NovelToon NovelToon
Santriwati Tengil Untuk Gus Zindan

Santriwati Tengil Untuk Gus Zindan

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati
Popularitas:1.5k
Nilai: 5
Nama Author: Riyaya Ntaap

menceritakan kisah cinta antara seorang santriwati dengan seorang Gus yang berawal dari permusuhan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Riyaya Ntaap, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Rayuan

**

" Dek, Abang tau Abang salah. Tapi percayalah Abang cuman cinta sama adek. "

Diva diam, ia berulang kali mengusap jejak air matanya yang terus ada karena air matanya pun terus keluar membasahi kedua pipinya.

" Abang mohonnnn maafin Abang, jangan siksa abang dengan sikap adek yang berubah gini. "

Diva masih diam, pikirannya masih sibuk menyusun sebuah kalimat.

" Dek.... "

" Sakit bang, jadi diva rasanya sakit. Abang tau, di pondok pesantren tempat adek sekolah ada banyak santri putra yang ganteng, bahkan lebih ganteng dari Abang. " Diva menyeka air matanya sekali lagi, ia berusaha untuk meneguhkan hatinya yang terasa begitu sakit.

Kalau di tanya apakah dia ikhlas dengan kabar pernikahan lingga dengan wanita lain, maka jawabannya tidak. Namun jawaban itu tetap tidak akan membuat waktu berhenti dan ia bisa membatalkan pernikahan tersebut. Sehingga diva hanya bisa bersikap seolah-olah ia benar benar ikhlas.

" Asal abang tau, diva bahkan beberapa kali dapat surat cinta dari santri putra. Tapi ga pernah sekalipun diva kepikiran buat balas surat apalagi perasaan mereka. "

" Yang ada di pikiran diva setiap hari itu cuman Abang. Diva selalu mikirin perasaan Abang, di saat peluang diva buat selingkuh itu besar, nyatanya diva tetap milih buat setia ke Abang, walaupun status hubungan kita aja ga jelas. "

" Tapi apa yang diva dapat? " Diva terkekeh kecil, sebuah kekehan keperihan. " Yang diva dapat malah kabar kalo Abang udah jadi suami dari perempuan lain! " Lanjutnya lagi.

Diva menarik nafasnya panjang. " Harusnya diva dengerin omongan Kayla. Semua laki laki akan prett pada waktunya. " Pelan, diva membuang nafasnya, ia berusaha untuk mengendalikan emosinya yang jadi tidak stabil.

" Udah yaa diva ga mau basa basi lagi karena faktanya udah terlanjur basi. Silahkan Abang totalin berapa banyak uang Abang keluar buat diva, nanti kirim ke WA. Diva mau pulang, mau mengistirahatkan otak dan hati yang lelahnya ga kelihatan. "

Baru saja diva hendak berbalik badan dan meninggalkan lingga, pria itu sudah lebih dulu mencekal pergelangan tangan diva, menahan gadis tersebut agar tidak pergi.

" Dek, jangan tinggalin Abang. Kasih Abang waktu, Abang bakalan ceraikan dia. "

" Wahhh make ni orang " diva berbalik badan, menatap tajam lingga yang begitu tidak tau malu dan berbicara sesuka hatinya saja.

" Heh perjanjian Linggarjati, enak banget itu muncung kalo ngomong. Ini hati bang, bukan ban motor yang kalo bocor bisa di tambal. " Diva menyentakkan tangan lingga darinya dengan kasar, membuat lingga terdiam.

" Oke lah, fine kalo Abang ga mikirin perasaan diva. Tapi setidaknya pikirin perasaan perempuan yang udah jadi istri Abang itu! Mau atau ga mau, faktanya kalian udah resmi jadi suami istri. "

" Nyakitin hati istri itu azabnya besar loh. Ga takut di sambar petir? Ga takut nyungsep di kali? Ga takut ketabrak ban jonder? Ga sayang nyawa kah? Punya nyawa berapa emangnya? Kalo punya sepuluh, biar diva beli dua, tapi bonus satu ya! " Cerca diva tak ada habisnya, bahkan ia tidak memberikan waktu untuk lingga menjawab pertanyaan yang begitu beruntun.

Disaat saat terakhir yang sudah begitu tegang dan serius, diva masih sempat sempatnya membuat kalimat lelucon yang sayangnya itu tidak terdengar lucu sama sekali di telinga lingga.

Namun Azka yang menyaksikan interaksi antara lingga dan diva, justru tertawa mendengar perkataan diva, yang tidak bisa melihat situasi sebelum membuat lelucon.

" Udah ah pulang sana, totalin utang diva, terus kirim ke wa, nanti biar diva transfer. Jangan lupa buat anak banyak banyak, Mayan kan bibitnya berkualitas. " Diva melenggang pergi begitu saja, usai berbicara panjang lebar meluapkan kekesalannya.

