NovelToon NovelToon
The Killer

The Killer

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Transmigrasi ke Dalam Novel / Fantasi Wanita / Fantasi Isekai / Pembaca Pikiran / Cinta Istana/Kuno
Popularitas:6.8k
Nilai: 5
Nama Author: Fitri Novianti

Wei Lin Hua, seorang assassin mematikan di dunia modern, mendapati dirinya terlempar ke masa lalu, tepatnya ke Dinasti Zhou yang penuh intrik dan peperangan. Ironisnya, ia bereinkarnasi sebagai seorang bayi perempuan yang baru lahir, terbaring lemah di tengah keluarga miskin yang tinggal di desa terpencil. Kehidupan barunya jauh dari kemewahan dan teknologi canggih yang dulu ia nikmati. Keluarga barunya berjuang keras untuk bertahan hidup di tengah kemiskinan yang mencekik, diperparah dengan keserakahan pemimpin wilayah yang tak peduli pada penderitaan rakyatnya. Keterbelakangan ekonomi dan kurangnya sumber daya membuat setiap hari menjadi perjuangan untuk sekadar mengisi perut. Lahir di keluarga yang kekurangan gizi dan tumbuh dalam lingkungan yang keras, Wei Lin Hua yang baru (meski ingatannya masih utuh) justru menemukan kehangatan dan kasih sayang yang tulus.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fitri Novianti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 14

Lin Hua dengan gerakan anggun mengeluarkan sebuah kotak kayu kecil dari balik jubah tangannya yang lebar, lalu menyerahkannya kepada Kaisar Han Ruo Xun. Kotak itu terbuat dari kayu cendana merah yang halus, dengan ukiran sederhana namun elegan yang menggambarkan bunga plum yang sedang mekar.

Kaisar Han Ruo Xun menerima kotak itu dengan senyum penuh antisipasi, lalu membukanya dengan hati-hati. Di dalamnya, terbaring sebuah dip pen yang dibuat Lin Hua secara khusus untuknya. Gagang pena itu terbuat dari emas murni, bertatahkan permata kecil berwarna-warni yang berkilauan indah. Ukiran naga yang rumit melilit gagang pena, dengan sisik-sisik yang detail dan mata yang tajam, seolah-olah naga itu hidup dan siap untuk terbang. Kaisar Han Ruo Xun terpana dengan keindahan benda itu. Ia sudah lama mengagumi dip pen milik Lin Hua, dan ia sering melihat gadis itu menulis dengan lancar dan indah menggunakan pena itu. Ia sangat menginginkannya, dan ia telah meminta Lin Hua untuk membuatkan satu untuknya secara khusus.

Selain dip pen dengan gagang emas ukiran naga, di dalam kotak itu juga terdapat botol tinta khusus yang dibuat Lin Hua sendiri. Tinta itu berwarna hitam pekat, dengan aroma rempah-rempah yang lembut dan menenangkan. Tinta itu diracik khusus untuk digunakan dengan dip pen, memastikan tulisan yang halus, tahan lama, dan tidak mudah luntur.

"Pangeran Han Yuan tiba," tiba-tiba suara Kasim Zhen Fu yang nyaring dan penuh hormat mengumumkan kedatangan Pangeran kedua, memecah keheningan di ruang baca.

Tak lama kemudian, Pangeran Han Yuan, seorang pria muda dengan wajah tampan dan aura yang tenang, masuk ke dalam ruang baca dan memberi hormat kepada Kaisar dengan sopan. "Salam Ayahanda," ucapnya dengan suara yang lembut namun penuh hormat. "Ada apa Ayahanda memanggilku kemari?" tanya Pangeran Han Yuan, matanya menatap Kaisar dengan rasa ingin tahu. Ia tidak tahu mengapa ayahnya memanggilnya secara tiba-tiba, dan ia merasa sedikit khawatir.

