NovelToon NovelToon
Dicintai Penguasa Posesif

Dicintai Penguasa Posesif

Status: sedang berlangsung
Genre:Kriminal dan Bidadari / Penyesalan Suami / CEO / Mafia / Nikah Kontrak / Konflik etika
Popularitas:6.6k
Nilai: 5
Nama Author: Aida

Naora, seorang wanita yang dijadikan taruhan oleh suaminya yang sering menyiksanya selama dua tahun pernikahan. Ia dengan tega menyerahkan Naora pada lawannya yang seorang penguasa.

Damian, seorang Bos mafia yang kejam seketika menaruh rasa iba pada Naora saat melihat luka-luka di tubuh Naora.

Sikap Damian yang dingin dan menakutkan tidak ada ampun pada lawannya tapi tidak sedikitpun membuat Naora merasa takut. Hatinya sudah mati rasa. Ia tidak bisa merasakan sakit dan bahagia. Ia menjalani hidup hanya karena belum mati saja.

Namun tanpa diduga, hal itu malah membuat Damian tertarik dan ingin melepaskan Naora dari jerat masa lalunya yang menyakitkan.
Akankah Damian bisa melakukannya dan terjebak dalam rasa penasarannya ?

Minta dukungan yang banyak ya teman-teman 🫶 Terimakasih 🙏

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aida, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Memberi Hadiah ?

Sudah beberapa hari Naora tinggal di mansion Damian dan ia sudah memiliki pekerjaan sekarang. Yaitu menyiapkan segala kebutuhan Damian dari bangun tidur sampai sebelum tidur. Walau Damian masih bersikap dingin pada Naora, tapi Naora tidak terlalu memperhatikan sebab ia hanya fokus pada pekerjaannya saja.

Saat ini Damian sedang tidak berada di luar rumah. Ia sedang pergi ke suatu tempat bersama Lukas untuk mengurus bisnisnya yang tersebar di beberapa tempat.

Naora sempat meminta sebuah buku dan pensil dari Lukas sebelum mereka pergi. Dan benda itu digunakan untuk mengisi waktunya dengan menggambar.

Naora sangat suka menggambar. Ia mahir dalam mencoret-coret kertas. Saat di mansion Aldric ia sering menuangkan semua mimpi dan keinginannya pada sebuah gambar. Dan itu sudah bertumpuk-tumpuk di sudut kamarnya.

Tentang Aldric, Naora hampir lupa dengan nama itu. Walau setiap memejamkan mata yang ia lihat adalah bayangan Aldric yang menyiksanya.

Mimpi itu tidak pernah hilang dari hidupnya. Ia akan tetap menjadi sesuatu yang akan mengikuti Naora sampai kapanpun. Tapi Naora tidak bersedih juga. Rasa sakit sudah berkawan baik dengannya.

Kepergian Damian terdengar di telinga Aldric yang hampir setiap hari mengintai mansion.

Ia dengan membawa anak buahnya dalam jumlah yang banyak berusaha menyerang mansion Damian. Ia menembaki seluruh penjaga gerbang hingga mereka semua tumbang.

Tapi Aldric tidak tau, selain mansion utama untuk tempat tinggal Damian. Disana juga terdapat banyak sekali anak buah Damian. Saat Aldric masuk, sistem keamanan berbunyi sebagai pertanda adanya penyerangan.

Karena anak buah Damian takut akan disalahkan nantinya, maka mereka segera menembaki anak buah Aldric sampai habis tak bersisa.

Aldric berhasil melarikan diri bahkan sebelum bertemu dengan Naora yang menjadi alasannya melakukan semua hal gila ini.

"Sial, dari mana datangnya anak buah Damian sebanyak itu. Kupikir penjaganya hanya di depan saja". Umpat Aldric sambil melajukan mobilnya dengan cepat.

Naora yang berada di belakang tidak mendengar apapun tentang penyerangan itu. Ia sangat asik dengan buku dan pensil ditangannya. Ia tidak butuh teman atau apapun.

Di tempat lain Damian tengah fokus pada layar laptopnya. Sesekali ia mengernyitkan dahinya seakan berfikir keras. Sesekali juga ia tertawa kecil.