" Les dimana dek? "

Diva menyerngitkan keningnya, ia tidak paham sama sekali dengan pertanyaan Azka yang begitu tiba tiba saja, bahkan diva tidak tau ruang lingkup dari pertanyaan Azka.

" Les apaan? "

" Itu loh, les ngomong pedes gitu. Ajarin Abang dong, lumayan bisa maki maki selingkuhan cewe Abang nanti, kalo punya. "

" KALO PUNYA " diva dengan isengnya mengulang kalimat akhir Azka dengan tegas dan penuh penekanan, membuat Azka memutar bola matanya dengan malas.

" Yaudah sii, toh sekarang kita sama sama jomblo. "

Gantian diva yang memutar bola matanya, mendengar perkataan Azka yang ada benarnya. Sekarang ia juga jadi jomblo, tidak memiliki pasangan sama seperti abangnya.

" Lengkap kali kita kan. Mama janda, Abang jones, aku joren. "

" Apaan tu joren? "

" Jomblo keren. "

" Anjay gacor adek awak. "

Diva menepuk dadanya berulang kali, merasa bangga pada dirinya sendiri. Setidaknya ia lebih baik ketimbang wanita wanita yang kalau putus cinta menyayati pergelangan tangannya sendiri.

Yaaa setidaknya diva masih waras, di tengah tengah rasa patah hatinya.

" Bang, pengen ice cream satu ember itu loh. Ayo beli, Abang traktir. "

" Idih kirain kamu yang bakal traktir Abang. "

" Ntar, nunggu diva nikah. "

" Masih kecil, ga usah mikir nikah nikahan. Abang aja yang udah besar ga nikah nikah. "

" Dih, itu sih derita Lo! "

" Ga sopan Yee "

" Ampun suhuuu "

" Kapan nikah? "

" Besok!. Aneh aneh aja bah pertanyaan nya. Harusnya tuh diva yang nanya kek gitu ke Abang. "

Diva melemparkan selembar tisu yang sudah ia gulung gulung pada Azka, tenang saja tisu itu masih bersih belum ada hingus diva disitu.

" Ih jorok, bekas ingus mu ya?! "

" Bekas ngilap silit. " Jawab diva dengan santainya.

" Adek duralex "

" Abang Paramex "

" Pertamina "

" Pertalite "

" Partamax "

" Make ni orang. "

Azka terkekeh kecil, ini adalah moment moment yang paling ia rindukan. Sudah lama sekali rasanya tidak berbicara ngelantur seperti ini dengan sang adik setelah adiknya masuk ke pesantren.

Diva pun sebenarnya merasakan hal yang sama seperti yang di rasakan oleh Azka. Beribu ribu kali diva mengucapkan syukur di dalam hatinya karena memiliki sosok Abang seperti Azka. Terkadang ia memang terlihat begitu menyebalkan, namun sifat menyebalkan Azka selalu di barengi dengan perhatiannya.

Siapapun wanita di dunia ini, jika memiliki sosok kakak laki laki yang sifatnya seperti Azka, pasti akan merasa sangat beruntung.

**

" Masemmmmmm " diva menyipitkan matanya, ia baru saja di kerjai oleh ketiga pria yang ada di rumahnya.

Jika selama ini hanya ada Azka yang mengisengi diva, maka kini bertambah dua pasukan lagi yaitu Gus Zindan dan Gus Alip.

Tadi diva melihat Azka memakan buah mangga muda yang entah di dapat dari mana, awalnya diva sudah menebak pasti rasanya tidak enak atau bisa di bilang masam, namun Azka terus saja bilang bahwa itu adalah jenis mangga madu, yang walaupun masih muda rasanya sudah sangat manis.

Tadinya diva juga tidak langsung percaya, tapi melihat testimoni yang di lakukan oleh Azka, Zindan dan juga Alip, membuat diva akhirnya percaya bahwa rasa mangga muda itu adalah manis, namun nyatanya ia tertipu.

Ternyata orang seperti Gus Zindan dan Gus Alip yang selalu terlihat meyakinkan dan jujur dalam segala perbuatannya tidak bisa di percaya sepenuhnya juga. Lihatlah, karena mereka berdua diva pun jadi terkena jebakan yang Azka buat.

" Manis loh ini, div. " Celetuk Gus Alip di sela tawanya. Wajah diva yang menahan rasa asam terlihat begitu lucu.

Walaupun diva bilang bahwa rasa mangganya masam, herannya tidak ia lepeh dari mulutnya, malahan ia terlihat terus mengunyah daging buah mangga tersebut.

" Iya manis, manis bagi orang hamil yang lagi ngidam mangga muda. " Sahut diva. Diva langsung menelan mangga yang sudah ia kunyah begitu saja, padahal jelas jelas ia bilang bahwa rasanya masam.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!