Kaisar Han Ruo Xun tersenyum tipis, menyingkirkan kotak kayu pemberian Lin Hua ke samping mejanya. Ia menatap putranya, Pangeran Han Yuan, yang berdiri tegak di hadapannya. "Duduklah, Yuan'er," titahnya, menunjuk kursi di samping Lin Hua.

'Han Yuan? Mengapa namanya sama dengan kedua kakakku? Sungguh tidak kreatif,' pikir Lin Hua dalam hati, sambil memutar bola matanya di balik topeng rubah. Ia merasa nama itu terlalu umum dan kurang berkesan.

Pangeran Han Yuan menoleh ke arah samping saat dia mendengar suara wanita berbicara, namun hanya ada mereka di sana. Ia mengerutkan kening, merasa bingung. 'Apakah aku salah dengar?' pikirnya.

Kaisar Han Ruo Xun, yang menyadari kebingungan putranya, terkekeh pelan. "Ah, Yuan'er. Perkenalkan, dia adalah Wei Lin Hua, pemimpin organisasi Lotus yang terkenal," ucap Kaisar Han Ruo Xun dengan nada bangga.

'Bukankah ini bunuh diri? Kenapa memberitahukan identitasku pada putramu?' gerutu Lin Hua dalam hati, merasa kesal sekaligus khawatir. Mengungkapkan nama aslinya pada Pangeran kedua adalah tindakan yang sangat berisiko.

Dan lagi-lagi Pangeran Han Yuan menoleh ke arah Lin Hua, kali ini dengan tatapan yang lebih intens. Ia mencoba mencari petunjuk tentang identitas wanita bertopeng itu. Lin Hua, yang merasa diperhatikan, akhirnya menoleh ke arah Pangeran Han Yuan, memberikan tatapan tajam yang seolah berkata, 'Berhenti menatapku seperti itu, jika tidak ingin aku mencungkil matamu,' umpat Lin Hua dalam hati, dengan mata mendelik.

Pangeran Han Yuan membulatkan mata, terkejut. Ia yakin telah mendengar suara wanita di sampingnya, namun wanita itu tidak membuka mulut sama sekali. 'Apakah aku dapat mendengar suara hatinya?' gumam Pangeran Han Yuan dalam hati, merasa keheranan dan sedikit takut. Mungkinkah wanita di sampingnya memiliki kemampuan supranatural yang luar biasa?

Kaisar Han Ruo Xun, yang tampaknya tidak menyadari keanehan interaksi batin antara Lin Hua dan putranya, tersenyum lebar. "Lin Hua adalah salah satu aset terbaik kekaisaran, Yuan'er. Ia dan organisasinya telah banyak membantu Ayah dalam menjaga ketertiban dan keadilan."

Pangeran Han Yuan mencoba mengalihkan pandangannya dari Lin Hua, namun entah mengapa, matanya terus tertarik kembali ke sosok misterius bertopeng rubah itu. Ia masih bisa merasakan gema suara wanita itu di benaknya, sebuah suara yang terdengar jengkel namun juga memiliki nada yang menarik. 'Ini benar-benar aneh,' pikirnya, mencoba mencari penjelasan logis.

Lin Hua menghela napas panjang—kali ini nyata, bukan hanya dalam hati—yang terdengar samar di balik topengnya. Ia merasa Kaisar sengaja membeberkan identitasnya untuk tujuan tertentu, dan itu membuatnya semakin waspada. Ia tidak suka menjadi pusat perhatian, apalagi perhatian dari seorang pangeran yang tampak terlalu ingin tahu.

"Yang Mulia terlalu berlebihan," kata Lin Hua, suaranya kini terdengar jelas dan tenang, menyembunyikan kekesalannya. "Saya hanya melakukan tugas saya."