"Tuan, Tuan Aldric melakukan penyerangan di mansion. Ia menembaki seluruh penjaga gerbang". Lukas datang dan segera memberi laporan.

Damian tidak terkejut dan tidak memberikan respon apapun. Ia masih asik menatap laptop yang berada dipangkuan nya.

Lukas mengintip kearah laptop. Pekerjaan penting apa sedang diawasi oleh Bos nya itu sampai berita tentang Aldric tidak digubrisnya sama sekali.

Lukas membelalakkan matanya saat melihat di layar laptop terpampang jelas rekaman cctv yang memperlihatkan Naora yang sedang duduk sendirian di gazebo belakang mansion.

Damian melirik kearah Lukas yang terkejut. Kemudian ia segera menutup laptopnya.

"Apa pecundang itu sudah dibereskan ?" Tanya Damian sambil menyalakan rokok.

"Sudah, Tuan. Anak buah kita sudah membereskannya. Tapi Tuan Aldric sepertinya berhasil lolos". Jawab Lukas.

"Memangnya apa keahliannya selain melarikan diri ? Pria sampah". Cibir Damian merasa muak.

Bukan sekali dua kali Aldric mencoba mengerang nya. Sejak pria itu menyerahkan Naora padanya, secara terang-terangan Aldric seperti menantangnya.

Damian sudah menepati janjinya dengan memberi bantuan yang sangat besar pada Aldric hingga Aldric tidak akan kehilangan kekayaannya.

Tapi Aldric sepertinya lupa jika Damian bukanlah orang yang bisa ia lawan.

"Tuan, kenapa anda sangat suka sekali memperhatikan Nona Naora ?" Tanya Lukas tiba-tiba. Walaupun sifatnya di luar sana tidak jauh beda dengan Damian, tapi jika mereka hanya berdua sikap keduanya sangat santai seperti bukan atasan dan bawahan.

"Kenapa kau sangat ingin tau. Kerjakan saja tugasmu". Jawab Damian ketus.

Lukas menarik nafasnya pelan. Biasanya Damian akan mengatakan apapun yang dipikirkannya. Tumben sekali sekarang tidak mau cerita tentang Naora.

Tidak mendapatkan jawaban, akhirnya Lukas hanya diam. Ia duduk di sofa seberang Damian sambil membuka laptopnya sendiri.

"Menurutmu, kenapa wanita itu tidak mau bergaul dengan para pelayan ? Apa dia merasa hebat karena tinggal di mansion utama ?" Tanya Damian sambil memainkan asap rokoknya.

Lukas sudah mengerti siapa yang dimaksud oleh Damian. Jarang sekali ia memanggil Naora dengan namanya.

"Menurutku bukan begitu, Tuan. Nona Naora beberapa kali diusir oleh pelayan agar tidak mendekati mereka. Jadi mungkin saja Nona Naora merasa ditolak jadi dia lebih memilih sendiri saja". Jawab Lukas yang sebenarnya mengarang juga.

Damian diam sejenak. Lukas menatap kearahnya. Ia penasaran kira-kira apa yang akan dilakukan oleh Bos dinginnya setelah ini.

'Jika setelah ini dia memberi perintah untuk melakukan sesuatu pada Nona Naora, sudah dipastikan jika dia memiliki perasaan pada Nona'. Kata Lukas dalam hati.

"Kira-kira hadiah apa yang cocok diberikan pada seorang pendiam seperti itu ?" Tanya Damian lagi.

Lukas segera mengalihkan pandangannya pada Damian. Ia melebarkan bola matanya seakan tidak percaya bahwa di hadapannya adalah Bos nya yang sudah ia dampingi selama tujuh tahun.

Baru kali ini Lukas mendengar Damian bertanya tentang hadiah untuk orang lain. Benar-benar sesuatu yang langka dan ajaib.

"Kau melihat hantu ?" Sinis Damian saat Lukas hanya memandangnya dengan ekspresi terkejut dan belum menjawab pertanyaannya.

