng panas di sini."

"S-Sup...?"

"Ya. Sekarang, tarik napas. Tapi jangan angkat bahumu. Kembungkan perutmu. Dorong perutmu agar menyentuh tanganku. Ayo."

Qianqian, yang terlalu takut untuk membantah (dan terlalu bingung dengan analogi sup), mencobanya.

Dia menarik napas... perutnya mengembung sedikit, menyentuh telapak tangan Lin Feng yang hangat.

"Bagus. Sekarang, tahan..."

Dia menahan.

"Sekarang," bisik Lin Feng, "Hembuskan napas... tapi bayangkan sup hangat itu tidak keluar. Bayangkan dia berputar... berputar di tempat tanganku berada."

Qianqian menurut. Dia menghembuskan napas perlahan...

Satu detik. Dua detik.

Tiba-tiba...

WENGG...

Sebuah sensasi asing.

"A-AH!"

Mata Bai Qianqian terbelalak kaget. "T-Tuan Muda! S-Saya... saya merasakannya! H-Hangat! Di dalam perut saya! Ada yang... berputar!"

Dia menatap Lin Feng dengan ekspresi pemujaan murni, seolah-olah dia baru saja menyaksikan dewa menciptakan kehidupan.

Lin Feng menarik tangannya, ekspresinya kembali datar dan bosan (untuk menyembunyikan keterkejutannya sendiri bahwa itu benar-benar berhasil).

"Hah. Gila," batinnya. "Aku... baru saja mengajar seseorang? Dan berhasil?"

"HOOO! DIA BASAH... Oh, maksudnya Qi-nya aktif! Bagus, bagus!"

"Sudah kubilang," kata Lin Feng angkuh, menyilangkan tangannya. "Itu mudah. Kau hanya terlalu bodoh untuk mengerti."

"T-Terima kasih! Terima kasih, Tuan Muda! Anda... Anda jenius!" Qianqian mulai menangis lagi, tapi kali ini karena bahagia.

"Ya, ya," potong Lin Feng. "Lakukan itu seratus kali. Jangan ganggu aku lagi."

Dia berbalik, jubahnya yang robek berkibar di kegelapan.

"T-Tuan Muda! Tunggu!" panggil Qianqian.

Lin Feng berhenti. "Apa lagi?"

"T-Toiletnya... besok... apa Tuan Muda mau saya bantu bersihkan lagi?"

Lin Feng menatapnya sejenak. Lalu dia tersenyum.

"Tentu saja. Latihanmu belum selesai."

1
adi ambara
buang lah novel sampah ni thor..mc yg sombong bodoh...
I'M WHITE: lagi proses buff itu kak, makasih masukannya 👍
total 1 replies
adi ambara
minta kekuatan..tapi bodoh sombong..
I'M WHITE
porsi dialognya emang sengaja ane banyakin 🤣
Tiandi
terlalu banyak dialog daripada narasi, semangat thorr/Shy/
Tiandi
kenapa nggak pakai judul "Mata Penyalin Aktif" lebih enak aja gitu baca baca../Smile/
I'M WHITE: terlalu mainstream
total 1 replies
Tiandi
icip-icip dulu
Xiào Hān ୧⍤⃝🍌
Cie cover baru
I'M WHITE: tumben dirubah ama NT, biasanya dibiarin aja
total 1 replies
Dwalkii
menurut kakak kuat di narasi tapi kurang di dialog. menurut ku, maaf kak sok tahu ya🙏

tapi overall, ini cukup bagus👍
Dwalkii
Saskehhh!!!🤣🤣
Dwalkii
🤣
Dwalkii
Oke... ini menghancurkan citra Manusia kuno di pikiran ku.
Dwalkii
Bagian ini lucu🤭
Aveline
lucuu bangett😭🤣🤣
Aveline
wkwkwk 😭😭
Aveline
kakk lucu banget 🤣🤣
Dwalkii
mampir kak, tapi ga sekedar mampir trus like. aku baca yaa/Proud/

untuk kalimat 'haaaah' ini seperti menghela napas kan? harusnya Hoamm, mungkin?🤭

maaf kak sok tau, tapi aku lebih nyaman begitu🙏
Aveline
kawin banget nihh author?🙏😭
Gege
dan tema remasan dada pun berakhir.. 🤣🤣
I'M WHITE
sebenernya babnya dah sampe 30 tapi bijgung mau up semua apa satu satu gini🤣
Gege
masih dengan remasan dada yang belom juga terselesaikan... 🤣🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!