"Tugas yang luar biasa," sahut Kaisar Han Ruo Xun, mengabaikan nada dingin Lin Hua. Ia lalu menatap Pangeran Han Yuan. "Yuan'er, Lin Hua akan membantu Kakak mu besok di pesta bunga. Dengarkan baik-baik sarannya, karena ia memiliki pandangan yang tajam tentang karakter seseorang."

Pangeran Han Yuan mengangguk kaku. "Baik, Ayahanda." Ia masih mencerna semua informasi ini. Wanita misterius yang bisa mendengar pikirannya, pemimpin organisasi rahasia Lotus, dan sekarang akan membantu putra mahkota memilih calon pendamping? Dunia terasa semakin rumit.

'Mengapa tidak Putra Mahkota saja yang langsung dipanggil? Mengapa malah memanggil Pangeran kedua?' gumam Lin Hua dalam hati, merasa aneh dengan keputusan Kaisar yang lebih memilih memanggil Pangeran Han Yuan daripada Putra Mahkota Han Xuan. Ada sesuatu yang tidak beres di sini, pikirnya.

Pangeran Han Yuan, yang masih berada di ambang pintu, menoleh kembali pada Lin Hua. Lagi-lagi, yang ia dengar adalah suara hati wanita itu, bukan suara yang keluar dari mulutnya. Ia semakin yakin bahwa wanita ini memiliki kemampuan yang luar biasa.

"Ah, iya Ayahanda," Pangeran Han Yuan tiba-tiba berkata, memecah keheningan. "Saya ingin melaporkan penemuan yang saya temui mengenai pembunuh para prajurit di kediaman pejabat desa Qingquan."

Kaisar Han Ruo Xun mengerutkan dahi, menunjukkan minat. "Apa itu? Apakah itu petunjuk yang ditinggalkan oleh si pembunuh?" tanyanya, nadanya serius.

Pangeran Han Yuan mengangguk, lalu dengan gerakan hati-hati mengeluarkan sesuatu dari balik jubah tangannya. "Ini terjatuh dari pembunuh itu," ujarnya, sambil menyerahkan benda yang ia temukan kepada Kaisar.

Kaisar Han Ruo Xun menerima benda tersebut dengan dahi berkerut, memeriksanya dengan seksama. Sementara itu, Lin Hua, yang sudah merasa bosan dan tidak tertarik dengan percakapan ayah dan anak itu, mulai mengalihkan perhatiannya ke hal lain.

"Hua'er, bukankah ini milikmu?" tanya Kaisar tiba-tiba, memecah lamunan Lin Hua. Ia menyodorkan benda yang diberikan Pangeran Han Yuan padanya.

Lin Hua menoleh dengan bingung, lalu menatap benda di tangan Kaisar. Matanya membola di balik topeng rubah. 'Bagaimana bisa dip pen milikku ada di sini?' pikirnya panik. Ia segera meraba-raba tangannya, mencari dip pen kesayangannya.

Kini, tatapan tajam Pangeran Han Yuan terarah pada Lin Hua, setelah ia mendengar suara hati Lin Hua yang panik. Ia menyadari bahwa wanita ini pasti memiliki hubungan dengan kasus pembunuhan tersebut.

1
Murni Dewita
double up thor
Murni Dewita
lanjut
💜 ≛⃝⃕|ℙ$°INTAN@RM¥°🇮🇩
hai kak aku mampir
💜 ≛⃝⃕|ℙ$°INTAN@RM¥°🇮🇩: aku suka ceritanya kak semangat ya
total 2 replies
Murni Dewita
tetap senangat
Murni Dewita
lanjut
Murni Dewita
💪💪💪💪
Murni Dewita
menarik
Murni Dewita
next
Murni Dewita
lanjut
Murni Dewita
👣
Andira Rahmawati
kerennn
Andira Rahmawati
lanjutt..crasy up dong thorrr💪💪💪
SamdalRi: Gak bisa crazy up, 3 bab aja ya/Smile/
total 1 replies
Gedang Raja
bagus 👍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!