"Oh maaf". Lukas mengalihkan pandangannya dan menyentuh keningnya seolah sedang berpikir.

"Lama sekali kau berpikir". Kata Damian sangat sebal melihat Lukas yang sejak tadi tidak juga memberikan ide malah sebentar-sebentar melirik kearahnya.

"Bagaimana kalau kucing, Tuan. Dia bisa jadi teman untuk Nona Naora. Kalau hadiah berupa tas atau perhiasan aku rasa Nona bukan tipe pecinta barang-barang seperti itu". Usul Lukas.

"Kucing ?". Beo Damian.

Lukas mengangguk mantap. "Jika kau memberikannya buket bunga dia akan mengira kau menyukainya". Sambungnya dengan senyum kecil tapi malah mendapatkan hadiah lemparan bantal.

Bukannya takut Lukas malah tertawa. Kali ini tawanya begitu lepas apalagi melihat wajah Damian yang merah karena malu. Biasanya wajah itu sangat dingin dan berkabut amarah.

"Diamlah. Akan ku potong telingamu". Kata Damian berdiri dan menuju kearah balkon. Ia sungguh merasakan wajahnya panas tapi bukan karena amarah.

Candaan Lukas benar-benar tidak lucu sama sekali. Tapi kenapa pria itu tertawa. Pikir Damian.

"Bagaimana saranku tadi, Tuan ? Apa diterima ?" Lukas datang menghampiri Damian yang menatap awan.

"Terserah". Jawab Damian ketus. Lukas menahan tawanya lagi. Damian sedang ngambek rupanya. Lukas benar-benar tidak mengenal pria ini sekarang.

"Baiklah. Akan ku pilihkan kucing terbaik untuk Nona Naora". Kata Lukas berbalik dan akan meninggalkan Damian.

"Eh, siapa yang menyuruhmu untuk memilihkannya. Biar aku yang pilih". Kata Damian kemudian keluar dari ruangan dengan mendahului Lukas.

Kali ini Lukas benar-benar tidak bisa menahan lagi tawanya. Ia tertawa terpingkal-pingkal sampai memegangi perutnya. Bos nya lucu juga jika sedang bingung seperti ini.

"Lukas, sedang apa kau disana. Cepatlah atau kau bulan ini tidak mendapatkan gaji". Teriakan Damian terdengar. Lukas segera berlari sebelum membangunkan singa yang lapar.

...

1
Reni Anjarwani
doubel up thor
partini
apa sih yg ga bisa di lakukan tuan Damian semua bisa dan kilat
Reni Anjarwani
doubel up
Gustinur Arofah
pembalasan blm setimpal dan buat damian sadar bahwa itu cinta.
Gustinur Arofah
lanjutttttttt
Gustinur Arofah
typo
Pemimpi yang lelah: Makasih, akan author🤭🙏
total 1 replies
ms. S
lagi. ..
Gustinur Arofah
💪💪💪💪
Reni Anjarwani
lanjut thor
partini
hemmmm kakak kandungku kan Thor
sakit parah dianya yah
ms. S
up.. up..up
Reni Anjarwani
semanggat thor upnya
partini
hemmm cemburu
Gustinur Arofah
selalu di tunggu thor jd semangat💪💪💪💪💪
ms. S
lanjut lagi Thor.. aku sng cerita Damian dan naora ini soalnya penasaran dgn kebucinan Damian dan penyesalan aldrich
Reni Anjarwani
lama ya upnya
ms. S
lagi. lagi.. aku ga sabar Damian bucin
𝙋𝙚𝙣𝙖𝙥𝙞𝙖𝙣𝙤𝙝📝: Halo kak baca juga d novel ku 𝘼𝙙𝙯𝙖𝙙𝙞𝙣𝙖 𝙞𝙨𝙩𝙧𝙞 𝙨𝙖𝙣𝙜 𝙜𝙪𝙨 𝙧𝙖𝙝𝙖𝙨𝙞𝙖 atau klik akun profil ku ya. trmksh🙏
total 1 replies
partini
bos mu aneh
Reni Anjarwani
up trs thor bagus bgt ceritanya
ms. S
Damian jatuh cinta..
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!